Anda di halaman 1dari 19

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN...

TENTANG HAK CIPTA

I.

UMUM

Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman etnik/suku bangsa, budaya dan agama serta kekayaan yang melimpah di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra berikut pengembangan-pengembangannya. Sebagai potensi nasional, semua itu memerlukan adanya perlindungan yang memadai terhadap kekayaan intelektual khususnya Ciptaan yang lahir dari keanekaragaman dan kekayaan tersebut. Perkembangan di bidang teknologi perekaman, telekomunikasi, dan informasi digital yang demikian pesat dalam beberapa dasawarsa terakhir, telah menuntut adanya peningkatan perlindungan yang memadai baik bagi Pencipta maupun Pemilik Hak Terkait dengan tetap memperhatikan kepentingan masyarakat luas. Apabila tuntutan tersebut ditangani secara serius termasuk di antaranya dengan menyediakan sistem pengaturan yang baik, sendisendi kehidupan dan perekonomian Indonesia akan meningkat, tingkat pembajakan menurun, kreatifitas penciptaan makin meningkat, dan kredibilitas citra bangsa yang baik akan tetap terjaga di dunia internasional. Di tingkat Internasional, Indonesia telah ikut serta dalam pergaulan masyarakat dunia dengan menjadi anggota dalam Agreement Establishing the World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia) yang mencakup Trade Related Aspects on Intellectual Property Rights (Persetujuan tentang Aspek-aspek Dagang Hak Kekayaan Intelektual), selanjutnya disebut TRIPs, melalui Undang-Undang No. 7 tahun 1994. Selain itu, Indonesia telah meratifikasi Berne Convention for the Protection of Artistic and Literary Works (Konvensi Bern tentang Perlindungan Karya Seni dan Sastra) melalui Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 1997 dan World Intellectual Property Organization Copyright Treaty (Perjanjian Hak Cipta WIPO) yang selanjutnya disebut WCT, melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 1997, serta World Intellectual Property Organization Performances and Phonograms Treaty (Perjanjian Karya-karya Pertunjukan dan Karyakarya Fonogram WIPO) yang selanjutnya disebut WPPT, melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2004. Indonesia saat ini telah memiliki Undang-undang Hak Cipta Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta yang merupakan penyempurnaan

dari Undang-Undang Hak Cipta sebelumnya yaitu Undang-undang Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1987 dan terakhir diubah dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1997. Walaupun perubahan-perubahan itu telah memuat beberapa penyesuaian Pasal yang sesuai dengan TRIPs, dan telah mengakomodasikan ketentuanketentuan perjanjian internasional lainnya di bidang Hak Cipta dan Hak Terkait, masih terdapat beberapa hal yang perlu disempurnakan untuk lebih memberi perlindungan dan memajukan perkembangan bagi karya-karya intelektual di bidang Hak Cipta dan Hak Terkait. Dari beberapa konvensi di bidang Hak Kekayaan Intelektual tersebut, masih terdapat beberapa ketentuan yang sudah sepatutnya dimanfaatkan sebagai materi muatan. Di samping itu, harus diakui bahwa dalam penerapannya masih ada beberapa hambatan maupun kendala yang dialami tidak saja oleh Kementerian sebagai institusi pengelola pengadministrasian Hak Cipta, tetapi juga oleh para Pencipta, praktisi, para penegak hukum, dan pihak terkait lainnya. Perlindungan hukum Hak Cipta dan Hak Terkait yang kuat dan sesuai dengan standar perlindungan dalam konvensi internasional, tentu akan sangat mendukung peningkatan investasi di dalam negeri dan prospek perdagangan produk Indonesia di tingkat internasional. Kondisi ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat secara luas, terutama bagi mereka yang bergerak di sektor industri kreatif, seperti: industri musik, film, entertainment, media massa, perbukuan, arsitektur, dan piranti lunak. Terhadap pihak-pihak yang berjasa di bidang Hak Kekayan Intelektual pada umumnya dan hak cipta pada khususnya, pemerintah akan memberikan penghargaan sesuai dengan prestasi dan kontribusinya dalam menunjang pembangunan sistem hukum bidang Hak Kekayaan Intelektual. Perlindungan Hak Cipta tidak diberikan terhadap ide atau gagasan karena Ciptaan harus telah diekspresikan dalam bentuk nyata di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra. Perlindungan Hak Cipta terdiri atas hak ekonomi dan hak moral. Hak ekonomi adalah hak untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas Ciptaan dan produk Hak Terkait. Hak Moral adalah hak yang melekat pada diri Pencipta atau Pelaku Pertunjukan yang tidak dapat dihilangkan, dirusak, atau dihapus tanpa alasan apa pun, walaupun hak ekonomi atas Ciptaan dan produk Hak Terkait tersebut telah dialihkan. Dalam rangka mengelola hak ekonominya secara maksimal, Pencipta atau Pemegang Hak Cipta serta Pelaku Pertunjukan dapat memberikan kuasa kepada Lembaga Manajemen Kolektif atas pemanfaatan hak ekonomi secara komersial oleh berbagai pengguna seperti hotel, restoran, karaoke, perusahaan penerbangan, Lembaga Penyiaran dan sebagainya. Lembaga Manajemen Kolektif memiliki peran yang cukup penting dalam pengelolaan hak ekonomi Pencipta dan pemilik Hak Terkait,

sehingga keberadaannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Saat ini di Indonesia telah ada beberapa Lembaga Manajemen Kolektif yang secara formal belum diatur dalam Undang-Undang Hak Cipta. Hal inilah yang mendorong perlunya pengaturan mengenai Lembaga Manajemen Kolektif agar dalam prakteknya sesuai dengan hukum yang berlaku di bidang Hak Cipta dan Hak Terkait. Selain hal-hal tersebut di atas, Undang-Undang ini memuat beberapa ketentuan penyempurnaan yang cukup mendasar mencakup antara lain: 1. Ketentuan umum, utamanya yang berkaitan dengan terminologi tentang Hak Cipta, Ciptaan, Pencipta, Pemegang Hak Cipta, Pengumuman, Penerbitan, Perbanyakan, Pengomunikasian Kepada Publik, Pendistribusian Kepada Publik, Perangkat Lunak Komputer, Hak Terkait, Pelaku Pertunjukan, Fonogram, dan Fiksasi, dalam rangka mencegah dan/atau menghindarkan persepsi ataupun penafsiran hukum yang berbeda; 2. Ketentuan mengenai hak eksklusif yang dimiliki oleh Pencipta, Pemegang Hak Cipta, dan pemilik Hak Terkait yang lebih jelas dan terinci dengan sekaligus mengatur mengenai pengecualian dan pembatasan terhadap hak eksklusif tersebut; 3. Penyempurnaan mengenai obyek Ciptaan yang dilindungi dan pengecualiannya serta jangka waktu perlindungan seni terapan; 4. Penyempurnaan ketentuan mengenai right management information (Informasi Manajemen Hak Cipta) dan technology protection measure (Sarana Kontrol Teknologi); 5. Penyempurnaan mengenai Lisensi; 6. Ketentuan mengenai Hak cipta dalam teknologi informasi dan komunikasi; 7. Ketentuan tentang Penetapan Sementara Pengadilan, yang dapat lebih menjamin berlakunya asas dapat dilaksanakan sehingga dipandang perlu untuk memasukkan pengaturan mengenai hukum acaranya; 8. Ketentuan mengenai Lembaga Manajemen Kolektif sehingga praktek pengelolaan atau pemanfaatan Hak Cipta dan Hak Terkait oleh masyarakat pengguna dapat betul-betul dilakukan sesuai dengan norma/koridor hukum yang berlaku; 9. Penyempunaan ketentuan pidana dan sifat delik, yang semula hanya merupakan delik biasa menjadi delik biasa dan delik aduan; 10.Dimungkinkannya dokumen elektronik sebagai alat bukti dalam sengketa Hak Cipta; 11.Ketentuan mengenai pelaku tindak pidana yang dilakukan oleh korporasi. Semua penyempurnaan ketentuan tersebut di atas, dilakukan dengan mengutamakan kepentingan nasional dan memperhatikan keseimbangan antara kepentingan Pencipta, Pemegang Hak Cipta, atau pemilik Hak Terkait, dengan masyarakat serta memperhatikan ketentuan dalam perjanjian internasional di bidang Hak Cipta dan Hak Terkait. II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Ayat (1) Yang dimaksud dengan hak eksklusif adalah hak yang semata-mata diperuntukkan bagi Pencipta, sehingga tidak ada pihak lain yang boleh memanfaatkan hak tersebut tanpa izin Pencipta. Pemegang Hak Cipta yang bukan Pencipta hanya memiliki sebagian dari hak eksklusif berupa hak ekonomi. Ayat (2) Cukup jelas Pasal 3 Ayat (1) Huruf a Cukup jelas. Huruf b Cukup jelas. Huruf c Yang dimaksud dengan transformasi adalah perubahan bentuk Ciptaan di bidang ilmu pengetahuan, seni, atau sastra yang sudah ada menjadi suatu karya baru dalam ruang lingkup Hak Cipta dengan bentuk yang berbeda dari karya aslinya dan/atau sekedar mengekspresikan Ciptaan ke dalam media lain. Yang dimaksud dengan adaptasi adalah transformasi yang antara lain dapat berupa: perubahan karya drama menjadi karya audiovisual, perubahan karya tulis atau karya sastra menjadi karya drama atau karya film, penataan ulang karya tulis atau karya drama, perubahan karya cerita bergambar menjadi karya tulis atau karya drama. Yang dimaksud dengan aransemen adalah transformasi berupa penyesuaian komposisi musik dengan nada suara penyanyi atau instrumen lain yang didasarkan pada sebuah komposisi yang telah ada sehingga esensi musiknya tidak berubah. Huruf d Cukup jelas. Huruf e Cukup jelas. Huruf f Cukup jelas. Huruf g Cukup jelas. Huruf h

Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Yang dimaksud dengan obyek yang esensial adalah Perangkat Lunak Komputer yang menjadi obyek utama perjanjian penyewaan. Pasal 4 Yang dimaksud untuk tujuan komersial adalah untuk mendapatkan keuntungan secara ekonomi atas penggunaan Perangkat Lunak Komputer tersebut. Ketentuan pidana berlaku hanya untuk badan hukum yang terakhir menggunakan Perangkat Lunak Komputer tersebut. Pasal 5 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Yang dimaksud dengan dapat beralih atau dialihkan hanya hak ekonomi, sedangkan hak moral tetap melekat pada diri Pencipta. Pengalihan Hak Cipta harus dilakukan secara jelas dan tertulis baik dengan atau tanpa akta notariil. Pengalihan Hak Cipta secara lisan tidak sah. Huruf a Cukup jelas. Huruf b Cukup jelas. Huruf c Cukup jelas. Huruf d Cukup jelas. Huruf e Cukup jelas. Huruf f Yang dimaksud dengan sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan, mencakup antara lain: pengalihan yang disebabkan oleh putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, merger, akuisisi, pembubaran perusahaan atau badan hukum dimana terjadi penggabungan atau pemisahan aset perusahaan. Pasal 6 Cukup jelas. Pasal 7

Yang dimaksud dengan Hak Cipta yang diperoleh secara melawan hukum misalnya dengan menghilangkan nyawa Pencipta atau Pemegang Hak Cipta agar dapat memperoleh hak sebagai ahli waris. Pasal 8 Cukup jelas. Pasal 9 Dalam hal terjadi sengketa di pengadilan mengenai siapa Pencipta atas suatu Ciptaan, pihak-pihak yang bersengketa dapat membuktikan kebenarannya berdasarkan bukti-bukti yang cukup dan hakim menentukan siapa Pencipta yang sebenarnya berdasarkan pembuktian tersebut. Pasal 10 Cukup jelas. Pasal 11 Yang dimaksud dengan di bawah pimpinan dan pengawasan adalah yang dilakukan dengan bimbingan, pengarahan, ataupun koreksi dari orang yang memiliki rancangan tersebut. Pasal 12 Ayat (1) Yang dimaksud dengan hubungan dinas adalah hubungan kepegawaian antara pegawai negeri dengan instansinya. Ayat (2) Ketentuan ini dimaksudkan untuk menegaskan bahwa Hak Cipta yang dibuat oleh seseorang berdasarkan pesanan dari instansi Pemerintah tetap dipegang oleh instansi Pemerintah tersebut selaku pemesan, kecuali diperjanjikan lain. Ayat (3) Yang dimaksud dengan hubungan kerja atau berdasarkan pesanan adalah Ciptaan yang dibuat atas dasar hubungan kerja di lembaga swasta atau atas dasar pesanan pihak lain. Pasal 13 Cukup jelas. Pasal 14 Ayat (1) Yang dimaksud dengan ekspresi budaya tradisional mencakup salah satu atau kombinasi bentuk ekspresi berikut ini: a. verbal tekstual, baik lisan maupun tulisan, yang berbentuk prosa maupun puisi, dalam berbagai tema dan kandungan isi pesan, yang dapat berupa karya susastra ataupun narasi informatif; b. musik, mencakup antara lain: vokal, instrumental atau

c. d. e.

f.

kombinasinya; gerak, mencakup antara lain: tarian teater, mencakup antara lain: pertunjukan wayang dan sandiwara rakyat; seni rupa, baik dalam bentuk dua dimensi maupun tiga dimensi yang terbuat dari berbagai macam bahan seperti kulit, kayu, bambu, logam, batu, keramik, kertas, tekstil, dan lain-lain atau kombinasinya; dan upacara adat.

Ayat (2) Yang dimaksud dengan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat pengemban adalah adat istiadat, norma hukum adat, norma kebiasaan, norma sosial, dan normanorma luhur lain yang dijunjung tinggi oleh masyarakat tempat asal, yang memelihara, mengembangkan, dan melestarikan ekspresi budaya tradisional. Ayat (3) Cukup jelas. Pasal 15 Ayat (1) Ketentuan ini dimaksudkan untuk menegaskan status Hak Cipta dalam hal suatu karya yang Penciptanya tidak diketahui dan belum diterbitkan, misalnya, dalam hal karya tulis yang belum diterbitkan dalam bentuk buku atau karya musik yang belum direkam. Ayat (2) Penerbit dianggap Pemegang Hak Cipta atas Ciptaan yang diterbitkan dengan menggunakan nama samaran Penciptanya. Hal ini tidak berlaku apabila Pencipta di kemudian hari menyatakan identitasnya dan ia dapat membuktikan bahwa Ciptaan tersebut adalah Ciptaannya. Ayat (3) Negara dianggap Pemegang Hak Cipta atas Ciptaan yang telah diterbitkan tetapi tidak diketahui Penciptanya dan/atau penerbitnya. Hal ini tidak berlaku apabila Pencipta dan/atau penerbitnya di kemudian hari menyatakan identitasnya dan ia dapat membuktikan bahwa Ciptaan tersebut adalah Ciptaannya. Ayat (4) Cukup jelas. Ayat (5) Cukup jelas.

Pasal 16

Ayat (1) Huruf a Yang dimaksud dengan perwajahan karya tulis adalah karya cipta yang lazim dikenal dengan "typholographical arrangement", yaitu aspek seni pada susunan dan bentuk penulisan karya tulis. Hal ini mencakup antara lain format, hiasan, komposisi warna dan susunan atau tata letak huruf indah yang secara keseluruhan menampilkan wujud yang khas. Huruf b Cukup jelas. Huruf c Yang dimaksud dengan alat peraga adalah Ciptaan yang berbentuk dua ataupun tiga dimensi yang berkaitan dengan geografi, topografi, arsitektur, biologi, atau ilmu pengetahuan lain. Huruf d Yang dimaksud lagu atau musik dengan atau tanpa teks diartikan sebagai satu kesatuan karya cipta yang bersifat utuh. Huruf e Cukup jelas. Huruf f Yang dimaksud dengan gambar antara lain: motif, diagram, sketsa, logo, unsur-unsur warna dan bentuk huruf indah. Yang dimaksud dengan kolase adalah komposisi artistik yang dibuat dari berbagai bahan, misalnya, kain, kertas, atau kayu yang ditempelkan pada permukaan sketsa atau media karya. Huruf g Yang dimaksud dengan karya seni terapan adalah karya seni rupa yang dibuat dengan menerapkan seni pada suatu produk sehingga memiliki kesan estetis dalam memenuhi kebutuhan praktis, antara lain: penggunaan gambar, motif, atau ornamen pada suatu produk. Huruf h Yang dimaksud dengan karya arsitektur antara lain: ujud fisik bangunan, penataan letak bangunan, gambar rancangan bangunan, gambar teknis bangunan, dan model atau maket bangunan. Huruf i Yang dimaksud dengan peta adalah suatu gambaran dari unsur-unsur alam dan/atau buatan manusia yang berada di atas ataupun di bawah permukaan bumi yang digambarkan pada suatu bidang datar dengan skala tertentu, baik melalui media non digital maupun digital. Huruf j

Yang dimaksud dengan karya seni batik adalah motif batik kontemporer yang bersifat inovatif, masa kini, dan bukan tradisional. Karya tersebut dilindungi karena mempunyai nilai seni, baik dalam kaitannya dengan gambar, corak, maupun komposisi warnanya. Yang dimaksud dengan karya seni motif lain adalah motif-motif yang merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang terdapat di berbagai daerah, seperti seni songket, motif tenun ikat, motif tapis, motif ulos, dan seni motif lain yang bersifat kontemporer, inovatif, dan terus dikembangkan. Huruf k Yang dimaksud dengan karya fotografi meliputi semua foto yang dihasilkan dengan menggunakan kamera. Huruf l Yang dimaksud dengan karya sinematografi adalah Ciptaan yang berupa gambar bergerak (moving images) antara lain: film dokumenter, film iklan, reportase atau film cerita yang dibuat dengan skenario, dan film kartun. Karya sinematografi dapat dibuat dalam pita seluloid, pita video, piringan video, cakram optik dan/atau media lain yang memungkinkan untuk dipertunjukkan di bioskop, layar lebar, televisi, atau media lainnya. Sinematografi merupakan salah satu contoh bentuk audiovisual. Huruf m Yang dimaksud dengan bunga rampai meliputi Ciptaan dalam bentuk buku yang berisi kompilasi karya tulis pilihan, himpunan lagu-lagu pilihan, dan komposisi berbagai karya tari pilihan yang direkam dalam kaset, cakram optik, atau media lain. Yang dimaksud dengan database adalah kompilasi data dalam bentuk apapun yang dapat dibaca oleh komputer atau kompilasi dalam bentuk lain, yang karena alasan pemilihan atau pengaturan atas isi data itu merupakan kreasi intelektual. Perlindungan terhadap database diberikan dengan tidak mengurangi hak para Pencipta atas Ciptaan yang dimasukan dalam database tersebut. Huruf n Cukup jelas. Huruf o Cukup jelas. Huruf p Cukup jelas. Huruf q Cukup jelas. Huruf r Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3)

Cukup jelas. Pasal 17 Huruf a Cukup jelas. Huruf b Cukup jelas. Huruf c Yang dimaksud dengan kebutuhan fungsional adalah kebutuhan manusia terhadap suatu alat, benda, atau produk tertentu yang berdasarkan bentuknya memiliki kegunaan dan fungsi tertentu. Pasal 18 Huruf a Cukup jelas. Huruf b Cukup jelas. Huruf c Cukup jelas. Huruf d Cukup jelas. Huruf e Cukup jelas. Huruf f Yang dimaksud dengan keputusan badan-badan sejenis lain, misalnya: keputusan-keputusan yang memutus suatu sengketa, termasuk keputusan-keputusan Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan, Panitia Penyelesaian Perselisihan Perpajakan, dan Mahkamah Pelayaran. Pasal 19 Huruf a Cukup jelas. Huruf b Contoh dari Pengumuman, Pendistribusian Kepada Publik, Pengomunikasian Kepada Publik, dan/atau Perbanyakan segala sesuatu yang dilaksanakan oleh atau atas nama Pemerintah adalah Publikasi, Pendistribusian Kepada Publik, Pengomunikasian Kepada Publik, dan/atau Perbanyakan segala sesuatu yang dilaksanakan oleh atau atas nama Pemerintah atas suatu hasil riset yang dilakukan dengan biaya negara.

Huruf c Yang dimaksud dengan berita aktual adalah berita yang dikomunikasikan kepada publik dalam waktu 3x24 jam sejak pertama kali dikomunikasikan kepada publik. Pasal 20 Huruf a Yang dimaksud dengan kepentingan yang wajar dari Pencipta atau Pemegang Hak Cipta adalah suatu kepentingan yang didasarkan pada keseimbangan dalam menikmati manfaat ekonomi atas suatu Ciptaan. Huruf b Yang dimaksud dengan bagian yang substansial adalah bagian yang paling penting, dan khas yang menjadi ciri dari Ciptaan. Huruf c Cukup jelas. . Huruf d Cukup jelas. Huruf e Yang dimaksud berdasarkan pertimbangan pelaksanaan teknis, misalnya: perubahan luas tanah yang tidak mencukupi, letak posisi tidak simetris, komposisi material bahan yang berbeda, dan perubahan bentuk arsitektur karena faktor alam. Pasal 21 Ayat (1) Seorang pemilik (bukan Pemegang Hak Cipta) Perangkat Lunak Komputer boleh membuat 1 (satu) salinan atau adaptasi atas Perangkat Lunak Komputer yang dimilikinya secara sah, untuk dijadikan cadangan yang semata-mata digunakan sendiri. Pembuatan salinan cadangan tersebut tidak dianggap pelanggaran Hak Cipta. Ayat (2) Pemusnahan salinan atau adaptasi Perangkat Lunak Komputer dimaksudkan untuk menghindari pemanfaatan oleh pihak lain dengan tanpa hak. Pasal 22 Cukup jelas. Pasal 23 Cukup jelas. Pasal 24

11

Cukup jelas. Pasal 25 Ayat (1) Yang dimaksud dengan perbanyakan secara temporer adalah penambahan jumlah suatu Ciptaan secara tidak permanen yang dilakukan dengan media digital, misalnya perbanyakan lagu atau musik, buku, gambar, dan karya lain dengan media komputer baik melalui jaringan intranet maupun internet yang kemudian disimpan secara temporer dalam tempat penyimpanan digital (storage). Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (4) Cukup jelas. Pasal 26 Cukup jelas. Pasal 27 Ayat (1) Yang dimaksud dengan penghargaan dapat mencakup imbalan. Ayat (2) Cukup jelas. Pasal 28 Cukup jelas. Pasal 29 Ketentuan ini dimaksudkan untuk melindungi kepentingan yang dipotret dalam hal pemotretan dilakukan sepengetahuan dari orang yang dipotret, karena dalam pemotretan dapat terjadi bahwa seseorang telah dipotret diketahuinya dalam keadaan yang dapat merugikan dirinya. Pasal 30 Yang dimaksud dengan kecuali dinyatakan lain oleh Pelaku Pertunjukan atau Pemegang Hak atas pertunjukan, misalnya seorang penyanyi dalam suatu pertunjukan musik dapat berkeberatan jika dipotret untuk dipublikasikan, didistribusikan, atau dikomunikasikan kepada publik oleh orang lain. orang tanpa suatu tanpa

Pasal 31

Ketentuan ini dimaksudkan untuk memberi kewenangan terhadap institusi penegak hukum dalam melakukan proses penegakan hukum, karena bukti-bukti berupa potret dalam keadaan bagaimanapun merupakan petunjuk yang dapat memperkuat pembuktian atau membuat jelas peristiwa pidana yang sedang ditangani. Pasal 32 Cukup jelas. Pasal 33 Ayat (1) Huruf a Cukup jelas. Huruf b Cukup jelas. Huruf c Cukup jelas. Huruf d Cukup jelas. Huruf e Yang dimaksud dengan distorsi adalah tindakan pemutarbalikan suatu fakta atau identitas Ciptaan. Yang dimaksud dengan mutilasi adalah proses atau tindakan menghilangkan sebagian Ciptaan. Yang dimaksud dengan modifikasi adalah pengubahan atas Ciptaan. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (4) Cukup jelas. Pasal 34 Cukup jelas. Pasal 35 Bentuk Sarana Kontrol Teknologi antara lain kode rahasia, password, bar code, serial number, teknologi dekripsi (decryption) dan enkripsi (encryption) yang digunakan untuk melindungi Ciptaan. Pasal 36 Cukup jelas.

Pasal 37

13

Huruf a Bentuk penyebarluasan konten antara lain mengunggah. Yang dimaksud konten adalah isi dari hasil ciptaan yang tersedia dalam media apapun. Huruf b Cukup jelas. Huruf c Tindakan perekaman tersebut termasuk penggunaan camcorder di dalam gedung bioskop dan tempat-tempat pertunjukan live performance, yang dapat digolongkan sebagai tindakan perbanyakan tanpa seijin pencipta yang sanksinya diatur dalam Pasal 87 ayat (1) . Pasal 38 Ayat (1) Yang dimaksud dengan menutup atau menghentikan adalah upaya Pemerintah untuk menutup atau menghentikan baik secara keseluruhan atau sebagian layanan sistem elektronik dengan menggunakan Sarana Kontrol Teknologi dan Informasi atau bentuk lainnya. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (4) Cukup jelas. Pasal 39 Cukup jelas. Pasal 40 Cukup jelas. Pasal 41 Cukup jelas. Pasal 42 Cukup jelas. Pasal 43 Cukup jelas. Pasal 44 Cukup jelas. Pasal 45 Cukup jelas.

Pasal 46

Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (4) Cukup jelas. Ayat (5) Pendaftaran Ciptaan bukan merupakan suatu keharusan bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta, dan timbulnya perlindungan suatu Ciptaan dimulai sejak Ciptaan itu ada atau terwujud dan bukan karena pendaftaran. Hal ini berarti suatu Ciptaan baik yang terdaftar maupun tidak terdaftar tetap dilindungi. Pasal 47 Ayat (1) Menteri yang menyelenggarakan pendaftaran Ciptaan tidak bertanggung jawab atas isi, arti, maksud, atau bentuk dari Ciptaan yang terdaftar. Ayat (2) Seni lukis berupa logo atau identitas suatu perusahaan yang dipergunakan sebagai merek dagang atau jasa tidak dapat didaftarkan dalam daftar umum Ciptaan. Ayat (3) Cukup jelas. Pasal 48 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Yang dimaksud dengan pengganti Ciptaan adalah contoh Ciptaan yang dilampirkan karena Ciptaan itu sendiri secara teknis tidak mungkin untuk dilampirkan dalam Permohonan, misalnya, patung yang berukuran besar diganti dengan miniatur atau fotonya. Surat pernyataan yang dimaksud adalah surat kepemilikan hak cipta yang menyatakan bahwa ciptaan tersebut benar milik pencipta atau pemegang hak cipta. Ayat (3) Jangka waktu proses permohonan dimaksudkan memberi kepastian hukum kepada Pemohon. Ayat (4) Cukup jelas. Pasal 49 Cukup jelas. untuk

15

Pasal 50 Cukup jelas. Pasal 51 Cukup jelas. Pasal 52 Cukup jelas. Pasal 53 Cukup jelas. Pasal 54 Cukup jelas. Pasal 55 Cukup jelas. Pasal 56 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Apabila dalam perjanjian lisensi tidak ditentukan jangka waktu, maka batas waktu yang diberikan adalah maksimal 3 (tiga) tahun. Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (4) Penghitungan dan pengenaan besaran royalti perlu memperhatikan elemen-elemen yang merupakan dasar penghitungan besaran royalti, misalnya: jumlah kursi, jumlah kamar, luas ruangan, jumlah eksemplar yang disalin, sesuai dengan kebiasaan/praktek yang lazim dilakukan. Ayat (5) Cukup jelas Pasal 57 Cukup jelas. Pasal 58 Cukup jelas. Pasal 59 Cukup jelas. Pasal 60 Cukup jelas.

Pasal 61 Cukup jelas. Pasal 62 Cukup jelas. Pasal 63 Cukup jelas. Pasal 64 Cukup jelas. Pasal 65 Cukup jelas. Pasal 66 Cukup jelas. Pasal 67 Cukup jelas. Pasal 68 Cukup jelas. Pasal 69 Ayat 1 Gugatan pembatalan diajukan kepada Pencipta/Pemegang Hak Cipta terdaftar dan Menteri melalui Pengadilan Niaga sebagaimana dimaksud dalam pasal 71. Ayat 2 Cukup jelas. Pasal 70 Cukup jelas. Pasal 71 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Segala bentuk sengketa terkait dengan Hak Cipta antara lain sengketa berupa perbuatan melawan hukum, perjanjian lisensi, sengketa mengenai tarif dalam penarikan royalti. Ayat (4) Cukup jelas. Ayat (5) Cukup jelas. Pasal 72 Cukup jelas.

17

Pasal 73 Cukup jelas. Pasal 74 Cukup jelas. Pasal 75 Cukup jelas. Pasal 76 Ayat (1) Yang dimaksud dengan hanya dapat diajukan kasasi adalah tidak ada upaya hukum banding, tetapi masih dimungkinkan untuk melakukan upaya hukum luar biasa/peninjauan kembali. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Pasal 77 Cukup jelas. Pasal 78 Cukup jelas. Pasal 79 Yang dimaksud dengan alternatif penyelesaian sengketa adalah konsiliasi, mediasi, negosiasi, atau cara lain yang dipilih oleh para pihak sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Pasal 80 Cukup jelas. Pasal 81 Huruf a Ketentuan ini dimaksudkan untuk mencegah kerugian yang lebih besar pada pihak yang haknya dilanggar, sehingga hakim Pengadilan Niaga diberi kewenangan untuk menerbitkan penetapan sementara guna mencegah berlanjutnya pelanggaran dan masuknya barang yang diduga melanggar Hak Cipta dan Hak Terkait ke jalur perdagangan termasuk tindakan importasi. Huruf b Ketentuan ini dimaksudkan untuk mencegah penghilangan barang bukti oleh pihak pelanggar. Pasal 82 Cukup jelas.

Pasal 83 Cukup jelas. Pasal 84 Cukup jelas. Pasal 85 Cukup jelas. Pasal 86 Cukup jelas. Pasal 87 Cukup jelas. Pasal 88 Cukup jelas. Pasal 89 Cukup jelas. Pasal 90 Cukup jelas. Pasal 91 Cukup jelas. Pasal 92 Yang dimaksud dengan bersifat unik adalah apabila bersifat lain daripada biasanya, mempunyai nilai sejarah, mempunyai nilai religius, mempunyai nilai seni yang tinggi, tidak ada persamaan dengan yang biasanya, atau yang bersifat khusus. Pasal 93 Cukup jelas. Pasal 94 Cukup jelas. Pasal 95 Cukup jelas. Pasal 96 Cukup jelas. TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR ...

19

Anda mungkin juga menyukai