Anda di halaman 1dari 28

PROSPEK DAN TANTANGAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BIODIESEL DI INDONESIA

Dr. Tri Yuni Hendrawati


Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, ISTA 2013
1

Biodiesel
Bahan bakar mesin diesel yang berupa ester metil/etil asam-asam lemak. Dibuat dari minyak-lemak mulus ( minyak goreng) dengan proses metanolisis/etanolisis. Atau dari asam lemak bebas ( produk samping pemulusan minyak-lemak) via proses esterifikasi dgn metanol/etanol. Kompatibel dengan solar, berdaya lumas lebih baik. Berkadar belerang hampir nihil,umumnya < 15 ppm. BXX = camp. XX %-vol biodiesel dengan (100 XX) %-vol solar. Contoh : B5, B20, B100. Sudah efektif memperbaiki kualitas emisi kendaraan diesel pada level B2 !.
2

Mengapa Indonesia Memerlukannya ?.


Seiring dengan kian langkanya minyak bumi, harga sejati Bahan Bakar Minyak (BBM) makin tinggi. Indonesia sudah mengimpor 7 milyar liter/tahun solar ( 30 % kebutuhan nasional) !. Keterjaminan penyediaan solar di dalam negeri kian rawan. Negara ini kaya dengan sumber bahan mentah biodiesel : salah satu penghasil minyak sawit dan kelapa terbesar di dunia (2 tumbuhan minyak paling produktif). memiliki puluhan tumbuhan penghasil minyak-lemak yang belum termanfaatkan dengan baik (paling potensial : jarak pagar, kapok/randu, malapari). Negara tropik kita ini juga berkawasan darat relatif amat luas. Teknologi produksi biodiesel relatif tak rumit. Perangkat lunak dan kerasnya mudah dikembangkan & dikuasai bangsa kita. Biodiesel dapat menjadi pensubstitusi unggul bagi solar !.
3

Tumbuhan Indonesia penghasil minyak-lemak (1)


Nama Jarak kaliki Jarak pagar Kacang suuk Kapok/randu Karet Kecipir Kelapa Kelor Kemiri Kusambi Nimba Saga utan Sawit Nama Latin Ricinus communis Jatropha curcas Arachis hypogea Ceiba pentandra Hevea brasiliensis Psophocarpus tetrag. Cocos nucifera Moringa oleifera Aleurites moluccana Sleichera trijuga Azadirachta indica Sumber Kadar, %-b kr P / NP Biji (seed) 45 50 NP Inti biji 40 60 NP Biji 35 55 P Biji 24 40 NP Biji 40 50 NP Biji 15 20 P Daging buah 60 70 P Biji 30 49 P Inti biji (kernel) 57 69 NP Daging biji 55 70 NP Daging biji 40 50 NP Adenanthera pavonina Inti biji 14 28 P Sabut + Dg buah 45-70 + 46-54 Elais guineensis P
4

Tumbuhan Indonesia penghasil minyak-lemak (2)


Nama Akar kepayang Alpukat Cokelat Gatep pait Kepoh Ketiau Malapari Nyamplung Randu alas/agung Seminai Siur (-siur)
Tengkawang tungkul

Tengk. terindak Wijen

Sumber Kadar, %-b kr P / NP Hodgsonia macrocarpa Biji P 65 Persea gratissima Dg buah 40 80 P Theobroma cacao Biji 54 58 P Samadera indica Biji NP 35 Sterculia foetida Inti biji 45 55 NP Madhuca mottleyana Inti biji 50 57 P Biji 27 39 NP Pongamia pinnata Callophyllum inophyllum Inti biji 40 73 NP Bombax malabaricum Biji 18 26 NP Madhuca utilis Inti biji 50 57 P Xanthophyllum lanceatum Biji 35 40 P Shorea stenoptera Inti biji 45 70 P Isoptera borneensis Inti biji 45 70 P Sesamum orientale Biji 45 55 P
5

Nama Latin

Tumbuhan Indonesia penghasil minyak-lemak (3)


Nama Bidaro Bintaro Bulangan Cerakin/Kroton Kampis Kemiri cina Labu merah Mayang batu Nagasari (gede) Pepaya Pulasan Rambutan Sirsak Nama Latin Ximenia americana
Cerbera manghas/odollam

Gmelina asiatica Croton tiglium Hernandia peltata Aleurites trisperma Cucurbita moschata Madhuca cuneata Mesua ferrea Carica papaya Nephelium mutabile Nephelium lappaceum Annona muricata

Sumber Kadar, %-b kr P / NP Inti biji 49 61 NP Biji 43 64 NP Biji ? NP Inti biji 50 60 NP Biji ? NP Inti biji ? NP Biji 35 38 P Inti biji 45 55 P Biji 35 50 NP Biji 20 25 P Inti biji 62 72 P Inti biji 37 43 P Inti biji 20 30 NP
6

Tumbuhan Indonesia penghasil minyak-lemak (4)


Nama Srikaya Kenaf Kopi arab (Okra) Rosela Kayu manis Padi Jagung Tangkalak ? Kursani Nama Latin Annona squamosa Sumber Kadar, %-b kr P / NP Biji 15 20 NP Biji 18 20 NP Hibiscus cannabinus Hibiscus esculentus Biji 16 22 NP Hibiscus sabdariffa Biji NP 17 Cinnamomum burmanni Biji P 30 Oryza sativa Dedak P 20 Zea Mays Germ P 33 Litsea sebifera Biji P 35 Taractogenos kurzii Inti biji 48 55 NP Vernonia anthelmintica Biji 19 NP

kr kering; P minyak/lemak Pangan (edible fat/oil), NP minyak/lemak Non-Pangan (nonedible fat/oil). Hanya beberapa dari puluhan tumbuhan ini (mis. : sawit, kelapa, kacang suuk) sudah termanfaatkan sebagai sumber komersial minyak/lemak !.
7

Produktifitas berbagai sumber minyak-lemak nabati


Nama Indon Sawit Kelapa Alpokat K. Brazil K. Makadam Jarak pagar Jojoba K. pekan Jarak kaliki Zaitun Kanola Opium Nama Inggris Oil palm Coconut Avocado Brazil nut Macadamia nut Physic nut Jojoba Pecan nut Castor Olive Rapeseed Poppy Nama Latin kg-/ha/thn Elaeis guineensis 5000 Cocos nucifera 2260 Persea americana 2217 Bertholletia excelsa 2010 Macadamia ternif. 1887 Jatropha curcas 1590 Simmondsia califor. 1528 Carya pecan 1505 Ricinus communis 1188 Olea europea 1019 Brassica napus 1000 Papaver somniferum 978
8

Kekontrasan sistem produksi dan pasokan solar dengan biodiesel

Tiap kabupaten di Indonesia bisa memiliki pabrik biodiesel untuk memasok kebutuhannya sendiri !. 9

Jika target pemanfaatan biodiesel 720.000 kL pada tahun 2009 (2 % dari konsumsi nasional solar) maka : Sekitar 25 pabrik biodiesel berkapasitas rata-rata 30 ribu m3/tahun harus sudah berproduksi pada tahun itu. Jika diandaikan bahan mentahnya minyak sawit, akan dibutuhkan 650.000 ton CPO; ini dihasilkan dari 210 ribu ha kebun sawit. 70 ribu tenaga kerja di perkebunan + 5000 orang di produksi CPO + biodiesel. Jika 1 pekerja menanggung 3 anggota keluarga, maka 225 ribu orang bisa terhidupi. Impor 720.000 kL solar dapat dihindarkan; menghemat 288 juta US$ devisa (asumsi harga solar di pasar curah = US$0.40/liter).
10

Bahan mentah utama/tulang-punggung ?


Mestinya adalah minyak-lemak non-pangan : jarak pagar, kapok/randu, malapari, nimba, nyamplung, dll. Yang paling potensial/populer sekarang, jarak pagar (Jatropha curcas); produktif, bisa di lahan kering. Pada kondisi normal, minyak-lemak pangan (sawit, kelapa, kacang, dll.) tak akan bisa bersaing, karena harga minyak-lemak mentahnya lebih ditentukan oleh permintaan dari sektor pangan (harga tinggi, karena pangan kebutuhan paling vital). Tetapi industri biodiesel dapat menjadi pendukung keuletan daya saing industri minyak pangan nasional, menampung surplus minyak-lemak pangan di kala pasokan melonjak tinggi di atas permintaan.
11

Sembarang surplus atau minyak off-spec dari industri minyak-lemak pangan dapat ditampung oleh industri biodiesel !.

Prospek lain : peningkatan kesejahteraan rakyat banyak via pengembangan UKM-UKM pemasok minyak-lemak mentah
12

Jika koperasi petani memiliki sendiri unit pemerah (+ ekstraksi) minyak, bungkil bisa dimanfaatkan untuk membangkitkan biogas (bahan bakar lokal) dan unsur hara (anorganik) dikembalikan untuk melestarikan daya dukung tanah.

Pembangkitan biogas dari bungkil memungkinkan produsen minyak-lemak mentah memaksimalkan penjualan produk tsb. (tidak menggunakan minyak-lemak mentah sebagai 13 bahan bakar rumah-tangga pengganti minyak tanah) .

Industri biodiesel berbasis IPTEK minimal mampu mencampurcampur aneka minyak-lemak (bahan mentah) guna menghasilkan biodiesel yang tepat memenuhi persyaratan standar kualitas/mutu. Jadi akan juga mampu menampung minyak-lemak yang diperah/ diekstraksi dari biji-biji limbah industri makanan-minuman maupun biji-biji pohon penghias atau peneduh. Produksi minyaklemaknya bisa menjadi lahan bisnis Usaha Kecil Menengah !.
14

Manfaat Pemasukan Biodiesel ke dalam Liquid Fuel Mix di Indonesia



Mengurangi impor ADO (Automotive Diesel Oil). Menguatkan security of supply bahan bakar diesel. Memperbesar basis sumber daya bahan bakar cair. Mempertangguh struktur dan keuletan (resiliency) daya saing industri sawit dan kelapa dalam negeri. Meningkatkan kesempatan kerja. Mengurangi ketimpangan pendapatan antar individu dan antar daerah. Meningkatkan kemampuan nasional dalam teknologi pertanian dan industri. Meningkatkan kemampuan dan volume produksi barang modal. Memupuk komoditi ekspor baru. Mengurangi kecenderungan pemanasan global dan pencemaran udara (bahan bakar ramah lingkungan). 15

Kebutuhan lahan untuk menghasilkan 1 liter biodiesel ?


Sangat bergantung pada produktifitas tanaman minyak !. Untuk jarak pagar (belum ada budidaya dan riset ekstensif), 4 ton biji per hektar (sesudah tahun ke-4), 0,3 m3 minyak mentah per ton biji, 0,95 liter biodiesel per liter minyak mentah. 0,9 hektar/m3-biodiesel !. Untuk sawit (sudah ada budidaya dan riset ekstensif), 15 20 ton TBS per hektar (mulai tahun ke-4), 0,20 0,22 m3 minyak mentah, 0,95 liter biodiesel per liter CPO. 0,3 hektar/m3-biodiesel (3 m2/liter-biodiesel) !. Afrika Selatan mentargetkan mencapai produktifitas 12 ton biji jarak pagar per hektar pada tahun 2012 !.
16

Harga ?
Jika harga eceran biodiesel jarak pagar Rp. 4300/liter (sama dengan harga solar PSO di SPBU-SPBU), harga minyak jarak pagar mentah Rp. 2800 3000 per liter, dan harga biji jarak kering Rp. 600 700 per kg. Produksi biodiesel dari CPO untuk penjualan di SPBU masih belum menarik bagi para pengusaha sawit, karena harga pasar (permintaan) CPO tak berbeda jauh dari Rp. 4300/liter (sekalipun harga pokok produksi CPO cukup jauh di bawah ini). Tetapi produsen-produsen CPO kini berminat membuat biodiesel dari CPO untuk memenuhi kebutuhan sendiri, karena mereka harus membeli solar dengan harga Rp6000,- per liter (harga solar industri).
17

Upaya merealisasikan prospek :


Tahun 2002 : Forum Biodiesel Indonesia (FBI) dibentuk dan berpromosi ke DPR, Kementerian-Kementerian, dan GAIKINDO. Tahun 2003, menyusun peta aneka kegiatan ke arah komersialisasi biodiesel di Indonesia. Berbagai lembaga litbang dalam negeri kemudian aktif dalam pembuatan biodiesel dan pengujiannya pada mesin. Dilakukan demonstrasi penggunaan rutin B5 dan B10 pada kendaraan pribadi maupun instansi dan road-test jarak jauh; hasil-hasilnya memuaskan. 2005 : DJLPE-DESDM melakukan sosialisasi penggunaan B10 pada kendaraan dinas DESDM, bus-bus Perum DAMRI, dan mobil-mobil anggota FBI. Standar mutu biodiesel disiapkan dan diajukan. Kini sudah disahkan Kepala BSN (tanggal 22 Februari 2006). Biodiesel Technology Roadmap 2005 2025 disusun dan disertakan ke dalam Cetak-biru Pengelolaan Energi Nasional DESDM. 18

Komersialisasi

Demonstrasi Skala Besar (Eksis 1-3 SPBU Penjualan) Standar dan Metode Uji Resmi Biodiesel Demonstrasi Skala Kecil (1-5 Mobil)

Pabrik Skala Demonstrasi

Teknologi Formulasi Biodiesel

Penelitian Skala Pabrik Percontohan

Penelitian Eksplorasi dan Pengembangan Aditif

Standar dan Metode Uji Tentatif Biodiesel Analisis Mutu dan Bench Test pada Mesin Penelitian Skala Laboratorium

Budidaya dan Ekstraksi Minyak Non-Sawit yang Sudah Dikenal

Penelusuran/ Penemuan Kembali Tumbuhan Potensial yang Terlupakan

PERUMUSAN STANDAR & METODE UJI BIODIESEL

PEMBENTUKAN PASAR

PENEGAKAN TEKNOLOGI PRODUKSI BIODIESEL

DIVERSIFIKASI BAHAN MENTAH

Peta aneka kegiatan ke arah komersialisasi biodiesel di Indonesia


19

SNI-04-7182-2006 Persyaratan Mutu Biodiesel di Indonesia


Parameter dan satuannya Massa jenis pada 40 oC, kg/m3 Viskos. kinem. pd 40 oC, mm2/s (cSt) Batas nilai 850 890 2,3 6,0 Metode Uji ASTM D 1298 ASTM D 445 Metode setara ISO 3675 ISO 3104

Angka setana
Titik nyala (mangkok tertutup), oC Titik kabut, oC Korosi bilah tembaga (3 jam, 50 oC) Residu karbon (%-b), - dalam contoh asli - dalam 10 % ampas distilasi Air dan sedimen, %-vol. Temperatur distilasi 90 %, oC

min. 51
min. 100 maks. 18 maks. no. 3 maks. 0,05 (maks. 0,3) maks. 0,05 maks. 360

ASTM D 613
ASTM D 93 ASTM D 2500 ASTM D 130 ASTM D 4530 ASTM D 2709 ASTM D 1160

ISO 5165
ISO 2710 ? ISO 2160 ISO 10370 ? ?

Abu tersulfatkan, %-b

maks. 0,02

ASTM D 874

ISO 3987
20

SNI-04-7182-2006 Persyaratan Mutu Biodiesel di Indonesia)


(lanjutan)
Parameter dan satuannya Belerang, ppm-b (mg/kg) Fosfor, ppm-b (mg/kg) Angka asam, mg-KOH/g Gliserol bebas, %-b Gliserol total, %-b Kadar ester alkil, %-b Angka iodium, %-b (g-I2/100 g) Batas nilai maks. 100 maks. 10 maks. 0,8 maks. 0,02 maks. 0,24 min. 96,5 maks. 115 Metode Uji ASTM D 5453 AOCS Ca 12-55 AOCS Cd 3-63 AOCS Ca 14-56 AOCS Ca 14-56 dihitung AOCS Cd 1-25 Metode setara prEN ISO 20884 FBI-A05-03 FBI-A01-03 FBI-A02-03 FBI-A02-03 FBI-A03-03 FBI-A04-03

Uji Halphen

negatif

AOCS Cb 1-25

FBI-A06-03

SNI-04-7182-2006 disusun dengan mengacu pada Standar-Standar Syarat Mutu Biodiesel Di A.S., Eropa, dan Australia serta memperhatikan kondisi Indonesia . Contoh : Persyaratan Uji Halphen hanya pada pada SNI-04-7182-2006, karena ada beberapa sumber daya khas Indonesia yang masih harus diteliti cermat.
21

BIODIESEL TECHNOLOGY ROADMAP


Year Market
2005 - 2009
BiodieselUse As 2% of DO Consumption 720.000 kL

2010 -2015
BiodieselUse As 3% of DO Consumption 1.5 Million kL

2016 - 2025
BiodieselUse As 5% of DO Consumption 4.7 Million kL

National Biodiesel Standard

Product

Biodiesel from CPO & Jatropha Curcas

Biodiesel from CPO, Jatropha Curcas, other oil. Ethanol from (excess) glycerine

High/superior performance Biodiesel (high cetane number, low pour point)

Technology

Commercial Plant Capacity 30.000 s/d 100.000 Tons/year

Commercial Plant Capacity > 100.000 Tons/year

High Performance Biodiesel Product Commercial Plant

R&D

Biodiesel From CPO, Jatropha Curcas, and other oil

Plant Desain Engeeniring Optimationi and modification of Plant Design

Property Test, Performance and standardization

Test Property, Performance and standardization Blending Technology, (bio-) Technology (excess) glycerine

Adittives Technology

Source : FBI 22

Sebagian besar biodiesel mencapai konsumen akhir dalam bentuk campuran dengan solar (sampai B10) :
Andaikan harga biodiesel = Rp6000,-/liter (dari minyak sawit mulus atau RBDPO; dari bahan mentah lain seperti jarak pagar akan lebih murah ! ). Pada harga solar Rp4300/liter, maka harga B10 = (0,9 x Rp4300,- + 0,1 x Rp6000) = Rp4470/liter Rp4500/liter. Masih dalam jangkauan promosi para pengusaha untuk membujuk konsumen agar mau membelinya (kualitas lebih baik, emisi lebih bersih, produk dalam negeri, dll). Renungkan perbedaan harga Pertamax dgn premium !. FBI (didukung oleh Kementerian Ristek, Pertanian, Industri, dan Perdagangan) mendesak pemerintah (cq Kementerian ESDM) menyatakan (1). B10 sebagai bahan bakar sah kendaraan diesel dan (2). Solar yang menjadi basis pembuatan B10 adalah solar bersubsidi/PSO.
23

Kebijakan Baru Pemerintah


Dipicu oleh kenaikan drastis harga minyak mentah tahun lalu. PerPres. No. 5/2006 : pada 2025, bahan bakar hayati (biofuel) harus 5 % dari pasokan total bahan bakar. InPres No. 1/2006 : Menteri2 dan gubernur2 harus mendukung dan mempromosikan industri bahan bakar hayati domestik. Direktur Jenderal MIGAS baru-baru ini (17 Maret 2006) menerbitkan spesifikasi baru solar yang a.l. mengizinkan solar mengandung sampai 10 %-volume biodiesel. B2, B5, B10 bisa dijual di SPBU-SPBU. Gong awal peniagaan resmi sudah dipukul. Dunia usaha bisa memanfaatkannya !.
24

Tantangan-tantangan sekarang :
Kebijakan baru pemerintah membuka lebar peluang bisnis, tetapi juga menyodorkan tantangan-tantangan teknologi. Teknologi domestik untuk memproduksi biodiesel sampai sekarang baru terbukti pada kapasitaskapasitas kecil ( 15 ton/hari). Untuk mampu berkompetisi dengan teknologi luar negeri, perlu dibuktikan pada 100 400 ton/hari. Bahan-bahan mentah yang paling tersedia : minyakminyak sawit, kelapa, dan inti sawit. Tetapi, ketiganya minyak pangan (tidak kompetitif jika permintaan dari sektor pangan sedang tinggi). Bahan-bahan mentah non-pangan paling potensial : minyak2 jarak-pagar, kapok, dan malapari.
25

Minyak jarak pagar : Perkebunan baru dimulai; pasokan minyak belum ada. Bibit unggul belum ada. Teknikteknik pembibitan dan budidaya relatif belum dikenal. Minyak kapok : sumber (beberapa perkebunan) ada, tetapi minyak kapok (dan biodiesel kapok) bereaksi positif terhadap uji Halphen. Bagaimana menanggulanginya (hidrogenasi dll.) ?. Minyak malapari (dari Pongamia pinnata/glabra) : minyak mengandung pula bahan-bahan potensial untuk insektisida dan obat-obatan, tetapi pohon relatif tak dikenal oleh kebanyakan rakyat (India sudah mulai mengeksploitasinya).
26

Teknik pembuatan biodiesel langsung dari (biji) sumber harus dikembangkan untuk memanfaatkan sumber yang mengandung 30 % minyak (termasuk bungkil perahan). Dibutuhkan upaya kreatif untuk mengeksploitasi (hampir) semua sumber daya minyak nabati agar bisa dicampurkan dengan bahan-bahan mentah utama seperti minyak sawit, kelapa, dan jarak pagar. Contoh : kebanyakan biji yang dibuang industri sari buah (sirsak, jambu, pepaya, rambutan, dll) mengandung cukup banyak minyak-lemak. Jika semua tantangan di atas dapat diatasi, industri biodiesel dapat membantu pembangunan ekonomi semua propinsi (pulau) di Indonesia.
27

SEKIAN dan TERIMA KASIH

28

Anda mungkin juga menyukai