Anda di halaman 1dari 9

PELAYANAN MINIMAL

Standard Pelayanan Minimal


1

pemerintah

Upaya pemerintah untuk mengurai kuajiban pemerintah pusat yang harus dilaksanakan oleh pemerintah daerah salah satunya melalui pe netapan standard pelayanan minimal. Pela yanan pemerintah yang wajib diberikan kepada masyarakat, diminta atau tidak. Pemerintah Propinsi dan pemerintah kabupaten / kota adalah pelaku langsung yang akan melaksana kan kuajiban tersebut. Akan ada ke seragaman pelaksanaan dan ukuran yang harus dilaksana kan oleh pemerin tah daerah terse but, sehingga se cara agregat pe merintah pusat akan dapat mene rima laporan ten tang hal tersebut dan dengan mu dah melihat ke majuan pelaya nan yang telah di berikan kepada masyarakat diselu ruh propinsi. Standard pelayanan minimal adalah ketentuan pelayanan yang harus diberikan oleh setiap pemerintah daerah melalui unit unit kerjanya dengan dilengkapi indicator indicator yang dapat digunakan sebagai ukuran kemajuan dari tahun ke tahun. Indikator yang ada akan sangat bermanfaat bagi setiap pemerintah daerah untuk menjadi pemerintahan yang akuntabel. Itu semua adalah harapan dari pemerintah Pusat yang telah mengeluarkan berbagai aturan dan petunjuk teknis terkait dengan pelaksanaan PELAYANAN MINIMAL di daerah. Menjadi salah satu upaya dalam keterbatasan anggaran untuk tidak melupakan kuajiban pokok yang harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat yang akan dapat di

respon melalui pemberian pelayanan yang pa ling minimal dari sisi pemerintah. Ditengah kebiasaan di setiap pemerintah daerah dalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan, berbagai idea atau (tambahan) aturan dari pemerintah yang harus dilaksana kan di daerah tidaklah terlalu mudah untuk dilaksanakan. Mengapa didaerah kurang merespon ? Bila dirunut dari tanggal dikeluarkanya peratu ran - peraturan terkait dengan PELAYANAN MINIMAL diatas, misalnya bidang Kesehatan, terlihat bahwa sudah sejak tahun sekitar 2004 pelayanan minimal ini sudah diberikan petun juk teknis dan pembia yaanya. Akan tetapi jenis pelayanan minimal lainya, hampir semua nya merupakan peratu ran baru, yakni dikeluar kan sekitar ta hun 2010 (seperti misalnya pelaya nan minimal bidang Lingkungan Hidup, Pem berdayaan Perempuan, Sosial dll). Sehingga dengan demikian me mang dapat dipahami apabila aturan ini belum sepenuhnya dapat dijalankan oleh pemerintah daerah. Apalagi bila harus ditam bah atribut dengan benar . Perintah yang ada masih bersifat sektoral, dari Departemen yang terkait di tingkat Nasional loangsung membina keunit terkait di pe merintah daerah. Sementara setiap unit kerja terkait pelayanan minimal diatas, pada saat menyusun usulan program dan kegiatan sebagai bagian dari program pembangunan yang pem biayaanya harus dibebankan pada anggaran yang ada di daerah, menjadi tidak mudah untuk dapat meyakinkan pada pihak lain (Bapeda dan juga Keuangan, ditambah DPRD) karena harus dilakukan sendiri. Menjadi terkecuali apabila Kepala Daerah dapat mendukung melalui berbagai cara. Fakta yang ada di daerah saat ini, yang mendorong dan mempromosikan Page 1 of 9

Guritno Soerjodibroto, regional coordinator Kalimantan Barat, DSF

pelayanan minimal hanyalah pihak unit kerja terkait dengan pelayanan minimal minimalnya masing masing sendiri, sehingga persoalan efektivitas penerapan pelayanan minimal disini masih menjadi isu utama. Yang dimaksud efektivitas penerapan pelayanan minimal dalam hal ini adalah mulai dari tingkat penerimaan, pene tapan prioritas sampai kepada pengalokasi ritas pengalokasian anggaran untuk kegiatan pelayanan minimal cukup bervariasi diantara daerah. Secara umum, bila melihat pada pelayanan minimal bidang Kesehatan hampir diberbagai daerah, program dan kegiatan yang ditentukan dalam peraturan menteri terkait, sudah dapat dilaksanakan keseluruhannya. Hal ini terutama ilaksanakan disebabkan karena substansi yang dimuat, hampir semuanya adalah materi-materi yang tidak asing lagi bagi unit kerja yang ber sangkutan. Hanya struktur dan sistematika ru anya musan program dan kegiatanya saja yang di modifikasi, tetapi essensinya relative masih sama dengan berbagai program dan kegiatan yang selama ini telah dilakukan. Dengan demikian, relative tidak ada hambatan untuk menerapkan pelayanan minimal tersebut. Menjadi berbeda manakala melihat pelayanan minimal misalnya untuk bidang Perumahan Rakyat. Sifat kegiatan utamanya hanya mem tan fasilitasi, tetapi wujud akhirnya berupa fisik bangunan dan lingkungan. Dengan tingkat kesulitan teknis yang masih dirasakan, dan so sialisasi dari pemerintah Pusat yang masih kurang effektiv, cenderung me nyebabkan pelayanan minimal bidang Peruma han Rakyat ini belum sepenuhnya diperhatikan apalagi dilaksana kan. Analog dengan berbagai pelayanan minimal bidang lainya, beberapa belum dapat dilaksanakan dengan baik karena menuntut usaha tambahan (additional effort) yang kadang diluar ) kewenangan unit kerja terkait untuk nit mengupayakan upaya tambahan tersebut yakan karena diperlukan adanya koordinasi dengan

pihak lain. Jenis pelayanan minimal bidang Pemberdayaan Perempuan adalah tip tipe pelayanan minimal seperti yang diurakan diatas. Unit kerja Pemberdayaan Perempuan berdayaan dengan keterbatasan kewena nganya, tidak batasan memungkinkan untuk membentuk unit pela kan yanan terpadu yang mengkoordinasikan bebe rapa pihak/unit kerja seperti Kepolisian, Dinas kesehatan, Dinas Sosial dan bahkan lembaga esehatan, non pemerintah. Persoalan teknis menghadang soalan mereka, belum lagi isu pembiayaan (alokasi budget). Atas dasar ini, dapat dikatakan bahwa, menjadi sangat wajar apabila beberapa pe layanan minimal yang menjadi kuajiban peme rintah daerah untuk menerapkanya hingga kini masih belum dapat dilaksanakan (dengan benar). PELAYANAN MINIMAL : Essensi Dasar dan Pembangunan Bila diawal sudah dijleaskan bahwa PELAYANAN MINIMAL adalah layanan yang wajib diberikan oleh pemerintah kepada warganya. Sementara itu, saat ini, pemahaman tersebut masih mengkristal di tataran konsep dan di tingkat nasional. Belum di tingkat daerah karena beberapa hal yang telah diuraikan sebe a sebelumnya. Dari konstitusi yang ada, yakn UU dasar 1945, yakni keberadaan pemerintahan pada intinya adalah memberikan perlindungan kepada warganya dari segala anca man keamanan, fisik, ekonomi atau lainya, dan selalu berupaya meningkatkan ke sejahteraan war ganya. Dua tu gas wajib diatas inilah yang selan jutnya diuraikan dalam berbagai bentuk kegiatan pembangunan, setidaknya pemerintah harus memikirkan pertumbuh han ekonomi me lalui berbagai bidang : industri pariwisata, agro industri, forestry, dan sumberdaya lain. Pemerintah juga harus memikirkan lingkungan ag dapat terjaga agar kesinambunganya, juga infrastruktur untuk akse , Page 2 of 9

lerasi pembangunan ataupun pelayanan kegiatan yang ada. Disamping itu semua, pemerintah juga wajib memikirkan kualitas sumber daya manusianya. Terkait dengan kuajiban untuk memikirkan diatas, saat ini yang terjadi adalah munculnya upaya upaya inovasi, terangkatnya kreativitas dan tidak ketinggalan adalah upaya upaya populis yang dilakukan di beberapa daerah, seperti misalnya kota Solo yang memikirkan orang kecil, kota Gorontalo kota bebas korupsi atau juga kota Boyolali dan lain lain yang ujung-ujungnya berkreasi agar dapat memberikan pelayanan kepada warganya lebih baik dan lebih baik lagi. Diluar itu, sebenarnya masih ada tugas lain yang menjadi sebuah keniscayaan, yakni h pelayanan yang minimal yang harus diberikan inimal sebelum memikirkan hal lain yang lebih advance. Di area inilah pelayanan minimal berada. Dalam memikirkan pertumbuhan eko nomi, ada kuwajiban minimal yang harus dilak ajiban sanakan oleh peme rintah yakni pemerin tah wajib menjaga dan menyediakan ke tersediaan dan cada ngan pangan, bahkan sampai kepada memi kirkan upaya penanga nan kerawanan pa ngan. Dan ini semua adalah inti dari PELAYANAN MINI MAL bidang Ketaha nan Pangan. Demiki an juga dengan pela yanan minimal bi dang lainya. Inti yang dapat diambil dari ini adalah bahwa berba gai kreativitas local dalam mengelola dan

menjalankan peme rintahan dan pemba ngunan, akan jauh lebih baik apabila sebelum berupaya le bih jauh dengan berbagai inovasi, kreasi yang dapat menggalang popu popularitas, akan jauh lebih bertanggung jawab apabila hal hal-hal yang wajib diatas dapat di laksanakan terlebih dahulu. Hal ini disebabkan karena, di setiap pemerintah daerah, isu tentang dana atau ah, anggaran pembangunan selalu tidak jauh dari ran kata terbatas. m Dalam kondisi dana yang terbatas, apabila harus digunakan untuk hal hal yang diorientasikan untuk kegiatan kegiatan yang populis, jelas akan tidak ada alokasi bagi ke giatan kegiatan pelayanan wajib (baca : pelayanan mini mal ) diatas. Padahal, bila di telaah lebih lanjut dan men dalam, pada dasarnya program dan kegi atan yang mencer mencerminkan pelayanan minimal adalah program program-program yang secara tidak sadar merupakan pro gram ra yang paling dibutuhkan masyarakat. Hal ini disebab kan karena program-program program pelayanan minimal disini orientasinya ad adalah

Page 3 of 9

mening katkan kualitas kehidupan masyarakat dupan agar ter penuhi beragam sehat : - Sehat secara jasmani , roha ni - Sehat akal melalui pen didikan - Sehat dari lingkungan - Sehat tempat tinggalnya - Sehat atau terjamin la pangan kerja - Sehat atau terjaga cadangan pangan

Dari beberapa foto diatas (yang di diunduh melalui Google Images, dari berbagai sumber), setidaknya terlihat bahwa kuajiban pemerintah yang paling minimal belum dilaksanakan, yakni memberikan perlindungan keamanan bagi anak-anak sekolah untuk pergi dan pulang dari anak Sekolah karena ketiadaan prasarana jembatan. sarana Hak dasar yang seperti apa ?

Inilah setidaknya semua essensi dari urgensinya pelayanan minimal diterapkan dalam pelak sanaan pemerintahan dan pembangunan di daerah. Selain terlindungi dari berbagai aspek, keseluruhan layanan diatas pada akhirnya akan menjadi basis bagi peningkatan kesej kesejahteraan. Setiap warga akan mempunyai peluang punyai mendapatkan lapangan kerja apabila fisik dan n mentalnya sehat. Apabila mempunyai basis nya pendidikan yang baik, akan berpotensi mendapatkan lapangan kerja yang lebih baik, ng dan seterusnya, sehingga ujungnya dapat di rangkum bahwa melalui penerapan pelayanan minimal yang benar dan effevtive, pada hakekatnya pemerintah daerah sudah menyiapkan basis untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Ketika kata PELAYANAN MINIMAL hanya dimaknakan sebagai satu definisi, yakni pelayanan minimal maka perdebatan masih dapat dimunculkan. Pertanyaan yanag mendasar adalah apakah pemerintah daerah yang telah menjalankan pelayanan public nya enjalankan dengan baik secara otomatis sudah memberikan pelayanan pada warganya secara benar ? Dimana posisi pelayanaan minimal dalam pelayanan public ? Untuk melihat sedikit perbedaan antara pelayanan public yang saat ini menjadi to ha topic ngat di berbagai kota dengan pelayanan mini mal, cermati kalimat yang sering pula dikuman dangkan lewat layanan masyarakat kita semua akan bangga melihat ibu hamil dapat melahir kan dengan sehat dan selamat tanpa harus me Page 4 of 9

mikirkan beban biaya. Bila kalimat ini utuh se perti ini, maka layanan ini adalah area pelaya nan public. Tetapi bila kalimat tanpa harus me mikirkan beban biaya dihapus, maka disinilah area pelayanaan minimal tersebut. Hamil sehat dan melahirkan selamat adalah sebuah keniscayaan. Dalam kondisi saat ini harus selalu diupayakan agar kondisi ini terjaga. Dan pada saatnya nanti yakni tahun 2015 dan selebihnya, Indonesia di targetkan tidak aka nada lagi menjumpai kasus ibu hamil dan melahirkan meninggal. Tetapi manakala ada upaya lebih dari pemerintah (daerah) agar proses melahir kan bayinya tidak perlu dipungut biaya, maka di sini sudah masuk kreativitas, inovasi pe merintah daerah. Hal ini beyond tuntutan PELAYANAN MINIMAL . Lebih jauh dapat dikatakan bahwa pengananan pelayanan minimal mau tidak mau harus dilaksanakan dan bukan sebagai prioritas yang lebih rendah dari upaya upaya kreativitas yang diajukan. Pelayanan minimal yang harus dilaksanakan di daerah saat ini setidaknya mencakup bidang bi dang kesehatan, pendidikan, ketahanan pa ngan, tenaga kerja, social dan perumahan rak yat. Pelayanan minimal bidang kesehatan seperti telah diuraikan pada halaman sebelumnya, pada hakekatnya meliputi obyek atau target

lah ditetapkan. Sebagai misal : agar kandungan I bu hamil selama 9 bulan tetap dapat terjaga sehat, maka kunjungan dokter ke pasien hamil minimal 4 (empat) kali tanpa harus si pasien membayar atau mempunyai dana untuk layanan tersebut. Layanan ini sudah menjadi tanggung jawab pemerintah melalui berbagai rumah klinik atau puskesmas. Demikian juga pada saat anak-anak sudah me masuki usia sekolah dasar, tugas leyanan peme rintah di bidang kesehatan anak-anak juga tetap harus dijalankan meskipun metode dan pende katanya berbeda satu layanan dengan layanan lainya. Hal yang mendasar dalam hal ini, meskipun berbeda, setiap bentuk layanan mem punyai indicator atau ukuran ketentuan yang ha rus dilakukan, yang pada akhirnya dapat meng gambarkan progress atau kemajuan layanan yang telah diberikan. Indikator dalam pelayanan minimal bidang kesehatan disini se suai dengan target groupnya, terdiri dari setidak nya 18 indikator yang kesemuanya dimanfaat kan sebagai alat ukur layanan. Dengan menginformasikan balik ke masyarakat menge nai capaian layanan yg diukur dari tiap tiap indi kator tersebut diatas, pada akhirnya juga dapat menjadi instrument akuntabilitas pemerintah di bidang layanan kesehatan. Bidang pendidikan. Ketika kita melihat foto yang menggambarkan anak-anak SD bergelantungan di sebuah kawat sebagai pengganti jembatan2 untuk menyebera ngi sungai besar hanya untuk pergi ke sekolah, dapat dipastikan akan muncul pertanyaan : apa kah ini semua harus dihadapi dan diselesaikan oleh masyarakat sendiri ? bukankah ini prasara na dasar yang harus disediakan oleh pemerintah dengan anggaran publiknya ? Perta nyaan yang lebih sinikal lagi dapat berupa dima nakah keberadaan pemerintah ?. Masih banyak pertanyaan terkait dengan phenomena yang
2

group terdiri dari ibu hamil, bayi, anak-anak hingga komunitas khususnya masyarakat miskin Orientasi keseluruhan adalah jelas, yakni sehat meskipun dengan berbagai cara layanan yang te

Catatan : Seluruh foto yang tertera dalam tulisan ini merupakan foto-foto yang diupload / diunduh dari google images. Sumber-sumber foto ditulis dalam halaman lampiran dari tulisan ini.

Page 5 of 9

ada misalnya haruskah seorang anak SD melakukan perjalanan lebih dari 3 km hanya untuk pergi kesekolah ? Bagaimana mungkin satu kelas dihuni lebih dari 32 anak murid SD ? Dan berbagai pertanyaan mendasar yang sudah selayaknya tidak harus dialami oleh siswa sekolah dasar. Bidang Ketahanan Pangan Pelayanan minimal yang harus diberikan dan disediakan oleh pemerintah dalam bidang ketahanan pangan secara keseluruhan adalah di orientasikan untuk menjaga cadangan pangan sekaligus mengadakan akses bagi masyarakat. Dalam hal penyedaiaan cadangan pangan diatas, pemerintah juga diwajibkan untuk mela kukan penganekaragaman sehingga pada saat nya tidak harus bergantung pada jenis bahan makanan tertentu

kan pangan disini tidak diukur secara fisik kebe radaan bahan pangan, tetapi lebih pada penga daan informasi serta peningkatan peengetahu an dan kapasitas. Sekali lagi, dalam kaitan de ngan penerapan pelayanan minimal , akan selalu ada indicator sebagai pengukur pelaksanaanya. Ketika keragaman, ketersediaan dan bahkan akses atau distribusinya terlembaga dengan baik, secara normative maka kerawanan pangan di seluruh negeri akan dapat tertangani dengan baik, setidaknya antisipasi terhadap kerwaranan pangan dapat relative lebih mudah. Phenomena warga makan nasi aking selayaknya tidak lagi muncul, melalui penerapan pelayanan minimal bi dang ketahanan pangan ini, bila dilakukan dengan benar dan konsisten. Berbagai implikasi sebaliknya akan dapat muncul pada saat strategi pelayanan minimal ketahanan pan ngan ini tidak dilaksanakan. Disisi lain, dengan a danya pelayanan minimal ini, maka jelas pihak-pihak yg harus bertanggung jawab bila harus terjadi kerawanan pangan. Bidang Ketenaga Kerjaan Pencari kerja di seluruh negeri merupakan tar get group utama dalam penerapan pelayanan minimal bidang ke tenaga kerjaan ini. Melalui berbagai cara, pe merintah diharpkan dapat menyediakan penem patan kerja bagi para pencari kerja ini Tugas tu gas wajib pemerintah (minimal) terkait dengan isu ketene ga kerjaan meliputi :

Menjadi tanggung jawab pemerintah (daerah) untuk memikirkan dan menyediakan ketersedi aan pangan bagi masyarakat baik secara fisik maupun informasi mengenai pasokan pangan, disamping stabilitas harga pangan. Dari sisi penganekaragaman pangan layanan dari pihak pemerintah dalam hal ini berupa pembinaan. Sementara bagi daerah daerah yang mendapat kerawanan pangan, menjadi tugas pemerintah untuk melakukan penanganan kerawanan pa ngan ini. Penganekaragaman pangan juga menjadi bagi an dari layanan wajib yang harus dilakukan oleh pemerintah (daerah). Setidaknya tugas utama pemerintah dalam hal ini fokusnya adalah pem binaan pada masyarakat. Keberhasilan atau ketidak berhasilan pemerintah daerah dalam melaksanakan tugas dalam menganekaragam

Page 6 of 9

Penempatan bagi para pencari kerja yang sudah tercatat a - Pelatihan bagi para pekerja baik di bidang kompetensi, yang berbasis ma syarakat ataupun kewirausahaan. - Perlindungan terhadap tenaga kerja Kasus tenaga kerja yang dianiaya oleh majikan adalah salah satu contoh tanggung jawab pemerintah. Yang perlu diingat kan disini adalah a pabila disebutkan bahwa tugas ini adalah tanggung ja wab pemerintah, sebenarnya hal ini harus diartikan bahwa unit kerja yang bertanggung jawab terhadap tugas ini atau pelayanan au minimal pada umumnya, harus (1) mampu menyusun rencana program dan kegi a anya (2) usulan rencanaya di terima sebagai bagian dari program dan kegiatan pembangun an daerah baik kota ataupun kabupaten, dan (3) usulan program dan kegiatan tersebut menda pat alokasi anggaran untuk pelaksanaanya. Pihak Pihak-

pada kasus kasus yang memerlukan perlindu ngan sesuai cakupan tanggung jawab yang ada.

Bidang Perumahan Rakyat Berbeda dengan pelayanan min minimal yang harus diberi kan untuk bidang perumahan rakyat. Target yang ada me Tar nuju ke lingkungan yang nya man dengan rumah-rumah yang layak huni dan terjangkau bagi masyarakat ber penghasilan rendah. Bagaimana membina dah. masyarakat dan mem beri contoh ru mah yang arakat dise but layak huni dan sekaligus memfasilitasi a gar rumah yang akan diba ngun oleh ma syarakat. Pe ran fasilitasi le bih dominan di sini. Fasilitasi disini juga termasuk dida lamnya mem bangun strate gi kemitraan dengan berbagai pihak yang mem punyai bisinis (usaha) dibidang property atau pe rijinan dan lain lain. Pada sisi lain, melalui laya nan pelayanan minimal bidang ini juga diharpkan dapat terwujud lingku ngan pemukiman yang sehat yang didukung oleh prasarana dan sarana umum yang mema dai. Jelas hal ini menggambarkan bahwa tugas ini menjadi tidak semata bergantung hanya pa da unit kerja Perumahan Rakyat saja, tetapi ber erja bagai unit kerja dan lembaga perlu untuk menyatukan visi dan strateginya dalam mewu judkan impian tersebut. Meskipun sebagai kuajiban yang minimal, pelaksanaanya menuntut a nimal, adanya koordinasi dengan berbagai pihak ya terkait. yang Ketika isu koordinasi harus dimunculkan dalam kegiatan ini, maka sudah selayaknya pertanya an besar ditujukan terlebih dahulu kepada pi hak pihak yang mempunyai kewenangan untuk mendukung baik dari sisi politik maupun pem biayaan yang ditimbulkan sebagai konsekwensi lkan dari kebutuhan dari koordinasi tersebut. Mensinkronkan program antar unit kerja terka it baik dari segi output, waktu ( (time-line ) dan Page 7 of 9

pihak yterkait dengan ketiga butir diatas itulah ir yang dimaksud dengan pemerintah dalam hal ini. Dalam kenyataan, lapangan kerja dapat terse bar di berbagai jenis bidang mulai dari formal sampai informal, pemerintah atau swasta dan berbagai ragamnya. Dengan demikian, penem patan kerja menjadi tidak selamanya harus dita ngani langsung oleh pemerintah tetapi juga da pat melalui berbagai lembaga (penerima kerja) dan penempatan kerja. Dalam hal ini, menjadi tanggung jawab sepenuhnya pada pemerintah di tingkat nasional adalah kementerian te terkait, dan unit kerja tenaga kerja di tingkat daerah wa jib mempunyai informasi yang valid mulai dari data pencari kerja, penempatan bahkan sampai

terutama juga spatial geografis / lokasi serta bia ya, adalah essensi dari koordinasi yang dimak sud diatas. Berbagai strategi sudah selayaknya dapat di munculkan untuk mendorong terwujudnya lingkungan yang yang diharapkan. Bidang Sosial Orientasi utama sebagai pemerintah dalam bi dang social ini adalah melindungi para penyan dang masalah baik social maupun cacat fisik dan memberikan bantuan bagi para korban bencana Instrumen jaminan social menjadi salah satu strateginya. Target group untuk layanan bidang social disini mencakup para penyandang masalah social yang pada hakekatnya memang dilindungi oleh pemerintah. Melalui panti panti asuhan diharap kan para penyandang masalah tersebut dapat di layani sesuai ketentuan yang ada. Penilaian pe layanan pelayanan minimal disini lebih kepada penilaian prasa rana panti asuhan, apakah sudah menyediakan sarana dan prasana pelayanan kesejahteraan sosial dan kese jahteraan social berbasis masyarakat khususnya untuk insitusi diluar panti asuhan. Disamping itu, melalui pelayanan minimal bidang Sosial ini juga mencakup pada pelayanan bantuan korban bencana alam.

Termasuk juga disini program program evakuasi yang harus dilakukan terkait dengan akibat dari satu bencana alam. Sementara untuk pelayanan bagi penyandang masalah kesejahteraan social, diasmping yang telah disebutkan diatas, jenis pe layanan yang harus diberikan juga berupa kegia tan rehabilitasi social yang dilakukan di dalam panti social. Bidang Pemberdayaan Perempuan Layanan khusus untuk bidang Pemberdayaan Pe rempuan pada hakekatnya merupakan layanan yang terpadu dari beberapa unit pelayanan, yakni Kepolisian, Pengadilan, Kesehatan, Sosial dan bahkan Lembaga Swadaya. Unit layanan terpadu ini dikhususkan untuk menangani korban-korban kekerasan terhadap perempuan dan anak -anak. Kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga (KDRT) seba gai misal, adalah salah satu segmen tar get pelayanan unit ini dengan catatan bila di laporkan. Setiap korban yang dilaporkan dalam pelayanan berikutnya dapat dirujuk untuk ditindak lanjuti dalam pelayanan kesehatan atau bahkan reha bilitasi (social) atau pemberian bantuan hukum bila diperlukan. Bila selanjutnya juga dinilai sudah mencukupi dapat dilakukan program pemulangan dan atau reintegrasi social. Dari segi manajemen, kuajiban pelaksanaan pe layanan minimal untuk layanan terpadu perem puan dan anak-anak korban kekerasan ini di posisikan di bawah tanggung jawab unit kerja Pemberdayaan Perempuan.

Page 8 of 9

Page 9 of 9

Anda mungkin juga menyukai