Anda di halaman 1dari 4

NAMA NIM KELAS

: NURMA VELAYATI A. : 10613299 :D

NATIONAL POISON CENTRE UNIVERSITI SAINS MALAYSIA

National Poison Centre atau Pusat Racun Negara didirikan pada tahun 1994 yang awalnya merupakan pusat informasi racun dan obat (Integrated Drug and Poison Information service atau IDPIS) milik USM (Universiti Sains Malaysia) sejak tahun 1982. IDPIS telah banyak melakukan penelitian untuk memperkuat layanan kesehatan dibidang teknologi informasi dan informatika. Hal ini bertujuan untuk informasi kesehatan dan obat serta informasi tentang racun dan penanganan nya oleh tenaga profesioanal kesehatan untuk masyarakat luas. Ruang lingkup Pusat Racun Negara meliputi : 1. Pelayanan Pusat Racun Negara (PRN) menyediakan pelayanan tentang informasi obat dan racun secara aktif dan pasif . Pelayanan secara aktif kegiatan nya meliputi pelayanan yang secara langsung diberikan ke masyarakat umum. Pelayanan secara aktif ini dilakukan melalui media cetak seperti brosur, poster, buletin dan artikel-artikel kesehatan yang tersaji pada alamat website PRN. Bahkan tersaji pula artikel yang ditulis langsung oleh pendiri PRN yaitu Professor Tan Sri Dato Dzulkifli Bin Abdul Razak. Semua informasi mengenai kegiatan yang dilakukan oleh PRN didalam web juga merupakan salah satu bentuk pelayanan secara aktif. Sehingga siapapun yang membaca akan mendapatkan informasi yang lebih banyak dan sangat bermanfaat dari postinan tersebut. Selain itu pelayanan juga dilakukan secara langsung melalui seminarseminar mengenai racun dan obat seperti kasus-kasus keracunan obat-obatan yang sering sekali terjadi. Kegiatan seminar seperti ini dilakukan di berbagai tempat seperti di Rumah Sakit, tempat pendidikan maupun di lembaga pemerintahan. Secara pasif pelayanan yang dilakukan oleh PRN adalah dengan menerima konsultasi selama 24 jam setiap hari termasuk akhir pekan dan hari libur via telpon bagi siapa

saja yang ingin mengajukan pertanyaan terkait racun dan obat. Selain itu pelayanan dan konsultasi juga diberikan untuk mereka yang ingin menghentikan kebiasaan merokok. Melalui konsultasi dan pelayanan ini akan diberikan saran-saran dan berbagai program untuk berhenti merokok baik bagi perokok aktif maupun perokok pasif. Semua layanan diberikan oleh tenaga yang terlatih dan berpengalaman di bidangnya. Pelayanan aktif dan pasif secara keseluruhan bertujuan untuk mengurangi resioko dan terjadinya keracunan serta untuk memberikan informasi mengenai racun dan cara penanganan nya.

2. Pendidikan Sebagai perkembangan dari IDPIS milik salah satu institusi pendidikan yaitu Universiti Sains Malaysia sangat jelas bahwa Pusat Racun Negara menjadi sarana pendidikan yang cukup efisien. Hal ini terlihat dari kegiatan dari PRN berupa pendidikan yang diberikan untuk tenaga kesehatan terkait informasi obat dan racun. Selain itu juga melakukan dan mengkoordinasikan program-program pendidikan secara berkelanjutan dan memberikan informasi mengenai upaya pencegahan

terjadinya keracunan dalam berbagai pelatihan yang diberikan dari tenaga kesehatan yang professional. Pelatihan yang dilakukan kepada para siswa mengenai toksikologi dan keracunan obat. Untuk pembelajaran jarak jauh mengenai informasi racun dan obat diberikan sarana yang mudah diperoleh dan efektif melalui internet. Dan didirikan pula pusat pelatihan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk

menghasilkan tenaga yang terampil dan kompetitif. PRN juga bekerja sama dengan lembaga pemerintah, lembaga nasional dan internasional seperti University of Waterloo, Canada dan WHO yang merupakan organisasi kesehatan dunia serta berbagai LSM dalam kegiatan pendidikan ini.

3. Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Toksikologi yang sudah didirikan sejak 1996 yang bekerja sama dengan penelitian dari USM, Perguruan Tinggi lain, lembaga penelitian, instansi pemerintah dan swasta. Penelitian yang dilakukan terkait dengan berbagai insinden keracunan yang perna terjadi maupun penelitian yang dilakukan secara rutin dengan berbagai macam bahan kimia, obat, racun ataupun logam. Bahan kimia dapat berasal dari makanan atau minuman, lingkungan, obat-obatan, kosmetik

dan lain-lain. Dilakukan pula skrining obat-obatan, peptisida, logam berat, nikotin dan kotinin dalam rambut atau dalam urin. Penelitian lainnya berasal dari darah, serum, plasma, urin, rambut, jaringan tubuh, air, tanah, obat herbal atau tradisional, tanaman dan lain-lain. Bidang penelitian nya meliputi Toxicology dan Toicovigilance, Farmakokinetik dan Farmakovigilance, Fitokimia dan pengembangan metode analisis dan validasi. Sarana dan prasarana untuk penelitian juga disedikan di dalam laboratorium ini seperti terdapat peralatan untuk Kromatografi Gas

Spektrofotometer Massa, Liquid Chromatograph-Tandem Mass Spectrometer (LCMS andLC-MS/MS), Gas Chromatograph-Nitrogen phosphorous/Flame lonisation Detectors (GC-NPD/FID), High Performance Liquid Chromatograph-Diode array detector (HPLC), Atomic Absorption Spectrometer (AAS), UV-VIS

Spectophotometer, Mercury Analyser, dan Gel Imager.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa National Poison Centre atau Pusat Racun Negara memiliki ruang lingkup pelayanan informasi obat berupa pelayanan, pendidikan dan penelitian.

Dosis kecil harian Aspirin sebagai Antikanker


Aspirin atau asam asetilsalisiat sudah dikenal sebagai obat yang memiliki efek analgetik, antipiretik dan antiinflamasi. Seiiring dengan perkembangan penelitian yang dilakukan para ilmuan diketahui bawha aspirin memiliki efek antikanker jika dikonsumsi dalam dosis rendah secara teratur. Berita ini telah disampaikan oleh National Poison Centre sekitar desember 2 tahun yang lalu. Efek antikanker dari aspirin ini efektif digunakan oleh orangtua diatas 40 tahun sebagai upaya perlindungan dari penyakit ganas tersebut. Hal ini didukung oleh penelitian terbaru di Skotlandia bahwa aspirin terbukti dapat mengurangi resiko terkena kanker khususnya kanker usus besar. Penurunan resikonya mencapai 22 persen. Penurunan ini secara klinis terjadi lebih signifikan terhadap mereka yang dilaporkan mengonsumsi aspirin dosis rendah selama lebih dari lima tahun. Persentasenya sekitar 30 persen lebih kecil kemungkinannya terkena kanker dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsi aspirin secara teratur. Selain efek terapi yang, aspirin juga menimbulkan efek samping meskipun penggunaan dalam dosis yang kecil seperti pendarahan diperut.

Anda mungkin juga menyukai