Anda di halaman 1dari 2

AKHLAQ TERHADAP ALAM

Setiap kali hendak berperang, Rasulullah Saw senantiasa memberikan wasiat kepada pasukannya terkait aturan-aturan etika yang harus ditaati selama di medan tempur. Salah satu wasiat beliau yang kemudian diikuti oleh para Khulafaur Rasyidin adalah larangan untuk menebang pepohonan kecuali untuk strategi perang. (QS Al-Hasr, 59;5), merusak tanaman, membunuh binatang tanpa alasan yang jelas-semisal untuk dimakan dan meracuni sumber-sumber air. Hai ini memberikan gambaran yang jelas bahwa Islam sangat menjunjung tinggi akhlak terhadap alam. Haram hukumnya, tercela nilainya, bahkan melanggar AlQuran dan sunah Nabi Saw, ketika seorang muslim membuat rusak lingkungan sekitarnya baik biotik maupun abiotik. Allah Swt.berfirman, Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi setelah (Allah) memperbaikinya. (QS Al-Araf, 7;56) Akhlaq terhadap alam, sejatinya adalah bagian besar dari akhlaq yang wajib dimiliki seorang muslim, selain akhlaq kepada Allah Swt, kepada Nabi Saw, kepada diri sendiri, dan kepada sesama manusia. Semua itu adalah satu kesatuan yang tidak bisa dilepaskan. Dengan demikian, ketika seseorang mengabaikan akhlaq terhadap alam, semisal merusak, mencemari, menyakiti, atau setidaknya tidak peduli akan kelestariannya, pastinya keimanan orang tersebut tidak sempurna. Tidak dikatakan lurus iman seseorang apabila tindakannya merugikan dan membawa mudharat bagi makhluk Allah lainnya. Dalam beberapa hadits, kita menemukan ada orang-orang yang sangat bagus ibadah ritualnya akan tetapi dicap buruk oleh Nabi Saw, hanya karena dia tidak baik terhadap binatang-sebagai salah satu bagian penting dari alam. Sebuah hadits dari Ibnu Umar menyebutkan, Seorang wanita masuk neraka karena mengikat seekor kucing. Dia tidak

memberikan makan dan tidak pula melepaskannya untuk memperoleh makan di bumi. (HR Bukhari Muslim). Namun sebaliknya ada orang yang ibadahnya biasa-biasa saja, sering bermaksiat malah, akan tetapi dinilai baik oleh Nabi Saw karena dia penyayang terhadap binatang dan gemar memelihara lingkungan sekitarnya. Nabi Saw pernah bercerita tentang seorang lelaki yang dengan susah payah mengambil air ke sumur untuk menolong anjing yang kehausan. Karena perbuatannya ini, Allah Swt. Memuliakan dia dan mengampuni segala dosa-dosanya. Sesungguhnya , Allah Swt. Mensyukuri apa yang dilakukannya dan mengampuninya, sabda Nabi Saw. Para sahabat bertanya, apakah dengan memperlakukan binatang secara baik kita memperoleh ganjaran ? Beliau pun menjawab Setiap perlakuan baik terhadap yang memiliki jiwa ada ganjarannya. (HR.Bukhari Muslim). Anjuran agar setiap Muslim memperlakukan alam dengan baik sejatinya berawal dari adanya doktrin persaudaraan semakhluk. Di dalam AlQuran, Allah Swt. Menyebut semua hewan melata di muka bumi dan yang terbang di udara, sebagai umat-umat layaknya manusia. Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya melainkan umat-umat juga seperti kamu.... (QS.Al-Anam, 6:38) Itu artinya, alam sekitarpun dengan komponennya, termasuk kedalam pihak-pihak yang layak mendapat kasih sayang dan penghormatan yang proporsional seperti halnya manusia. Bahkan, sebagai khalifah Allah di mukabumi, manusia dituntun untuk lebih proaktif dan kreatif dalam menyebarkan kebaikan dan keharmonisn dibandingkan makhluk lainnya. Kegagalan manusia dalam menjalankan tugas dan fungsinya tersebut, bukan hanya tercela, tetapi juga membawa konsekuensi buruk bagi yang bersangkutan di dunia dan di akhirat ; di dunia berupa bencana alam dan di akhirat berupa pertanggungjawaban di hadapan Allah Azza Wa Jalla.

Anda mungkin juga menyukai