Anda di halaman 1dari 6

LAMPIRAN PERMENDAGRI

PEMETAAN DAN PENETAPAN


PARA PELAKU PEMANFAATAN TATA RUANG
Pendahuluan
Setiap daerah baik Provinsi, Kabupaten mauoun pemerintah Kota wajib
mempunyai Rencana Tata Ruang yang dapat dimaknakan sebagai
dokumen yang berfugsi untuk mengarahkan pembangunan secara fisik
maupun ekonomi.
Keberadaan dokumen Rencana Tata Ruang apapun tingkatan kedetilanya,
pada hakekatnya merupakan satu kebijakan dari pemerintah daerah yang
bersangkutan. Merupakan satu keinginan pemerintah yang harus dapat
diwujudkan.
Saat ini, didasarkan atas kenyataan yang ada, terlihat bahwa upaya untuk
merealisasikan Rencana Tata Ruang cederung masing bersifat partial .
Pemanfaatan Recana Tata Ruang diselenggarakan melalui mekanisme
perijinan terhadap rencana rencana kegiatan yang akan memanfaatkan
tanah dalam arti ruang (spatial). Melalui prosedur perijinan, diharapkan
berbagai kegiatan (ekonomi, social) dapat diarahkan dan diatur sesuai
dengan desain rencana yang sudah tertuang dalam dokumen Rencana
Tata Ruang.
Bila ditilik pada amanah yang tertuang pada peraturan perudangan terkait
dengan keberadaan Rencana Tata Ruang, fungsi dari Rencana Tata Ruang
adalah mengatur seluruh wilayah (admiistrasi) suatu pemerintahan
daerah (Provinsi, Kabupaten, Kota). Fakta yang terjadi disetiap daerah
adalah bahwa terdapat kawasan-kawasan yang merupakan bagian dari
wilayah admiistrasi pemerintahan daerah yang belum terjamah oleh
prosedur perijinan. Hal ini terjadi karena nature nya pemberian ijin
untuk mengarahkan berbagai kegiatan kehidupan diatas tanah hanya
dilakukan bila ada permohonan dari pihak-pihak yang akan
memanfaatkan / menggunakan (bidang) tanah.
Terhadap kawasan yang tidak atau belum menjadi obyek untuk diajukan
permohonan ijin nya selamanya akan menjadi kawasan yang belum dapat
diarahkan penggunaan dan pemanfaatan tanah (ruang) nya. Dengan kata
lain, kawasan yang dimaksud ini berpotensi untuk menjadi kawasan yang
tidak terarahkan atau kata lain menjadi kawasan yang tidak teratur.
Sisi lain dari dokumen Rencana Tata Ruang selain memberikan gambaran
mengenai arahan pemanfaatan dan penggunaan tanah, dikandung juga
rencana pengembangan dan pembangunan infratsruktur dasar kawasan.
Gabungan kedua aspek diatas yakni rencana pemanfaatan dan
penggunaan bidang tanah dan rencana pembangunan infrastruktur dasar
kawasan diatas selanjutnya dapat disebut sebagai upaya mewujudkan
Tertib Tata Ruang

Permasalahan
1

Guritno Soerjodibroto Mei 2016

Perkembangan waktu yang seiring dengan kebutuhan akan tanah relatuiv


mempunyai dinamika yang tinggi. Sementara disisi lain, sumber daya
tanah adalah sumber daya yang terbatas, Phenomena yang ada di setiap
kawasan perkotaan ataupun non perkotaan, berupa penyerobotan atau
dengan kata lain pemanfaatan bidang tanah atau ruang yang tidak
dilakukan melalui prosedur perijinan yang berlaku.
Pada kondisi ini akan tercipta kondisi dimana sebahagian kawasan yang
menjadi otoritas satu pemerintah kabupaten/kota dimanfaatkan tanpa ijin
pemanfaatan ruang. Hal ini secara konsepsi menciptakan ligkungan yang
tidak merepresentasikan Tertib Tata Ruang.
Kondisi diatas jelas harus menjadi salah satu pertimbangan dalam
penyelenggaraan pengendalaian pemanfaatan ruang yang bertujuan
menciptakan Tertib Tata Ruang

Langkah Strategi yang diperlukan


Keberadaan legalitas berupa Peraturan Daerah (Perda) untuk setiap
dokumen Rencana Tata Ruang pada hakekatnya memberi makna bahwa
dokumen ini merupakan tanggung jawab semua pihak baik masyarakat
maupun pemerintah. Akan tetapi dalam kasus Perda Tata Ruang, seperti
gambaran permasalahan yang diuraikan sebelumnya,relative masih
menuntut adanya strategi untuk menjadikan Perda tersebut dapat
terwujud .
Langkah strategi yang dimungkinkan untuk itu adalah :
i.
Mensosialisasikan dan atau membangun persepsi bahwa rencana
Tata Ruang bukan domain tanggung jawab Unit-Unit Kerja atau
Lembaga Perijinan Daerah saja, tetapi semua pihak (semua SKPD)
ii.
Melakukan pembahasan dan penelaahan bersama mengenai pihakpihak (lembaga daerah) apa saja yang (seharusnya) terlibat untuk
merealisasikan dan mengarahkan tiap areal kawasan sesuai
Rencana Pemanfaatan dan Penggunaan Tanah yang telah
ditetapkan.
iii.
Merumuskan bersama keterlibatan tiap Unit Kerja dalam berntuk
rencana kegiatan dan tanggung jawab dalam kaitanya dengan
upaya mewujudkan Pola Ruang.
iv.
Hasil keseluruhan proses diatas, yang pada hakekatnya secara
nyata akan merepresentasikan salah satu upaya dalam mencapai
Tertib Tata Ruang selanjutnya dapat dijadikan bagian dari program
pengendalian pemanfaatan ruang

Manfaat dan Outcome


Dengan mengenali pihak-pihak yang terkait dan harus bertanggung jawab
dalam mewujudkan rencana tata ruang jelas akan memberi manfaat
nyata setidaknya pada :
a. Gambaran masa depan wujud fisik daerah akan terprogram secara
sistimatis,)
2

Guritno Soerjodibroto Mei 2016

b. Mekanisme pengendalian pemanfaatan ruang (bidang tanah) akan


lebih terasakan efektivitasnya dari pada hanya bergantung pada
prosedur perijinan (yg cenderung pasiv-menunggu) seperti yang
selama dilakukan.
c. Program/ Kegiatan Unit Kerja (SKPD, DInas, Lembaga) akan lebih
terarah untuk tujuan yang lebih konkrit dan terintegrasi serta lebih
akuntabel.
d. Terakhir, apa yang terlihat dalam angan-angan atau Rencana akan
dapat terwujud secara fisik, sehingga dengan demikian Tertib Tata
Ruang akan terwujud.
Langkah Operasional
Langkah 1 :
Lakukan identifikasi kawasan yang diperutukkan sebagai kawasan bisnis
(industry, perdagangan )
Inverrarisasi pemanfaatan bidang tanah (ruang) di kawasan yang sudah
teridentifikasi diatas (gunakan peta peggunaan tanah terakhir atau
manfaatkan teknologi UAV Unmanned Aerial Vehicles yang lebih dikenal
dengan nama Drone untuk mendapatkan informasi penggunaan tanah
terkini dan detil.
Buat table yang berisi perbedaan pemanfaatan ruang antara Rencana dan
Fakta
N
o
(1
)
1

Kawasan (Blok)
(2)

Penggunaa Tanah
Rencana
Fakta
(3)`
(4)

(5)

Industri ( Blok .)

Industri

Temporer dll

Pertokoan

Keterangan

Penjelasan :
Kolom (1) Isikan nomor urut
Kolom (2) Kawasan Bisnis yang sudah disepakati untuk ditelaah (lihat
langkah diatas)
Kolom (3) Isikan Peruntukkan Rencana yang tertuang di dokumen Rencana
Tata Ruang , sesuai blok yang ada pada kolom (2)
Kolom (4) Hasil pegamatan di lapang atau peta terkini yang ada pada
areal yang sama
Kolom (5) Isikan informasi hasil pengamatan atau survey lapang yang
dilakukan secara rutin pada kegiatan pengawasan dengan informasi
setidakya memuat :
apakah sudah ada ijin yg dikeluarkan di areal tersebut
kondisi fisik bangunan atau fasilitas bangunan yang ada
permanen atau temporer,
tahun dimanfaatkan
legalitas pengguna bidang tanah
status kepemilikan tanah
Hasil akhir :
3

Guritno Soerjodibroto Mei 2016

Teridentifikasi fakta lapang yang perlu antisipasi terkait dengan kondisi


pemanfaatan ruang yang belum sesuai dengan Rencana Tata Ruang
Langkah 2 :
Sebagai tindak lanjut dari hasil Langkah 1
a. Melakukan identifikasi SKPD yang representative untuk merespon
permasalahan penerapan rencana tata ruang yg sudah
teridentifikasi
b. Membuat rumusan kesepakatan melalui penayangan
Gunakan Tabel berikut :
N
o
(1
)

Kawasan (Blok)
(2)

Faktor
Ancaman
(3)

SKPD Terkait

Rencana Tindak

(4)

(5)

Penjelasan :
Kolom (1) isikan nomor urut
Kolom (2) Kawasan Bisnis yang sudah disepakati untuk ditelaah (lihat
langkah diatas) sama dengan isian pada Kolom (2) Tabel sebelumnya
Kolm (3) Merupakan telaah dari kolom (4) dan kolom (5) pada table
sebelumnya. Dari kedua informasi (kolom 4 dan 5) dapat di identifikasi
(perkiraan) kendala atau factor ancaman yang bereluang menjadi kendala
bila harus dilakukan penyesuaian antara Fakta pemanfaatan ruang
dengan Rencana yang ada.
Kolom (4) Faktor ancaman yag sudah teridentifikasi, lakukan
pengelompokkan berdasar karakteristik disesuaikan dengan bidang dan
ruang lingkup tupoksi SKPD-SKPD yang ada
Atas dasar kelompok diatas, isikan pada Kolom (4) ini nama SKPD yang
paling memungkinkan untuk bertanggung jawab
Kolom (5) Isikan daftar rencana tindak untuk mengatasi tiap factor
kendala yang teridentifikasi untuk setiap SKPD yang ada pada Kolom (4)
Hasil :
Identifikasi factor-faktor ancaman (kendala) untuk setiap upaya
penanganan permasalahan yg sudah teridentifikasi dan Rencana Tindak
Ilustrasi contoh :
Dalam dokumen Tata Ruang, satu kawasan telah di tetapkan
sebagai kawasan Lindung, tetapi fakta di lapangan telah banyak
areal dari kawasan tersebut yang diokupasi oleh masyarakat.
Langkah yang harus dilakukan untuk menyediakan kawasan terkait
siap untuk menjadi kawasan Lindung antara lain :
a. Melakukan sosialisasi ttg Kebijakan Kawasan Lindung pada
masyarakat yang tinggal di kawasan tsb
b. Merencanakan areal atau lokasi untuk pelaksanaan
resettlement tersebut.
c. Melakukan pembinaan terhadap masyarakat di lokasi barunya
4

Guritno Soerjodibroto Mei 2016

d. Pengelolaan kawasan menjadi atau mengembalikan fungsinya


menjadi kawasan lindung
Atas dasar daftar Faktor Acaman yang ada, dapat di jabarkan kedalam
Rencana Tindak yang berupa butir (a) sampai (d) pada ilustrasi diatas.
Langkah 3:
Khusus untuk menguraikan kolom (4) secara lebih detil gunakan prosedur
sebagai berikut :
Untuk setiap Rencana Tindak sebagai upaya mengatasi Faktor Acaman
pada dasarnya belum tentu dapat ditangani hanya oleh satu SKPD. Untuk
itu lakukan pembahasan lebih terarah untuk setiap Rencana Tindak diatas.
Lagkah yang dapat diambil dengan membentuk kelompok berdasar jenis
Rencana Tindak .
Pada intinya, pelaksanaan workshop atau FGD tahap ini diorietasikan
untuk mengidentifikasi pelaku yang paling potensial bertanggung jawab
(baik sisi pemerintah maupun masyarakat swasta)
Dengan menggunakan contoh hasil pada FGD sebelumnya :
N
o
1
2
3
4

Identifikasi Program/Kegiatan atas Pelaku


Faktor Ancaman dan Kendala
Utama
(SKPD)
Sosialisasi ttg Kebijakan Kawasan
Sosial
Lindung pada masyarakat yang tinggal
di kawasan tsb
Merencanakan areal atau lokasi untuk
PUPR
pelaksanaan resettlement
Pembinaan terhadap masyarakat di
Sosial
lokasi barunya
Pengelolaan kawasan menjadi atau
Kehutanan
mengembalikan fungsinya menjadi
kawasan lindung

Pendukung
(SKPD/Lainy
a)
Kehutanan
Bappeda, ATR
Kesehatan,
Koperasi, LSM

Langkah 5 :
Pelaksanaan Pleno utuk setiap rumusan Rencana Tindak tiap Kelompok
dengan sasaran terjadinya integrasi diantara SKPD didalam tiap Kelompok
dan Integrasi atar Kelompok.
Ukuran integrasi :
1. Sinkronisasi waktu dan obyek isu
2. Konsistensi tujuan antar Unit Kerja untuk penanganan Isu yg sama
Langkah 6 :
Rumusan akhir hasil verifikasi (baca : dialog interaktiv dalam pleno dan
rumusanya) jadikan bahan untuk Lampiran SK Penetapan Program
Rencana tata Ruang
NB :
5

Guritno Soerjodibroto Mei 2016

Yang selajutnya berdasarkan program-program diatas (termasuk program


perijinan) akan menjadi masukan utama bagi proses pengedalian
pemanfaatan ruang
Perkiraan hasil akhir yang akan menjadi Lampiran Perda Rencana Tata
Ruang sbb :
Tabel : Daftar Program/Kegiatan untuk mewujudkan Rencana Tata Ruang
No Blok/Sub Rencana
Program Unit
Unit
Waktu
Blok
Peruntukkan
/Kegiata Utama
Pen
n
dukung
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(5)
(6)

Penjelasan :
1. Kolom (1) , isikan nomor urut
2. Kolom (2) , Isikan Nama atau Nomor BLOK atau SUB BLOK sesuai
yang ada pada Peta (Dokumen) Rencana Tata Ruang
3. Kolom (3), Isikan Rencana Penggunaan Tanah sesuai Peta Rencana
tata Ruang
4. Kolom (4), Daftar program / Kegiatan yang dihasilkan pada Langkah
ingatkanLangkah sebelumnya
5. Kolom (5) , Pelaku atau SKPD / Dinas yang menjadi Pelaku Utama
sesuai yang sudah teridentifikasi pada langkah-langkah sebelumnya
6. Kolom (6) , Pelaku atau SKPD / Dinas yang menjadi pendukung
terselenggaranya Program/Kegiatan yang sudah teridentifikasi
7. Kolom (7) , Pelaksanaan program / kegiatan dapat berupa multi
years atau hanya satu tahun. IInformasi tersebut isikan kedalam
kolom ini.
Catatan :
Sekedar mengingatkan bahwa : program atau kegiatan yang
teridentifikasi dalam proses ini adalah program-program yang diperlukan
untuk mendorong atau mengkondisikan agar Rencana yang telah
ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang dapat terwujud. Merupakan
program, kegiatan sebagai bagian dari upaya mengendalikan
(pemanfaatan ruang) agar dapat sesuai dengan Rencana Tata Ruang.

Bahan Bacaan :

1. Modul Pemberdayaan Dokumen Rencana Tata Ruang (Guritno


Soerjodibroto-2007)

Guritno Soerjodibroto Mei 2016

Anda mungkin juga menyukai