Angka Indeks
Bab 5
OUTLINE
BAGIAN I Statistik Deskriptif Pengertian Statistika Penyajian Data Ukuran Pemusatan Ukuran Penyebaran Angka Indeks Deret Berkala dan Peramalan
Angka Indeks Agregrat Tertimbang Macam-Macam Indeks dan Masalah Penyusunan Indeks Pengolahan Data Indeks dengan MS Excel Angka Indeks Relatif Sederhana Angka Indeks Agregrat Sederhana
Angka Indeks
Bab 5
PENGANTAR
Angka Indeks:
Sebuah angka yang menggambarkan perubahan relatif terhadap harga, kuantitas produk, kualitas produk, pola konsumsi atau nilai yang dibandingkan dengan tahun dasar. Angka Indeks dapat digunakan sebagai indikator untuk mengukur perubahan-perubahan dalam kegiatan ekonomi dan bisnis sebagai akibat dari perubahan waktu.
Angka Indeks
Bab 5
PENGANTAR
Fungsi Angka Indeks:
Untuk membandingkan nilai suatu peubah(variabel) atau beberapa peubah yang saling terkait pada satu periode tetentu dengan periode yang lain. Perbandingan ini dapat bermanfaat untuk menentukan kebijakan-kebijakan yang menyangkut persyaratan ekonomi dan bisnis.
Contoh:
Indeks biaya hidup tahun 2005 adalah 220 dengan tahun dasar 2003, artinya biaya hidup naik sebesar (220%-100%)= 120% pada tahun 2005 dibandingkan dengan tahun 2003.
Angka Indeks
Bab 5
PENGANTAR
Contoh : Turunnya Daya Beli Masyarakat dan Daya saing Ekonomi Indonesia
Indeks harga Konsumen (IHK) & Indeks Upah sektor Industri Indonesia
IHK adalah harga gabungan jenis barang dan jasa yang harus dibeli oleh konsumen. Berdasarkan tahun dasar 2001, maka tahun 2007 harga barang dan jasa telah mencapai 274% atau meningkat 2,74 kali dari tahun 2001. Sementara daya beli konsumen yang dicerminkan dengan Indeks Upah Sektor Industri (IUSI) justru menurun selama krisis dan mulai membaik pada tahun 2006, namun demikian IUSI masih lebih rendah dari IHK dan hal ini mencerminkan , bahwa kesejahteraan konsumen menurun , karena daya beli tidak mencukupi kebutuhan hidup. Kondisi krisis membuat daya beli masyarakat menurun dan daya saing indonesia tidak membaik.
5
Tahun
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
IHK
100 119 199 203 221 249 274
IUSI
184 201 139 163 190 219 247
Angka Indeks
Bab 5
PENGANTAR
Banyak indikator ekonomi menggunakan angka indeks seperti Indeks Harga Konsumen, Indeks Harga Perdagangan Besar, Indeks Harga Saham Gabungan, Indeks Nilai Tukar Petani, dan lain-lain.
800
Contoh : Angka Indeks Saham dapat membandingkan kondisi harga saham di beberapa Negara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), merupakan angka indeks yang mencerminkan harga saham semua perusahaan di bursa efek. ISHG Indonesia lebih rendah dibanding Malaysia dan Korea Selatan. Dilihat dari waktu bulan OktoberNovember 2002 mencapai titik terendah. IHSG untuk awal tahun 2003 meningkat di Malaysia sedangkan Indonesia dan Korea Selatan turun.
600
400
200
Ags
Sep
Okt
Nov
Des
Jan
IHSG Indonesia
IHSG Malaysia
Angka Indeks
Bab 5
Perhitungan (1.014/1.014) x 100 (1.112/1.014) x 100 (2.461/1.014) x 100 (2.058/1.014) x 100 (2.240/1.014) x 100 (2.524/1.014) x 100 (2.777/1.014) x 100
Rumus:
IH = Ht x 100 Ho
Angka Indeks
Bab 5
2. ngka A
Kuantitas 31 30 32 33 32 30 31
Indeks
Perhitungan (31/31) x 100 (30/31) x 100 (32/31) x 100 (33/31) x 100 (32/31) x 100 (30/31) x 100 (31/31) x 100
Menunjukkan perkembangan kuantitas barang dan jasa dibandingkan dengan tahun atau periode dasarnya. Indeks kuantitas sederhana dihitung tanpa memberikan bobot pada setiap komoditas, karena dianggap masih mempunyai kepentingan yang sama.
Rumus:
IK = Kt x 100 Ko
Angka Indeks
Bab 5
IN=Indeks Nilai relatif sederhana; Vt=Volume/Nilai Pada periode/tahun ke t Vo= Volume/Nilai Pada periode/tahun dasar
Ht= Harga komoditi pada periode/tahun t Kt= Kuantitas Komoditi Pada periode/tahun ke t Ho= Harga Komoditi Pada periode/tahun dasar Ko= Kuantitas Komoditi Pada periode/tahun dasar 9
Angka Indeks
Bab 5
Tahun
Harga
Kuantitas
Nilai
Indeks
Keterangan
31 30 32 33 32 30 31
(31.434/31.434) x 100
(33.360/31.434) x 100
(78.752/31.434) x 100
(67.914/31.434) x 100
(71.680/31.434) x 100
(75.720/31.434) x 100
(86.087/31.434) x 100
10
Angka Indeks
Bab 5
OUTLINE
BAGIAN I Statistik Deskriptif Pengertian Statistika Penyajian Data Ukuran Pemusatan Ukuran Penyebaran Angka Indeks Deret Berkala dan Peramalan
Angka Indeks Relatif Sederhana Angka Indeks Agregrate Sederhana Angka Indeks Agregrate Tertimbang Macam-Macam Indeks dan Masalah Penyusunan Indeks Pengolahan Data Indeks dengan MS Excel
11
Angka Indeks
Bab 5
Rumus:
IHA = Ht x 100 Ho
12
Angka Indeks
Bab 5
Dengan tahun dasar tahun 2010 Indeks 2007 = ? (7.197/9.005)x100= 80 Indeks 1998 = ? Dst.
13
Angka indeks tahun 2007 dengan thn dasar 2010 adalah 80, artinya tahun 2007 harga 20% lebih rendah dibanding tahun 2010, namun pada tahun 2012 telah terjadi kenaikan harga sebesar 94%
14
Angka Indeks
Bab 5
2.
Angka indeks yang menunjukkan perbandingan antara jumlah kuantitas kelompok barang dan jasa pada periode tertentu dengan periode dasarnya.
Rumus:
IHA = Kt x 100 Ko
15
Angka Indeks
Bab 5
Dengan tahun dasar tahun 2010 Indeks 2007 = ? (72.4/78.5)x100= 92 Indeks 2008 = ? dst
16
Angka indeks tahun 2007 dengan thn dasar 2010 adalah 92, artinya tahun 2007 produksi lebih rendah 8% dibanding tahun 2010, demikian juga pada tahun 2012 telah terjadi penurunan produksi sebesar 6%
17
Angka Indeks
Bab 5
Rumus:
INA : Indeks nilai agregat relatif sederhana Vt : Vol/Nilai pada periode/tahun t Vo : Vol/Nilai pada periode/tahun 0 Ht : Harga Komoditi pada periode/tahun t Kt : Kuantitas komoditi pada periode tahun t Ho : Harga Komoditi pada periode/tahun 0 Ko : Kuantitas komoditi pada periode tahun 0
18
Angka Indeks
Bab 5
2008
1999
2010
20011
2012
Beras Jagung Kedelai Kacang Hijau Kacang Tanah Ketela Pohon Ketela Rambat Kentang Jumlah
Dengan tahun dasar tahun 2010 Indeks Nilai 2007 = Indeks 2009 = ? dst 19
Angka Indeks
Bab 5
OUTLINE
BAGIAN I Statistik Deskriptif Pengertian Statistika Penyajian Data Ukuran Pemusatan Ukuran Penyebaran Angka Indeks Deret Berkala dan Peramalan
Angka Indeks Agregrat Tertimbang Macam-Macam Indeks dan Masalah Penyusunan Indeks Pengolahan Data Indeks dengan MS Excel Angka Indeks Relatif Sederhana Angka Indeks Agregrat Sederhana
20
Angka Indeks
Bab 5
21
Angka Indeks
Bab 5
1. Formula Laspeyres
Etienne Laspeyres mengembangkan metode ini pada abad 18
akhir untuk menentukan sebuah indeks tertimbang dengan menggunakan bobot sebagai penimbang adalah periode dasar.
Rumus:
IL : Indeks Laspeyers Ht : Harga pada tahun t Ho : Harga pada tahun dasar Ko : Kuantitas komoditi pada tahun dasar sebagai pembobot
22
Angka Indeks
Bab 5
23
Angka Indeks
Bab 5
Angka Indeks
Bab 5
2. Formula Paasche
Menggunakan bobot tahun berjalan dan bukan tahun dasar sebagai bobot.
Rumus:
IP = HtKt HoKt
IL : Indeks Paasche Ht : Harga pada tahun t Ho : Harga pada tahun dasar Kt : Kuantitas komoditi pada tahun berjalan sebagai pembobot
x 100
25
Angka Indeks
Bab 5
Angka Indeks
Bab 5
26
Angka Indeks
Bab 5
Rumus: IF = IL x IP
Diketahui
IL = 244 IP = 245 IF =?
28
Angka Indeks
Bab 5
Formula Drobisch
Digunakan apabila nilai Indeks Laspeyres dan Indeks Paasche berbeda terlalu jauh. Indeks Drobisch juga merupakan jalan tengah selain Indeks Fisher. Indeks Drobisch merupakan nilai rata-rata dari kedua indeks.
Rumus:
ID = IL + IP 2
Diketahui
IL = 244 IP = 245 ID = ?
29
Angka Indeks
Bab 5
5.
Formula Marshal-Edgeworth
Menggunakan bobot berupa jumlah kuantitas pada tahun t dengan kuantitas pada tahun dasar. Pembobotan ini diharapkan akan mendapatkan nilai yang lebih baik.
Rumus:
IME = Ht (Ko+Kt) x 100 Ho (Ko+Kt)
30
Angka Indeks
Bab 5
Angka Indeks
Bab 5
Formula Wals
Menggunakan pembobot berupa akar dari perkalian kuantitas tahun berjalan dengan kuantitas tahun dasar.
Rumus:
IW = HtKoKt HoKoKt
x 100
32
Angka Indeks
Bab 5
Ho (Ko.Kt)
52.701 4.852 2.192 747 1.547 3.911 698 610
Ht (Ko.Kt)
131.611 12.093 3.208 1.545 2.148 10.462 1.950 1.225
IW = HtKoKt HoKoKt
Jagung
x 100
Jumlah
67.258
164.242
Angka Indeks
Bab 5
OUTLINE
BAGIAN I Statistik Deskriptif Pengertian Statistika Penyajian Data Ukuran Pemusatan Ukuran Penyebaran Angka Indeks Deret Berkala dan Peramalan
Angka Indeks Agregrat Tertimbang Macam-Macam Indeks dan Masalah Penyusunan Indeks Pengolahan Data Indeks dengan MS Excel Angka Indeks Relatif Sederhana Angka Indeks Agregrat Sederhana
34
Angka Indeks
Bab 5
Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan indeks yang memperhatikan harga-harga yang harus dibayar konsumen baik diperkotaan maupun pedesaan. IHK merupakan dasar bagi perhitungan laju inflasi di Indonesia Contoh : Perhitungan IHK pada tahun 1999 didasarkan pada Kelompok barang ; Makanan Perumahan, Sandang dan aneka Barang.
36
Dimana IHKt = Indeks harga konsumen tahun t IHKt-1= Indeks harga konsumen tahun t-1
Jadi Inflasi secara umum 1998-1999 = [(203 -168)/168] x 100 = 20,83 = [(262 -209)/209] x 100 = 25,36 = [(230 -192)/192] x 100 = 19,79
37
Inflasi perumahan = [(164 -142)/142] x 100 = 15,49 Inflasi aneka barang= [(216 -174)/174] x 100 = 24,14
Penjelasan : Inflasi menunjukan laju kenaikan harga barang dan jasa yang dapat mempengaruhi derajat sejauh mana daya beli konsumen dapat tertekan oleh harga. Inflasi tahun 1998-1999 sebesar 20,83, ini menunjukan bahwa semua barang dan jasa meningkat sebesar 20,83%. Apabila gaji tenaga kerja tidak meningkat sebesar nilai inflasi tersebut, maka daya beli akan menurun. Oleh sebab itu. Inflasi bermanfaat sebagai indikator ekonomi untuk melakukan perbaikan tingkat upah, gaji dan tunjangan pensiun. Selain itu IHK setiap kelompok juga bermanfaat untuk mengetahui kelompok apa yang menyebabkan besarnya inflasi. Dari hasil perhitungan ternyata kelompok makanan mengalami inflasi tertinggi 25,36, sedangkan yang terrendah adalah kelompok perumahan sebesar 15,49
38
Indeks harga perdagangan besar merupakan indikator yang digunakan untuk melihat perekonomian suatu negara yang pada hakikatnya menyangkut komoditi yang diperjualbelikan di suatu negara pada tingkat perdagangan besar. IPHB di Indonesia mencakup 5 sektor, yaitu pertanian (44 komoditas), pertambangan dan penggalian (6 komoditas), Industri (140 komoditas), ekspor (53 komoditas) dan Impor (38 komoditas).
Kelompok Pertanian Tambang&Galian Industri Impor Ekspor Indeks Umum 1997 170 141 132 129 148 140 1998 298 173 217 286 417 288 1999 410 214 268 289 366 314 2000 459 236 278 316 461 353 2001 567 275 309 356 521 403
39
IPHB menunjukkan harga pada tingkat grosir. Pada 2001 IPHB yang paling besar adalah produk pertanian dan yang terkecil adalah tambang dan galian. IPHB pertanian meningkat relatif besar, karena depresiasi mata uang rupiah dari Rp. 2000 3000 per US$ menjadi Rp. 8000 10000 per US$, sehingga produk pertanian yang di ekspor mengalami kenaikan harga yang cukup besar
40
x 100
Apabila indeks produktivitas lebih dari 100, menunjukkan bahwa produktivitas lebih baik dari tahun dasar. Berikut contoh indeks produktivitas beberapa sektor pada tahun 1997-2000
41
Sektor yang produktivitasnya meningkat adalah sektor jasa, selain di atas 100, juga mempunyai trend meningkat. Sektor yang mempunyai produktivitas menurun adalah sektor keuangan & perbankan, semenjak krisis produktivitas menurun, kemudian tahun 1999 meningkat, akan tetapi tahun 2000 kembali menurun. Lemahnya dukungan perbankan pada sektor riil dan hanya mengandalkan SBI, mendorong turunya produktivitas sektor keuangan dan perbankan.
42
Angka Indeks
Bab 5
OUTLINE
BAGIAN I Statistik Deskriptif Pengertian Statistika Penyajian Data Ukuran Pemusatan Ukuran Penyebaran Angka Indeks Deret Berkala dan Peramalan
Angka Indeks Agregrat Tertimbang Macam-Macam Indeks dan Masalah Penyusunan Indeks Pengolahan Data Indeks dengan MS Excel Angka Indeks Relatif Sederhana Angka Indeks Agregrat Sederhana
43
Angka Indeks
Bab 5
MENGGUNAKAN MS EXCEL
1. Untuk mencari Indeks Laspeyres, masukkan data ke dalam sheet MS Excel. 2. Masukkan sektor pada kolom A, data harga periode dasar pada kolom B, harga berlaku pada kolom C dan kuantitas pada kolom D. 3. Lakukan operasi sederhana berupa perkalian pada kolom E dengan formula +b2*d2 dan kolom E +c2*d2 sebagaimana contoh. 4 . Lakukan operasi penjumlahan dengan formula @sum(e2:e4) pada kolom E baris ke-5 begitu pula pada kolom F5. 5. Lakukan operasi pembagian dengan formula +f5/e5, tekan enter, nilai Indeks Laspeyres ada pada sel tersebut.
44
45
TERIMA KASIH
46