Anda di halaman 1dari 11

DOKUMEN IV

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR

DIREKTORAT PEMBINAAN SMP


TAHUN 2011 A. Rasional Pembelajaran bahasa Inggris selama ini belum sepenuhnya memfasilitasi pengembangan kompetensi menggunakan bahasa Inggris sebagai alat komunikasi akademik, sosial, maupun profesional. Hal ini terkait dengan suasana dan proses pembelajaran serta sistem penilaian yang belum mendukung pencapaian kompetensi tersebut. Oleh sebab itu, perlu dilakukan upaya untuk mendukung terjadinya proses pembelajaran bahasa Inggris dari segi unsur-unsur bahasa dan keterampilan menggunakan bahasa Inggris baik secara reseptif maupun produktif di dalam maupun di luar kelas. Semua ini memerlukan pajanan bahasa Inggris baik di dalam maupun di luar kelas yang melibatkan partisipasi aktif dari guru maupun siswa dalam kegiatan komunikatif baik yang otentik maupun pedagogis. Untuk mendukung semua ini diperlukan sarana dan prasarana pembelajaran, manajemen program kegiatan kurikuler dan ekstra kurikuler, dan penelitian yang berorientasi pengembangan, serta kolaborasi dengan pihak luar terutama yang memiliki sumber daya berbahasa Inggris. Singkatnya, diperlukan standar proses yang lebih yang dapat mendukung terjadinya pembelajaran bahasa Inggris dari segi unsur-unsur bahasa dan keterampilan menggunakan bahasa Inggris baik secara reseptif maupun produktif di dalam maupun di luar kelas. Dengan demikian, bahasa Inggris akan mampu berfungsi sebagai alat untuk berbagai keperluan, yaitu (a) menguasai, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu, pengetahuan, teknologi, dan seni; (b) berkomunikasi yang dilandasi dengan pemahaman lintas budaya dalam berbagai sektor di kancah kehidupan internasional; dan (c) memperkenalkan dan mempromosikan kekayaan budaya nasional kepada komunitas internasional. B. Prinsip dan Aplikasi Prinsip 1: Kecukupan Asupan Terfokus pada Makna (Meaning-Focused Input) Prinsip ini mensyaratkan agar siswa memiliki kesempatan melimpah untuk menyimak dan membaca teks berbahasa Inggris yang tingkat kesulitannya memadai sehingga mereka dapat memusatkan perhatian pada gagasan dan pesan dalam bahasa Inggris. Aplikasi (Contoh-contoh) 69

a) Guru menyediakan berbagai teks lisan dan tertulis, dengan jumlah yang memadai yang tingkat kosakata dan tatabahasanya sesuai dengan tingkat belajar siswa dan topik-topiknya terkait dengan kehidupan mereka. b) Guru hendaknya memfasilitasi siswa dalam upaya meningkatkan keterampilan menyimak dan membaca melalui tiga tahapan pembelajaran berikut: (i) pre-listening/reading (guru mengaktifkan pengetahuan yang telah dimiliki siswa yang terkait dengan topik dalam bahan simakan dan bacaan), (2) whilst listening/reading (guru membimbing siswa untuk menangkap makna dan pesan yang terkandung dalam bahan simakan dan bacaan melalui berbagai kegiatan listening/reading skill attacks and strategies. Dalam hal ini perlu dicatat bahwa penekanan diberikan pada kegiatan berbahasa bukan pada substansi tema), dan (3) post listening/reading (guru meminta siswa merangkum isi bahan simakan dan bacaan dan mengkaitkannya dengan pengalaman hidup siswa melalui kegiatan interaktif/tanya jawab). c) Guru hendaknya mengoptimalkan proses pemahaman siswa dengan memadukan pendekatan pendekatan top down dan bottom up (atau pendekatan interaktif) sehingga terjadi peningkatan kebermaknaan informasi baru karena dikaitkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa dan kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan unsur-unsur bahasa (tatabahasa, kosakata, dan lafal) dapat teratasi. d) Para siswa diperkaya dengan pajanan bahasa Inggris melalui kegiatan menyimak dan membaca di luar jam pelajaran (extensive reading dan extensive listening) yang bahanbahannya tersedia di perpustakaan dan ruang audio visual. e) Sekolah wajib menyediakan dan memperbanyak bahan-bahan yang dirancang untuk kegiatan membaca cepat terpantau (speed reading) guna meningkatkan kecepatan membaca siswa (reading speed). f) Para siswa distimulasi dengan pajanan bahasa Inggris otentik lewat media masa seperti koran berbahasa Inggris (koding-koran yang dipasang di dinding), TV kabel, dan radio gelombang pendek dan internet secara terbimbing. g) Kata bijak dan ungkapan idiomatik berbahasa Inggris disajikan secara tertulis di tempattempat strategis. h) Pemanfaatan semua bahan pajanan tersebut pada butir d), e), dan f) di atas menjadi bagian dari proses pembelajaran baik yang merupakan tugas mandiri baik secara individual maupun kelompok. 70

Prinsip 2: Kecukupan Luaran Terfokus pada Makna (Meaning-Focused Output) Prinsip ini mensyaratkan agar siswa memiliki kesempatan melimpah untuk mengungkapkan diri dan memproduksi teks baik secara lisan maupun tertulis dengan memanfaatkan berbagai informasi yang diperoleh lewat kegiatan menyimak, menonton, membaca, dan berinteraksi dengan orang lain baik sejawat pelajar maupun orang dewasa lainnya. Dalam kegiatan pembelajaran ini, perhatian siswa terfokus pada penyampaian gagasan, pendapat, perasaan, sikap, dan informasi kepada orang lain. Aplikasi (Contoh-contoh) a) Guru menciptakan tugas-tugas yang mendorong siswa untuk berkomunikasi satu sama lain baik melalui kegiatan semi-komunikatif maupun komunikatif dalam bentuk tugas isian, permainan, kuis, simulasi, atau bermain peran. b) Guru membuat lembar pemantauan kinerja siswa dalam berbicara yang mencakup butir-butir berikut: (1) kelancaran; (2) keakuratan yang mencakup (i) struktur frasa dan kalimat, lafal, dan intonasi; (3) pemilihan dan penggunaan kosakata; dan (4) ketepatan pemilihan kalimat dari segi kecocokannya dengan situasi. c) Guru membuat lembar pemantauan kinerja siswa dalam menulis yang mencakup butir-butir berikut: (1) kelancaran; (2) keakuratan yang mencakup (i) struktur frasa dan kalimat, ejaan, dan tanda baca; (3) pemilihan dan penggunaan kosakata; (4) koherensi dan kohesi tekstual; dan (5) ketepatan pemilihan kalimat dari segi kecocokannya dengan tujuan tulisan. d) Untuk mendorong siswa agar berbicara dalam bahasa Inggris, perlu diciptakan berbagai kegiatan di luar kelas yang komunikasinya dalam bahasa Inggris, misalnya English days, English week, English night, English discussion, English debate. Dalam kegiatan ini seyogyanya dilakukan dari, oleh dan untuk siswa sehingga menumbuhkan rasa ikut memiliki. e) Untuk mendorong siswa agar mengungkapkan gagasan, pendapat, perasaan, sikap, dan informasi kepada orang lain dalam tulisan berbahasa Inggris, perlu diciptakan berbagai kegiatan di luar kelas seperti pembuatan majalah dinding, buletin kelas, newsletter, membuat ringkasan bahan yang disimak dan dibaca, menuliskan kembali ceritera yang telah disimak dan dibaca dengan kata-kata sendiri, chatting dalam facebook, yahoo messenger, twitter di 71

bawah bimbingan guru, menuliskan kata-kata bijak untuk dipajankan secara bergantian di kelas dan tempat-tempat strategis. f) Untuk memotivasi siswa mencapai kualitas lebih tinggi, diselenggarakan berbagai lomba penulisan, misalnya menulis ceritera pendek, puisi, prosa, resensi buku, dan drama. Prinsip 3: Pembelajaran Terfokus pada Unsur Bahasa (Language-Focused Learning) *) Prinsip ini mensyaratkan agar siswa mendapatkan kesempatan memadai untuk mempelajari unsur-unsur bahasa Inggris yang mencakup struktur, kosakata, lafal dan ejaan yang relevan dengan kebutuhan untuk menggunakan bahasa Inggris secara reseptif maupun produktif. Pembelajaran dengan fokus pada unsur bahasa ini dilakukan melalui (a) pembelajaran kosakata eksplisit (bentuk, derivasi, idiom), (b) penjelasan tatabahasa dan latihan-latihannya, (c) pemberian perhatian pada lafal dan ejaan, (d) pemberian perhatian pada ciri-ciri wacana, dan (e) pelatihan penggunaan strategi belajar bahasa dan penggunaan bahasa. Namun demikian perlu diingat bahwa pembelajaran unsur bahasa tidak boleh melebihi seperempat waktu yang tersedia untuk pembelajaran bahasa Inggris.
*)

Prinsip ini hanya digunakan untuk memenuhi persyaratan dalam menguasai keterampilan berbahasa dan bukan menjadi tujuan kompetensi yang harus diujikan. Aplikasi (Contoh-contoh) a) Guru merancang pembelajaran unsur-unsur bahasa secara terpadu dengan keterampilan berbahasa dan dalam seperempat waktu yang tersedia. b) Guru mengembangkan dan/atau memanfaatkan latihan-latihan kosakata yang telah ada dalam berbagai laman dan sumber belajar lain yang mencakup bentuk derivasi dan idiom sesuai dengan tingkat pembelajaran siswa. c) Guru mengembangkan dan/atau memanfaatkan latihan-latihan tatabahasa yang telah ada dalam berbagai laman dan sumber belajar lain, yang materinya mencakup perubahan bentuk kata karena perubahan arti, susunan frasa, dan susunan kalimat yang disajikan secara kontekstual sesuai dengan tingkat pembelajaran siswa. d) Guru mengembangkan dan/atau memanfaatkan latihan-latihan lafal yang telah ada dalam berbagai laman dan sumber belajar lain yang mencakup unsur-unsur segmental dan suprasegmental sesuai dengan tingkat pembelajaran siswa. 72

e) Guru mengembangkan dan/atau memanfaatkan latihan-latihan ejaan yang telah ada dalam berbagai laman dan sumber belajar lain yang mencakup unsur-unsur penulisan ejaan dan penggunaan tanda baca sesuai dengan tingkat pembelajaran siswa. f) Guru hendaknya merancang kegiatan pembelajaran sedemikian rupa sehingga para siswa secara memadai memperoleh keterampilan kebahasaan yang diperlukan untuk mengungkapkan gagasan, pendapat, perasaan, sikap, dan informasi kepada orang lain dalam tugas-tugas komunikatif yang dirancang guru. g) Untuk mempercepat peningkatan keterampilan kebahasaan siswa, perlu disediakan bukubuku beserta latihan tentang tatabahasa dan kosakata serta bahan-bahan referensi yang dapat diakses secara mandiri oleh siswa. Prinsip 4: Perkembangan Kelanyahan Berbahasa (Fluency Development) Prinsip pembelajaran ini mensyaratkan penyediaan berbagai kegiatan dan kesempatan bagi siswa untuk mempraktekan bahasa Inggris dalam berbagai situasi komunikatif nyata dalam lingkungan sekolah dan luar sekolah yang relevan dengan pendidikan yang sedang dijalani oleh para siswa dengan peningkatan kelanyahan dan keefektifan komunikasi sebagai tolok ukur. Aplikasi (Contoh-contoh) a) Guru mengembangkan dan/atau memanfaatkan tugas-tugas komunikatif untuk siswanya sehingga memperoleh himpunan tugas yang dapat diakses oleh siswa secara mandiri. b) Sekolah menyelenggarakan kegiatan yang mensyaratkan penggunaan bahasa Inggris seperti berbagai lomba dalam bahasa Inggris (lomba berceritera, lomba puisi, lomba pidato, lomba menulis, lomba majalah dinding); English days, English night, English camping; saresehan siswa-siswa berbahasa Inggris, saresehan siswa-guru berbahasa Inggris. c) Sekolah memfasilitasi siswa untuk mengikuti berbagai kegiatan berbahasa Inggris di luar sekolah. d) Sekolah, apabila memungkinkan, mengundang penutur asli bahasa Inggris untuk berinteraksi di sekolahnya. e) Siswa didorong untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris secara virtual sejawatnya di negara-negara lain. f) Siswa diberi umpan balik dan apresiasi atas praktek bahasa Inggrisnya sehingga makin termotivasi dan percaya diri dalam mempraktekan bahasa Inggris. 73

Prinsip 5: Pembelajaran Bahasa secara Terpadu Pengembangan kompetensi mendengarkan, membaca, berbicara, dan menulis dalam proses pembelajaran hendaknya selalu diupayakan dalam bentuk kegiatan berbahasa terpadu yang melibatkan lebih dari satu keterampilan berbahasa. Aplikasi (contoh-contoh) a) Pengembangan kompetensi mendengarkan dapat dikaitkan dengan kegiatan berbicara atau menulis. Demikian juga, pengembangan kompetensi membaca dapat dikaitkan dengan kegiatan berbicara atau menulis. Jika ini dilakukan, maka fungsi kegiatan berbicara atau menulis adalah sebagai indikator dikuasainya kompetensi mendengarkan atau membaca. b) Dalam mengembangkan kompetensi berbicara, para siswa diminta untuk mendengarkan teks lisan dan/atau membaca teks tulis tentang suatu topik yang serupa, kemudian berdasarkan apa yang telah didengarkan dan/atau dibaca tersebut, siswa diminta untuk mengungkapkan pendapatnya secara lisan (pengembangan kompetensi berbicara). Dengan cara demikian, para siswa juga dilatih mengembangkan keterampilan berpikir secara kritis melalui komunikasi lisan. c) Dalam mengembangkan kompetensi menulis, para siswa diminta untuk mendengarkan teks lisan dan/atau membaca teks tulis tentang suatu topik yang serupa, kemudian berdasarkan apa yang telah didengarkan dan/atau dibaca tersebut, siswa diminta untuk mengungkapkan pendapatnya secara tertulis (pengembangan kompetensi menulis). Melalui kegiatan ini, keterampilan berpikir kritis siswa dapat dikembangkan bersamaan dengan pengembangan keterampilan menulis dengan menggunaan ragam bahasa formal. d) Selain kegiatan berbicara atau menulis secara terpadu, kegiatan berbicara atau menulis dapat juga dilakukan secara mandiri dari segi isi atau ide yang diungkapkan. Kegiatan berbicara atau menulis tentang dirinya sendiri (latar belakang pendidikan, latar belakang keluarga, pengalaman diri sendiri) termasuk kegiatan yang mandiri, yaitu semua informasi yang dipaparkan berasal dari dirinya sendiri, bukan berasal dari apa yang baru saja didengar atau dibaca. 74

Prinsip 6: Selalu saling belajar Proses pembelajaran hendaknya memberdayakan semua pihak melalui strategi yang memungkinkan terjadinya proses saling belajar secara berkelanjutan sehingga sekolah akan berkembang menjadi organisasi pembelajaran. Pengembangan profesional secara berkelanjutan bagi guru dapat dilakukan dengan melakukan penelitian tindakan kelas. Aplikasi (contoh-contoh) e) Potensi unik masing-masing siswa dimanfaatkan untuk mengatasi kendala yang ada demi peningkatan efektivitas pembelajaran. Misalnya, siswa yang lafalnya bagus diminta memberikan contoh atau menjadi tutor bagi teman-temannya, dan mereka yang mahir menulis diminta untuk menjadi tutor bagi siswa yang memerlukannya. Mereka yang pintar menggambar diminta untuk membuat ilustrasi bagi cerita yang dibuat temannya. f) Siswa difasilitasi untuk dapat mengenal kelebihan dan kekurangan dirinya dan mengenali kelebihan orang lain yang dapat membantunya untuk mengatasi kekurangan dirinya lewat diskusi reflektif berdasarkan data penilaian. g) Siswa dilatih untuk menyimak siswa lain yang sedang menjawab pertanyaan atau berpendapat dan diminta mensikapi jawaban atau pendapat tsb. h) Guru dengan senang hati bersedia menerima kritik dan saran siswanya, baik dalam hal cara mengajarnya, cara memperlakukan siswanya, kinerja bahasa Inggrisnya, dan sikap sosialnya serta penampilan fisiknya. i) Pada saat yang tepat, guru berani mengakui kekurangan dan kesalahan di depan siswasiswanya. j) Dari waktu ke waktu, dalam situasi yang tepat, guru mengajak siswa untuk bersama-sama meningkatkan diri. k) Sesama guru bahasa Inggris saling mengamati proses pembelajaran di kelas dan saling memberikan masukan untuk kemajuannya, dan lebih bagus jika dilakukan dengan penelitian tindakan kelas. 75

Prinsip 7: Belajar Efektif tanpa Tekanan Proses pembelajaran hendaknya diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Aplikasi (Contoh-contoh) a) Pelajaran dikaitkan dengan pengalaman siswa di lingkungannya, minat, hobi dan tata nilai mereka (penerapan pendakatan CTL) dengan tetap memperhatikan tingkat perkembangan dan tingkat kemampuan mereka. b) Berbagai media pembelajaran yang menarik digunakan secara tepat, mulai dari media sederhana sampai dengan media berteknologi. c) Siswa didorong untuk mengusulkan topik atau kegiatan yang relevan dengan bahan pelajaran. d) Siswa dilibatkan dalam berbagai kegiatan komunikatif (information gap activities) yang menarik dan menyenangkan sehingga mereka berkesempatan untuk menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi dalam suasana yang kondusif. e) Umpan balik tentang kesalahan (errors) dan kesilapan (mistakes) disampaikan dengan cara yang memberdayakan, yaitu cara yang membuat siswa berterima kasih atas umpan balik tsb. dan mampu memperbaikinya. Prinsip 8: Belajar Mandiri Proses pembelajaran hendaknya mendorong kemandirian siswa, yang tercermin dalam kemahiran membuat perencanaan belajar, penggunaan strategi belajar yang tepat, dan pencapaian target belajar yang telah ditetapkan sendiri, terutama tingkat kemahiran berbahasa Inggris. Aplikasi (Contoh-contoh) a) Siswa dibantu dalam mengenali gaya belajar dan tipe kepribadiannya. b) Siswa didorong untuk menentukan target tingkat kemahiran yang ingin dicapai. 76

c) Siswa didorong untuk merencanakan dan melakukan kegiatan belajar mandiri tak terstuktur secara bertanggung jawab. Prinsip 9: Belajar sebagai transformasi budaya Proses pembelajaran hendaknya menanamkan nilai-nilai luhur budaya bangsa dengan tetap menyerap nilai-nilai asing yang mendukung pengembangan potensi peserta didik secara menyeluruh. Aplikasi a) Siswa dibimbing untuk mengidentifikasi nilai-nilai dasar kehidupan yang terkandung dalam teks berbahasa yang dipelajari. b) Siswa dibimbing untuk mengidentifikasi nilai-nilai budaya yang terkandung dalam teks berbahasa Inggris dan menilai apakah nilai-nilai tsb. bersifat universal atau khas bangsa tertentu, lalu diminta menentukan apakah nilai-nilai tsb. dapat mendukung perkembangan potensi kepribadian siswa sebagai pelajar Indonesia. c) Siswa dilibatkan membuat aturan untuk kehidupan di kelas agar perilaku warga kelas sesuai dengan kepribadian Indonesia yang dicita-citakan. Prinsip 10: Keteladanan Dalam proses pembelajaran pendidik dan tenaga kependidikan hendaknya memberikan keteladanan dalam bersikap dan berperilaku secara etis, estetis dan intelektual. Aplikasi (Contoh-contoh) a) Guru menunjukkan rasa hormat kepada siswanya. b) Guru menunjukkan keadilan terhadap siswanya. c) Guru menunjukkan kejujuran dalam berurusan dengan siswanya. d) Guru dengan senang hati menerima kritikan dari muridnya. e) Guru menjaga agar ucapan dan perilakunya tidak menyinggung perasaan siswa. f) Guru gemar membaca dan mencari informasi lewat internet. g) Guru berpakaian sopan dan rapi. h) Guru menunjukkan rasa cinta terhadap bahasa dan budaya setempat. i) Guru membedakan urusan pribadi dan urusan dinas. j) Guru bersikap kritis terhadap informasi apapun yang diterimanya. 77

G. Prinsip 11: Pembelajaran mendorong kreativitas Proses pembelajaran hendaknya mengacu pada kurikulum yang berlaku dengan tetap memberi peluang untuk berkreativitas demi tercapainya kualitas yang lebih tinggi. Aplikasi (Contoh-contoh) a) Jika kondisi dan situasi telah memungkinkan, hendaknya diselenggarakan kelas yang berpindah (moving class). b) Proses pembelajaran hendaknya didukung oleh optimalisasi pemanfaatan sarana teknologi informasi dan komunikasi (ICT). c) Pengembangan pembelajaran dilakukan berdasarkan hasil evaluasi internal (self-assessment, peer-assessment, school review) dan evaluasi eksternal (akreditasi dan ujian) d) Siswa dan guru didorong untuk menciptakan karya-karya yang menggali kreativitasnya, misalnya menciptakan teks drama, puisi, ceritera pendek, kuis dan artikel yang mengandung gagasan inovatif.

78

Anda mungkin juga menyukai