Anda di halaman 1dari 20

MENJENGUK INDUSTRI BERBASIS BAHAN HAYATI

Dr. Tri Yuni Hendrawati


Institut Sains dan Teknologi Al Kamal Jakarta 2013
1

INDUSTRI BUDIDAYA
Sarana produksi : ladang (farm) kebun, sawah, huma, hutan, lahan ternak, kandang, kolam, danau, tambak, laut, dsb. perlu dirawat/dipelihara agar tidak uzur/rusak !. Bahan mentah primer : karbon dioksida (CO2) dan air (H2O). Produk primer : bahan-bahan berkarbohidrat, berlipid, berprotein, berpeptida, berterpen, bersteroid, berlignin, beralkaloid, berfenol.
2

Utilitas primer : energi surya ( sumber energi permanen planet bumi) dan air. Mesin produksi utama : reaksi-reaksi fotosintesis dan biokimia. Bahan-bahan pembantu : benih/bibit, pupuk, insektisida, herbisida, pestisida, dsb. Fotosintesis adalah mesin pembangkit primer kekayaan-kekayaan alam yang berupa bahan-bahan organik; bahkan bahan bakar fosil (batubara, minyak & gas bumi) berasal dari produk fotosintesis (di zaman purba).
3

Biota yang mampu melakukan fotosintesis (tumbuhan) memegang peranan kunci di dalam penyediaan pangan; hewan ternak pun hidup dan tumbuh-besar karena memakan tumbuhan. Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang dahsyat [ darat, no. 2 di dunia sesudah Brazil; darat + laut, no. 1 di dunia ]. Kekayaan ini memungkinkan kita menjadi gudang pangan dunia serta sumber bahan bakar dan material terbarukan. Anugerah kekayaan dari Yang Maha Kuasa tersebut wajib disyukuri dan dimanfaatkan semestinya. Jangan sampai kita dihukum karena membengkalaikannya !.
5

INDUSTRI BERBASIS AGRO


Industri yang menggarap dan mengolah hasil-hasil industri budidaya (pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, perhutanan) menjadi produk-produk bernilai-guna dan bernilai ekonomi lebih tinggi. Mensumber-dayakan kekayaan alam organik terbarukan !. Produk-produk : pangan, energi (bahan bakar, listrik, energi termal), material, produk-produk kimia. Dunia bergerak ke arah produksi dan pemanfaatan energi dan material yang terbarukan, ramah lingkungan, biodegradabel, tak menyebabkan pemanasan global (global warming), dsb. Peluang yang harus dimanfaatkan oleh industri budidaya dan industri berbasis-agro Indonesia !.
6

AGRIBISNIS
Sektor perekonomian yang membeli dan mengolah produkproduk industri budidaya (dan sering pula menghasilkannya) serta memfabrikasi dan menjual bahan, perkakas dan peralatan budidaya. Lebih besar/luas dari industri budidaya !. Per tiap rupiah yang dibelanjakan konsumen (menengah-atas) pada pangan, hanya sepertiganya pergi ke industri budidaya; sisanya diserap oleh transportasi, pengolahan, pengemasan, refrijerasi, penyimpanan, pemasaran, dan penjualan pangan yang dibuat dari hasil budidaya. Sektor agribisnis juga mengolah pupuk, insektisida, herbisida, pakan ternak, dan bubuhan pakan, serta memasok varitas biji/bibit unggul, mesin dan peralatan, traktor, dsb.
7

KEMURGI (CHEMURGY)
Cabang teknik proses kimia yang berfokus pada pemanfaatan industrial bahan-bahan mentah organik yang dihasilkan industri budidaya, terutama untuk keperluan non-pangan. Lebih modern : pemanfaatan industrial biomassa untuk menghasilkan energi, material, dan bahan-bahan kimia. Mulai tumbuh-berkembang di A.S. pd 1920-an & 1930-an. motivasi : malaise (perekonomian) dan surplus besar hasil-hasil pertanian. ditandai dengan ditegakkannya 4 laboratorium regional kementerian pertanian A.S. (utara-selatan-timur-barat). Memperluas pasar dan merangsang efektifitas dan efisiensi industri budidaya !.
8

Bahan mentah dan contoh produk :


Limbah dan produk samping pengolahan pangan. Furfural dari tongkol jagung. Karbon aktif dari tempurung kelapa dan serbuk gergaji. Kertas dan listrik dari bagas tebu dan tandan-kosong sawit. Alkohol dari tetes dan onggok. Biogas dari kotoran ternak. Tanaman industri. Kertas dan listrik dari biomassa tanaman tumbuh cepat. Alkohol dari selulosa. Dispersan, perekat dan bubuhan lumpur bor dari lignin. Nilon-11, poliuretan, pelabur permukaan (surface coatings), dan pelumas dari minyak jarak (castor oil). Biodiesel dari jarak pagar (Jatropha curcas). Aneka minyak atsiri. Gliserin, sabun, deterjen dan zat-zat aktifpermukaan (surfaktan) dari minyak nabati non-pangan.
9

Surplus pangan. Pati termodifikasi. Alkohol dari pati dan gula. Biodiesel dari minyak sawit. Bahan-bahan oleokimia dari minyak kelapa dan inti sawit. Ester sukrosa dari gula tebu/bit. Glukosa dan sirop berfruktosa tinggi dari pati. Plasticizer dari minyak kedele.
Target industri budidaya seharusnya bukan swasembada pangan melainkan surplus pangan !. harga pangan stabil (karena pasokan stabil). para pemimpin (pemerintah, pakar-pakar, KADIN) mengupayakan jalur pemanfaatan kelebihan/surplusnya. Teknologi pangan dan teknologi kemurgi harus disinergikan dengan baik untuk memanfaatkan hasil-hasil industri budidaya.
10

Simak bagaimana bangsa lain gigih memanfaatkan kekayaan alamnya !.


Pemanfaatan non-pangan kacang kedelai
Minyak kedelai
Masa kini : Bubuhan antikorosi, cat dan bahan pelabur, kertas, pelembut kain/tekstil, bubuhan anti-buih, sabun, deterjen, sampo, zat pengemulsi, polimer, epoksi, plasticizer, tinta cetak, dempul, plombir, pelumas, zat pembantu penuangan logam, core oil, pestisida, desinfektan, fungisida, bahan peledak, bahan obat. Potensial di masa datang : polimer, plastik, zatzat kimia antara, membran, chelating agent, bahan bakar, pelarut, bahan pengatur pelepasan pupuk & obat.

Protein (bungkil) kedelai


Masa kini : perekat, pengemulsi aspal, bahankemas, kulit imitasi, particle-board, tekstil. Potensial di masa depan : plastik, polimer, serat tekstil, pelabur kertas, busa pengendali api, penstabil emulsi, bahan konstruksi komposit. Sumber : B.Y. Tao, Industrial Products from Soy Beans, Chem. Ind. 21 Nov. 1994, 906909. 11

INDUSTRI GULA INDONESIA - sebuah renungan Tebu adalah tanaman pengumpul energi surya paling efisien (2 %). Tebu adalah tanaman tropik. Tahun 1950-an (warisan penjajah), Indonesia adalah pengekspor gula no. 2 terbesar di dunia (sesudah Kuba). Kini, negara ini adalah pengimpor gula no. 2 terbesar di dunia (sesudah Rusia). Tragis dan sangat memprihatinkan !. Jika mengusahakan tanaman paling produktif seperti tebu saja tidak bisa, apa lagi yang hendak kita banggakan ?. Lahan tebu di P. Jawa sekarang dinyatakan tak lagi baik/produktif untuk ditanami tebu. Mengapa ?. 12

Sejarah Unjuk-Kerja Industri Gula Indonesia


13

Dinamika Produksi Gula di Indonesia


14

15

Abu tetes : TETES :


Komponen Air Bahan kering Gula total C N Abu %-b 17 - 25 75 - 83 45 - 50 28 - 33 0,4 - 1,5 7 - 15 Komponen K2O CaO MgO Na2O Fe2O3 SiO2 + b.t.l. SO4= ClP2O5 %-b 30 - 50 7 - 15 2 - 14 0,3 - 9 0,4 - 2,7 1-7 7 - 27 12 - 20 0,5 - 2,5
16

Analisis abu bagas :

Analisis ultimat bagas


Komponen Karbon Hidrogen Oksigen Air Abu %-b 23,7 3,0 22,8 49,0 1,5

Komponen K2O CaO MgO Na2O Fe2O3 SiO2 Al2O3 MnO P2O5

%-b 4,6 - 13,4 3,0 - 8,2 0,3 - 5,1 0,8 - 3,4 0,9 - 7,8 56,1 - 82,5 0,5 - 7,6 0,1 - 0,3 1,7 - 3,4
17

Nilai kalor netto : 8,0 MJ/kg.

Ekspor bagas dan tetes membawa serta unsur-unsur selain C, H, dan O (komponen-komponen abu); unsurunsur tsb. berasal dari tanah. Tak semuanya tergantikan oleh pupuk yang diterapkan. Ekspor yang berkepanjangan ( puluhan tahun) mengakibatkan kesuburan tanah sirna. Pelestarian kesuburan tanah memerlukan daur-ulang komponen-komponen abu tersebut semaksimal mungkin !. Ada konfigurasi ideal pengindustrian yang realisasinya perlu diupayakan secara tekun dan telaten !.
18

19

Brasil menerapkan konfigurasi pengindustrian tebu yang (hampir/mendekati) ideal !. Perolehan gula tebu di Brasil (ton gula/ha/th) sejak tahun 1975 terus meningkat !. Kini, Brasil adalah negara eksportir gula no. 1 di dunia. Seperti Indonesia, Brasil adalah negara tropik (dilewati khatulistiwa). Kita harus amat banyak memperbaiki diri !. --- ##### --20

Anda mungkin juga menyukai