Anda di halaman 1dari 2

Rahasia keimanan dan ketaqwaan para Sahabat Rasulullah, itulah kata kunci yang s aya cari sore hari

ini (minngu, 21 Oktober 2012). Sungguh saya tidak percaya den gan apa yang saya baca di sebuah website yang memaparkan sebuah cerita di Zaman Rasulullah. Sungguh besar karunia Allah yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya, dulu sa ya sering membayangkan jikalau saya hidup di Zaman Rasulullah tentu Keimanan dan Ketaqwaan saya jauh lebih besar dibanding sekarang. Hari ini harapan itu sirna seketika dan berulang kali mengucap syukur tidak hent i-hentinya atas karunia Allah yang saya dapatkan hari ini. Entah kenapa kucuran air mata pun menetes membasahi pipih saya, dan langsung ingin berbagi dengan par a sahabat Muslim sekalian. Menangislah ketika membaca cerita berikut ini karena kita termasuk orang-orang yang pernah disebut oleh Rasulullah ketika beliau masi h berjalan di muka bumi ini. Alkisah, suatu ketika Rasulullah saw bermain tebak-tebakan dengan para sahabat. Bertanya Rasulullah, Tahukah kalian, mereka-mereka yang keimanannya membuatku kag um?. Aku tahu ya Rasulullah, seru salah seorang sahabat. Mereka yang engkau maksud i tu tentulah para malaikat. Mengapa engkau berpikir demikian?, tanya Rasulullah kembali. Karena para malaikat s elalu mematuhi semua perintah Allah. Mereka tidak sekalipun pernah melanggar atu ran Allah, jawab sahabat. Tapi para malaikat memang ditakdirkan untuk selalu mematuhi perintah Allah. Merek a tidak diberi kelengkapan hawa nafsu seperti layaknya kita. Dan tempat mereka d ekat dengan Allah. Wajar jika mereka selalu beriman. Keimanan para malaikat ters ebut, sama sekali tidak membuatku kagum, bantah Rasulullah. Para sahabat termangu-mangu dengan jawaban Rasulullah tersebut. Mereka terdiam s ejenak, memikirkan jawaban apa kiranya yang dikehendaki oleh Rasulullah. Tiba-tiba, salah seorang sahabat berseru, Aku tahu ya Rasulullah, yang Rasulullah maksudkan tentu para nabi dan rasul utusan Allah. Mereka manusia biasa seperti kita, namun mereka selalu mematuhi apapun yang Allah perintahkan, apapun resikon ya. Rasulullah tersenyum, Betul mereka manusia biasa seperti kita, namun mereka menda patkan petunjuk langsung dari Allah swt. Mereka menerima wahyu dan mendapatkan m ukzizat. Wajar jika karena semua itu, mereka beriman kepada Allah. Keimanan mereka sama sekali tidak membuat aku kagum, bantah Rasulullah sekali lagi. Kembali para sahabat ternganga dengan bantahan Rasulullah tadi. Mereka saling be rpandangan lalu kembali tenggelam memikirkan jawaban pertanyaan Rasulullah. Ah, sekarang saya tahu ya Rasulullah, kata salah seorang sahabat dengan muka berser i-seri. Mereka yang Rasulullah maksudkan itu tentulah kami, para sahabatmu. Kami manusia biasa, kami juga tidak menerima wahyu, dan sama sekali tidak dikaruniai mukzizat apapun. Meskipun demikian, kami berjanji untuk selalu mematuhi segala p erintah Allah dan menjauhi segala larangannya, jelas sahabat tersebut dengan seny um mengembang diwajahnya. Kembali Rasulullah tersenyum mendengar jawaban salah seorang sahabat tadi, Betul kalian memang tidak menerima wahyu dan sama sekali tidak dikaruniai mukzizat, na mun kalian kan melihat dengan mata kepala sendiri, mukzizat yang aku terima. Kal ian juga mendengar dengan telinga kalian sendiri ketika wahyu Allah aku bacakan. Wajar jika karena itu, kalian beriman kepada Allah. Keimanan kalian, sama sekal i tidak membuatku kagum.

Kali ini para sahabat betul-betul terhenyak dengan bantahan Rasulullah barusan. Dengan perasaan putus asa karena sudah kehabisan akal, akhirnya mereka menyerah, Kiranya hanya Allah dan rasul-Nya saja yang tahu jawaban pertanyaan Rasulullah t adi, kata salah seorang sahabat. Sesungguhnya, mereka yang keimanannya membuatku kagum adalah mereka-mereka yang t idak sekalipun pernah berjumpa denganku. Mereka sama sekali tidak pernah melihat diriku dengan mata kepala mereka sendiri. Mereka juga tidak sekalipun pernah me ndengar suaraku. Dan yang lebih hebat lagi, mereka berabad-abad jaraknya dariku. Tapi kecintaan mereka kepadaku, tak sekalipun perlu aku ragukan, jawab Rasululla h. Mereka itulah, yang keimanannya sungguh-sungguh membuat aku kagum, sambung Rasulul lah menegaskan. Rahasia Keimanan dan Ketaqwaan Mereka yang dimaksud oleh Rasulullah dalam kisah diatas, tak lain dan tak bukan, adalah kita semua. Tentu dengan syarat, jika kita bersungguh-sungguh mencintai Rasulullah saw dengan setulus hati kita. Semoga Allah selalu memberikan kita kek uatan untuk dapat selalu mencintai Rasulullah saw, dengan sebenar-benarnya cinta . Amiiiin :) Disarikan dari ceramah jumat masjid At-Taqim, Ngampilan, Yogyakarta, lebih dari 2 0 tahun yang lalu.

Anda mungkin juga menyukai