Anda di halaman 1dari 1

Mutasi Patoadaptif yang Meningkatkan Virulensi: Organisasi Genetik Regio cadA Shigella spp.

Day Jr. WA, Fernndez RE, Maurelli AT Infection and Immunity, December 2001, p. 7471-7480, Vol. 69, No. 12 Mutasi patoadaptif mengembangkan kemampuan spesies patogen melalui modifikasi ciri bawaan yang mempengaruhi faktor virulensi dan keturunan yang dibutuhkan untuk bertahan hidup dalam jaringan pejamu. Mutasi patoadaptif yang diperlihatkan spesies Shigella adalah hilangnya ekspresi dekarboksilase lisin (LDC) yang telah berevolusi dari Escherichia coli yang mengekspresikan LDC. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa produk aktivitas LDC, kadaverin, menghambat kerja enterotoksin Shigella dan gen yang mengkode LDC, cadA, hilang akibat penghapusan kromosom besar-besaran pada tiap spesies Shigella. Untuk lebih memahami sifat dan evolusi mutasi patoadaptif ini, sisa-sisa regio cad disekuens dari empat spesies Shigella. Analisis ini mengungkapkan adanya pengaturan gen yang baru dalam regio kromosom patogen ini. Penyisipan sekuens, genom faga, dan/atau lokus dari posisi yang berbeda dengan kromosom leluhur E.coli telah memindahkan lokus cadA untuk membentuk ikatan genetik yang berbeda dan unik pada masing-masing spesies Shigella. Studi hibridisasi dengan menggunakan E. coli K-12 microarray, menunjukkan bahwa gen yang dipindahkan untuk membentuk ikatan baru ini masih tetap berada dalam genom Shigella. Tidak satupun dari pengaturan gen baru ini tampak pada representasi filogen E. coli. Pengamatan ini menunjukkan inaktivasi gen antivirulensi cadA terjadi secara independen pada tiap spesies Shigella. Evolusi konvergen mutasi patoadaptif ini menunjukkan bahwa setelah evolusi dari E.coli komensal, besarnya tekanan pada jaringan pejamu menyeleksi klon Shigella dengan kemampuan dan virulensi yang lebih tinggi melalui penghapusan ciri leluhur (LDC). Hasil penelitian ini sangat mendukung peran mutasi patoadaptif sebagai jalur penting dalam evolusi organisme patogen.

Anda mungkin juga menyukai