Anda di halaman 1dari 9

PELAYANAN MINIMAL

Standard Pelayanan Minimal

pemerintah

Upaya pemerintah untuk mengurai kuajiban


pemerintah pusat yang harus dilaksanakan oleh
pemerintah daerah salah satunya melalui pe
netapan standard pelayanan minimal. Pela
yanan pemerintah yang wajib diberikan kepada
masyarakat, diminta atau tidak. Pemerintah
Propinsi dan pemerintah kabupaten / kota
adalah pelaku langsung yang akan melaksana
kan kuajiban tersebut. Akan ada ke seragaman
pelaksanaan dan ukuran yang harus dilaksana
kan oleh pemerin
tah daerah terse
but, sehingga se
cara agregat pe
merintah pusat
akan dapat mene
rima laporan ten
tang hal tersebut
dan dengan mu
dah melihat ke
majuan
pelaya
nan yang telah di
berikan kepada
masyarakat diselu
ruh propinsi.
Standard pelayanan minimal adalah ketentuan
pelayanan yang harus diberikan oleh setiap
pemerintah daerah melalui unit unit kerjanya
dengan dilengkapi indicator indicator yang
dapat digunakan sebagai ukuran kemajuan dari
tahun ke tahun. Indikator yang ada akan sangat
bermanfaat bagi setiap pemerintah daerah
untuk menjadi pemerintahan yang akuntabel.
Itu semua adalah harapan dari pemerintah
Pusat yang telah mengeluarkan berbagai aturan
dan petunjuk teknis terkait dengan pelaksanaan
PELAYANAN MINIMAL di daerah.
Menjadi salah satu upaya dalam keterbatasan
anggaran untuk tidak melupakan kuajiban
pokok yang harus dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan dasar masyarakat yang akan dapat di

Guritno Soerjodibroto, regional coordinator


Kalimantan Barat, DSF

respon melalui pemberian pelayanan yang pa


ling minimal dari sisi pemerintah.
Ditengah kebiasaan di setiap pemerintah
daerah dalam melaksanakan pemerintahan dan
pembangunan, berbagai idea atau (tambahan)
aturan dari pemerintah yang harus dilaksana
kan di daerah tidaklah terlalu mudah untuk
dilaksanakan.
Mengapa didaerah kurang merespon ?
Bila dirunut dari tanggal dikeluarkanya peratu
ran - peraturan terkait dengan PELAYANAN
MINIMAL diatas, misalnya bidang Kesehatan,
terlihat bahwa sudah
sejak tahun sekitar 2004
pelayanan minimal ini
sudah diberikan petun
juk teknis dan pembia
yaanya. Akan tetapi
jenis pelayanan minimal
lainya, hampir semua
nya merupakan peratu
ran baru, yakni dikeluar
kan sekitar ta hun 2010
(seperti misalnya pelaya
nan minimal
bidang
Lingkungan Hidup, Pem
berdayaan Perempuan,
Sosial dll). Sehingga dengan demikian me mang
dapat dipahami apabila aturan ini belum
sepenuhnya dapat dijalankan oleh pemerintah
daerah. Apalagi bila harus ditam bah atribut
dengan benar .
Perintah yang ada masih bersifat sektoral, dari
Departemen yang terkait di tingkat Nasional
loangsung membina keunit terkait di pe
merintah daerah. Sementara setiap unit kerja
terkait pelayanan minimal diatas, pada saat
menyusun usulan program dan kegiatan sebagai
bagian dari program pembangunan yang pem
biayaanya harus dibebankan pada anggaran
yang ada di daerah, menjadi tidak mudah untuk
dapat meyakinkan pada pihak lain (Bapeda dan
juga Keuangan, ditambah DPRD) karena harus
dilakukan sendiri. Menjadi terkecuali apabila
Kepala Daerah dapat mendukung melalui
berbagai cara. Fakta yang ada di daerah saat
ini, yang mendorong dan mempromosikan
Page 1 of 9

pelayanan minimal hanyalah pihak unit kerja


terkait dengan pelayanan minimal
minimalnya masing
masing sendiri, sehingga persoalan efektivitas
penerapan pelayanan minimal disini masih
menjadi isu utama. Yang dimaksud efektivitas
penerapan pelayanan minimal dalam hal ini
adalah mulai dari tingkat penerimaan, pene
tapan prioritas
ritas sampai kepada pengalokasi
pengalokasian
anggaran untuk kegiatan pelayanan minimal
cukup bervariasi diantara daerah.
Secara umum, bila melihat pada pelayanan
minimal bidang Kesehatan hampir diberbagai
daerah, program dan kegiatan yang ditentukan
dalam peraturan menteri terkait, sudah dapat
dilaksanakan
ilaksanakan keseluruhannya. Hal ini terutama
disebabkan karena substansi yang dimuat,
hampir semuanya adalah materi--materi yang
tidak asing lagi bagi unit kerja yang ber
sangkutan. Hanya
anya struktur dan sistematika ru
musan program dan kegiatanya saja yang di
modifikasi, tetapi essensinya relative masih
sama dengan berbagai program dan kegiatan
yang selama ini telah dilakukan. Dengan
demikian, relative tidak ada hambatan untuk
menerapkan pelayanan minimal
tersebut.
Menjadi berbeda manakala melihat pelayanan
minimal misalnya untuk bidang Perumahan
Rakyat. Sifat kegiatan
tan utamanya hanya mem
fasilitasi, tetapi wujud akhirnya berupa fisik
bangunan dan lingkungan. Dengan tingkat
kesulitan teknis yang
masih dirasakan, dan so
sialisasi dari pemerintah
Pusat yang masih kurang
effektiv, cenderung me
nyebabkan
pelayanan
minimal bidang Peruma
han Rakyat ini belum
sepenuhnya diperhatikan
apalagi dilaksana kan.
Analog dengan berbagai
pelayanan minimal bidang
lainya, beberapa belum dapat dilaksanakan
dengan baik karena menuntut usaha tambahan
(additional effort)) yang kadang diluar
kewenangan unit
nit kerja terkait untuk
mengupayakan
yakan upaya tambahan tersebut
karena diperlukan adanya koordinasi dengan

pihak lain. Jenis pelayanan minimal bidang


Pemberdayaan Perempuan adalah tipe
tip
pelayanan minimal
seperti yang diurakan
diatas. Unit kerja Pemberdayaan
berdayaan Perempuan
dengan keterbatasan
batasan kewena nganya, tidak
memungkinkan
kan untuk membentuk unit pela
yanan terpadu yang mengkoordinasikan bebe
rapa pihak/unit kerja seperti Kepolisian, Dinas
kesehatan,
esehatan, Dinas Sosial dan bahkan lembaga
non pemerintah. Persoalan
soalan teknis menghadang
mereka, belum lagi isu pembiayaan (alokasi
budget). Atas dasar ini, dapat dikatakan bahwa,
menjadi sangat wajar apabila beberapa pe
layanan minimal yang menjadi kuajiban peme
rintah daerah untuk menerapkanya hingga kini
masih belum dapat dilaksanakan (dengan
benar).
PELAYANAN MINIMAL : Essensi Dasar dan
Pembangunan
Bila diawal sudah dijleaskan bahwa PELAYANAN
MINIMAL adalah layanan yang wajib diberikan
oleh pemerintah kepada warganya. Sementara
itu, saat ini, pemahaman tersebut masih
mengkristal di tataran konsep dan di tingkat
nasional. Belum di tingkat daerah karena
beberapaa hal yang telah diuraikan sebelumnya.
sebe
Dari konstitusi yang ada, yakni
yakn UU dasar 1945,
keberadaan pemerintahan pada intinya adalah
memberikan perlindungan kepada warganya
dari segala anca
man keamanan,
fisik,
ekonomi
atau lainya, dan
selalu berupaya
meningkatkan ke
sejahteraan war
ganya. Dua tu gas
wajib diatas inilah
yang selan jutnya
diuraikan dalam
berbagai bentuk
kegiatan pembangunan, setidaknya pemerintah
harus memikirkan pertumbuh
han ekonomi me
lalui berbagai bidang : industri,
industri pariwisata, agro
forestry, dan sumberdaya lain. Pemerintah juga
harus memikirkan lingkungan agar
ag dapat terjaga
kesinambunganya,, juga infrastruktur untuk akse
Page 2 of 9

lerasi pembangunan ataupun pelayanan


kegiatan yang ada. Disamping itu semua,
pemerintah juga wajib memikirkan kualitas
sumber daya manusianya.
Terkait dengan kuajiban untuk memikirkan
diatas, saat ini yang terjadi adalah munculnya
upaya upaya inovasi, terangkatnya kreativitas
dan tidak ketinggalan adalah upaya upaya
populis yang dilakukan di beberapa daerah,
seperti misalnya kota Solo yang memikirkan
orang
kecil,
kota
Gorontalo kota bebas
korupsi atau juga kota
Boyolali dan lain lain
yang
ujung-ujungnya
berkreasi agar dapat
memberikan pelayanan
kepada warganya lebih
baik dan lebih baik lagi.
Diluar itu, sebenarnya
masih ada tugas lain
yang menjadi sebuah
h keniscayaan, yakni
pelayanan yang minimal
inimal yang harus diberikan
sebelum memikirkan hal lain yang lebih
advance. Di area inilah pelayanan minimal
berada. Dalam memikirkan pertumbuhan eko
nomi, ada kuwajiban
ajiban minimal yang harus dilak
sanakan oleh peme
rintah yakni pemerin
tah wajib menjaga
dan menyediakan ke
tersediaan dan cada
ngan pangan, bahkan
sampai kepada memi
kirkan upaya penanga
nan kerawanan pa
ngan. Dan ini semua
adalah
inti
dari
PELAYANAN
MINI
MAL bidang Ketaha
nan Pangan. Demiki
an juga dengan pela
yanan minimal
bi
dang lainya. Inti yang
dapat diambil dari ini
adalah bahwa berba
gai kreativitas local
dalam mengelola dan

menjalankan peme rintahan dan pemba


ngunan, akan jauh lebih baik apabila sebelum
berupaya le bih jauh dengan berbagai inovasi,
kreasi yang dapat menggalang popularitas,
popu
akan
jauh lebih bertanggung jawab apabila hal-hal
hal
yang wajib diatas dapat di laksanakan terlebih
dahulu. Hal ini disebabkan karena, di setiap
pemerintah daerah,
ah, isu tentang dana atau
anggaran
ran pembangunan selalu tidak jauh dari
kata terbatas.
m kondisi dana yang
Dalam
terbatas,
apabila
harus
digunakan untuk hal hal yang
diorientasikan untuk kegiatan
kegiatan yang populis, jelas
akan tidak ada alokasi bagi ke
giatan kegiatan pelayanan
wajib (baca : pelayanan mini
mal ) diatas. Padahal, bila di
telaah lebih lanjut dan men
dalam,
pada
dasarnya
program dan kegi atan yang mencerminkan
mencer
pelayanan minimal adalah program-program
program
yang secara
ra tidak sadar merupakan pro gram
yang paling dibutuhkan masyarakat. Hal ini
disebab
kan
karena
program
program-program
pelayanan minimal disini orientasinya adalah
ad

Page 3 of 9

mening katkan kualitas kehidupan


dupan masyarakat
agar ter penuhi beragam sehat :
- Sehat secara jasmani , roha ni
- Sehat akal melalui pen didikan
- Sehat dari lingkungan
- Sehat tempat tinggalnya
- Sehat atau terjamin la pangan kerja
- Sehat atau terjaga cadangan pangan

Dari beberapa foto diatas (yang diunduh


di
melalui Google Images, dari berbagai sumber),
setidaknya terlihat bahwa kuajiban pemerintah
yang paling minimal belum dilaksanakan, yakni
memberikan perlindungan keamanan bagi
anak-anak
anak sekolah untuk pergi dan pulang dari
Sekolah karena ketiadaan prasarana
sarana jembatan.
Hak dasar yang seperti apa ?

Inilah setidaknya semua essensi dari urgensinya


pelayanan minimal diterapkan dalam pelak
sanaan pemerintahan dan pembangunan di
daerah. Selain terlindungi dari berbagai aspek,
keseluruhan layanan diatas pada akhirnya akan
menjadi basis bagi peningkatan kesej
kesejahteraan.
Setiap warga akan mempunyai
punyai peluang
mendapatkan lapangan
n kerja apabila fisik dan
mentalnya
nya sehat. Apabila mempunyai basis
pendidikan yang baik, akan berpotensi
mendapatkan lapangan kerja yang
ng lebih baik,
dan seterusnya, sehingga ujungnya dapat di
rangkum bahwa melalui penerapan pelayanan
minimal
yang benar dan effevtive, pada
hakekatnya
pemerintah
daerah
sudah
menyiapkan
basis
untuk
peningkatan
kesejahteraan masyarakat.

Ketika kata PELAYANAN MINIMAL


hanya
dimaknakan sebagai satu definisi,
yakni
pelayanan minimal maka perdebatan masih
dapat
dimunculkan.
Pertanyaan
yanag
mendasar adalah apakah pemerintah daerah
yang telah menjalankan
enjalankan pelayanan public nya
dengan
baik
secara
otomatis
sudah
memberikan pelayanan pada warganya secara
benar ? Dimana posisi pelayanaan minimal
dalam pelayanan public ?
Untuk melihat sedikit perbedaan antara
pelayanan public yang saat ini menjadi topic
to ha
ngat di berbagai kota dengan pelayanan mini
mal, cermati kalimat yang sering pula dikuman
dangkan lewat layanan masyarakat kita semua
akan bangga melihat ibu hamil dapat melahir
kan dengan sehat dan selamat tanpa harus me
Page 4 of 9

mikirkan beban biaya. Bila kalimat ini utuh se


perti ini, maka layanan ini adalah area pelaya
nan public. Tetapi bila kalimat tanpa harus me
mikirkan beban biaya dihapus, maka disinilah
area pelayanaan minimal tersebut. Hamil sehat
dan melahirkan selamat adalah sebuah
keniscayaan. Dalam kondisi saat ini harus selalu
diupayakan agar kondisi ini terjaga. Dan pada
saatnya nanti yakni tahun 2015 dan selebihnya,
Indonesia di targetkan tidak aka nada lagi
menjumpai kasus ibu hamil dan melahirkan
meninggal. Tetapi manakala ada upaya lebih
dari pemerintah (daerah) agar proses melahir
kan bayinya tidak perlu dipungut biaya, maka di
sini sudah masuk kreativitas, inovasi pe
merintah daerah. Hal ini beyond tuntutan
PELAYANAN MINIMAL .
Lebih jauh dapat dikatakan bahwa pengananan
pelayanan minimal mau tidak mau harus
dilaksanakan dan bukan sebagai prioritas yang
lebih rendah dari upaya upaya kreativitas yang
diajukan.
Pelayanan minimal yang harus dilaksanakan di
daerah saat ini setidaknya mencakup bidang bi
dang kesehatan, pendidikan, ketahanan pa
ngan, tenaga kerja, social dan perumahan rak
yat.
Pelayanan minimal bidang kesehatan seperti
telah diuraikan pada halaman sebelumnya,
pada hakekatnya meliputi obyek atau target

group terdiri dari ibu hamil, bayi, anak-anak


hingga komunitas khususnya masyarakat miskin
Orientasi keseluruhan adalah jelas, yakni sehat
meskipun dengan berbagai cara layanan yang te

lah ditetapkan. Sebagai misal : agar kandungan I


bu hamil selama 9 bulan tetap dapat terjaga
sehat, maka kunjungan dokter ke pasien hamil
minimal 4 (empat) kali tanpa harus si pasien
membayar atau mempunyai dana untuk
layanan tersebut. Layanan ini sudah menjadi
tanggung jawab pemerintah melalui berbagai
rumah klinik atau puskesmas.
Demikian juga pada saat anak-anak sudah me
masuki usia sekolah dasar, tugas leyanan peme
rintah di bidang kesehatan anak-anak juga tetap
harus dijalankan meskipun metode dan pende
katanya berbeda satu layanan dengan layanan
lainya. Hal yang mendasar dalam hal ini,
meskipun berbeda, setiap bentuk layanan mem
punyai indicator atau ukuran ketentuan yang ha
rus dilakukan, yang pada akhirnya dapat meng
gambarkan progress atau kemajuan layanan
yang telah diberikan.
Indikator dalam pelayanan minimal bidang
kesehatan disini se suai dengan target
groupnya, terdiri dari setidak nya 18 indikator
yang kesemuanya dimanfaat kan sebagai alat
ukur layanan. Dengan menginformasikan balik
ke masyarakat menge nai capaian layanan yg
diukur dari tiap tiap indi kator tersebut diatas,
pada akhirnya juga dapat menjadi instrument
akuntabilitas pemerintah di bidang layanan
kesehatan.
Bidang pendidikan.
Ketika kita melihat foto yang menggambarkan
anak-anak SD bergelantungan di sebuah kawat
sebagai pengganti jembatan2 untuk menyebera
ngi sungai besar hanya untuk pergi ke sekolah,
dapat dipastikan akan muncul pertanyaan : apa
kah ini semua harus dihadapi dan diselesaikan
oleh masyarakat sendiri ? bukankah ini prasara
na dasar yang harus disediakan oleh
pemerintah dengan anggaran publiknya ? Perta
nyaan yang lebih sinikal lagi dapat berupa dima
nakah keberadaan pemerintah ?. Masih banyak
pertanyaan terkait dengan phenomena yang
2

Catatan : Seluruh foto yang tertera dalam tulisan ini


merupakan foto-foto yang diupload / diunduh dari
google images. Sumber-sumber foto ditulis dalam
halaman lampiran dari tulisan ini.

Page 5 of 9

ada misalnya haruskah seorang anak SD


melakukan perjalanan lebih dari 3 km hanya
untuk pergi kesekolah ? Bagaimana mungkin
satu kelas dihuni lebih dari 32 anak murid SD ?
Dan berbagai pertanyaan mendasar yang sudah
selayaknya tidak harus dialami oleh siswa
sekolah dasar.
Bidang Ketahanan Pangan
Pelayanan minimal yang harus diberikan dan
disediakan oleh pemerintah dalam bidang
ketahanan pangan secara keseluruhan adalah di
orientasikan untuk menjaga cadangan pangan
sekaligus mengadakan akses bagi masyarakat.
Dalam hal penyedaiaan cadangan pangan
diatas, pemerintah juga diwajibkan untuk mela
kukan penganekaragaman sehingga pada saat
nya tidak harus bergantung pada jenis bahan
makanan tertentu

Menjadi tanggung jawab pemerintah (daerah)


untuk memikirkan dan menyediakan ketersedi
aan pangan bagi masyarakat baik secara fisik
maupun informasi mengenai pasokan pangan,
disamping stabilitas harga pangan. Dari sisi
penganekaragaman pangan layanan dari pihak
pemerintah dalam hal ini berupa pembinaan.
Sementara bagi daerah daerah yang mendapat
kerawanan pangan, menjadi tugas pemerintah
untuk melakukan penanganan kerawanan pa
ngan ini.
Penganekaragaman pangan juga menjadi bagi
an dari layanan wajib yang harus dilakukan oleh
pemerintah (daerah). Setidaknya tugas utama
pemerintah dalam hal ini fokusnya adalah pem
binaan pada masyarakat. Keberhasilan atau
ketidak berhasilan pemerintah daerah dalam
melaksanakan tugas dalam menganekaragam

kan pangan disini tidak diukur secara fisik kebe


radaan bahan pangan, tetapi lebih pada penga
daan informasi serta peningkatan peengetahu
an dan kapasitas. Sekali lagi, dalam kaitan de
ngan penerapan pelayanan minimal , akan
selalu ada indicator sebagai pengukur
pelaksanaanya.
Ketika keragaman, ketersediaan dan bahkan
akses atau distribusinya terlembaga dengan
baik, secara normative maka kerawanan pangan
di seluruh negeri akan dapat tertangani dengan
baik, setidaknya antisipasi terhadap kerwaranan
pangan dapat relative lebih mudah.
Phenomena warga makan nasi aking selayaknya
tidak lagi muncul,
melalui penerapan
pelayanan minimal bi dang ketahanan pangan
ini, bila dilakukan dengan benar dan konsisten.
Berbagai implikasi sebaliknya akan dapat
muncul pada saat strategi pelayanan minimal
ketahanan pan ngan ini tidak dilaksanakan.
Disisi lain, dengan a danya pelayanan minimal
ini, maka jelas pihak-pihak yg harus
bertanggung jawab bila harus terjadi kerawanan
pangan.
Bidang Ketenaga Kerjaan
Pencari kerja di seluruh negeri merupakan tar
get group utama dalam penerapan pelayanan
minimal bidang ke tenaga kerjaan ini. Melalui
berbagai cara, pe merintah diharpkan dapat
menyediakan penem patan kerja bagi para
pencari kerja ini Tugas tu gas wajib pemerintah
(minimal) terkait dengan isu ketene ga kerjaan
meliputi :

Page 6 of 9

Penempatan bagi para pencari kerja


yang sudah tercatat
- Pelatihan bagi paraa pekerja baik di
bidang kompetensi, yang berbasis ma
syarakat ataupun kewirausahaan.
- Perlindungan terhadap tenaga kerja
Kasus tenaga kerja yang dianiaya oleh majikan
adalah salah satu contoh tanggung jawab
pemerintah.
Yang perlu diingat kan disini adalah a pabila
disebutkan bahwa tugas ini adalah tanggung ja
wab pemerintah, sebenarnya hal ini harus
diartikan bahwa unit kerja yang bertanggung
jawab terhadap tugas ini atau
au pelayanan
minimal pada umumnya, harus (1) mampu
menyusun rencana program dan kegi aanya (2)
usulan rencanaya di terima sebagai bagian dari
program dan kegiatan pembangun an daerah
baik kota ataupun kabupaten, dan (3) usulan
program dan kegiatan tersebut menda pat
alokasi anggaran untuk pelaksanaanya. Pihak
Pihak-

pihak yterkait dengan ketiga butir


ir diatas itulah
yang dimaksud dengan pemerintah dalam hal
ini.
Dalam kenyataan, lapangan kerja dapat terse
bar di berbagai jenis bidang mulai dari formal
sampai informal, pemerintah atau swasta dan
berbagai ragamnya. Dengan demikian, penem
patan kerja menjadi tidak selamanya harus dita
ngani langsung oleh pemerintah tetapi juga da
pat melalui berbagai lembaga (penerima kerja)
dan penempatan kerja. Dalam hal ini, menjadi
tanggung jawab sepenuhnya pada pemerintah
di tingkat nasional adalah kementerian te
terkait,
dan unit kerja tenaga kerja di tingkat daerah wa
jib mempunyai informasi yang valid mulai dari
data pencari kerja, penempatan bahkan sampai

pada kasus kasus yang memerlukan perlindu


ngan sesuai cakupan tanggung jawab yang ada.

Bidang Perumahan Rakyat


Berbeda
dengan
pelayanan minimal
min
yang harus diberi
kan untuk bidang
perumahan rakyat.
Tar
Target
yang ada me
nuju ke lingkungan
yang nya man dengan rumah--rumah yang layak
huni dan terjangkau bagi masyarakat ber
penghasilan rendah.
dah. Bagaimana membina
masyarakat
arakat dan mem beri contoh ru mah yang
dise but layak huni dan sekaligus memfasilitasi a
gar rumah yang akan diba ngun oleh ma
syarakat. Pe ran fasilitasi le bih dominan di sini.
Fasilitasi disini juga termasuk dida lamnya mem
bangun strate gi kemitraan dengan berbagai
pihak yang mem punyai bisinis (usaha) dibidang
property atau pe rijinan dan lain lain. Pada sisi
lain, melalui laya nan pelayanan minimal
bidang ini juga diharpkan dapat terwujud lingku
ngan pemukiman yang sehat yang didukung
oleh prasarana dan sarana umum yang mema
dai. Jelas hal ini menggambarkan bahwa tugas
ini menjadi tidak semata bergantung hanya pa
da unit kerja
erja Perumahan Rakyat saja, tetapi ber
bagai unit kerja dan
lembaga perlu untuk
menyatukan visi dan
strateginya
dalam
mewu judkan impian
tersebut.
Meskipun
sebagai kuajiban yang
minimal,
nimal, pelaksanaanya menuntut adanya
a
koordinasi dengan berbagai pihak yang
ya terkait.
Ketika isu koordinasi harus dimunculkan dalam
kegiatan ini, maka sudah selayaknya pertanya
an besar ditujukan terlebih dahulu kepada pi
hak pihak yang mempunyai kewenangan untuk
mendukung baik dari sisi politik maupun pem
biayaan yang ditimbulkan
lkan sebagai konsekwensi
dari kebutuhan dari koordinasi tersebut.
Mensinkronkan program antar unit kerja terka
it baik dari segi output, waktu (time-line
(
) dan
Page 7 of 9

terutama juga spatial geografis / lokasi serta bia


ya, adalah essensi dari koordinasi yang dimak
sud diatas.
Berbagai strategi sudah selayaknya dapat di
munculkan untuk mendorong terwujudnya
lingkungan yang yang diharapkan.
Bidang Sosial
Orientasi utama sebagai
pemerintah dalam bi dang
social ini adalah melindungi
para penyan dang masalah
baik social maupun cacat fisik dan memberikan
bantuan bagi para korban bencana
Instrumen jaminan social menjadi salah satu
strateginya.
Target group untuk layanan bidang social disini
mencakup para penyandang masalah social
yang pada hakekatnya memang dilindungi oleh
pemerintah. Melalui panti panti asuhan diharap
kan para penyandang masalah tersebut dapat di
layani sesuai ketentuan yang ada. Penilaian pe
layanan pelayanan minimal disini lebih kepada
penilaian prasa rana panti asuhan, apakah
sudah menyediakan sarana dan prasana
pelayanan kesejahteraan sosial dan kese
jahteraan social berbasis masyarakat khususnya
untuk insitusi diluar panti asuhan.
Disamping
itu,
melalui
pelayanan minimal bidang
Sosial ini juga mencakup
pada pelayanan bantuan
korban bencana alam.

Termasuk juga disini program program evakuasi


yang harus dilakukan terkait dengan akibat dari
satu bencana alam. Sementara untuk pelayanan
bagi penyandang masalah kesejahteraan social,
diasmping yang telah disebutkan diatas, jenis pe
layanan yang harus diberikan juga berupa kegia
tan rehabilitasi social yang dilakukan di dalam
panti social.
Bidang Pemberdayaan Perempuan
Layanan khusus untuk bidang Pemberdayaan Pe
rempuan pada hakekatnya merupakan layanan
yang terpadu dari beberapa unit pelayanan,
yakni Kepolisian, Pengadilan, Kesehatan, Sosial
dan bahkan Lembaga Swadaya. Unit layanan
terpadu ini dikhususkan untuk menangani
korban-korban
kekerasan terhadap
perempuan dan anak
-anak.
Kekerasan
yang terjadi dalam
rumah tangga (KDRT)
seba gai misal, adalah
salah satu segmen tar
get pelayanan unit ini dengan catatan bila di
laporkan.
Setiap korban yang dilaporkan dalam pelayanan
berikutnya dapat dirujuk untuk ditindak lanjuti
dalam pelayanan kesehatan atau bahkan reha
bilitasi (social) atau pemberian bantuan hukum
bila diperlukan. Bila selanjutnya juga dinilai
sudah mencukupi dapat dilakukan program
pemulangan dan atau reintegrasi social.
Dari segi manajemen, kuajiban pelaksanaan pe
layanan minimal untuk layanan terpadu perem
puan dan anak-anak korban kekerasan ini di
posisikan di bawah tanggung jawab unit kerja
Pemberdayaan Perempuan.

Page 8 of 9

Page 9 of 9

Anda mungkin juga menyukai