Anda di halaman 1dari 10

Tugas Teknik Tegangan Tinggi

Kegagalan Isolasi Bahan Padat & Cair

Di susun oleh Radi Dwi Susetyo (2210100096)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2012

Kegagalan isolasi bahan padat dan cair

1. Bahan Isolasi Bahan isolasi merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan bagian-bagian yang bertegangan atau bagian-bagian yang aktif. Bahan isolasi merupakan suatu peralatan yang digunakan sebagai pembatas dan pengaman pada peralatan listrik yang mempunyai kekuatan listrik yang cukup untuk menjamin sistem keselamatan yang diperlukan pada saat peralatan listrik tersebut beroperasi maupun tidak beroperasi. Bahan isolasi yang digunakan dalam teknik tegangan tinggi dibedakan menjadi: bahan isolasim gas, bahan isolasi padat, bahan isolasi cair. Pada dasarnya suatu bagian yang aktif peralatan listrik harus diisolasi sehingga mempunyai sistem keamanan dan kenyamanan Koordinasi isolasi dapat di definisikan sebagai korelasi antara daya isolasi alat-alat dan sirkuit listrik disatu pihak, dan karakteristik alat-alat pelindungnya dilain pihak, sehingga isolasi tersebut terlindung dari bahaya-bahaya tegangan lebih. Koordinasi isolasi dilakukan dengan menentukan kesesuaian yang diperlukan antara daya isolasi alat-alat listrik dan karakteristik alat-alat pelindung terhadap tegangan lebih, yang masing-masing ditentukan oleh tingkat ketahanan impuls dan tingkat perlindungan impulsnya.koordinasi isolasi mempunyai tujuan untuk perlindungan terhadap peralatan dan penghematan. Beberapa sistem yang perlu diperhatikan dalam koordinasi isolasi adalah: 1. Penentuan sifat gangguan 2. Penentuan daya isolasi petralatan seperti: isolator, bushing, dan trafo. 3. Penentuan tegangan impuls standart. 4. Karakteristik alat-alat pelindung seperti CB, Arrester. 5. Penentuan tingkat isolasi impuls dasar ( BIL ) yang disingkat Basic Impuls Insulation Level. 2. Kegagalan Isolasi Bahan Padat 2.1 Bahan Isolasi Padat Bahan isolasi padat adalah bahan isolasi yang berbentuk padat. Ada beberapa jenis bahan isolasi padat seperti : kayu, kertas, mika, porselin, kaca, sitol, dan lain-lain. Isolasi padat membentuk sebuah bagian integral dari struktur tegangan tinggi. Bahan padat dapat membantu secara mekanik untuk melakukan konduksi antar bagian konduktor dan melindungi konduktor tersebut satu sama lain. Seringkali dalam prakteknya, struktur bahan isolasi terdiri dari kombinasi padat dengan media cair atau gas. Oleh karena itu, pengetahuan tentang mekanisme kegagalan dielectric bahan padat saat terjadi gangguan listrik (electric stress) itu sangat penting.

Mekanisme kegagalan listrik dalam gas sekarang dipahami cukup jelas. Hal ini tidak terjadi untuk isolasi padat. Banyak peneliti telah mempelajari isolasi bahan padat selama hampir satu abad, dan sejumlah teori telah dibuat bertujuan untuk menjelaskan secara kuantitatif rincian proses dalam isolasi bahan padat, namun pengetahuan mengenai itu semua masih kurang meyakinkan.

Kegagalan isolasi bahan padat dan cair

Pada tekanan rendah dan temperatur normal konduksi oleh electron bebas dan ion dalam bahan padat itu luar biasa. Contoh konduksi yang diyakini sebagai jenis elektrolit sederhana pada suhu kamar yakni kaca. Dalam hal ini hubungan temperature dan konduksi :

dimana A dan u adalah konstanta empiris. Keramik juga mengembangkan konduktivitas signifikan pada suhu yang lebih tinggi. Sebagaimana stress (tekanan) pada bahan padat meningkat dan pendekatan tekanan kegagalan isolasi. Saat ini peningkatan pada tekanan tinggi umumnya diyakini hasil dari injeksi dari pembawa elektroda atau dari perkalian elektron dalam sebagian besar bahan. Selain itu, jika ada cacat struktural maka dapat menimbulkan tingkatan energi (lubang) di bagian tertentu pada isolator, dan elektron dapat melewati isolator dengan melompat dari satu lubang ke lubang lain (efek melompat).

2.2 Kegagalan intrinsik Jika ada bahan tes murni dan homogen, suhu dan kondisi lingkungan dikendalikan dengan hati-hati, dan bahan tersebut akan tertekan namun tidak ada discharge eksternal. Jika undervoltages digunakan dalam waktu yang singkat, maka kekuatan listrik meningkat hingga batas atas yang disebut intrinsik kekuatan listrik. Kekuatan intrinsik merupakan karakteristik dari materi dan suhu. Percobaan mengukur kekuatan intrinsic bahan isolasi jarang mencapai keberhasilan, tetapi banyak percobaan yang telah dilakukan untuk mengukur berbagai bahan padat. Jika ingin mencapai kekuatan tertinggi, maka bahan isolasi padat dirancang dengan bagian yang mendapat tekanan tinggi sebelah tengah dan bagian yang mendapat tekanan rendah di bagian samping.

Kegagalan isolasi bahan padat dan cair

2.3 Kegagalan Streamer Pengontrolan yang tak terkendali pada bahan isolasi padat, maka akan terjadi kegagalan isolasi setelah terjadi aliran electron pertama. Elektron masuk bahan dielektrik pada katoda lau akan melayang ke arah anoda dan memperoleh energi melalui tumbukan antar elektron dan melepasnya saat terjadi tumbukan. Pada kesempatan tertentu di aliran yang bebas mungkin sudah cukup lama untuk mendapatkan energi yang melebihi energi ionisasi dan elektron tambahan diciptakan saat tumbukan. Proses diulang dan dapat mengakibatkan pembentukan sebuah longsoran elektron yang mirip dengan bahan gas.

2.4 Kegagalan elektromekanis Bahan padat yang dapat cacat tanpa fraktur mungkin akan rusak ketika daya elektrostatik kompresi pada spesimen tes melebihi kekuatan tekan mekanis. Tekanan kompresi timbul dari tarikan elektrostatik antara permukaan nyala (charge) yang muncul ketika tegangan diterapkan. Tekanan yang diberikan ketika medan mencapai sekitar 106 V/cm mungkin juga sekitar kN/m2.

2.5 Kegagalan Tepi dan Pola Pohon Dalam praktek sistem isolasi, bahan padat ditekan dalam konjungsi dengan satu atau lebih bahan lainnya. Jika salah satu bahan, misalnya, gas atau cairan, maka tegangan breakdown yang terukur akan lebih terpengaruh oleh media lemah daripada bahan padat. Penampang contoh sederhana ditampilkan dalam gambar di bawah mewakili pengujian lempengan dielektrik antara elektroda.

Peristiwa kegagalan dalam bahan padat secara umum tidak dicapai melalui pembentukan saluran tunggal discharge, tetapi mengasumsikan dengan struktur seperti pohon seperti ditunjukkan pada gambar di bawah yang dapat mudah dibuktikan di laboratorium dengan menerapkan dorongan tegangan antara titik-bulatan elektroda dengan titik yang tertanam dalam padatan transparan, misalnya plexiglass.

Kegagalan isolasi bahan padat dan cair

Pola pohon yang ditampilkan dalam di atas direkam oleh peneliti brenama Cooper. Pola pelepasan seperti pohon tidak terbatas khusus untuk efek tepi tapi dapat diamati dalam mekanisme kegagalan dielektrik lain di mana tekanan nonuniform bidang mendominasi.

2.6 Kegagalan termal Ketika bahan isolasi stres, karena konduksi arus dan losses dielektrik disebabkan polarisasi, sehingga panas secara berkesinambungan dihasilkan dalam dielektrik. Secara umum, konduktivitas meningkat dengan suhu, kondisi ketidakstabilan dicapai ketika tingkat pemanasan melebihi laju pendinginan dan bahan padat mungkin mengalami kegagalan termal. Situasi ini digambarkan grafis dalam di bawah ini di mana pendinginan spesimen diwakili oleh garis lurus dan pemanasan di berbagai bidang kekuatan dengan kurva meningkatkan lereng.

Kegagalan isolasi bahan padat dan cair

Field 1 dalam kesetimbangan pada suhu T1, field 2 adalah dalam keadaan kesetimbangan yang stabil di T2 dan field 3 tidak mencapai keadaan kesetimbangan sama sekali. Keadaan di field 3 inilah yang menyebabkan kegagalan thermal. Tegangan tidak terpengaruh dari ketebalan spesimen, tetapi untuk spesimen tipis tegangan kegagalan termal menjadi tergantung pada ketebalan dan sebanding dengan akar kuadrat dari ketebalan cenderung asimtotik untuk nilai konstan pada spesimen tebal. Pada medan bolak-balik (AC) kegagalan isolasi jauh lebih besar daripada di medan searah (DC). Akibatnya kekuatan kegagalan termal umumnya lebih rendah untuk bidang bolak-balik, dan berkurang dengan meningkatnya frekuensi tegangan sumber. Tabel dibawah menunjukkan nilai kegagalan termal untuk beberapa dielectric dalam tegangan bolak-balik (AC) dan searah (DC) pada 20 C. Hasil ini sesuai dengan lempengan bahan tebal.

Kegagalan termal adalah mekanisme yang sudah lama ada, karena terdapat nilai nilai tertentu yang mewakili kerugian merupakan parameter yang sangat penting untuk aplikasi bahan isolasi.

Kegagalan isolasi bahan padat dan cair

2.7 Kegagalan Erosi Praktek tentang sistem isolasi sering mengandung rongga dalam material dielektrik atau pada batas-batas antara padat dan elektroda. Rongga ini biasanya diisi dengan medium (gas atau cairan) kekuatan kegagalan dielektrik lebih rendah daripada medium padat. Selain itu, dielektrik dari medium pengisi seringkali lebih rendah daripada isolasi padat, yang menyebabkan intensitas medan di rongga lebih tinggi daripada di dielektrik. Sesuai, di bawah normal stres kerja sistem isolasi tegangan rongga dapat melebihi nilai breakdown dan mungkin memulai rincian dalam kekosongan. Saat terjadi kegagaklan gas di daerah kosong, permukaan isolasi menyediakan katoda dan anoda. Kegagalan ini meningkatakan temperature di permukaan dan melalui mekanisme tepi lalu efeknya akan menyebabkan erosi lambat pada permukaan sehingga menguragi tingkat kekuatan kegagalan pada bahan padat.

3. Kegagalan Isolasai Bahan Cair 3.1 Bahan Isolasi Cair Bahan isolasi cair merupakan bahan pengisi pada beberapa peralatan listrik. Bahan isolasi cair ini biasanya digunakan pada peralatan seperti transformator, pemutus beban, rheostat. Bahan isolasi cair memiliki dua fungsi yaitu sebagai pemisah antara bagian yang bertegangan atau pengisolasi dan juga sebagai pendingin. Persyaratan agar bahan cair dapat digunakan sebagai bahan isolasi adalah mempunyai tegangan tembus dan daya hantar panas yang tinggi. Beberapa alasan digunakannya bahan isolasi cair adalah sebagai berikut: 1. Isolasi cair memiliki kerapatan 1000 kali atau lebih dibandingkan dengan isolasi gas, sehingga memiliki kekuatan dielektrik yang lebih tinggi menurut hukum Paschen. 2. Isolasi cair akan mengisi celah atau ruang yang akan diisolasi dan secara serentak melalui proses konversi menghilangkan panas yang timbul akibat rugi energi. 3. Isolasi cair cenderung dapat memperbaiki diri sendiri (self healing) jika terjadi pelepasan muatan (discharge). Namun kekurangan utama isolasi cair adalah mudah terkontaminasi. Adapun sifat-sifat listrik yang menentukan unjuk kerja cairan sebagai isolasi adalah: Withstand Breakdown :Yaitu kemampuan untuk tidak mengalami ketembusan dalam kondisi tekanan listrik (electric stress ) yang tinggi. Kapasitansi Listrik per unit volume yang menentukan permitivitas relatifnya. Minyak petroleum merupakan subtansi nonpolar yang efektif karena merupakan campuran cairan hidrokarbon. Minyak ini memiliki permitivitas kira-kira 2 atau 2.5 . Ketidakbergantungan permitivitas subtansi nonpolar pada frekuensi membuat bahan ini lebih banyak dipakai dibandingkan dengan bahan yang bersifat polar. Misalnya air memiliki permitivitas 78 untuk frekuensi 50 Hz, namun hanya memiliki permitivitas 5 untuk gelombang mikro.

Kegagalan isolasi bahan padat dan cair

Faktor daya : Faktor dissipasi daya dari minyak dibawah tekanan bolak balik dan tinggi akan menentukan unjuk kerjanya karena dalam kondisi berbeban terdapat sejumlah rugirugi dielektrik. Faktor dissipasi sebagai ukuran rugi-rugi daya merupakan parameter

Pengetahuan umum mengenai kegagalan listrik di bahan cair kurang maju daripada pengetahuan tentang bahan gas atau padat. Banyak aspek kegagalan isolasi bahan cair telah diselidiki selama dekade terakhir, tapi temuan dan kesimpulan dari banyak pekerja tidak dapat direalisasikan dan jadi menghasilkan teori umum berlaku untuk cairan, seperti adanya data-data yang berbeda dan kadang-kadang kontradiktif. Alasan utama untuk hal ini adalah kurangnya teori yang komprehensif mengenai dasar fisik keadaan cair yang akan membentuk struktur di mana pengamatan bisa dibandingkan dan terkait. Ini telah lama dikenalkan bahwa adanya partikel asing dalam isolasi cair memiliki efek mendalam pada kekuatan kegagalan bahan cair. Dalam satu pendekatan itu telah dikatakan bahwa partikel yang tertunda dapat dipolarisasi dan memiliki dielektrik lebih tinggi daripada cairan. Akibatnya, bahan isolasi mengalami kekuatan listrik yang diarahkan tempat maksimum kegagalan. 3.2 Kegagalan Elektrik Setelah elektron diinjeksikan ke dalam cairan itu akan memberi keuntungan dengan mengambil energi dari bidang terapan. Dalam teori elektronik breakdown diasumsikan bahwa elektron beberapa mendapatkan lebih banyak energi dari medan kemudian electron akan kehilangan energi dalam tumbukan dengan molekul. Elektron mengalami percepatan sampai mereka mendapatkan cukup energi untuk mengionisasi molekul pada tumbukan dan memulai longsoran. Kondisi untuk terjadinya longsoran elektron ditentukan dengan menyamakan gain dalam energi dari elektron ini berarti menimbulkan aliran bebas yang dapat digunakan untuk ionisasi molekul. Karakteristik kekuatan untuk beberapa bahan isolasi cair sangat murni disertakan di tabel bawah ini :

Kegagalan isolasi bahan padat dan cair

3.3 Rongga Kegagalan Isolasi Bahan Cair Isolasi bahan cair dapat mengandung gas baik dalam bentuk gelembung. Proses yang terbentuknya gelembung meliputi: (i) (ii) (iii) (iv) Adanya gas kantong di permukaan elektroda, Terjadi perubahan dalam suhu dan tekanan, Terjadi tumbukan elektron yang menimbulkan gas Penguapan bahan cair oleh discharge jenis-korona dari elektroda.

Ketergantungan yang kuat pada kekuatan kegagalan bahan cair atas tekanan hidrostatik terapan telah diamati secara eksperimental. Isolasi bahan cair tidak dapat dengan mudah dijadikan subjek untuk dijabarkan dalam proses pemurnian dan kekuatan kegagalan biasanya tergantung pada tingkar kemurnian bahan cair saat ini.

Kegagalan isolasi bahan padat dan cair

DAFTAR PUSTAKA
E. Kuffel, W.S. Zaengl and J. Kuffel. 2000. High Voltage Engineering Fundamentals Second edition. Oxford : Published by Butterworth-Heinemann Muhaimin. 1993. Bahan-Bahan Listrik Untuk Politeknik. Jakarta : PT Pradnya Paramita.

Anda mungkin juga menyukai