Metode Doubel Exponential Smooting Dan Aplikasi Microsoft Visual Basic 6.0 Dalam Meramalkan Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Brebes Tahun 2006

“METODE DOUBEL EXPONENTIAL SMOOTING DAN APLIKASI
MICROSOFT VISUAL BASIC 6.0 DALAM MERAMALKAN NILAI

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)
KABUPATEN BREBES TAHUN 2006”
TUGAS AKHIR
Diajukan guna menyelesaikan program studi

Statistik Terapan dan Komputasi D3
Untuk meraih gelar Ahli Madya (AMd)
Disusun Oleh :
Nama : Anita Yuni Setyaningsih

NIM : 4151303542
Program Studi : Statistik Terapan dan Komputasi D3
Jurusan : Matematika
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2006
ABSTRAK
Anita Yuni Setyaningsih, 2006. Metode Double Exponential Smooting Dan

Aplikasi Microsoft Visual Basic 6.0 Dalam Meramalkan Nilai Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Brebes Tahun 2006. Tugas Akhir, Program
Studi Statistik Terapan dan Komputasi Jurusan Matematika Universitas Negeri
Semarang.
Sistem perekonomian otonomi daerah yang dilaksanakan sebagai bentuk

dari salah satu kebijakan pemerintah, menimbulkan dampak positif dan negatif.
Perkembangan perekonomian juga bersangkutan dengan keuangan pemerintah
dalam melaksanakan kebijakan, guna kepentingan masyarakat banyak.
Perencanaan suatu data dalam periode yang akan datang, akan sangat bermanfat
dalam pengambilan keputusan. Perencanaan yang sesuai dengan data pada periode
sebelumnya, akan mengakibatkan kesamaan dengan penyimpangan yang dapat
dikendalikan. Proses dalam penghitungan nilai hasil suatu ramalan dikatakan baik
jika, angka hasil ramalan tidak memiliki kesalahan peramalan yang besar, atau
dapat dikatakan memiliki mean square error kecil. Proses penghitungan dengan
menggunakan metode doubel exponential smooting digunakan apabila data yang
digunakan untuk meramal berkecenderungan naik (trend naik). Dalam
penghitungan dengan menggunakan program komputer para pengolah data akan
mendapatkan banyak keuntungan dan kemudahan, diantaranya adalah efisien
terhadap waktu dan memudahkan dalam melakukan penghitungan.
Metode yang digunakan dalam kegiatan adalah metode studi pustaka,
metode dokumentasi dan metode observasi. Sedangkan variable yang digunakan
adalah jumlah produk domestik regional bruto Kabupaten Bebes tahun 1995
sampai dengan tahun 2004.
Hasil peramalan yang diperoleh menunjukkan bahwa jumlah perkiraan
PDRB Kabupaten Brebes tahun 2005 adalah sebesar 5301039 juta rupiah, yang
dihitung dengan menggunakan Alpha (α) 0,6 dengan program hitung
menggunakan Microsoft visual basic. Hasil peramalan tahun 2005 tersebut
digunakan untuk menghitung hasil peramalan tahun 2006, hasil peramalan tahun
2006 digunakan untuk menghitung peramalan tahun 2007, dan demikian
seterunya. Hasil peramalan tahun 2006 sebesar 5896638 juta rupiah. Masing-
masing nilai tersebut dihitung berdasarkan nilai Alpha (α) yang menghasilkan
mean square error paling kecil.
Penggunaan program visual basic yang digunakan untuk meramal ini, juga
dapat digunakan untuk meramalkan periode-periode berikutnya. Syarat yang harus
dipenuhi untuk dapat meramalkan data periode berikutnya yaitu dengan adanya
data pada periode sebelumnya.
MOTTO dan PERSEMBAHAN
MOTTO :
Sesuatu yang kecil akan menjadi besar ditangan orang-orang besar, dan sesuatu yang
besar akan menjadi kecil ditangan orang-orang kecil
“Pada hari kiamat, kedua kaki seorang hamba tidak dapat bergerak, hingga ia
ditanya tentang empat hal. Tentang umurnya, digunakan untuk apa; masa mudanya,
dihabiskan untuk apa; hartanya, dari mana diperoleh dan dibelanjakan untuk apa;
dan ilmu, apakah yang telah diamalkan”. (At-Tirmidzi)
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shalih, bagi mereka adalah
syurga firdaus menjadi tempat tinggal”. (Al-Kahfi : 107)
Siapapun tidak akan mampu mengubah masa lalu dan siapapun sekarang tidak akan
mampu untuk mengetahui apa yang akan terjadi pada masa mendatang.
Untuk itu, mengapa harus menyesali masa lalu atau merasa cemas dengan masa akan
datang???? (Dr.’Aidh Bin Abdillah Al-Qarni)
Tugas Akhir saya peruntukkan Kepada :
☺ Mama dan Bapak yang terkasih dan terindu

☺ Arief my brother, you is the best
☺ Keluarga dakwah ku tercinta
☺ Sahabat dan teman-teman semua “ I love u
cos Allah”
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa penulis haturkan kepada ALLAH Azza
Wa Jalla atas segala nikmat yang telah diberikan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah pada
Murobbi terbaik sepanjang jaman Muhammad SAW.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada berbagai pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini :
1. Bapak Prof. DR. H. AT. Soegito, SH., MM., selaku Rektor Unnes
2. Bapak Drs. Kasmadi Imam S, M.S selaku Dekan FMIPA
3. Bapak Drs. Supriyanto, M.Si selaku Ketua Jurusan Matematika
4. Bapak Prof. Dr. Sukestiyarno dan Bapak Drs. Suhito, M.Pd, selaku dosen
pembimbing
5. Pimpinan, Staff dan Karyawan BPS Kabupaten Brebes
6. Orang tua dirumah, semoga Allah membalas semua dengan Jannah-NYA
7. Komting Statistik Terapan dan Komputasi D3 6B
8. Sahabat dan teman-teman angkatan 2003 di Saterkom 6B dan Matematika
9. Semua yang telah membantu yang tak bisa penulis sebut satu persatu
Penulis menyadari kesalahan dan kekurangan masih banyak dan harus
diperbaiki, oleh karenanya saran dan kritik yang baik penulis harapkan.
Semarang, Juli 2006
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………
ABSTRAK……………………………………………………………….
ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………….
iii
KATA PENGANTAR…………………………………………………...
iv
DAFTAR ISI……………………………………………………………..
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………..
iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah……………………………………………………..
1
B. Rumusan Masalah dan Pembatasan Masalah……………….
4
C. Tujuan dan Manfaat Kegiatan…..…………………………..
4
D. Sistematika Tugas Akhir…………………………………….
5
BAB IILANDASAN TEORI
A. Gambaran Umum Kabupaten Brebes………………………..

7
B. Produk Domestik Regional Bruto……………………………
9
C. Metode Perhitungan ………………………………………….
15
D. Data Time Series……………………………………………..
17
E. Forecasting Dengan Metode Double Exponential Smooting...
19
F. Microsoft Visual Basic 6.0……….…………………………
22
BAB III METODE KEGIATAN
A. Ruang Lingkup……………………………………………….
27
B. Variabel Yang
Digunakan……..……………………………………………
27
C. Metode Pengambilan Data………………..…………………
27
D. Analisis Data…………………..…………………………….
28
BAB IV
A. Hasil Kegiatan…………………………………………………….
31
B. Pembahasan……………………………………………………….
36
BAB V PENUTUP
A. SIMPULAN……………………………………………………….
39
B. SARAN……………………………………………………………
40
DAFTAR PUSTAKA…..………………………………………………..
41
LAMPIRAN-LAMPIRAN…….………………………………………..
42
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sistem ekonomi daerah yang kini telah dilaksanakan sebagai
bentuk dari salah satu kebijakan pemerintah, banyak menimbulkan
masalah dalam bidang ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Latar
belakang ekonomi yang dulu lebih mengesankan pada ketergantungan
daerah lain, kini sudah tidak berlaku lagi, hal tersebut adalah salah satu
bentuk dari dampak positif otonomi daerah, agar daerah tersebut dapat
memfokuskan diri untuk berusaha mengangkat dan menggali potensi
daerah untuk kepentingan masyarakat besama. Kesejahteraan ekonomi
masyarakat kini menjadi titik tolak dalam pengembangan perekonomian
suatu daerah. Namun disamping dampak positif, dampak negative dari
sistem otonomi daerah juga akan dirasakan apabila daerah tersebut tidak
mampu bertahan dan bersaing dengan daerah lain, karena desakan
ekonomi dan perkembangannya yang semakin maju.
Kondisi sosial ekonomi merupakan salah satu pembangun struktur
perekonomian masyarakat. Perkembangan pembangunan nasional juga
merupakan contoh nyata peranan seluruh masyarakat, dalam hal ini
pemerintah berperan sebagai fasilitator dan pendukung upaya
pembangunan daerah terutama pada bidang perekonomian. Perkembangan
suatu daerah dalam bidang ekonomi dapat dilihat dalam perkembangan
pendapatan asli daerah (PAD), sedangkan secara analisis ekonomi

perkembangan pendapatan dapat dilihat dalam produk domestik regional
bruto (PDRB).
Produk domestik regional bruto adalah penjumlahan dari semua
total barang dan jasa pada akhir periode yang dihasilkan oleh suatu
kelompok penduduk disuatu wilayah. Pengukuran kondisi perekonomian
suatu wilayah dapat dilakukan dengan salah satu cara yaitu
peramalan/forecasting. Forecasting adalah peramalan/perkiraan mengenai
sesuatu yang belum terjadi. Salah satu jenis metode peramalan yang
digunakan adalah metode exponential smooting. Metode exponential
smooting ini kemudian dibagi lagi menjadi tiga kategori yaitu single
exponential smooting, doubel exponential smooting dan triple exponential
smooting. Metode doubel exponential smooting masuk dalam kategori
model peramalan deret berkala, metode ini dilakukan dengan
penghitungan secara terus-menerus.
Dalam perhitungan ekonomi, berbagai macam metode matematis
statistik banyak yang digunakan, misalnya adalah peramalan, uji hubungan
dan pengaruh dan masih banyak yang lainnya. Perkembangan ilmu
teknologi juga banyak membantu dalam penghitungan berbagai macam
problematika ekonomi, misalnya pada penghitungan keuangan,
pertambahan dan perkembangan nilai tukar uang, pajak dan masih banyak
yang lainnya. Teknologi komputer yang sekarang telah menjadi senter alat
komunikasi sekaligus sebagai pemberi solusi dalam suatu masalah,

merupakan salah satu bentuk dari teknologi yang dapat digunakan dalam
proses peramalan.
Kemajuan teknologi yang sekarang telah mendunia ini, seharusnya
menjadi sebuah jendela baru bagi perkembangan dunia informasi dan
penyajian data. Kenyataan yang ada di Kabupaten Brebes dalam
pengolahan data masih menggunakan metode manual, yaitu penghitungan
dengan salah satu software komputer Microsoft excel. Penggunaan
software ini sebenarnya memberi kemudahan namun bila dilihat dari
efisiennya maka program ini banyak sekali memiliki kekurangan,
diantaranya adalah lama dalam melakukan proses penghitungan karena
membutuhan banyak bahasa logika, sehingg kurang praktis.
Berangkat dari masalah diatas maka penulis mengambil judul
“Metode Doubel Exponential Smooting dan Aplikasi Microsoft Visual
Basic 6.0 Dalam Meramalkan Nilai Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) Kabupaten Brebes Tahun 2006”.
B. Rumusan Masalah dan Pembatasan Masalah
1. Rumusan Masalah
a) Bagaimana penggunaan metode doubel exponential smooting
untuk meramalkan produk domestik regional bruto Kabupaten
Brebes tahun 2006.
b) Berapa besar jumlah peramalan produk domestik regional bruto
Kabupaten Brebes tahun 2006

c) Bagaimana aplikasi microsoft visual basic 6.0 dalam meramalkan
produk domestik regional bruto Kabupaten Brebes.
2. Pembatasan Masalah
Dalam analisis ini hanya akan dibahas mengenai peramalan jumlah
produk domestik regional bruto Kabupaten Brebes tahun 2006
berdasarkan laporan pendapatan regional Kabupaten Brebes tahun
1995 s/d 2004.
C. Tujuan dan manfaat Kegiatan
1. Tujuan Kegiatan
a) Mengetahui besar jumlah perkiraan PDRB Kabupaetn Brebes
tahun 2006
b) Pembuatan aplikasi program visual basic 6.0 untuk meramalkan
PDRB Kabupaten Brebes tahun 2006 dengan menggunakan
metode doubel exponential smooting
2. Manfaat Kegiatan
a) Sebagai informasi perkiraan jumlah PDRB Kabupaten Brebes
tahun 2006
b) Penerapan program komputer microsoft visual basic 6.0 yang
digunakan sebagai alat untuk menghitung perkiraan jumlah PDRB
Kabupaten Brebes tahun 2006 dengan menggunakan metode
doubel exponential smooting

D. Sistematika Tugas Akhir
1. Bagian Pendahuluan Tugas Akhir
Bagian pendahuluan terdiri atas : halamn judul, halaman pengesahan,
daftar isi, daftar gambar, daftar lampiran, abstrak, dan kata pengantar.
2. Bagian isi Tugas Akhir
Bagian isi tugas akhir terdiri atas :
BAB I : Pendahuluan
Pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan dan manfaat kegiatan, dan sistematika tugas akhir.
BAB II : Landasan teori
A. Gambaran umum Kabupaten Brebes
B. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
C. Metode Perhitungan PDRB
D. Data Time series
E. Forecasting dengan doubel exponential smooting
F. Microsoft Visual Basic 6.0
BAB III : Metode penelitian
A. Ruang Lingkup Permasalahan
B. Variabel yang digunakan dan Pengambilan Data
C. Analisis Data
BAB IV : Hasil penelitian dan Pembahasan
BAB V : Penutup
3. Bagian Akhir Tugas Akhir

Bagian akhir tugas akhir terdiri atas daftar pustaka dan lampiran-
lampiran.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Gambaran Umum Kabupaten Brebes
Brebes merupakan kota kecil dipesisir utara barat wilayah Jawa
Tengah. Letaknya yang berada dua jalur lalu lintas pantura (pantai utara) dan
merupakan pintu gerbang ke Jawa Tengah dari Jawa Barat, dan sekaligus
menjadi perbatasan dengan Jawa Barat menjadikan daerah Brebes menjadi
wilayah lintasan yang cukup penting. Kabupaten Brebes terdiri atas dartan
rendah, daratan tinggi, pegunungan dan perbukitan dengan iklikm tropis
dengan curah hujan rata-rata 18,94 mm, dengan curah hujan maksimum 347
mm dan curah hujan minimumu 2 mm. Kondisi tersebut menjadikan
kawasan tersebut sangat potensial untuk perkembangan produk pertanian,
seperti tanaman padi, holtikultura, perkebunan, perikanan dan masih
bangyak lagi.
1. Letak Geografis Kabupaten Brebes
Kabupaten Brebes terletak dibagian utara paling barat dari propinsi Jawa
Tengah dan terletak diantara kordinat 1080 41’37.7”-11’28.92” bujur
timur dan 6044’56’5”-7020’51’48” lintang selatan.
Batas-batas wilayah Kabupaten Brebes :
a) Sebelah barat berbatsan dengan Kabupaten Cirebon
b) Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Cilacap dan
Kabupaten Banyumas
c) Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Tegal dan Kota Tegal
d) Sebalah utara berbatasan dengan laut jawa
2. Keadaan Alam
Keadaan alam di Kabupaten Brebes sebagian besar terdiri atas
daratan atau tanah. Beberapa jenis tanah yang ada diantaranya adalah
jenis aluvial kelabu, assosiasi alluvial, latosol, regosol, andosol coklat,
dan grumusol. Dari pembagian berbagai jenis tanah tersebut ternyata
hanya didominasi oleh tanah aluvial kelabu, yaitu sebesar 41426 Ha
yang merupakan tanah potensial untuk pengembangan produk pertanian
seperti tanaman padi,
Dilihat dari hodrologinya Kabupaten Brebes merupakan wilayah
beriklim tropis. Musim penghujan biasanya turun sekitar bulan
November sampai April, sedangkan musim kemarau dari bulan Mei
sampai Oktober. Mata air yang berjumlah 101 telah digunakan untuk
pengairan. Adapaun sungai yang dapat dimanfaatkan antara lain sungai
Gangsa, Pemlai, Babakan, Kluwut, Jengkelok, Kabuyutan, Pakijangan,
dan Cisanggarung. Sedangkan waduk yang ada meliputi waduk
Malahayu (Kecamatan Banjarharjo), waduk Penjalin (Kecamatan
Paguyangan), potensi sumber daya air ini meliputi sumber sumber daya
air mineral dan sumber daya iar permukaan. Sedangkan sumber daya
mineral adalah yang termasuk dalam golongan bahan galian C, yaitu
pasir, trass, lempung, batu gamping, gips, batu kali, bentonit, dan batu
bara muda.
B. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Produk domestik regional bruto (PDRB) dalam sudut pandang
pandang produksi mempunyai pengertian bahwa nilai produksi barang dan
jasa akhir dari sektor-sektor domestik dikurangi nilai biaya antara yang
berasal dari import disuatu wilayah, atau bisa juga diartikan nilai produksi
barang dan jasa sektor domestik dikurangi dengan nilai biaya antara yang
berasal dari import suatu wilayah. Sedangkan dari sudut pandang
pengeluaran Produk domestik regional bruto diartikan sebagai nilai seluruh
pengeluaran akhir dikurangi nilai total import.
PDRB merupakan dasar pengukuran nilai tambah yang mampu
diciptakan oleh berbagai aktivitas ekonomi penduduk dalam suatu wilayah.
Data PDRB tersebut menggambarkan kemampuan suatu daerah dalam
mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki.
Kegiatan ekonomi yang terjadi disuatu negara beranekaragam sifat
dan jenisnya. Berbagai kegiatan yang bercorak ragam ini perlu
dikelompokkan sesuai dengan jenis kegiatan yang sama, sehingga dengan
demikian dapat ditentukan apakah kegiatan tersebut masuk dalam kegiatan
ekonomi atau tidak. Kegiatan ekonomi misalnya pertanian, industri, dan
sebaginya. Pengelompokan-pengelompokan seperti ini biasa disebut dengan
klasifikasi atau pengelompokan sektor lapangan usaha.
Dalam uaya memperoleh keterbandingan data yang dihasilkan oleh
berbagai negara, PBB menciptakan publikasi mengenai klasifikasi lapangan
usaha yang berjudul “International Standart Industrial Clasification Of All

Economic Activities (ISIC). Dalam klasifikasi lapangan usaha secara
internasional, lapangan usaha dikelompokkan menjadi 10 sektor, yaitu :
1) Sektor pertanian, perternakan, kehutanan, perkebunan dan perikanan
2) Sektor pertambangan dan penggalian
3) Sektor industri pengolahan
4) Sektor listrik, gas dan air bersih
5) Sektor Konstrusi
6) Sektor perdagangan besar, eceran dan rumah makan serta jasa
akomodasi
7) Sektor angkutan, pengundangan dan komunikasi
8) Sektor lembaga keuangan, real estate, usaha persewaan dan jasa
perusahaan
9) Sektor jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan
10) Sektor kegiatan yang belum jelas batasannya
Menurut klasifikasi lapangan usaha (KLUI) pengelompokan
lapangan usaha dibagi menjadi 11, yaitu :
1) Sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan
3) Sektor industri pengolahan
4) Sektor listrik, gas dan air minum
5) Sektor bangunan
6) Sektor perdagangan, hotel dan restorant
7) Sektor pengangkutan dan komunikasi

8) Sektor bank dan lembaga keuangan lain
9) Sektor sewa rumah
10) Sektor pemerintahan dan pertahanan
11) Sektor jasa-jasa
Sedangkan sektor-sektor produk dometik regional bruto yang
digunakan di Indonesia hanya 9 sektor, kebijakan ini digunakan karena
sektor lapangan usaha yang ada sudah dimasukkan dalam kelompok yang
bergerak dalam bidang yang hampir sama, yaitu :
1) Sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan
3) Sektor pengolahan
4) Sektor listrik, gas dan air bersih
5) Sektor bangunan
6) Sektor perdagangan, hotel dan restorant
7) Sektor pengangkutan dan komunikasi
8) Sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan
9) Sektor jasa-jasa
Produk domestik regional ruto mempunyai komponen-komponen
sebagai berikut :
1) Nilai Produksi
Nilai produksi dalam suatu perusahaan merupakan nilai barang dan jasa
yang dihasilkan dalam suatu periode tertentu, meliputi produksi utama,

produksi ikutan ataupun produksi sampingan. Dalamperhitungan nilai
produksi ini lazim digunakan periode tahunan.
Macam-macam nilai produksi dalam PDRB ada 3 yaitu :
a. Produksi utama
Merupakan hasil produksi yang paling pokok atau produksi yang
menjadi tujuan utama dalam kegiatan ekonomi.
b. Produksi Ikutan
Merupakan produksi yang menjadi efek samping karena adanya
produksi utama.
c. Produksi Sampingan
Merupakan produksi yang digunakan untuk mendukung produksi
utama.
2) Biaya antara
Biaya antara terdiri dari barang atau jasa yang tidak tahan lama, baik
hasil produksi dalam negeri maupun luar negeri. Barang tidak tahan
lama adalah barang yang mempunyai perkiraan umur pemakaian kurang
dari setahun atau habis sekali pakai, misalnya bahan baku, bahan
penolong, dan lainnya.
3) Nilai tambah
Nilai tambah merupakan total produksi atau produksi bruto dikurangi
nilai biaya antara yang dipakai dalam proses produksi. Nilian tambah
terdiri dari 3 komponen yaitu :

a. Pendapatan faktor
Pendapatan faktor mencakup balas jasa pegawai dan surplus usaha.
Balas jasa pegawai terdiri atas upah/gaji biasanya dalam bentuk uang
dan barang, iuran jaminan sosial dan iuran kesejahteraan sosial
pegawai, iuran pensiun, tujangan keluarga, asuransi dan sebagainya.
b. Penyusutan barang modal tetap
Penyusutan barang modal tetap adalah nilai yang terjadi akibat
susutnya barang modal karena dipakai dalam proses produksi, atau
bisa karena pergantian teknologi yang semakin berkembang,
sehingga model barang modal produksi terkalahkan oleh hasil kerja
produk yang baru.
c. Pajak tak langsung netto
Pajak tak langsung netto adalah selisih pajak tak langsung dengan
subsidi.
Dari beberapa uraian diatas maka jelas bahwa nilai produksi
merupakan pendapatan domestik hasil dari berbagai sektor lapangan usaha.
Berikut adalah beberapa konsep perhitungan tentang produk domestik
regional bruto.
1) Konsep bruto (Gross) dan konsep netto (Net)
Untuk menentukan kontribusi suatu sektor pada produk domestik suatu
perekonomian, maka nilai biaya yang digunakan dalam proses produksi
harus dikurangkan dari total produksinya.

2) Konsep Harga Pasar Dan Biaya Faktor
Perbedaan ini berlaku apabila pemerintah mengenakan pajak langsung
atas produksi para produsen. Harga pasar adalah harga yang benar
dibayarkan oleh pembeli atas barang dan jasa. Harga pasar ini secara
tidak langsung akan mencakupi pajak dalam bentuk peningkatan harga
pasar dari harga aslinya.
Nilai atas dasar harga harga pasar = nilai atas dasar harga faktor
dikurangi pajak tak langsung netto.
3) Konsep Agregat
a. Distribusi Persentase
Persentase menunjukan cerminan besarnya peranan masing-masing
subsektor atau sektor dalam perekonomian daerah, serta
menunjukkan tingkat kemajuan daerah.
Distribusi persentase diperoleh dengan cara :
NTB NTB = nilai tambah bruto subsektor I

DP = x100%
PDRB
DP = distribusi persentase
b. Indeks perkembangan
Indeks ini menunjukkan tingkat perkembangan agregat pendapatan
dari tahun ketahun terhadap tahun dasarnya. Indeks ini diperoleh
dengan membagi nilai-nilai pada masing-masing subsektor/sektor
tahun tertentu dengan nilai tahun dasar dikalikan dengan 100.

c. Indeks berantai
Indeks berantai diperoleh dengan cara membagi nilai
subsektor/sektor tahun berjalan dengan nilai subsektor/sektor tahun
sebelumnya dikali 100.
Data-data produk domestik regional bruto banyak sekali memberikan
manfaat bagi perekonomian, antara lain :
1. Mengukur potensi suatu wilayah
2. Alat ukur kesehteraan/kemakmuran ekonomi penduduk
3. Memperlihatkan tingkat pertumbuhan ekonomi
4. Memperlihatkan tingkat inflasi dan deflasi
5. Memperlihatkan strutur perekonomian suatu wilayah
6. Mengetahui perubahan harga barang-barang secara keseluruhan
C. Metode perhitungan PDRB
1) PDRB atas dasar harga berlaku
Dapat dihitung dengan 3 cara :
a. Pendekatan produksi
Pendekatan dari segi produksi adalah menghitung nilai tambah
seluruh kegiatan ekonomi, dengan cara mengurangkan biaya antara
dari masing-masing total nilai produksi tiap-tiap sektor.
NTB = HP x KP - HBA x KBA
NTB = nilai tambah bruto
HP = unit harga produksi

KP = kuantum produksi
HBA = Harga biaya antara
KBA = kuantum biaya antara
b. Pendekatan pendapatan
Etode penddekatan ini dihitung dengan cara menghitung komponen
biaya primer yang membentuk nilai tambah bruto (belanja pegawai,
surplus usaha, pajak tak langsung netto dan penyusutan). Biasanya
dalam perhitungan dengan pendekatan ini maka metode pendapatan
yang dibayar (income payment methode) lebih sering digunakan, dari
pada metode pendapatan yang diterima.
c. Pendekatan pengluaran
Pada pendekatan pengeluaran, nilai PDRB dihitung dengan cara
menghitung berbagai komponen pengeluaran yang membentuk
PDRB. Secara umum pendekatan ini meliputi pendekatan penawaran
(supply approach) dan pendekatan permintaan.
2) PDRB atas dasar harga konstan
Dapat dihitung dengan 3 cara :
a) Teknik indikator ganda
NTBk = NPk - NBAk
NTBk = nilai tambah konstan atas dasar harga konstan
NPk = nilai produksi atas dasar harga konstan
NBAk = nilai biaya ntara atas dasar harga konstan
b) Teknik indikator tunggal

NTBtb
NTBk =
IH t 100
NTBtk = nilai tambah bruto atas dasar harga konstan tahun t
NTBtb = nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku tahun t
IHt = indeks harga tahun t
D. Data Time Series
Time series adalah suatu kelompok nilai/angka dari beberapa
variabel yang diperoleh melalui penghitungan secara periodis. (Basu
Swastha, 1999 : 350)
Time series digunakan untuk memperoleh gambaran dari keadaan
atau sifat variabel diwaktu yang lalu untuk bahan penolong didalam
peramalan dari nilai variabel itu pada periode yang akan datang. Didalam
mengamati suatu time series harus diperhatikan apakah angka-angka yang
berada didalam time series itu menunjukkan satuan yang sama.
1. Komponen-komponen time series
a) Gerak jangka panjang (Longterm Movement atau secular trend)
Yaitu suatu gerak yang menunjukkan kearah mana tujuan dari time
series itu ada umumnya. Dalam jangka waktu yang lama trend ini
bisa saja berbentuk garis luruis atau garis lengkung.
Tren naik Tren turun

b) Gerak berulang (Cyclical Movement)
Yaitu gerak naik turun yang terjadi dalam jangka waktu yang lama.
Gerak seperti ini terjadi secara teratur, tetapi bisa saja pada tiap
periode amplitudonya berbeda, contohnya perekonoian masyarakat.
c) Gerak bermusim (Seasonal Variations)
Yaitu suatu gerak yang teratur dan hampir serupa berupa gerak naik
turun dalam jangka waktu yang singkat. Misalnya perubahan
penjualan pupuk pada saat waktu tanam pada tiap tahunnya.
d) Gerak tak beraturan (Irregular Movement)
Yaitu gerak yang hanya terjadi sekali-kali dan tidak mengikuti aturan
tertentu dan kerenanya tidak dapat diramalkan lebih dulu.

E. Forecasting dengan metode doubel exponential smooting
Metode exponential smooting mempunyai sifat dasar yaitu
memberikan bobot yang relatif besar terhadap nilai yang baru dibanding
nilai yang lama, (Makridakis, 1993:79) Ada tiga macam metode yang
digunakan dalam metode exponential smooting ini yaitu single exponential
smooting, doubel exponential smooting, dan tripel exponential smootng.
1. single exponential smooting
Forecast dengan metode single exponential smooting juga
memperhitungkan data pada tahun sebelumnya, metode ini lebih cocok
digunakan untuk meramalkan hal-hal yang fluktuasinya random (tidak
beraturan). Rumus forecasting yang digunakan dalam perhitungan
metode single exponential smooting adalah sebagai berikut :
S t +1 = αX t + (1 − α )S t
dengan St = αXt+(1-α)St-1
Xt = nilai data periode t
St = nilai forecast periode tahun t
St-1 = nilai forecast periode tahun t-i
2. Doubel exponential smooting
Metode doubel exponential smooting cocok digunakan untuk
meramalkan data yang mengalami trend naik. Rumus dalam menghitung
metode doubel exponential smooting adalah sebagai berikut :
α
St+m = at + btm ; dimana at = 2S’t – S’’t dan bt = ( S ' t − S "t )
1−α
Keterangan :
St+m = Forecast untuk periode ke t+m
m = Jangka waktu forecast kedepan (jangka waktu yang akan
diperhitungkan)
a dan b = koefisien persamaan forecast
S 't = αX t + (1 − α )S 't −1
S ' 't = αS 't +(1 − α )S ' 't
Keterangan :
S’t = Single exponential smooting pada periode ke-t
S”t = Doubel exponential smooting pada periode ke-t
S’t-1 = single exponential smooting pada periode ke-t-1
S”t-1 = doubel exponential smooting pada periode ke-t-1
Xt = Data tahun ke-t
Penggunaan nilai α biasanya antara 0 dan 1, jika nilai α mendekati 1
berarti data terakhir lebih diperhatikan (diberi weight lebih besar) dari
pada sebelumnya.
3. Triple exponential smooting
Metode Tripel exponential smooting cocok digunakan untuk
meramalkan data yang mengalami fluktuasi atau gelombang pasang
surut. Rumus dalam menghitung metode Tripel exponential smooting
adalah sebagai berikut :
1
Ft + m = at + bt m + cm 2
2
at = 3S t − 3S 't +3S "t
α
bt = {(6 − 5α )S 't −(10 − 8α )S "t +(4 − 3α )S '"t }
2(1 − α )
2
α2
ct = (S 't −2S "t + S ' "t )
2(1 − α )
2
S 't = αX t + (1 − α )S 't −1
S "t = αS ' t + (1 − α )S "t −1

S ' "t = αS "t +(1 − α )S ' "t −1
Ft+m = nilai forecast periode tahun t+m
m = jangka waktu kedepan
S’t = single exponential smooting tahun t
S”t = doubel exponential smooting tahun t
S’”t = tripel exponential smooting tahun t
4. Mean Absolut Error
Mean Absolut Error adalah rata-rata nilai absolute dari kesalahan
meramal (tidak dihiraukan positif atau negatifnya).
Rumusnya adalah ∑X t − St
5. Mean Square Error
Mean Square Error adalah rata-rata dari kasalahan forecast yang
diadratkan.
∑X
2
t − St
Rumusnya adalah
n
Keterangan :
Xt = nilai data tahun t; St = hasil forecast tahun t; n = jumlah tahun

F. Micosoft Visual Basic 6.0
1. Pendahuluan
Visual basic 6.0 berawal dari bahasa pemrograman BASIC
(Beginners All-purpose Symbolic Instruction Code). Bahasa BASIC
merupakan bahasa yang cukup mudah untuk dipelajari.
Microsoft visual basic 6.0 merupakan bahasa pemrograman yang
cukup popular dan mudah untuk dipelajari. Microsoft visual basic ini
juga dapat digunakan untuk membuat program dengan aplikasi
(GUI=Grapichal User Interface) atau program yang emungkinkan
pemakai kompuetr berkomunikasi dengan kompurt tersebut dengan
menggunakan modus grafik atau ganbar. Microsoft visual basic 6.0
menyediakan fasilita yang menyediakan failitas yang memungkinkan
untuk menyusun sebuah program denga memasang objek-objek
grafikdalam sebuah form. ( 2001 : 3).
Visual basic mempunyai banyak sarana untuk membangun
program aplikasi berbasis windows dengan cepat dan efisien. Visual
basic versi baru yaitu visual basic 6.0, dapat digunakan untuk
membuat program aplikasi yang sederhana maupun yang kompleks,
data base, dan DHTML. (Henry Pandia, 2002 : 1)
2. Menjalankan visual basic
Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam menjalankan
visual basic :
a) Masuk dalam start menu program Microsoft visual studio
microsft visual basic 6.0
b) Maka sebuah tampilan seperti dibawah ini akan muncul, kemudian
pilih standart EXE lalu klik Start open.
c) Setelah melakukan open maka akan muncul sebuah layer visual
basic seperti berikut :
3. Mengenal visual basic
Pada visual basic terdapat beberapa menu khusus, yaitu main
windows (jendela utama), toolbox, form windows, project explorer,
jendela properties, form layout, dan jendela code.
a. Main windows (jendela utama)
Main windows terdiri dari title bar (baris judul), menu bar, dan
toolbar. Baris judul berisi nama proyek, mode operasi visual baic
dan form yang aktif. Jendela utama juga menampilkan lokasi dari
form yang aktif relatif terhadap sudut kiri atas layar, juga lebar dan
panjang dari form yang aktif.
Toolbar berisi kumpulan gambar yang mewakili perintah yang ada
dimenu. Toolbar adalah tombol-tombol yang mewakili suatu
perintah tertentu dari visual basic.
b. Form windows
Form windows atau jendela form adalah daerah kerja uatama
dimana dapat digunakan untuk membuat program-program aplikasi
visual basic. Pada form ini dapat ditempatkan berbagai macam
objek interaktif misalnya text, label, image, combo dan lainnya.
Apabila program aplikasi sudah selesai diatur maka semua objek-
objek yang ada akan terlihat.
c. Project explorer
Project explorer menampilkan daftar form dan modul proyek anda.
Project merupakan kumpulan dari modul form, modul class, modul
standar dan file sumber yang emmbentuk suatu aplikasi. Jendela

project explorer adalah jendela yang mengandung semua file yang
ada dalam aplikasi visual basic. Biasanya setiap project
mengandung lebih dari satu form.
d. Jendela properties
Jendela propertis merupakan suatu keterangan dari berbagai
toolbox.
e. Form layout
Form layout merupakan sebuah jendela yang menampilkan posisi
form relatif terhadap monitor.

f. Jendela kode
Jendela kode adalah salah satu jendela yang sangat penting dalam
visual basic. Jendela ini berisi kode-kode program yang merupakan
indtruksi-instruksi untuk aplikasi visual basic. Setiap objek visual
basic dapat ditambahi kode-kode program untuk melaksanakan
tugas tertentu, misalnya untuk membatalkan perintah ataupun
menutup program dan sebagainya.

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam kegiatan ini adalah pengumpulan data
produk domestik regional bruto (PDRB) Kabupaten Brebes di BPS
Kabupaten Brebes tahun 1995 sampai dengan 2004. Berdasarkan data
tersebut akan dibuat suatu program dengan menggunakan salah satu
software komputer yaitu Microsoft visual basic, untuk meramalkan PDRB
tahun 2006 dan tahun-tahun berikutnya.
B. Variabel yang digunakan
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data produk
domestik regional bruto kabupaten Brebes dari tahun 1995 sampai dengan
2004.
C. Metode Pengambilan Data
1. Metode Studi Pustaka
Metode studi pustaka adalah serangkaian kegiatan untuk mendapatkan
data/informasi dengan cara mengumpulkan informasi dari buku-buku
referensi, pustaka dan sebagainya, yang ada di BPS Kabupaten Brebes.

2. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah serangkaian kegiatan untuk mendapatkan
data/informasi dengan cara melakukan survei dan pengumpulan data
yang ada di BPS Kabupaten Brebes. (Suharsimi Arikunto, 2002 : 4)
3. Metode Laboraturium, merupakan salah satu metode kegiatan guna
menghasilkan suatu program komputer yaitu dengan menggunakan
Microsoft visual basic, yang nantinya akan digunakan untuk
menghitung/meramalkan PDRB kabupayen Brebes.
D. Analisis Data
1. Membuat Scatter Diagram
Sebelum melakukan peramalan maka data yang ada harus dibuat
scatter diagramnya terlebih dulu. Tujuan pembuatan scater diagram ini
adalah untuk mengetahui metode exponential smooting mana yang
akan digunakan. Pembuatan Scater diagram dilakukan dengan
menggunakan bantuan microsoft excell, dengan tahun dasar sebagai
sumbu absis dan jumlah PDRB sebagai sumbu ordinat.
2. Memilih Metode Exponential Smooting Yang Cocok
Metode exponential smooting yang cocok digunakan adalah yang
sesuai dengan scater diagram yang sebelumnya telah dibuat. Misalnya
Single exponential smooting cocok digunakan bila jenis data
random/acak, double exponential smooting cocok digunakan untuk bila

jenis data mempunyai ternd naik, dan tripel exponential smooting
cocok digunakan bila jenis data berfluktiasi tidak teratur.
3. Menghitung Nilai Peramalan
Data produk domestik regional bruto Kabupaten Brebes dari tahun
1995 sampai dengan tahun 2004, yang telah tersedia kemudian
dilakukan proses peramalan dengan menggunakan metode doubel
exponential smooting, yaitu dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
St+m = at + btm ; dimana
at = 2S’t – S’’t dan
α
bt = ( S ' t − S "t )
1−α
Keterangan :
St+m = Forecast untuk periode ke t+m
m = Jangka waktu forecast kedepan (jangka waktu yang akan
diperhitungkan)
a dan b = koefisien persamaan forecast
S 't = αX t + (1 − α )S 't −1
S ' 't = αS 't +(1 − α )S ' 't
Keterangan :
S’t = Single exponential smooting pada periode ke-t
S”t = Doubel exponential smooting pada periode ke-t
S’t-1 = single exponential smooting pada periode ke-t-1
S”t-1 = doubel exponential smooting pada periode ke-t-1

Xt = Data tahun ke-t
Untuk memudahkan penghitungan hasil ramalan, maka digunakan
salah satu software yaitu microsoft visual basic.
4. Menghitung Kesalahan Peramalan
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan nilai α yang besarnya
biasanya antara 0 dan 1. Setelah diketahui nilai forecast, MSE (mean
square error) dan MAE(mean absolute error)nya maka yang
mempunyai nilai MSE dan MAE paling kecil itulah yang akan
digunakan meramalkan data. Nilai terkecil dari MAE ataupun MSE
akan menghasilkan hasil forecast yang mendekati dengan jumlah
aslinya.
BAB IV
HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Kegiatan
Hasil kegiatan yang akan dijabarkan merupakan hasil dari
penjabaran yang telah diuraikan dalan BAB III, yaitu sebagai berikut :
1. Menentukan Scatter Diagram
Data berikut merupakan data perkembangan jumlah PDRB
Kabupaten Brebes dari tahun 1995 sampai dengan 2004 dalam jutaan
rupiah.
Tahun PDRB
1995 1322523
1996 1517557
1997 1782021
1998 2474862
1999 2672110
2000 3048561
2001 3759435
2002 4371289
2003 4775607
2004 5374568
Dari data diatas maka dibuat scatter diagramnya seperti gambar
berikut ini :
Diagram Jumlah PDRB Kab. Brebes
6000000
5000000
jum lah P DRB
4000000
3000000 PDRB
2000000
1000000
0
1994 1996 1998 2000 2002 2004 2006
tahun
Diagram scatter PDRB Kabupaten Brebes tahun 1995-2004

Dari data diatas jelas bahwa yang terjadi adalah data berupa trend
naik, maka metode forecast yang cocok adalah metode doubel
exponential smooting. Nilai α yang akan digunakan adalah sebesar 0,2 ;
0,4 ; 0.6 ; 0.8 ; 0,9. Nilai hasil forecast yang nantinya akan digunakan
adalah yang mempunyai nilai mean absolute error dan mean square
errornya paling kecil.
2. Mencari Nilai Ramalan Dengan Metode Doubel Exponential Smooting
Dengan menggunakan program visual basic yang telah dibuat,
maka hasil forecast data produk domestik regional bruto adalah
sebagai berikut :
Tabel nilai hasil forecast untuk tahun 2005

Alpha Hasil Forecast MAE
0,2 4427519 782759,29
0,4 5177132 334454,83
0,6 5301039 205332,55
0,8 5263434 209852,20
0,9 5223002 222889,53
Dari hasil peramalan diatas nampak bahwa nilai MAE yang paling
kecil adalah pada Alpha (α) = 0.6, yang mempunyai hasil peramalan
sebesar 5301039. Jadi untuk tahun 2005 perkiraan jumlah PDRB
adalah sebesar 5301039 (juta rupiah).
Tabel nilai hasil forecast tahun 2006

Alpha Hasil Forecast MAE
0,2 5050250 766756,50
0,4 5785106 361806,78
0,6 5896638 244359,26
0,8 5920900 254613,67
0,9 5941047 272405,15
Setelah data peramalan jumlah PDRB tahun 2005 dihitung, maka
data tersebut adalah yang merupakan bahan untuk menghitung data
peramalan untuk tahun 2006. Nampak bahwa hasil forecast yang
memiliki nilai MAE terkecil adalah pada Alpha (α) = 0.6 yaitu sebesar
5896638. Jadi untuk tahun 2006 perkiraan jumlah PDRB adalah sebesar
5896638 (juta rupiah).
Pada prinsipnya program ramalan dengan Microsoft visual basic
ini dapat digunakan untuk meramalkan data tahun kapanpun, namun
ada bebarapa syarat yang harus dipenuhi yaitu dengan
mengoptimalkan data yang akan dimasukkan dalam meramalkan data,
karena yang tersedia dalam program ini hanya dibatasi dalam kurun
waktu 20 periode saja. Pengoptimalan ini berarti jika kita akan
menghitung nilai ramalan PDRB tahun 2010 maka data yang harus
digunakan haruslah data terbaru yaitu misalnya dari tahun 1981 sampai
dengan tahun 2009. Kemudian syarat yang harus dipenuhi dalam
meramalkan data dengan program ini yaitu data pada tahun
sebelumnya harus sudah tersedia.
3. Pembuatan Program dengan Menggunakan Program Microsoft Visual
Basic 6.0
Untuk memudahkan meramalkan jumlah PDRB Kabupaten Brebes
tahun 2005 dan 2006, maka dibuatlah suatu program menggunakan
microsoft visual basic. Dalam pembuatan program ini hanya
dijabarkan mengenai penghitungan doble exponential smooting,

berikut ini adalah langkah-langkah dalam menggunakan program
microsoft visual basic untuk meramalkan data PDRB Kabupaten
Brebes.
a) Masuk dalam lingkungan visual basic
b) Buka file yang akan digunakan untuk meramalkan data dengan
metode double exponential smooting, maka yang pertama kali
terlihat adalah gambar seperti dibawah ini.

c) Untuk dapat masuk program hitung maka klik tombol
, maka akan muncul layar :
d) Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memilih nilai α
yang diinginkan, kemudian masukkan jumlah data yang akan
diramalkan kemudian klik enter. Setelah lahan data yang
dibutuhkan sudah tersedia baru kita mengisikan data yang akan
dihitung, kemudian klik command button HITUNG, maka data
hasil ramalan akan didapatkan dengan mudah.
B. Pembahasan
Sistem pelayanan data yang disajikan oleh Badan Pusat Statistik
Kabupaten Brebes memberikan sebuah informasi tentang perkembangan
wilayah dan perekonomian. Data yang disajikan diharapkan dapat
mewakili dari yang terjadi sebenarnya dilapangan, data hasil dari suatu
ramalan juga dapat disajikan guna memprediksi apa yang akan terjadi pada
periode yang akan datang dan sebagai bahan untuk membuat kebijakan
dan keputusan.
Perkembangan penghitungan dan penyajian data dengan
menggunakan fasilitas komputer pada saat sekarang sudah semakin
berkembang, dan pemanfaatannya sudah banyak dirasakan dalam kalangan
masyarakat umum, guna mengetahui perkembangan perekonomian yang
terjadi pada wilayah Brebes. Pada Badan Pusat Statistik Kabupaten Brebes
pengolahan data hanya terbatas pada penggunaan sistem manual yaitu
dengan menggunakan salah satu software computer yaitu Microsoft excel.
Kelemahan yang terdapat pada system Microsoft excel beberapa
diantaranya adalah, proses penghitungan dengan logika matematis yang
sangat kompleks, membutuhkan ketelitian yang besar untuk dapat
menghasilkan data yang benar, dan membutuhkan waktu yang lama.
Penggunaan program visual basic dalam meramalkan produk
domestic regional bruto (PDRB) Kabupaten Brebes, dapat memberikan
kemudahan untuk melakukan proses perhitungan baik dengan
menggunakan metode smooting ataupun metode-metode forecast yang lain.
Vasilitas-vasilitas yang dapat diberikan oleh visual basic antara lain adalah
efisiennya waktu perhitungan, hemat tenaga, banyak aplikasi yang dapat
disajikan, dapat mengimport program lain (microsof acces, microsof excell)
dan lain sebagainya. Pada kalangan tertentu aplikasi microsoft visual basic
sudah mencapai tingkat pemanfaatan dalam jaringan computer dan internet,

sarana yang terdapat dalam visual basic ini akan mempermudah programer
dalam menyusun dan membuat bahasa logika yang akan digunakan.
Dari hasil yang diberikan pada proses penghitungan PDRB
Kabupaten Brebes tahun 2005 dan 2006, menunjukan bahwa kemudahan
yang diperoleh dengan menghitung menggunakan program ini sangat
menguntungkan. Harapan untuk segera melakukan eksploitasi pada
program ini begitu besar untuk perkembangan dunia informasi dan
penyajian data di Kabupaten Brebes, karena akan sangat menguntungkan
bagi semua kalangan baik pemerintahan dan masyarakat umum.Upaya
untuk memanfaatkan perkembangan komputerisasi ini salah satunya
dengan cara penggunaan aplikasi komputer.

BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
1. Dari perhitungan yang telah dilakukan maka metode yang cocok
digunakan dalam meramalkan data PDRB Kabupaten Brebes adalah
metode doubel exponential smooting, karena data yang diperoleh
merupakan data yang berkecenderungan naik.
2. Nilai alpha (α) yang digunakan dalam menghitung PDRB juga
dipertimbangkan dalam pengambilan langkah untuk meramalkan data.
Dari nilai alpha 0,2 ; 0,4 ; 0,6 ; 0,8 ; 0,9 yang mempunyai nilai mean
absolute error dan mean square error kecil adalah 0,6; yang
menghasilkan hasil forecast tahun 2005 sebesar 5301039 juta rupiah,
tahun 2006 sebesar 5896638 juta rupiah. Maka nilai α yang digunakan
dalam metode double exponential smooting ini adalah 0,6 yang
mempunyai tingkat kesalahan meramal paling kecil.
3. Penggunaan program hitung dalam meramal data dengan metode
doubel exponential smooting, akan lebih mudah bila kita menggunakan
bantuan dari salah satu bentuk software yaitu microsoft visual basic.
Menghitung dengan menggunakan visual basic akan mengefisienkan
tenaga dan waktu, itulah diantaranya kelebihan dari penggunaan
program visual basic.

B. SARAN
1. Bagi lembaga pemerintahan ada baiknya jika sebelum mengambil
sebuah keputusan, dilakukan sebuah prediksi mengenai suatu yang
akan terjadi pada periode akan datang. Pemrediksian ini akan lebih
valid jika menggunakan data yang benar, maka dalam pengambilan
keputusan tidak akan jauh dari yang sudah terjadi pada periode yang
lalu, sehingga tingkat kesalahan dalam mengambil keputusan akan
dapat diminimumkan.
2. Penggunaan program visual basic dalam mengitung ramalan jumlah
PDRB ini masih sangat kurang, baik bentuk tampilan dan isinya. Maka
penulis sangat mengharapkan kritikan yang membangun, yang akan
sangat membantu dalam mengembangkan program perhitungan
peramalan dengan metode doubel exponential smooting.

DAFTAR PUSTAKA
___________ . 2002. Kabupaten Brebes Dalam Angka 2002. Semarang : BPS.
___________ . 2005. Buku Saku Data Base. Brebes : BAPPEDA.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur penelitian . Bandung : Alfabeta.
Divisi Penelitian dan Pengembangan LPKBM MADCOMS. 2001. Seri Panduan

Pemrogaman Microsoft Visual Basic 6.0. Yogyakarta : Andi.
Pandia, Hanry. 2002. Visual Basic 6 Tingkat Lanjut. Yogyakarta : Adi
Supardi, Yuniar. 2002. Praktikum Microsoft Visual Basic BasicBagi Pemula.

Jakarta : D@takom Lintas Buana.
Walid. 2005. Pemrograman Komputer 2. Semarang : Unnes.

Lampiran 1
Tabel Hasil Forecast tahun 2005
Forecast tahun 2005 dengan nilai Alpha 0,2


Lampiran 2
Tabel Hasil Forecast tahun 2006


Dim ts1, ts2, ts3, ts4, ts5, ts6, ts7, ts8, ts9, ts10, ts11, ts12, ts13, ts14, ts15, ts16,
ts17, ts18, ts19, ts20 As Single
Dim TSA1, TSA2, TSA3, TSA4, TSA5, TSA6, TSA7, TSA8, TSA9, TSA10,
TSA11, TSA12, TSA13, TSA14, TSA15, TSA16, TSA17, TSA18, TSA19,
TSA20 As Single
Dim tna1, tna2, tna3, tna4, tna5, tna6, tna7, tna8, tna9, tna10, tna11, tna12, tna13,
tna14, tna15, tna16, tna17, tna18, tna19, tna20 As Single
Dim TNB1, TNB2, TNB3, TNB4, TNB5, TNB6, TNB7, TNB8, TNB9, TNB10,
TNB11, TNB12, TNB13, TNB14, TNB15, TNB16, TNB17, TNB18, TNB19,
TNB20 As Single
Dim TF1, TF2, TF3, TF4, TF5, TF6, TF7, TF8, TF9, TF10, TF11, TF12, TF13,
TF14, TF15, TF16, TF17, TF18, TF19, TF20 As Single
Dim TE1, TE2, TE3, TE4, TE5, TE6, TE7, TE8, TE9, TE10, TE11, TE12, TE13,
TE14, TE15, TE16, TE17, TE18, TE19, TE20 As Single
Dim TAE1, TAE2, TAE3, TAE4, TAE5, TAE6, TAE7, TAE8, TAE9, TAE10,
TAE11, TAE12, TAE13, TAE14, TAE15, TAE16, TAE17, TAE18, TAE19,
TAE20 As Single
Dim TES1, TES2, TES3, TES4, TES5, TES6, TES7, TES8, TES9, TES10,
TES11, TES12, TES13, TES14, TES15, TES16, TES17, TES18, TES19, TES20
As Single
Private Sub kosong()
Dim x, y As Control
For Each x In Me
If TypeName(x) = "TextBox" Then x.Text = ""
Next
For Each y In Me
If TypeName(y) = "Combo" Then y.Text = ""
Next
End Sub
Sub semula()
n20.Visible = True: d20.Visible = True: h20.Visible = True: F20.Visible = True:
SA20.Visible = True: S20.Visible = True: na20.Visible = True: nb20.Visible =
True: e20.Visible = True: ae20.Visible = True: es20.Visible = True
SA9.Visible = True: S9.Visible = True: na9.Visible = True: nb9.Visible = True:
e9.Visible = True: ae9.Visible = True: es9.Visible = True
txt_te.Top = 8040: txt_tae.Top = 8040: txt_tes.Top = 8040: Label19.Top = 8040
txt_RT.Top = 8400: txt_rae.Top = 8400: txt_res.Top = 8400: Label20.Top = 8400
kosong
End Sub
Sub no19()
n20.Visible = False: d20.Visible = False: h20.Visible = False: F20.Visible = False:
SA20.Visible = False: S20.Visible = False: na20.Visible = False: nb20.Visible =
False: e20.Visible = False: ae20.Visible = False: es20.Visible = False
nomor
End Sub
Sub no20()
nomor
End Sub
Sub no18()
nomor
End Sub
Sub no17()
nomor
End Sub
Sub no16()
nomor
End Sub
Sub no15()
nomor
End Sub
Sub no14()
nomor
End Sub
Sub no13()
nomor
End Sub
Sub no12()
nomor
End Sub
Sub no11()
nomor
End Sub
Sub no10()
nomor
End Sub
Sub no9()
nomor
End Sub
Sub no8()
SA9.Visible = False: S9.Visible = False: na9.Visible = False: nb9.Visible = False:
e9.Visible = False: ae9.Visible = False: es9.Visible = False
nomor
End Sub
Sub no7()
nomor
End Sub
Sub no6()
nomor
End Sub
Sub no5()
nomor
End Sub
Sub no4()
nomor
End Sub
Sub nomor()
n1.Text = "1": n2.Text = "2": n3.Text = "3": n4.Text = "4": n5.Text = "5": n6.Text
= "6": n7.Text = "7": n8.Text = "8": n9.Text = "9": n10.Text = "10": n11.Text =
"11"
n12.Text = "12": n13.Text = "13": n14.Text = "14": n15.Text = "15": n16.Text =
"16": n17.Text = "17": n18.Text = "18": n19.Text = "19": n20.Text = "20"
End Sub
Private Sub Ckeluar_Click()

Form4.Hide
MDIForm1.Show
End Sub
Private Sub cmdHitung_Click()

ts1 = Val(h1)
ts2 = (Val(cbalfa.Text) * Val(h2)) + (1 - cbalfa.Text) * ts1
S1.Text = Format(ts1, "##0.#0")

S10.Text = Format(ts10, "##0.#0")
S11.Text = Format(ts11, "##0.#0")
S12.Text = Format(ts12, "##0.#0")
S13.Text = Format(ts13, "##0.#0")
S14.Text = Format(ts14, "##0.#0")
S15.Text = Format(ts15, "##0.#0")
S16.Text = Format(ts16, "##0.#0")
S17.Text = Format(ts17, "##0.#0")
S18.Text = Format(ts18, "##0.#0")
S19.Text = Format(ts19, "##0.#0")
S20.Text = Format(ts20, "##0.#0")
TSA1 = Val(ts1)
TSA2 = (Val(cbalfa.Text) * Val(ts2) + (1 - cbalfa.Text) * TSA1)
SA1.Text = Format(TSA1, "##0.#0")

tna1 = Val(ts1)
tna2 = (2 * Val(ts2) - Val(TSA2))
tna10 = (2 * Val(ts10) - Val(TSA10))
tna11 = (2 * Val(ts11) - Val(TSA11))
tna12 = (2 * Val(ts12) - Val(TSA12))
tna13 = (2 * Val(ts13) - Val(TSA13))
tna14 = (2 * Val(ts14) - Val(TSA14))
tna15 = (2 * Val(ts15) - Val(TSA15))
tna16 = (2 * Val(ts16) - Val(TSA16))
tna17 = (2 * Val(ts17) - Val(TSA17))
tna18 = (2 * Val(ts18) - Val(TSA18))
tna19 = (2 * Val(ts19) - Val(TSA19))
tna20 = (2 * Val(ts20) - Val(TSA20))
na1.Text = Format(tna1, "##0.#0")

TNB1 = "-"
TNB2 = Val(cbalfa.Text) / (1 - Val(cbalfa.Text)) * (Val(ts2) - Val(TSA2))
nb1.Text = Format(TNB1, "##0.#0")

TF1 = "-"
TF2 = Val(tna2) + Val(TNB2)
F1.Text = Format(TF1, "##0.#0")

F10.Text = Format(TF10, "##0.#0")
F11.Text = Format(TF11, "##0.#0")
F12.Text = Format(TF12, "##0.#0")
F13.Text = Format(TF13, "##0.#0")
F14.Text = Format(TF14, "##0.#0")
F15.Text = Format(TF15, "##0.#0")
F16.Text = Format(TF16, "##0.#0")
F17.Text = Format(TF17, "##0.#0")
F18.Text = Format(TF18, "##0.#0")
F19.Text = Format(TF19, "##0.#0")
F20.Text = Format(TF20, "##0.#0")
TE2 = (Val(h2.Text) - Val(TF2))

e2.Text = Format(TE2, "##0.#0")

e10.Text = Format(TE10, "##0.#0")
e11.Text = Format(TE11, "##0.#0")
e12.Text = Format(TE12, "##0.#0")
e13.Text = Format(TE13, "##0.#0")
e14.Text = Format(TE14, "##0.#0")
e15.Text = Format(TE15, "##0.#0")
e16.Text = Format(TE16, "##0.#0")
e17.Text = Format(TE17, "##0.#0")
e18.Text = Format(TE18, "##0.#0")
e19.Text = Format(TE19, "##0.#0")
e20.Text = Format(TE20, "##0.#0")
If TE2 < 0 Then

TAE2 = -(TE2)
Else
TAE2 = (TE2)
End If
If TE3 < 0 Then
TAE3 = -(TE3)
Else
TAE3 = (TE3)
End If
If TE4 < 0 Then
TAE4 = -(TE4)
Else
TAE4 = (TE4)
End If
If TE5 < 0 Then
TAE5 = -(TE5)
Else
TAE5 = (TE5)
End If
If TE6 < 0 Then
TAE6 = -(TE6)
Else
TAE6 = (TE6)
End If
If TE7 < 0 Then
TAE7 = -(TE7)
Else
TAE7 = (TE7)
End If
If TE8 < 0 Then
TAE8 = -(TE8)
Else
TAE8 = (TE8)
End If
If TE9 < 0 Then
TAE9 = -(TE9)
Else
TAE9 = (TE9)
End If
If TE10 < 0 Then
TAE10 = -(TE10)
Else
TAE10 = (TE10)
End If
If TE11 < 0 Then
TAE11 = -(TE11)
Else
TAE11 = (TE11)
End If
If TE12 < 0 Then
TAE12 = -(TE12)
Else
TAE12 = (TE12)
End If
If TE13 < 0 Then
TAE13 = -(TE13)
Else
TAE13 = (TE13)
End If
If TE14 < 0 Then
TAE14 = -(TE14)
Else
TAE14 = (TE14)
End If
If TE15 < 0 Then
TAE15 = -(TE15)
Else
TAE15 = (TE15)
End If
If TE16 < 0 Then
TAE16 = -(TE16)
Else
TAE16 = (TE16)
End If
If TE17 < 0 Then
TAE17 = -(TE17)
Else
TAE17 = (TE17)
End If
If TE18 < 0 Then
TAE18 = -(TE18)
Else
TAE18 = (TE18)
End If
If TE19 < 0 Then
TAE19 = -(TE19)
Else
TAE19 = (TE19)
End If
If TE20 < 0 Then
TAE20 = -(TE20)
Else
TAE20 = (TE20)
End If
ae2.Text = Format(TAE2, "##0.#0")

TES2 = Val(TAE2) ^ 2
es2.Text = Format(TES2, "##0.#0")

If txt_no = "19" Then
jML19
ElseIf txt_no = "18" Then
jML18
jML17
jML16
jML15
jML14
jML13
jML12
jML11
jML10
ElseIf txt_no = "9" Or txt_no = "09" Then
jML9
jML8
jML7
jML6
jML5
jML4
Else
semula
End If
End Sub
Private Sub h1_KeyPress(KeyAscii As Integer)

If KeyAscii = 13 Then h2.SetFocus
End Sub
End Sub
End Sub
End Sub
End Sub
End Sub
End Sub
End Sub
End Sub
End Sub
End Sub
End Sub
End Sub
On Error Resume Next
End Sub
End Sub
End Sub
End Sub
End Sub
End Sub
Private Sub RichTextBox1_Change()
End Sub
Sub jML11()
GTE = (Val(e2) + Val(e3) + Val(e4.Text) + Val(e5.Text) + Val(e6.Text) +
Val(e7.Text) + Val(e8.Text) + Val(e9.Text) + Val(e10.Text) + Val(e11.Text))
txt_te.Text = Format(GTE, "##0.#0")
GRE = Val(GTE) / 10
txt_RT.Text = Format(GRE, "##0.#0")
GTAE = (Val(ae2) + Val(ae3) + Val(ae4.Text) + Val(ae5.Text) + Val(ae6.Text) +

Val(ae7.Text) + Val(ae8.Text) + Val(ae9.Text) + Val(ae10.Text) +
Val(ae11.Text))
txt_tae.Text = Format(GTAE, "##0.#0")
GRAE = Val(GTAE) / 10
txt_rae.Text = Format(GRAE, "##0.#0")
GTES = (Val(es2) + Val(es3) + Val(es4.Text) + Val(es5.Text) + Val(es6.Text) +

Val(es7.Text) + Val(es8.Text) + Val(es9.Text) + Val(es10.Text) + Val(es11.Text))
txt_tes.Text = Format(GTES, "##0.#0")
GRES = Val(GTES) / 10
txt_res.Text = Format(GRES, "##0.#0")
End Sub
Sub jML12()
Val(e7.Text) + Val(e8.Text) + Val(e9.Text) + Val(e10.Text) + Val(e11.Text) +
Val(e12.Text))
GRE = Val(GTE) / 11

Val(ae7.Text) + Val(ae8.Text) + Val(ae9.Text) + Val(ae10.Text) + Val(ae11.Text)
+ Val(ae12.Text))
Val(es7.Text) + Val(es8.Text) + Val(es9.Text) + Val(es10.Text) + Val(es11.Text)
+ Val(es12.Text))
End Sub
Sub jML13()
Val(e12.Text) + Val(e13.Text))
GRE = Val(GTE) / 12

+ Val(ae12.Text) + Val(ae13.Text))

+ Val(es12.Text) + Val(es13.Text))
End Sub
Sub jML14()
Val(e12.Text) + Val(e13.Text) + Val(e14.Text))
GRE = Val(GTE) / 13

+ Val(ae12.Text) + Val(ae13.Text) + Val(ae14.Text))
+ Val(es12.Text) + Val(es13.Text) + Val(es14.Text))
End Sub
Sub jML15()
Val(e12.Text) + Val(e13.Text) + Val(e14.Text) + Val(e15.Text))
GRE = Val(GTE) / 14

+ Val(ae12.Text) + Val(ae13.Text) + Val(e14.Text) + Val(ae15.Text))

+ Val(es12.Text) + Val(es13.Text) + Val(es14.Text) + Val(es15.Text))
End Sub
Sub jML16()
Val(e12.Text) + Val(e13.Text) + Val(e14.Text) + Val(e15.Text) + Val(e16.Text))
GRE = Val(GTE) / 15

+ Val(ae12.Text) + Val(ae13.Text) + Val(e14.Text) + Val(ae15.Text) +
Val(ae16.Text))
+ Val(es12.Text) + Val(es13.Text) + Val(es14.Text) + Val(es15.Text) +
Val(es16.Text))
End Sub
Sub jML17()
Val(e12.Text) + Val(e13.Text) + Val(e14.Text) + Val(e15.Text) + Val(e16.Text)
+ Val(e17.Text))
GRE = Val(GTE) / 16

Val(ae16.Text) + Val(ae17.Text))

Val(es16.Text) + Val(es17.Text))
End Sub
Sub jML18()
+ Val(e17.Text) + Val(e18.Text))
GRE = Val(GTE) / 17

Val(ae16.Text) + Val(ae17.Text) + Val(ae18.Text))

Val(es16.Text) + Val(es17.Text) + Val(es18.Text))
End Sub
Sub jML19()
+ Val(e17.Text) + Val(e18.Text) + Val(e19.Text))
GRE = Val(GTE) / 18

Val(ae16.Text) + Val(ae17.Text) + Val(ae18.Text) + Val(ae19.Text))

Val(es16.Text) + Val(es17.Text) + Val(es18.Text) + Val(ae19.Text))
End Sub
Sub jML9()
Val(e7.Text) + Val(e8.Text) + Val(e9.Text))
GRE = Val(GTE) / 8

Val(ae7.Text) + Val(ae8.Text) + Val(ae9.Text))
GTES = (Val(e2S) + Val(es3) + Val(es4.Text) + Val(es5.Text) + Val(es6.Text) +

Val(es7.Text) + Val(es8.Text) + Val(es9.Text))
End Sub
Sub jML8()
Val(e7.Text) + Val(e8.Text))
GRE = Val(GTE) / 7

Val(ae7.Text) + Val(ae8.Text))

Val(es7.Text) + Val(es8.Text))
End Sub
Sub jML7()
Val(e7.Text))
GRE = Val(GTE) / 6

Val(ae7.Text))

Val(es7.Text))
End Sub
Sub jML6()
GTE = (Val(e2) + Val(e3) + Val(e4.Text) + Val(e5.Text) + Val(e6.Text))
GRE = Val(GTE) / 5
GTAE = (Val(ae2) + Val(ae3) + Val(ae4.Text) + Val(ae5.Text) + Val(ae6.Text))

GTES = (Val(e2) + Val(e3) + Val(es4.Text) + Val(es5.Text) + Val(es6.Text))

End Sub
Sub jML4()
GTE = (Val(e2) + Val(e3) + Val(e4.Text))
GRE = Val(GTE) / 3
GTAE = (Val(ae2) + Val(ae3) + Val(ae4.Text))

GTES = (Val(es2) + Val(e3S) + Val(es4.Text))

End Sub
Sub jML5()
GTE = (Val(e2) + Val(e3) + Val(e4.Text) + Val(e5.Text))
GRE = Val(GTE) / 4
GTAE = (Val(ae2) + Val(ae3) + Val(ae4.Text) + Val(ae5.Text))

GTES = (Val(es2) + Val(es3) + Val(es4.Text) + Val(es5.Text))

End Sub
Sub jML10()
Val(e7.Text) + Val(e8.Text) + Val(e9.Text) + Val(e10.Text))
GRE = (Val(e2) + Val(e3) + Val(e4.Text) + Val(e5.Text) + Val(e6.Text) +
Val(e7.Text) + Val(e8.Text) + Val(e9.Text) + Val(e10.Text)) / 9

Val(ae7.Text) + Val(ae8.Text) + Val(ae9.Text) + Val(ae10.Text))
GRAE = (Val(ae2) + Val(ae3) + Val(ae4.Text) + Val(ae5.Text) + Val(ae6.Text) +
Val(ae7.Text) + Val(ae8.Text) + Val(ae9.Text) + Val(ae10.Text)) / 9

Val(es7.Text) + Val(es8.Text) + Val(es9.Text) + Val(es10.Text))
End Sub
Private Sub txt_no_KeyPress(KeyAscii As Integer)
If KeyAscii = 13 Then
If txt_no = "20" Then
no20
no19
no18
no17
no16
no15
no14
no13
no12
no11
no10
no9
no8
no7
no6
no5
no4
Else
semula
End If
End If
End Sub

Metode Doubel Exponential Smooting Dan Aplikasi Microsoft Visual Basic 6.0 Dalam Meramalkan Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Brebes Tahun 2006

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Metode Doubel Exponential Smooting Dan Aplikasi Microsoft Visual Basic 6.0 Dalam Meramalkan Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Brebes Tahun 2006

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

“METODE DOUBEL EXPONENTIAL SMOOTING DAN APLIKASI

MICROSOFT VISUAL BASIC 6.0 DALAM MERAMALKAN NILAI

Diajukan guna menyelesaikan program studi

Nama : Anita Yuni Setyaningsih

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Anita Yuni Setyaningsih, 2006. Metode Double Exponential Smooting Dan

Sistem perekonomian otonomi daerah yang dilaksanakan sebagai bentuk

Tugas Akhir saya peruntukkan Kepada :

☺ Mama dan Bapak yang terkasih dan terindu

Murobbi terbaik sepanjang jaman Muhammad SAW.

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada berbagai pihak yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini :

2. Bapak Drs. Kasmadi Imam S, M.S selaku Dekan FMIPA

3. Bapak Drs. Supriyanto, M.Si selaku Ketua Jurusan Matematika

5. Pimpinan, Staff dan Karyawan BPS Kabupaten Brebes

6. Orang tua dirumah, semoga Allah membalas semua dengan Jannah-NYA

7. Komting Statistik Terapan dan Komputasi D3 6B

8. Sahabat dan teman-teman angkatan 2003 di Saterkom 6B dan Matematika

Penulis menyadari kesalahan dan kekurangan masih banyak dan harus

Semarang, Juli 2006

MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………….

A. Gambaran Umum Kabupaten Brebes………………………..

A. Latar Belakang Masalah

Sistem ekonomi daerah yang kini telah dilaksanakan sebagai

bentuk dari salah satu kebijakan pemerintah, banyak menimbulkan

masalah dalam bidang ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Latar

belakang ekonomi yang dulu lebih mengesankan pada ketergantungan

memfokuskan diri untuk berusaha mengangkat dan menggali potensi

daerah untuk kepentingan masyarakat besama. Kesejahteraan ekonomi

masyarakat kini menjadi titik tolak dalam pengembangan perekonomian

suatu daerah. Namun disamping dampak positif, dampak negative dari

mampu bertahan dan bersaing dengan daerah lain, karena desakan

ekonomi dan perkembangannya yang semakin maju.

Kondisi sosial ekonomi merupakan salah satu pembangun struktur

perekonomian masyarakat. Perkembangan pembangunan nasional juga

merupakan contoh nyata peranan seluruh masyarakat, dalam hal ini

pemerintah berperan sebagai fasilitator dan pendukung upaya

pembangunan daerah terutama pada bidang perekonomian. Perkembangan

suatu daerah dalam bidang ekonomi dapat dilihat dalam perkembangan

pendapatan asli daerah (PAD), sedangkan secara analisis ekonomi

Produk domestik regional bruto adalah penjumlahan dari semua

kelompok penduduk disuatu wilayah. Pengukuran kondisi perekonomian

suatu wilayah dapat dilakukan dengan salah satu cara yaitu

peramalan/forecasting. Forecasting adalah peramalan/perkiraan mengenai

digunakan adalah metode exponential smooting. Metode exponential

exponential smooting, doubel exponential smooting dan triple exponential

smooting. Metode doubel exponential smooting masuk dalam kategori

model peramalan deret berkala, metode ini dilakukan dengan

penghitungan secara terus-menerus.

Dalam perhitungan ekonomi, berbagai macam metode matematis

statistik banyak yang digunakan, misalnya adalah peramalan, uji hubungan

dan pengaruh dan masih banyak yang lainnya. Perkembangan ilmu

teknologi juga banyak membantu dalam penghitungan berbagai macam

problematika ekonomi, misalnya pada penghitungan keuangan,

komunikasi sekaligus sebagai pemberi solusi dalam suatu masalah,

Kemajuan teknologi yang sekarang telah mendunia ini, seharusnya

menjadi sebuah jendela baru bagi perkembangan dunia informasi dan

penyajian data. Kenyataan yang ada di Kabupaten Brebes dalam

pengolahan data masih menggunakan metode manual, yaitu penghitungan

dengan salah satu software komputer Microsoft excel. Penggunaan

software ini sebenarnya memberi kemudahan namun bila dilihat dari

efisiennya maka program ini banyak sekali memiliki kekurangan,

diantaranya adalah lama dalam melakukan proses penghitungan karena