Anda di halaman 1dari 6

Kurang Tidur Berisiko Diabetes Oleh Admin pada April 27, 2011 topik Sebab-Gejala Tags: diabetes, DM,

insomnia, kencing manis, resiko, tidur


Jika selama ini pola tidur Anda kurang atau justru berlebih dari delapan jam per hari, bisa jadi alasan mengapa nantinya Anda menderita diabetes. Para peneliti di Universit Lavals Faculty of Medicine menemukan, orang yang tidur terlalu banyak atau kurang, memiliki kemungkinan untuk terjangkit diabetes tipe 2 atau kelainan toleransi glukosa. Risikonya hingga 2,5 kali lebih tinggi pada orang yang tidur kurang dari 7-8 jam setiap malam. Penemuan tersebut dipublikasikan baru-baru ini pada situs journal Sleep Medicine.

Para peneliti dari studi tersebut Jean-Philippe Chaput, Angelo Tremblay dan Jean-Pierre Desprs of Universit Laval, Claude Bouchard dari Pennington Biomedical Research Center di BatonRouge serta Arne Astrup dari the University of Copenhagen. Mereka mengambil kesimpulan tersebut, setelah menganalisa pola hidup lebih dri 276 partisipan selama enam tahun. Sekitar 20% dari partisipan yang memiliki waktu tidur terlalu panjang atau pendek cenderung memiliki diabetes atau kelainan toleransi glukosa, dibandingkan hanya sekitar 7% dari partisipan yang memiliki waktu tidur normal. Bahkan setelah mempertimbangkan dampak dari berbagai perbedaan indeks masa tubuh masingmasing partisipan, risiko diabetes dan resistensi insulin, tetap saja risiko mengalami diabetes tipe 2 atau kelainan toleransi glukosa tetap lebih tinggi dua kali lipat jika dibandingkan yang tidur lebih panjang atau pendek dengan yang tidur dengan waktu normal. Para peneliti juga menggarisbawahi, risiko diabetes tidak hanya dari kebiasaan tidur. Semakin banyaknya penelitian membuktikan adanya hubungan yang erat antara tidur dan obesitas. Peneliti mengobservasi orang dewasa yang tidur antara 7-8 jam setiap malam memiliki kemampuan optimal untuk melawan penyakit umum dan kematian pada usia muda. Namun, tampaknya semakin sedikit orang yang tidur dalam waktu yang cukup. Survei yang dilakukan pada tahun 1960 menunjukkan para warga Amerika Serikat tidur sekitar 8-8,9 jam per malam. Sementara itu, pada tahun 1995, waktu tidur tersebut turun hingga 7 jam. Terakhir, sebuah penelitian yang kemudian dilakukan oleh National Center for Health Statistics pada tahun 2004 menemukan, 1/3 orang dewasa usia 30-64 tahun tidur kurang dari 6 jam setiap malam. (sciencedaily/rin) Sumber: Republika Online | 27 April 2009

Tidur dengan Lampu Menyala Tingkatkan Risiko Diabetes


Oleh Admin pada January 17, 2011 topik Sebab-Gejala Tags: resiko, tidur Mematikan lampu saat tidur malam tidak hanya menghemat tagihan listrik, tetapi juga baik untuk kesehatan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa tidur dalam kondisi kamar terang benderang dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Penelitian tersebut dilakukan oleh Joshua Gooley, ahli kesehatan dari Harvard Medical School di Boston. Dalam eksperimen yang dilakukan 5 hari berturut-turut tersebut, Gooley melibatkan 116 partisipan berusia antara 18-30 tahun. Para partisipan dibagi menjadi 2 kelompok, salah satunya dikondisikan untuk berada di ruangan yang terang benderang selama 8 jam sebelum tidur. Kelompok yang lain ditempatkan di ruangan yang lebih redup dengan durasi yang sama yakni 8 jam. Hasil pemeriksaan sampel darah yang diambil tiap 30 menit menunjukkan produksi hormon melatonin turun 50 persen pada partisipan yang berada di ruangan terang. Hormon ini mengatur jam biologis yang berhubungan dengan siklus antara tertidur dan terbangun. Selain memicu rasa kantuk, melatonin juga berhubungan dengan beberapa jenis penyakit serius. Reseptor melatonin yang terletak di saraf disebut-sebut bisa meningkatkan risiko kanker dan diabetes tipe 2 jika aktivitasnya berkurang. Hasil penelitian ini memberikan dampak besar bagi pekerja malam yang terpapar cahaya sepanjang malam lalu tidur siang saat matahari bersinar terang, ungkap Gooley seperti dikutip dari Healthday, Senin (17/1/2011). Meski demikian, Gooley belum bisa menjelaskan dengan pasti hubungan antara aktivitas reseptor melatonin dengan peningkatan risiko kanker dan diabetes. Mekanisme yang menyebabkan keduanya saling berhubungan baru akan diungkap dalam penelitian Gooley selanjutnya.

Kurang Tidur Satu Malam Saja Bisa Sebabkan Resistensi Insulin


Oleh Admin pada May 07, 2010 topik Berita Diabet Tags: diabetes, DM, kencing manis, resistensi insulin, tidur Resistensi (penolakan) insulin biasanya terjadi pada orang yang mengalami obesitas. Tapi studi terbaru menemukan orang sehat sekalipun bila kurang tidur satu malam saja bisa mengalami

resitensi insulin. Resistensi insulin adalah suatu kondisi dimana sel-sel tubuh menjadi kurang sensitif terhadap efek penurunan glukosa pada hormon insulin. Obesitas adalah salah satu penyebab resistensi insulin. Tapi menurut sebuah studi baru yang diterbitkan dalam The Endocrine Societys Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism (JCEM), kurang tidur satu malam saja dapat memicu terjadinya resistensi insulin dan diabetes tipe 2. Waktu tidur yang singkat pada masyarakat Barat dalam dekade terakhir ini, menyebabkan peningkatan prevalensi resistensi insulin dan diabetes tipe 2, ujar Esther Donga, MD Medical Center Universitas Leiden di Belanda dan penulis penelitian, seperti dilansir dari Medicalnewstoday, Jumat (7/5/2010). Menurut Donga, hubungan antara peningkatan jumlah waktu tidur yang singkat dan prevalensi diabetes tidak mungkin terjadi secara kebetulan. Temuannya menunjukkan bahwa tidur malam yang singkat memiliki pengaruh yang lebih besar dari regulasi metabolik pada penemuan sebelumnya. Studi sebelumnya telah menemukan bahwa penurunan durasi tidur selama beberapa malam mengakibatkan gangguan toleransi glukosa. Tapi studi yang dilakukan Donga adalah studi pertama yang meneliti efek kurang tidur satu malam pada sensitivitas insulin. Dalam studi ini, peneliti mengamati sembilan orang yang sehat, setelah tidur malam normal (sekitar delapan jam), dan setelah empat jam tidur malam. Sensitivitas insulin setiap peserta penelitian diukur dengan menggunakan metode klem euglycemic hyperinsulinemic.

Metode ini menggunakan kateter untuk infus glukosa dan insulin ke dalam aliran darah dan kemudian menentukan sensitivitas insulin dengan mengukur jumlah glukosa yang diperlukan untuk mengkompensasi tingkat insulin meningkat tanpa menyebabkan hipoglikemia (kadar gula darah rendah). Data kami menunjukkan bahwa sensitivitas insulin tidak tetap orang yang sehat, namun tergantung pada durasi tidur di malam sebelumnya, kata Donga. Donga mengatakan bahwa efek negatif dari tidur malam yang singkat pada toleransi glukosa yang diproduksi, setidaknya terjadi hanya dengan kurang tidur satu malam. Dia juga menambahkan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengevaluasi apakah intervensi yang bertujuan meningkatkan durasi tidur mungkin bermanfaat dalam menstabilkan tingkat glukosa pada pasien dengan diabetes.

Jika Terlalu Sering Kurang Tidur, Efeknya Bisa Kena 6 Bahaya Ini
Rahma Lillahi Sativa - detikHealth Browser anda tidak mendukung iFrame

(Foto: Thinkstock) Jakarta, Kurang tidur atau tidur pendek dalam kondisi yang sering bisa mengakibatkan sejumlah masalah kesehatan. Tidak hanya berkaitan dengan obesitas, kurang tidur juga efeknya kena bahaya ini.

Beberapa bahaya penyakit yang disebabkan oleh seringnya kurang tidur seperti dilansir MSNHealth, Rabu (26/3/2012): 1. Penyakit Kardiovaskular Dalam sebuah studi pada 2010 yang dipublikasikan di jurnal Sleep, peneliti di Sekolah Kedokteran Universitas West Virginia me-review data dari 30.397 orang yang berpartisipasi dalam National Health Interview Study pada tahun 2005. Peneliti menemukan partisipan yang tidur kurang dari 7 jam semalam memiliki peningkatan risiko pada penyakit jantung. Bahkan bagi wanita yang berusia di bawah 60 tahun dan tidur 5 jam atau kurang dalam semalam memiliki risiko dua kali lipat mengalami penyakit jantung. 2. Diabetes Berdasarkan sebuah studi dalam jurnal Diabates pada 2011, peneliti dari Universitas Chicago dan Universitas Northwestern menemukan penderita diabetes tipe 2 yang kurang tidur di malam hari memiliki tingkat glukosa 9 persen lebih tinggi, tingkat insulin 30 persen lebih tinggi dan tingkat resistensi insulin 43 persen lebih tinggi. Penderita diabetes dengan insomnia bahkan kondisinya lebih buruk, tingkat glukosanya bisa 23 persen lebih tinggi, tingkat insulinnya 48 persen lebih tinggi dan tingkat resistensi insulinnya 82 persen lebih tinggi daripada penderita diabetes yang tidak memiliki insomnia. 3. Kanker Payudara Peneliti di Pascasarjana Sekolah Kedokteran Universitas Tohoku di Sendai, Jepang telah mempelajari hampir 24.000 wanita berusia 40-79 tahun. Peneliti menemukan bahwa wanita yang tidur kurang dari 6 jam semalam memiliki risiko terserang kanker payudara 62 persen lebih tinggi, sementara yang tidur kurang dari 9 jam semalam memiliki risiko 28 persen lebih rendah. 4. Masalah Uriner/Buang Air Kecil Dalam sebuah temuan yang dipresentasikan di pertemuan Asosiasi Urologi Amerika pada Mei 2011, peneliti di Institut Penelitian New England di Watertown, Massachusetts me-review data dari 4.145 pria dan wanita paruh baya.

Peneliti menemukan waktu tidur yang terlalu sedikit dalam lima tahun (kurang dari 5 jam semalam) dapat meningkatkan risiko kebutuhan wanita untuk bangun di malam hari dan buang air kecil (nokturia) hingga 80-90 persen. Sebanyak 42 persen dari wanita mengklasifikasikan tidurnya lebih gelisah bila dibandingkan dengan 34 persen pria. Peneliti pun berteori bahwa kurangnya tidur mengakibatkan peradangan yang dapat mengakibatkan pada masalah uriner. 5. Kanker Usus Besar Dalam sebuah studi pada 1.240 orang yang dipublikasikan pada 2011, peneliti dari Universitas Case Western menemukan orang yang tidur kurang dari 6 jam semalam 47 persen lebih berisiko memiliki polip kolorektal, yang bisa menjadi kanker, daripada orang-orang yang memiliki jam tidur setidaknya 7 jam. 6. Kematian Sebuah studi yang dilakukan selama 10 tahun pada sekitar 16.000 orang oleh peneliti di Universitas Kopenhagen menghubungkan antara kurang tidur dan resiko kematian. Ternyata para pria yang dilaporkan memiliki kebiasaan tidur yang buruk, terutama yang berusia di bawah 45 tahun, memiliki risiko kematian dua kali lipat daripada pria yang tidurnya baik. Sementara pria yang memiliki gangguan tidur lebih dari 3 kali dalam semalam memiliki risiko bunuh diri lima kali lipat daripada pria yang tidurnya tidak terganggu. Meskipun sebenarnya gangguan tidur tidak mempengaruhi kematian pada wanita, namun pria dan wanita yang memiliki gangguan tidur cenderung memiliki tekanan darah tinggi dan diabetes. (ir/ir)

Anda mungkin juga menyukai