Anda di halaman 1dari 5

NUTRITION PROFESSIONAL ETHICS

TAKE HOME EXAM "Perlunya terlibat aktif dalam organisasi profesi

Oleh : ARISTA NOVA WINDYASARI 1050703000111065 A.2 / 45

JURUSAN GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012

Masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara yang penduduknya hidup dalam lingkungan dengan perilaku yang sehat, mempunyai kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik Indonesia. Upaya pemerintah perlu didukung dalam mewujudkan visi pembangunan kesehatan yaitu masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat dengan misi membuat rakyat sehat dengan berbagai strategi dan program kerjanya. Untuk itu diperlukan sumber daya manusia dalam bidang kesehatan yang professional. Profesi adalah pekerjaan yang didasarkan pada pendidikan dan atau keahlian tertentu sehingga yang bersangkutan dapat membiayai hidup dari pekerjaan tersebut. Keberadaan suatu profesi ditentukan oleh adanya batang tubuh ilmu, untuk dan dari mana diperlukan standar kompetensi, dan selanjutnya standar pendidikan, yang para lulusannya berwenang melaksanakan suatu kegiatan pelayanan yang standar dengan menggunakan kode etik. Sumber daya manusia yang menyandang profesi tersebut dapat tergabung dalam organisasi profesi yang berada baik pada tingkat nasional ataupun internasional. 1. Profesi gizi suatu pekerjaan di bidang gizi yang dilaksanakan berdasarkan keilmuan (body of knowledge) memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan yang berjenjang memiliki kode etik, dan bersifat melayani masyarakat. (KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NO. 374/MENKES/SK/III/2007) Ahli gizi adalah profesi khusus orang yang mengabdikan diri dalam serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui suatu pendidikan khususnya bidang gizi. Tugas yang diemban oleh ahli gizi berguna untuk kesejahteraan manusia. Demikian juga dalam masyarakat ada permasalahan gizi pasti ada ahli gizi. Dalam mewadahi profesi gizi di Indonesia ini maka dibentuklah organisasi profesi yaitu PERSAGI (Persatuan Ahli Gizi Indonesia). PERSAGI memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. PERSAGI didirikan pada tanggal 13 Januari 1957 berkedudukan Dewan Pimpinan Pusat di Jakarta. Azas yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan tugas sebagai profesi gizi adalah pancasila. Tujuan yang ingin dicapai dalam PERSAAGI adalah : 1. Meningkatkan keaddaan gizi masyarakat 2. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang gizi 3. Membina dan mengembangkan kemampuan professional anggota 4. Meningkatkan kesejahteraan anggota Anggaran Dasar PERSAGI Sifat dari Organisasi profesi ini adalah organisasi yang menghimpun para ahli gizi Indonesia, bersifat independen, nirlaba, serta dijiwai oleh kode etik ahli gizi nasional di Indonesia. Status PERSAGI adalah organisasi profesi ahli gizi nasional di Indonesia. Peran yang di tanamkan di dalamnya adalah sebagi pelaku advokasi dan pembaharu dalam peningkatan gizi di individu maupun masyarakat. Dalam Keanggotaannya dibagi menjadi 3 jenis yaitu a) Anggota biasa didalamnya adalah ahli gizi lulusan D3 maupun S1 b) Anggota luar biasa. Didalamnya adalah para ahli gizi yang berasal dari luar negeri c) Anggota kehormatan, didalamnya adlah seseorang yang disarankan oleh Dewan Pimpinan

Cabang (DPC) ke Dewan Pimpinan Pusat (DPP) karena jasanya dalam bidang gizi. Sesuai dengan AD/ART serta visi dan tujuan organisasi PERSAGI, ahli gizi sebagai anggota PERSAGI telah memberikan sumbangan pemikiran dalam menanggulangi masalah gizi di Indonesia yaitu : Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi Nasional, yang menghasilkan Kebijakan Penentuan Pangan dan Gizi Temu Pakar Gizi Nasional Kewajiban Anggota a) mematuhi anggaran dasar, anggaran rumah tangga, serta kode etik profesi gizi b) membayar uang pangkal dan uang iuran bulanan yang ditenyukan kemudian oleh DPP c) menjaga nama baik dan memajukan organisasi Hak Anggota No Hak-hak anggota . `a. Mengemukakan pendapat b. Bertanya dan mengusulkan sesuaatu dengan lisan atau tertulis c. Membela diri d. Memilih dan dipilih dalam pemilihan anggota dewan pimpinan e. Memilki tanda warga f. Mendapat perlindungan dalam menjalankan tugas keprofesian g. Mengikuti semua kegiatan organisasi Anggota Biasa Anggota Luar kehormatan biasa dan

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa anggota dalam PERSAGI memiliki perbedaan dimana dalam keanggotaan luar biasa dan kehormatan tidak dapat memilih dan dipilih dalam pemilihan anggota dewan pimpinan hal ini dikarenakan pada keanggotaan luar biasa yang beerasal dari luar negeri merupakan anggota yang tidak studi dalam kegizian di Indonesia sehingga hak dalam keanggotaannya dibatasi dan lebih mengutamakan anggota dari dalam negeri / dari Indonesia. Serta pada anggota luar biasa tidak diperkenankan mengikuti semua kegiatan organisasi hal ini dikarenakan pemerataan dalam keaktifan sebagai anggota PERSAGI. Dalam era globalisasi ini para ahli gizi seharusnya perlu ikut berperan aktif dalam organisasi profesi karena adanya persaingan bebas yang tidak dapat terbendung menuntut profesionalisme yang kuat, handal, dan tangguh.. Tuntutan ini memaksa profesi gizi untuk bercermin dan berusaha menyetarakan dengan dunia Internasional.

Saat ini sudah ada beberapa ahli gizi dari luar negeri yang bekerja di beberapa rumah sakit swasta di Indonesia. Hal seperti ini tentu saja tidak dapat diabaikan. Tuntutan profesionalisme ini dilandasi oleh adanya kesetaraan tingkat pendidikan secara akademis maupun keprofesian. Kompleksitas masalah gizi juga menuntut profesionalisme yang tinggi tentu juga didukung oleh pengetahuan, ketrampilan bahkan sikap profesional yang kuat. Bagi seorang ahli gizi harus dapat menyumbangkan ilmunya dalam mengatasi masalah gizi ganda yang saat ini dihadapi di Indonesia dimana dalam saat bersamaan masalah gizi kurang belum dapat teratasi dengan baik, sedangkan di sisi lain masalah gizi lebih mulai meningkat. Oleh karena itu , para ahli gizi diupayakan melakukan sertifikasi setelah dinyatakan lulus ujian kompetensi agar tercapai tujuan PERSAGI yaitu menghasilkan ahli gizi yang berkualifikasi dan bersertifikasi serta sealu memperbarui ilmu seerta pengetahuannya dengan rajin mengikuti seminar atau kajian ilmiah yang diselenggarakan oleh PERSAGI. Dan berperan aktif dalam tujuan utama meningkatkan derajat kesehatan bagi masyarakat bangsa dan bernegara.

DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S. Perkembangan Akademi Gizi Jakarta. Gizi Indonesia 1985. Volume X no.2. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK 374/MENKES/SK/III/2007 Tentang Standart Profesi Gizi INDONESIA NO.

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NO. 81/MENKES/SK/I/2004 Tentang Pedoman Penyusunan Sumber Daya Manusia Kesehatan di Tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota serta Rumah sakit Sumedi, Edith SKM, M.Sc 2011. Mengenal Perkembangan Profesi Gizi di Indonesia. http://www.peduligizi.com/index.php/berita/133-mengenalperkembangan-profesi-gizi-di-indonesia Jakarta : Peduli Gizi diakses pada tanggal 27 Maret 2012 pukul 11.30 WIB PERSAGI. Direktori Gizi Indonesia dalam Rangka Mensukseskan Program Perbaikan Gizi Indonesia . Edisi perdana. 2003 http://www.persagi.org/index.php? hal=1 Diakses pada tanggal 27 Maret 2012 pukul 11.37 WIB

Anda mungkin juga menyukai