Anda di halaman 1dari 4

BAB 6 MASA JANIN

(Bulan dan Ketiga Hingga Lahir) Perkembangan Janin


Masa janin adalah masa yang dimulai dari awal bulan ketiga hingga akhir kehidupan dalam rahim yang ditandai dengan penyempurnaan jaringan dan organ serta pertumbuhan yang cepat. Dan di masa ini, beberapa kelainan timbul selama masa ini, meskipun cacat yang disebabkan oleh gaya-gaya mekanik, seperti kompresi intrauterus . demikian juga bahaya pada sistem saraf pusat dapat mengakibatkan gangguan perilaku pascanatal dan menurunkan kecerdasan. Panjang janin biasanya disebutkan sebagai panjang puncak kepala-bokong (PPB) (tinggi duduk) atau sebagai panjang puncak kepala-tumit (PPT), ukuran dari verteks kepala sampai ke rumit (tinggi berdiri). Pertumbuhan panjang sangat mencolok pada bulan ketiga, keempat, dan kelima. Sedangkan penambahan berat badan mencolok pada 2bulan terakhir kehamilann. Secara umum lamanya kehamilan diperhitungkan 280 hari atau 40 minggu setelah hari pertama haid terkahir atau lebih tepatnya 266 hari atau 38 minggu setelah pembuahan.

Perubahan dari Bulan ke Bulan


Salah satu perubahan paling mencolok yang terjadi selama masa janin adalah pertumbuhan kepala yang relatif lambat dibandingkan bagian tubuh lainnya. Selama bulan ketiga, wajah makin menyerupai manusia. Mata yang mula-mula menghadap ke lateral, menjadi terletak di permukaan ventral wajah dan telinga mendekati letak definitnya di samping kepala. Pusat-pusat osifikasi primer terdapat di tulang-tulang panjang dan tulang terngkorak pada minggu ke-12. Pada minggu ke-12 juga, alat kelamin luar berkembanga sedemikian rupa sehingga jenis kelamin daoat ditentukan dengan pemeriksaan luar (USG). Pada minggu ke-6, gelung-gelung usus menimbulkan benjolan besar dalam tali pusat, tetapi pada minggu kesebelas gelunggelung ini kembali masuk rongga perut. Pada akhir bulan ketiga, kegiatan refleks dapat diabngkitkan pada janin yang gugur, yang menunjukan adanya kegiatan otot. Akan tetapi gerakan ini sedemikian kecilnya sehingga tidak dapat dirasakan oleh ibunya. Pada bulan keempat dan kelima, janin memanjang dengan cepat (gambar 6.5 dan tabel 6.1) dan pada akhir dari paruh pertama kehidupan dalam rahim, PPB-nya kira-kira 15 cm, yaitu kira-kira setengah dari panjang total bayi baru lahir. Akan tetapi, berar badan janin hanya sedikit bertambah pada masa ini dan menjelang akhir bulan kelima masih kurang dari 500 g.

Janin dibungkus oleh rambut-rambut halus, yang disebut lanugo, alis mata dan rambut juga dapat dilihat. Pada bulan kelima, gerakan janin biasanya jelas dapat dirasakan oleh ibunya. Selama paruh kedua kehidupan dalam rahim. Berat badan bertambah khususnya 2 bulan terakhir, yang pertymbyahnnya meliputi 50 persen dari berat badan cukup bulan (3200 g). Pada bulan keenam, kulit janin kemerah-merahan dan nampak berkeriput karena tidak ada jaringan ikat dibawah kulit. Janin yang dilahirkan pada bulan keenam atau paruh pertama bulan ketujuh sukar untuk hidup. Walaupun beberpa sistem organ dapat berfungsi, sistem pernafasan dan sistem saraf pusat belum cukup berdiferensiasi dan koordinasi antara kedua sistem ini belum baik. Selama dua bulan terakhir, janin memperoleh kontur yang membulat karena adanya endapan lemak dibawah kulit (Gambar 6.6). Menjelang akhir kehidupan dalam rahim, kulit dibungkus oleh zat lemak keputih-putihan (verniks kaseosa), yang terbentuk dari produk-produk sekresi kelenjar sebum. Ketika janin berusia28 minggu, ia dapat hidup meskipun dengan susah payah. Pada akhir bulan kesembilan, kepala telah mendapatkan ukuran-ukuran lingkar terbesar pada semua bagian tubuh, suatu hal yang penting berkenaan dengan lewat tidaknya janin melalui jalan lahir. Ciri seksnya jelas sekalim dan testis seharusnya sudah ada didalam skrotum.

Saat Lahir
Saat lahir paling tepat dinyatakan sebagai 266 hari atau 38 minggu setelah pembuahan. Oosit biasanya dibuahi 12 jam setelah ovulasi. Ahli kebidanan menghitung hari kelahiran sebagai 280 hari atau 40 minggu sejak hari prtama haid yang terakhir. Pada wanita yang mempunyai daur haid teratur 28 hari. Tetapi bila haidnya tidak teratur ,mungkin terjadi banyak kekeliruan perhitungan. Waktu antara ovulasi dan pendarahan haid berikutnya adalah tetap (14 hari 1hari), tetapi waktu antara ovulasi dan haid sebelumnya sanagat beraneka ragam. Kesulitan lain terjadi bila wanita tersebut mengalami sedikit pendarahan kira-kira 14 hari setelah pembuahan, akhibat eritrosit blastokista yang akan beimplantasi. Jadi, hari kelahiran tidak mudah ditentukan. Pada umumnya sebagian besar janin lahir sekitar 10 hingga 14 hari dari hari yang diperkirakan. Apabila janin dilahirkan lebih dini, disebut prematur. Bila dilahirkan lewat waktunya disebut postmatur. Kadang-kadang umur mudigah atau janin kecul perlu ditentukan. Dengan menggabungkan data tentang hari pertama haid terakhir dengan panjang janin, berat badan dan ciri-ciri morfologik yang khas pada setiap bulan perkembangan. Alat yang baik untuk memnyokong penetapan umur janin ini adalah ultrasonografi, yang dapat memberikan pengukuran PPB yang akurat (1-2 hari) pada minggu ke-7 hingga ke-14. Pengukuran yang biasa digunakan dalam minggu ke-16 hingga ke-30 adalah diameter bi

paretal (DBP), hingga kepala dan perut, dan panjang femur. Penetapan ukuran dan umur janin yang akurat penting untuk manajemen kehamilan, khususnya pada kasus-kasus yang ibunya mempunyai panggul kecil atau bayinya mengalami cacat bawaan.

Kolerasi Klinik
Panjang dan berat janin terkadang tidak berhubungan dengan perhitungan umur janin dalam bulan ataupun minggu, kebanyakan faktor ditentukan secara genetik, tetapi sekarang diketahui bahwa lingkungan juga memainkan peranan yang penting. Keterlambatan pertumbuhan dalam rahim (IUGR) adalah suatu istilah yang dipakai bagi bayi-bayi yang berada pada atau di bawah persentil 10 untuk harapan berat badan lahir mereka pada umur kelahiran tertentu. 1 dari 10 bayi akan mengalami IUGR. Dan akan mendapatkan risiko yang semakin bsar untuk mengalami cacat neurologik, malformasi kongenital, aspirasi mekonium, hipoglikima, hipokalsemia, dan sindrom gawat pernafasan. Faktor yang menyebakannya adalah kelainan kromosom (10%) ; teratogen ; infeksi kongenital (rubela sitomegalovirus, toksoplasmosis, dan sifikis) ; status gizi ibu dan tingkat sosioekonominya ; merokok, meminum alkohol dan minum obat-obat lain ; insufisiensi plasenta ; dan kelahiran kembar. Janin yang berat badannya kurang dari 500 g jarang bertahan hidup, sementara yang berat badanyya 500-1000 g bisa hidup jika diberikan perawatan oleh ahli. Sekarang tersedia beberapa pendekatan untuk menilai tumbuh kembang janin didalam rahim. Semuanya, teknik-teknik ini dirancang untuk melacak kelainan bentuk, kromosom abnormal, dan pertumbuhan janin secara keseluruhan. Teknik yang paling kecil menyebabkan ruda paksa yaitu ultrasonografi, yaitu menggunakan gelombang suara ultra untuk menghasilkan citra plasenta dan bayi. Citra ultrasonik dapat menentukan ukuran dan letak plasenta serta janin, kehamilan majemuk, dan kelainan bentuk seperti cacat tuba neuralis, cacat jantung, dan dinding abdomen (gambar 6.7, A dan B) Pendekatan lainnya antara lain pengambilan cairan amnion dan disebut amniosintesis. Sebuah jarum ditusukkan ke dalam rongga amnion melalui dinding perut rahim ibu. Dikeluarkan kira-kira 20 hingga 30 ml cairan ; oleh karena itu, tindakan ini tidak dilakukakn sebelum kehamilan 14 minggu, karena jumlah cairan belum cukup sebelum waktu ini. Cairan ini sendiri dipakai untuk analisis -fetoprotein (AFP). Zat ini merupakan suatu protein janin tang ditemukan dengan kadar tinggi di cairan amnion janin yang mengalami cacat tuba meuralis, seperti misalnya spina bifida dan anensefali, serta kelainan abdomen, seperti gastrokisis dan omfalokel. (Protein ini juga ditemukan di dalam serum ibu dan dapat diukur, tetapi kurang bermakna dibandingkan pengujian terhadap cairan amnion). Sel sel janin yang ditemukan didalam cairan amnion, dibiak dalam penbenihan dan dipakai untuk analisis kelainan kromosom. Lalu sebagian besar kelainan kromosom seperti translokasi, kromosom pecah, trisomim dan monosomi dapat dikenali.

Cara lain yaitu mengambil sepotong kecil jaringan villi korion (pengambilan sampel villi korion). Jaringan ini banyak mengandung sel-sel janin yang sedang membelah cepat, yang baik untuk untuk analisis segera cacat kromosom dan cacat biokimiawim seperti kesalahankesalahan metabolisme bawaan. Mempunyai keuntungan tersendiri yaitu, dapat dilakukan pada kehamilan muda (8minggu) dan analisa dapat segera dilaksanakan tanpa menunggu pembiakan sel. Pelacakan dini aneka kelainan diperlukan untuk menentukan perlu tidaknya keputusan pengakhiran kehamilan. Kerugian cara ini tidak mampu menentukan kadar AFP. Semua cara diagnosis prenatal ini mumunya tidak dilakukan secara rutin (meskipun ultrasonografi sudah mendekati penggunaan rutin) dan hanya diperuntukkan bagi kehamilan beresiko tinggi. Indikasi untuk melakukan tes ini antara lain : (a) usia ibu yang sudah lanjut (35 atau lebih); (b) riwayat cacat tuba neuralis dalam keluarga; (c) anak sebelumnya lahir dengan kelainan kromosom, misalnya sindrom Down; (d) kelainan kromosom pada salah satu orang tuanya; dan (e) ibunya yang membawa kelainan terkait-X resesif. Resiko yang timbul akibat ujinya sendiri kecil. Kira-kira ada 0,5% keguguran pada amniosintesis dan 0,8% keguguran pada pengambilan sampel villi korialis

Anda mungkin juga menyukai