Anda di halaman 1dari 7

PRASTUDI KELAYAKAN POTENSI BAHAN GALIAN INDUSTRI DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI

Oleh: Wahyu Prodi Teknik Pertambangan, UPN Veteran Yogyakarta No. HP : 085247473993, email : wahyu_1222@yahoo.co.id Abstrak Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang memiliki bahan galian yang cukup besar, dimana sebagian besar bahan galian tersebut merupakan bahan galian untuk keperluan industri dan konstruksi yang tersebar di beberapa tempat. Bahan galian industri di Kabupaten Tanjung Jabung Barat meliputi berbagai jenis antara lain: Pasir kuarsa, pasir batu, tanah liat, kaolin, andesit dan granit yang tersebar di 7 kecamatan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Bahan galin Andesit tersebabar dibeberapa kecamatan antara lain: Batang Asam, Tungkal Ulu dan Merlung. Bahan galian Sirtu dan tanah liat tersebar diseluruh kecamatan yang ada di kabupaten tanjung jabung barat antara lain Batang asam, Renah Mendaluh, Tungkal Ulu, Merlung, Muara Papalik, Tebing Tinggi dan betara. Pasir Kuarsa tersebar di beberapa kecamatan yaitu Tebing Tinggi, Tungkal ulu dan Betara. Kaolin tersebar di Batang asam, Tungkal ulu, Merlung, Betara dan Muara Papalik sementara Granit tersebar didua kecamatan yaitu Batang asam dan Renah Mendalu. Saat ini bahan galian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat belum dapat dimanfaatkan secara maksimal. sehingga belum tersedianya tata ruang wilayah pertambangan yang memadai di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Untuk itu perlu dikaji tentang potensi, lokasi penambangan, dan produksi bahan galian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Kawasan pertambangan berpotensi dan pengembangan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat diharapkan dapat dilakukan penyelidikan yang lebih detail lagi dan dijadikan acuan pembuatan tata ruang pembangunan Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Kata kunci : Bahan Galian Industri dan Tata Ruang Wilayah Pertambangan. A. Pendahuluan Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang memiliki bahan galian yang cukup besar, terutama bahan galian logam, non logam, batuan dan batubara. Dimana sebagian besar bahan galian tersebut merupakan bahan galian untuk keperluan industri dan konstruksi yang tersebar di beberapa tempat. Dengan memperhatikan jumlah cadangan, kualitas dan nilai kegunannya ada beberapa dari bahan galian tersebut yang mempunyai prospek untuk dilakukan pengusahaan atau pengembangan. Bahan galian industri di Kabupaten Tanjung Jabung Barat meliputi berbagai jenis antara lain : Pasir kuarsa, pasir batu, tanah liat, kaolin, andesit dan granit yang tersebar di 7 kecamatan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Saat ini bahan galian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat belum dapat dimanfaatkan secara maksimal. sehingga belum tersedianya tata ruang wilayah pertambangan yang memadai di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. B. Tinjauan Umum 1. Lokasi dan Kesampaian Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat terletak di bagian Utara Propinsi Jambi dengan luas Wilayah 5.503,5 km2 dan merupakan daerah dataran rendah atau pesisir. Kabupaten Tanjung Jabung Barat secara geografis terletak pada posisi antara 237.896 - 341.902 mE dan 9.839.299 9.917.859 mN. Berdasarkan letak geografisnya Kabupaten Tanjung Jabung Barat berbatasan 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Berhala. 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kabupaten Tebo 3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Muara Jambi Wilayah administrasi Kabupaten Tanjung Jabung Barat terdiri dari 13 ( tiga belas ) Kecamatan dengan ibu kota Kabupaten terletak di Kecamatan Tungkal Ilir. Dilihat

dari aspek geografis, Kabupaten ini mempunyai letak yang memiliki historis dalam perkembangan perkotaan untuk wilayah Provinsi Jambi karena merupakan lalu lintas yang menghubungkan Provinsi Jambi dengan wilayah lainnya dengan menggunakan moda angkutan perairan/ laut.

Gambar 1 Peta Adminsitrasi Kabupaten Tanjung Jabung Barat 2. Topografi Topografi wilayah Kecamatan Tebing Tinggi, di dominasi oleh topografi dataran menengah dengan ketinggian 25 500 mdpl dan sebagian daerah di kecamatan Batang Asam dan Rendah mendalu merupakan dataran tinggi >500 mdpl, hanya kecamatan Betara yang merupakan dataran rendah 0 25 mdpl. kemiringan di kabupaten Tanjung Jabung Barat ini beragam, sebagian besar memiliki kemiringan yang menengah yakni antara 2 15% hanya beberapa daerah yang memiliki kemiringan diatas 15% dari luas seluruh kecamatan. 3. Iklim dan Hidrologi Wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat terletak di daerah tropis yang ditandai dengan temperatur yang tinggi dan curah hujan yang besar. Selain itu, wilayah ini berdekatan dengan laut, sehingga iklim di daerah ini banyak dipengaruhi oleh angin laut. Jumlah curah hujan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat cukup tinggi berkisar antara 2.000 3.000 mm/tahun dengan hari hujan rata-rata 107 hari pertahun. Curah hujan tertinggi terjadi pada Bulan November, yaitu sebesar 462,5 mm. Suhu di Kabupaten Tanjung Jabung Barat cukup panas dengan suhu udara minimum sebesar 290C.

4. Geologi Penjelasan geologi meliputi tiga bagian yaitu Fisiografi, stratigrafi dan struktur geologi sebagai berikut : 1.Fisiografi Wilayah Provinsi Jambi, merupakan bagian dari cekungan Sumatera Selatan ( Van Bemmelen, 1934 ), yang terbagi menjadi tiga zona yaitu: Blok Berikulen, Blok Semangko dan Blok Sekampung. 2. Statigrafi Berdasarkan stratigrafi wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Barat di jumpai beberapa Formasi yaitu: Formasi Mentulu, Pengabuan, Gangsal, Muara Enim, Air Benakat, Gumai, Lahat, Talang akar dan Kasai. 3. Struktur Geologi Struktur geologi di wilayah Kecamatan Batang Asam, Renah Mendaluh dan Kecamatan Merlung secara umum dijumpai struktur pelipatan sinklin sebanyak tiga jalur, struktur pelipatan sinklin sebanyak satu jalur dan dijumpai pula dua struktur patahan. C. Hasil Penelitian 1. Proses Kompilasi Data Data-data mengenai cadangan dan sebaran bahan galian di Kabupaten Tanjung jabung Barat yang dikemukakan dibawah ini bersumber dari berbagai referensi resmi yang dikeluarkan oleh beragai instansi baik berupa laporan hasil penelitian terdahulu, laporan tahunan( statistik ), maupun exposed dari rekapitulasi data dalam bentuk lain. Asumsi yang perlu dikemukakan adalah bahwa sumber data yang dikeluarkan oleh suatu instansi resmi merupakan sumber informasi formal dan dapat digunakan sebagai pertimbangan bahwa data pendukung yang tidak dapat didapat akan didekati dengan data analaogi maupun data empiris lain. Potensi bahan galian di Kecamatan Batang Asam dihitung sumberdayanya di setiap jenis dan lokasi menggunakan metode luas dan faktor ratarata. Luas dihitung dengan metode koordinat yang telah dibuat dalam soft were Autocad, sedangkan yang di rata-rata adalah ketebalannya. Berikut ini adalah besarnya potensi masing-masing bahan galian.

1. Andesit
No 1 2 3 Kecamatan Batang Asam Tungkal Ulu Merlung TOTAL Jumlah desa 2 1 1 4 Jumlah Sumberdaya (m3) 155.420.000 71.100.000 117.100.000 343.620.000

5.
NO 1 2. 3. 4. Jumlah Desa 4 4 4 3 2 3 4 4 Jumlah Sumberdaya ( m3) 550.000 320.740 193.000 166.800 135.112 169.360 267.120 1.802.132 2 1. 2. 5.

Kaolin
Kecamatan Batang Asam Tungkal Ulu Merlung Betara Muara Papalik JUMLAH Jumlah Desa 3 2 2 2 3 Jumlah Sumberdaya (m3) 50.530.000 33.953.000 22.210.000 42.320.000 21.920.000 170.933.000

2.
NO 1 2 3 4 5. 6. 7.

Sirtu
Kecamatan Batang Asam Renah Mendaluh Tungkal Ulu Merlung Muara Papalik Tebing Tinggi Betara

6.
NO

Granit
Kecamatan Batang Asam Renah Mendaluh Jumlah Desa 3 2 Jumlah Sumberdaya (m3) 1.045.800.000 646.800.000 1.692.600.000

JUMLAH

JUMLAH

3.
NO 1 2 3. 4. 5. 6. 7.

Tanah Liat
Kecamatan Batang Asam Renah Mendaluh Tungkal Ulu Merlung Melung Tebing Tinggi Betara JUMLAH Jumlah Desa 4 3 5 1 3 4 4 24 Jumlah Sumberdaya (m3) 382.600.000 463.000.000 292.200.000 114.540.000 181.980.00 313.600.000 585.000.000 2.332.940.000

4.
NO

Pasir Kuarsa
Kecamatan Tebing Tinggi Tungkal Ulu Betara jumlah Desa 4 2 1 Jumlah Sumberdaya (m3) 146.800.000 63.040.000 110.360.000 7320.200.000

1. 2. 3. JUMLAH

2.Perhitungan Term of grade Penambangan bahan galian industri dan logam di Tanjung Jabung Barat umummnya sebagian besar dilakukan secara sederhana, artinya tidak menggunakan peralatan mekanis ( untuk produksi skala kecil ) ini umumnya dilakukan oleh penambang pemegang surat ijin SIPD.PR. Hanya beberapa sudah melakukan dengan cara mekanis ( untuk pemegang SIPD ) dengan sasaran produksi skala besar dan padat modal. Disamping para penambangan yang berijin, ada juga penambang yang tidak berijin atau disebut PETI ( Penambang Tanpa Ijin ) yang turut melakukan penambangan. Penentuan potensi bahan galian menggunakan analisis kualitatif salah satunya menggunakan indikator term of gradeatau Tc.(Tc) adalah perbandingan antara indeks harga impor (Px) dengan indeks harga impor (Pm). Kenaikan Tc menunjukan perbaikan dalam trade yakni untuk sejumlah tertentu ekspor dapat diperoleh jumlah impor yang lebih banyak dengan melalui harga.

Keterangan: Tc = Term of grade Px1 =nilai ekspor bahan galian pada tahun tertentu Px0 = nilai ekspor bahan galian pada tahun dasar (basis) Pm1 = nilai impor bahan galian pada tahun tertentu Pm0 = nilai impor bahan galian pada tahun dasar D. Pembahasan Kawasan pertambangan ditentukan dengan cara melakukan penilaian dan evaluasi terhadap ke empat faktor antara lain faktor sumber daya mineral, faktor lahan, faktor pangsa pasar dan faktor pencapaian daerah. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh masing-masing faktor dapat dilihat dalam pembahasan berikut ini. 1. Analisis Penentuan Kawasan Pertambangan Dalam penentuan kawasan pertamabangan beberapa aspek yang dianalisis antara lain : a.Analisis faktor Lahan Usaha Tambang Dalam menentukan lokasi sebaran yang dikembangkan untuk dijadikan kawasan pertambangan baik di darat maupun di sungai harus mempertimbangkan persyaratan terhadap aspek-aspek yang terkait. Hal ini dimaksud agar kegiatan tersebut tidak benturan atau tumpang tindih dengan penggunaan lahan sektor lain. Untuk menganalisis peruntukan lahan seperti tabel di atas, digunakan metode tumpang tindih ( Superimpose ) dan pemilahan yaitu dari peta sebaran bahan galian golongan C dengan peta tematik yang menjadi pertimbangan dalam penentuan peruntukan lahan usaha tambang. Dalam mendukung analisis ini, dipergunakan Software Auto cad dan Map Info 7.0. b.Aspek Kawasan lindung Kegiatan kehutanan juga memiliki peranan yang cukup penting dalam perekonomian Tanjung Jabung Barat. Luas kawasan hutan di kabupaten tersebut pada

tahun 2009 mencapai 241.100,55 ha atau 48,72 persen dari luas kabupaten. Sebagian besar hutan di Tanjung Jabung Barat merupakan hutan produksi yang luasnya lebih dari 70 persen. Selain itu masih terdapat 18,28 persen hutan yang merupakan hutan produksi terbatas. Pada tahun 2010, produksi komoditi hutan berupa kayu gergajian mencapai 4.525.892,2 m3. Selain itu, terdapat produksi hasil hutan lainnya yang menjadi bahan baku bubur kertas/pulp yang menghasilkan pulp sebanyak 797.649.610 ton dalam satu tahun. c. Kawasan Pertanian Pengembangan kawasan pertanian di Tanjung Jabung Barat secara keseluruhan diarahkan untuk budidaya tanaman pangan lahan basah, tanaman pangan lahan kering, perkebunan/tanaman tahunan, peternakan dan perikanan. faktor lahan yang dipengaruhi oleh persawahan irigasi teknis seluas 4.307 ha terdapat di 3 Kabupaten, lahan ini dikategorikan sulit dikembangkan sebagai kawasan pertambangan sedangkan lahan yang berupa sawah tadah hujan seluas 2.988 ha di Tanjung Jabung Barat terdapat di 3 Kabupaten dikategorikan mudah untuk dikembangkan sebagai daerah potensi tambang. d. Kawasan Pemukiman Pada tahun 2010 telah dilaksanakan Sensus Penduduk. Berdasarkan hasil SP 2010, jumlah penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Barat mencapai 278.741 jiwa.Pada tahun 2008, jumlah penduduk diproyeksikan baru mencapai 250.746 jiwa. Rata-rata pertumbuhan penduduk tercatat meningkat dari 2,11 persen tahun 2008 menjadi 3,03 persen tahun 2010. Dengan luas wilayah 4.984,25 km2, setiap 1 km2 dihuni oleh 56 jiwa penduduk pada tahun 2010.Adapun setiap rumah tangga rata-rata beranggotakan 4 jiwa.Berdasarkan analisis tumpang tindih untuk menentukan kawasan potensi pertambangan. Salah satu faktor pembatasnya adalah daerah pemukiman penduduk.Diperoleh data lahan yang sulit dikembangkan menjadi kawasan pertambangan adalah seluas 3.362.88 ha merupakan daerah pemukiman padat penduduk. e. Pencapaian Daerah Salah satu faktor yang penting dalam menentukan kawasan potensi pertambangan adalah faktor pencapaian daerah. Meskipun

daerah tersebut terdapat bahan galian yang potensi dikembangakan tetapi apabila pencapaian daerah ke lokasi tersebut melewati topografi berlereng terjal, banyak jurang serta belum tersedia prasarana tranportasi berupa jalan maka lokasi tersebut dikatakan sulit untuk dikembangkan. Berdasarkan analisis tumpah tindih terhadap faktor aksebilitas lahan dan keberadaan bahan galian diperoleh data bahwa daerah dengan faktor lahan sulit dikembangkan seluas 16.300,7 Ha, faktor ini disebabkan karena lokasi bahan galian tersebut memiliki kemiringan lereng curam sampai sangat curam, sedangkan lokasi bahan galian yang memiliki aksebilitas lahan mudah seluas 324.676,6 Ha. f. Analisis Pangsa Pasar Berdasarkan kriteria yang dikeluarkan oleh Direktorat Geologi dan Pertambangan Umum untuk mengetahui pangsa pasar tinggi atau rendah ditentukan berdasarkan permintaan dalam waktu 5 tahun ke belakang hingga 5 tahun ke depan. Penentuan pangsa pasar tinggi dan rendahnya ditentukan oleh besarnya produksi nasional dibandingkan dengan permintaan dalam negri untuk bahan galian tersebut.Apabila nilai produksi lebih kecil dari permintaan, dikategorikan pangsa pasar tinggi, dan berlaku sebaliknya. Analisis Indikator Penentuan Potensi Bahan Galian Dari perhitungan nilai Tc yang telah dilakukan di atas diperoleh nilai Tc pada tahun 2013 a. Potensi Granite Apabila dilihat dari jumlah ekspor, granit memiliki jumlah yang jauh lebih besar dibandingkan dengan jumlah impor dan jumlah komsumsi. Ini menandakan potensi untuk ekspor masih besar karena dilihat jumlah ekspor yang begitu besar, artinya permintaan granit di luar negeri masih besar.Apabila dilihat dari pengolahan data menggunakan grafik regresi linier yang terdapat pada lampiran D diasumsikan pada tahun 2013 nilai Tc menjadi 1.663,artinya mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. b. Potensi Kaolin Jumlah Komsumsi dalam negri yang cukup besar juga dapat dijadikan alternative untuk penjualan kaolin kelak. Menggunakan
2.

grafik regresi linier diasumsikan tahun 2013 nilai Tc untuk kaolin meningkat menjadi 1.531 Data komsumsi kaolin menunjukkan, pemakai terbesar dan paling stabil dari tahun ke tahun adalah industri keramik. Sumberdaya kaolin di Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang cukup besar dapat memenuhi kebutuhan industri keramik apabila dikelola dengan baik. c.Potensi Kuarsa Sumber daya pasir kuarsa di Kabupaten Tanjung Jabung Barat cukup besar yakni sekitar 10.582 Ha dilihat dari nilai Tc mengalami pergarakan yang kurang baik bahkan cenderung menurun ditiap tahunnya, hal ini karenakan jumlah impor yang sangat besar dibanding dengan ekspor yang dilakukan. Dengan menggunakan grafik regresi eksponensial diasumsikan pada tahun 2013 nilai Tc untuk kuarsa menurun yakni 0.0007 hal ini menandakan bahwa bahan galian kuarsa memerlukan peningkatan kualitas dan kualifikasi bahan komoditas agar dapat menambah nilai ekspor. d. Potensi Andesit, Sirtu dan Tanah Liat Bahan galian andesit, sirtu dan tanah liat merupakan komoditas tambang yang kegunaannya sebagai bahan dasar dari konstruksi, terutama dalam pembangunan infrastruktur, seperti jalan raya, gedung, jembatan, saluran irigasi dan lainnya.Berdasarkan kegunaanya tesebut bahan galian diatas berpotensi untuk diusahakan. Melihat status Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang merupakan Kabupaten yang baru dimekarkan dengan begitu akan masuk dalm program percepatan pembangunan hal ini akan menyebabkan bahan-bahan dasar konstruksi tersebut akan sangat dibutuhkan. 3. Kawasan pertambangan ditentukan dengan cara melakukan penilaian dan evaluasi terhadap ke empat faktor yang telah disebutkan dalam diatas. Dari hasil penentuan ini, kawasan pertambangan dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) jenis yang berdasarkan atas tingkat keprospekan paling tinggi hingga terendah jika dieksploitasi, yaitu Kawasan Pertambangan Utama (KPU), Kawasan Pertambangan Pengembangan (KPP), dan Kawasan Pertambnagan Berpotensi (KPB).

4. Analisis Jalur Pengangkutan Untuk mengetahui jalur pengangkutan bahan galian yang biasa dilalui untuk mengangkut bahan galian dari lokasi tambang ke lokasi pengolahan maupun ke lokasi pasar dilakukan uji petik. Uji petik adalah salah satu metode sampel untuk mengetahui jenis bahan galian yang diangkut pada jalur-jalur tertentu. Berdasarkan pengamatan di lapangan jalur yang biasa dilewati truk pengangkut bahan galian untuk sampai ke lokasi pasar adalah jalan kabupaten. Untuk menganalisis jalur pengangkutan, akan dibahas dalam masingmasing Kecamatan. Berdasarkan pengamatan di lapangan jalur yang biasa dilewati truk pengangkut bahan galian untuk sampai ke lokasi pasar adalah jalan kabupaten.Tanjung Jabung Barat memiliki letak yang strategis yakni berbatasan langsung dengan Provinsi Riau serta akses ke ibu kota jambi cukup mudah. Kelas SDM Lahan Mudah Sulit Terukur / Terunjuk A C Tereka / Hipotetik B D

b.

c.

d.

e.

besar merupakan kawasan hutan lindung dan taman nasional. Dengan menggunakan metode yang sama, ditentukan daerah yang berpotensi untuk dikembangkan kawasan pertambangan pengembangan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat 220.829,93 Ha untuk kawasan daerah kawasan pertambangan berpotensi luas penyebarannya 1.460 Ha. Berdasarkan analisis indicator Tc dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa terdapat dua bahan galian industri yang berpotensi yaitu Granit dan kaolin sedangkan untuk kuarsa kurang berpotensi untuk di ekspor. Bahan galian andesit, pasir batu dan tanah liat berpotensi untuk diusahakan guna untuk memenuhi kebutuhan bahan konstruksi di Kabupaten Tanjung Jabung Barat yang menjalankan program percepatan pembangunan. Tanjung Jabung Barat memiliki letak yang strategis yakni berbatasan langsung dengan Provinsi Riau serta akses ke ibu kota jambi cukup mudah.

Kelompok Pangsa Pasar Tinggi Rendah

1 2

2 3

2 3

2 4

Kelompok Pencapaian Daerah Mudah Sulit

1 KPU KPU

2 KPP KPP

3 KPP KPB

4 KPP KPB

Keterengan : KPU:Kawasan Pertambangan Utama KPP:KawasanPertambangan Pengembangan KPB:Kawasan Pertambanagan Berpotensi E.Kesimpulan dan Saran 1.Kesimpulan a. Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan metode tumpang tindih untuk menentukan daerah kawasan pertambangan diketahui daerah yang tidak layak ditambang seluas 12.457,87 Ha, sebagian

2.Saran a. Kawasan pertambangan berpotensi dan pengembangan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat diharapkan dapat dilakukan penyelidikan yang lebih detail lagi. b. Untuk bahan galian kuarsa dibutuhkan peningkatan kualitas dan kualifikasi agar dapat bernilai ekspor. c. Daerah kawasan pertambangan diharapkan dapat dijadikan acuan pembuatan tata ruang pembangunan Kabupaten Tanjung Jabung Barat. F.Daftar Pustaka 1. Abdul Rauf, 1998, Perhitungan Cadangan Endapan Mineral, Jurusan Teknik Tambang Fakultas Teknologi Mineral UPN Veteran Yogyakarta. 2. Carras,Spero,1990, Sampling Evaluation and Basic Principles of Ore Reserve Estimation, Australia.

3. Popoff, C., 1965, Computing Reserve of Mineral Deposit Principles and Conventional Methods, Dept. of The Interior, Beurau of Mines, USA. 4. Sukandarrumidi. 1999. Bahan Galian Industri .Gajah Mada University Press, Yogyakarta. 5. Van Bemmelen R. W., (1943), The Geology Of Indonesia, New york. 6. ,Badan Standar Nasional Indonesia Amandemen I SNI 13-5014-1998, 1998, Klasifikasi Sumber Daya dan Cadangan Batubara, Rancangan Standar Nasional Indonesia. 7. ,US Geological Survey, 1980, Principles of a Resource/Reserve classification for Minerals, Circular 831. 8. ,Tanjung Jabung Barat Dalam Angka, 2009, Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Anda mungkin juga menyukai