Anda di halaman 1dari 9

MENIKMATI REKAMAN

SETIAP

PERUBAHAN

DARI

TAHAPAN

PRODUKSI

musicnetworkindonesia.com,sebuah proyek rekaman professional memang membutuhkan biaya yang cukup mahal, karena itu setiap produser yang menggarap proyek rekaman selalu menekankan hasil yang maksimal. Untuk itu, pihak-pihak yang terkait dalam pekerjaan produksi rekaman mulai dari arranger, sound engineer, music director sampai vocal director benarbenar memperhatikan setiap detail pekerjaan dalam proses produksi rekaman sejak dari awal. Proses produksi rekaman sendiri terdiri dari beberapa tahapan, mulai dari proses tracking, editing, mixing, pre mastering sampai mastering. Dengan perangkat teknologi yang semakin memudahkan, saat ini semua tahapan tersebut bisa saja dikerjakan oleh satu orang, dimana seorang produser juga berperan dan mengerjakan teknis tahapan-tahapan dari tracking sampai pre mastering. Memang bukan hal yang mudah melakukan sendiri beberapa tahapan dalam pekerjaan produksi rekaman, namun bagi beberapa orang, hal itu justru merupakan tantangan yang menarik, ketika mereka menikmati perubahan-perubahan yang dihasilkan dari setiap tahapan tracking sampai mastering. Dan meskipun teori audio saat ini merupakan ilmu pengetahuan yang sudah baku, tetap saja banyak dinamika yang menarik untuk diperbincangkan. Dan pada kesempatan di edisi ini, Musicmaster mengangkat perbincangan dengan Joseph Manurung, seorang produser sekaligus sound engineer, yang saat ini sedang menggarap produksi rekaman dari penyanyi solo Saras. Dari perbincangan dengan penggagas blog komunitas audioindonesia.com ini kami sajikan ulasan tahap-tahap Tracking, Editing, Mixing dan Mastering dalam proses produksi untuk mencapai titik kualitas rekaman maksimal yang diterapkan oleh Joseph Manurung.

(Introduksi) Proyek apa yang sekarang sedang dikerjakan?

Saya sedang menggarap proyek penyanyi solo Saras, ini sudah masuk lagu terakhir, baru selesai take vokal di studio Palu, kebetulan yang bikin musiknya Pay, yang bikin lagu juga Pay dan Dewiq Saya sendiri lagi belajar sebagai produserhehehe, mencakup juga semua pekerjaan-pekerjaan layaknya labelmulai dari Artis and Repertoir, cari lagu, ngepasin juga nge-build Saras supaya sesuai dengan lagunya dan bagaimana membawakan lagunya, cari arranger, cari musisi, booking studio juga, waktu rekaman saya juga sebagai engineer, ngedit dan nge-mix juga sampai mastering.

(Tracking) Proses trackingnya dimana?

Tracking saya take di beberapa studio, sesuai kebutuhan lagu, ada di studio Palu juga, ada di Brotherland, ada di studionya Baron, colloseum, terus ada di studio teman saya di blok A.mungkin karena saya sedikit tahu alat, saya selalu memilih studio yang punya spek sesuai dengan lagu-lagu yang sedang saya produksi.seperti untuk vokal, setelah nyoba di beberapa studio, saya lebih prefer untuk take vokal di studio di cipete ..saya lupa namanyavokal Saras cocok di take di studio itu, karena range karakternya yang unik, sehingga pernah kejadiankarena micnya tidak cocok, jadi terdengar harsh gituada distorsinyanah di studio di cipete itumicnya sih standar, Neuman U87, tapi mereka punya preamp yang baguskalau nggak salah chandlertipenya saya lupahasilnya saya cukup puastracking di studio lainnya lebih untuk kebutuhan mencari sound instrumennya, seperti di studionya Baron, saya memanfaatkan mixer Trident yang ada di situ untuk mengejar karakter sound vintage untuk drum.. memang agak repot yapindah-pindah studio seperti itutapi memang saya mengejar kesesuaian dengan kebutuhan materi lagunya..selain itu juga untuk mendekatkan pencapaian hasil seperti yang diinginkan pihak investornya juga ya hahaha..

Kebutuhan untuk mencapai hasil sound itu tidak bisa dimanipulasi dengan teknologi software yang ada sekarang?

Sebenarnya bisa sih cuma memang sayaberkesempatan untuk bereksplorasimeskipun saya akui kurang maksimal juga karena kendala waktu dan kendala alat.jadi saya mencobaapa yang saya yakini..harus saya jalanimenurut saya kalau rekaman....sourcenya harus bagussupaya selanjutnya.bukannya supaya tidak repot atau bagaimanatapi kita lebih nyaman kerjanya.jadi nggak ngakalin meluluharapan saya hasilnya bisa lebih musikalmeskipun tidak bisa dihindari juga..ngakalin di satu titiktapi secara source tidak ada yang cacatlah

Dengan sistem tracking dari berbagai tempat seperti itu, garis besar yang dijadikan standar kualitas, ada di sisi apa?

Yakarena sekarang eranya digital yasaya mencoba standarisasi.. DAW nya harus Pro Tools HDdalam artianstandarisasi saya ada di inputnya.. waktu kita akan memasukkan segala sesuatunyajadi kalau itu sudah standar..interface sebelum input, itu yang akan kita jadikan karakter kanjadi misalnya.ProTools HD ketemu Trident, Trident ada vintage soundnyamasuk ke HD..nanti ke studio lain juga pakai HDjadi secara DAWsecara input semuanya standar..sehingga nggak ada masalah ketika nanti dibuka distudio lain

Bukan saya mempromosikan HDtapi sejak saya pakai HDsaya merasa nyaman dengan pengoperasiannyadi studio saya sendiri juga pakai ProTools HDtapi saya lebih cenderung memakai ProTools sebagai softwarenya saja..karena saya juga pakai hardware-hardware lain yang bukan approval dari ProTools....seperti converter dari Aurorasaya suka karakternya saya pakai DAW ProTools, tapi hardware IO nya saya pakai aurora...saya lebih suka karakter aurora ketika saya Mixing atau mastering.

Berapa lama proses trackingnya?

Kebetulan karena musisi yang terlibat banyak ya...diantaranya ada Dj Sumantri, ada Andre Dinuth, Alfin Lubis, Ryan, Barry Likumahua, Echa Sumantri, Pay, Baron juga terlibat....jadi termasuk dengan proses-proses revisinya, waktu trackingnya cukup lama...mungkin kira-kira 6 bulanlah..

(Editing) Proses editing apa saja yang dilakukan?

Setelah selesai tracking saya masuk proses editing....saya rapikan hal-hal seperti noise dan lain-lainnya, atau mungkin ada yang perlu di-auto tune dan lain-lain.....jadi jadi saya rapikan semua data untuk masuk ke proses mixing....kebetulan karena proses trackingnya sudah saya jaga betul....jadi tidak terlalu banyak yang diolah pada tahapan editing sih...saya hanya membagi setiap bagian sesuai dengan arransemennya saja...seperti, jadi melakukan pekerjaan-pekerjaan seperti memotong beberapa bagian yang mungkin perlu dipisah tracknya, sehingga pada saat mixing saya sudah punya logika atau acuan kerja yang jelas mau kemana...pada saat editing sebenarnya saya juga sudah mulai membalance....kemudian ada beberapa special efek seperti vocoder yang mesti saya apply karena saya pakai plug in , supaya saya tidak lupa lagi setingannya nanti ....kemudian ...juga editing drum agar lebih tight sama bass....quantizenya juga..

Ini proyek penyanyi solo yang artinya, yang menonjol adalah vokal, seberapa jauh editing untuk vokal? sejauh mana perlakuan editing pitch vokal? Ya....saya rasa kalau pitch nggaklah...nggak mungkinlah kita perfect...saya juga jaga sekali sewaktu editing itu....tidak benar-benar saya paskan...karena takutnya nanti malah tidak human...yang kedua ..malah jadi seperti robot....kalau saya sih lebih ngepasin vokal ke tempo saja sih...

Software apa saja yang dipakai untuk editing vokal?

Ada dua software yang saya suka...yang pertama plug in auto tune, yang kedua untuk lebih detail saya pakai software Melodyne....dengan Melodyne kita bisa koneksikan dengan ProTools dengan cara Rewire ya...

(Mixing) Pada proses mixing, apa yang terlebih dahulu dikerjakan?

Ya...yang jelas...balance dulu secara keseluruhan...kemudian saya dengarkan secara keseluruhan sesuai dengan lagunya...lalu saya siapin diri saya untuk mendengarkan referensi yang menurut saya mendekati lagu yang saya garap..misalnya ballad begitu...ya saya dengerin karakter lagu ballad untuk paling tidak mendekati karakter ballad pada umumnya....seperti umumnyakan kalau ballad itu...karakter snarenya kan panjang begitu ya...tapi kalau saya sih lebih ke unsur moodnya...dari mood itu saya mencari instrumen apa saja yang membangun mood lagu itu....tapi karena proyek ini adalah solo jadi benang merahnya ada di vokal..

Masalah apa yang sering ditemukan pada saat mixing, sehingga harus kembali lagi ke tahap editing?

Ya...seringnya tubrukan sih...seperti misalnya ada beberapa kasus instrumen berbeda yang bermain di register yang sama...atau memang waktu proses trackingnya tidak terdeteksi karena mungkin faktor kelelahan....jadi pada waktu mixing kita menemukan bunyi-bunyian atau bagian-bagian aransemen yang tidak perlu, sehingga kita perlu balik lagi ke tahap editing...selalu begitu memang sih...selalu back and forth..bolakbalik....

Selain balancing apa saja yang paling penting dalam tahapan mixing? setelah balance...mengatur frekuensi supaya tidak tabrakan...dalam artian mengisolasi frekuensi yang saling berebutan...kemudian juga pan pot untuk

posisi masing-masing suara ada dimana...kemudian diperlukan balance lagi...karena setiap ada perubahan ..pasti ada pengaruh ke level juga...begitu terus menerus sambil jalan saya masukan efek-efek overall seperti plate atau hall begitu ya....baru kemudian nanti mungkin ada efekefek yang spesifik yang diperlukan juga, seperti mungkin perlu delay di reff atau di bagian lainnya begitu....seperti itu kira-kira yang saya kerjakan pada saat mixing...

Standar level pada saat mixing bagaimana? perlu tidak menormalize pada saat mixing?

Yang penting menyisakan headroom......pada tahapan mixing sebenarnya tidak perlu menormalize....karena normalize sebaiknya dilakukan pada saat mastering...pada saat mixing ...sisa headroom paling tidak ...ada sisa 6 sampai 8 dB fullscale untuk ke atasnya....jangan juga terlalu bawah supaya nanti naiknya tidak terlalu banyak noise.....

Perangkat apa saja yang dipakai untuk mixing?

Saya pakai...Universal Audio hardware UAD1, 1176 kompresor, precicion Deesser untuk treatmen vokal dan cymbal, kemudian saya pakai software emulation dari Waves untuk menambah ketebalan sound gitar, kemudian saya banyak pakai kompresor bawaan Digidesign untuk drum...juga plug inplug in bawaan ProTools untuk Equalizer, Dynamic dan lain-lain....diluar ProTools saya banyak pakai plug in dari Waves..

Biasanya berapa lama waktu yang diperlukan untuk mixing?

Tergantung...tapi seharusnya sih tidak boleh terlalu lama ya...cuma kadang...ya...seperti musisi juga...jadi ...selalu ada unsur-unsur ego yang ingin terus menerus mencapai sesuatu yang lebih...jadi kalau saya....saya punya kata-kata yang selalu saya jadikan patokan...yaitu kata

cukup..artinya cukup enak untuk di dengar..hahaha...enak secara musikal, tidak aneh untuk di dengar..menurut saya sudah cukup..

Saya mixing pakai summing mixer 16 channel dan juga plug in......sekarang ini plug in - plug in sudah banyak yang bagus, jadi saya kombinasikan karena saya juga punya hardware yang juga bagus....

(Mastering) Dari proses mixing ke mastering, langsung dikerjakan atau ada masa break dulu?

Break dulu 1 sampai 2 hari......memang ada yang bisa langsung....tapi menurut saya sebaiknya break dululah ......

Apa yang dikerjakan untuk tahapan mastering?

Selalu ada editing dulu ya....dalam artian...mungkin kita perlu edit start untuk fade in dan fade out jika diperlukan....mungkin juga kita perlu de noiser lagi...tapi biasanya jarang sih... kalau saya biasanya lakukan remove DC offset untuk menghilangkan rumble yang tidak bisa kita deteksi di bawah 10Hz....sebenarnya sulit ya tehnik ini, karena membutuhkan perangkat sub woofer dan telinga manusia juga jarang yang mampu sampai ke frekuensi itu...jadi saya memakai bantuan software untuk mendeteksi itu....baru kemudian me-removenya supaya tidak ada artifak yang menggangu dan supaya frekuensi bawah lebih tight juga...setelah itu ya...surgery (pembedahan-red)....jadi saya atur track demi track lagu...saya dengarkan secara overall.....kemudian mulai saya kerjakan dari materi lagu yang akan dijadikan singlenya dulu...ketika semua frekuensi yang bermasalah sudah saya bedah...mungkin ada dynamic yang juga bermasalah...saya pasang kompresor untuk mengatasi itu...atau ada 'ess' berlebihan yang perlu saya treat dengan Deesser....saya dengarkan dengan lagu yang lain juga...setelah itu baru saya menggunakan hardware untuk tone shaping...untuk final shapingnya...dengan memakai mastering EQ..baru

setelah itu saya mendengarkan dari lagu ke lagu untuk menyamakan tonenya......jadi harapannnya.....hasil akhir masteringnya dalam satu album adalah satu warna secara overall.

Apa yang menjadi garis besar dari pekerjaan mastering itu sendiri?

Sebenarnya apa yang dikerjakan pada tahapan setelah mixing itu adalah pre-master...kita menyebutnya mastering...karena sebenarnya proses mastering itu sendiri ada pada proses glass master dan kemudian diduplikasi di pabrik.....jadi sebenarnya apa yang kita kerjakan adalah mempersiapkan materi agar tidak cacat data sebelum diproses dipabrik...sehingga dapat diplay dimedia player apa saja...baik dengan sound sistem kecil atau besar tidak masalah....sehingga konsumen bisa menikmati dikondisi yang dia punya....tidak ada frekuensi yang lebih atau kurang.....

Menikmati Setiap Perubahan

Joseph Manurung adalah seorang sound engineer yang saat ini sedang menapakkan karirnya kejenjang yang lebih luas dengan menangani sendiri sebuah proyek rekaman. Produser muda kelahiran Purwokerto 9 November 1973 ini mengawali karirnya sebagai sound man yang menangani band asal Jogja, Jikustik. Meskipun, latar belakang pendidikannya tidak ada kaitannya dengan dunia yang digelutinya saat ini, ia mengaku sangat menikmati aktifitasnya di dunia audio. Setiap perubahan pasti membawa hasil berbeda, bisa saja menjadi lebih baik, bisa juga sebaliknya, namun pasti banyak hal yang dapat ditarik sebagai kesimpulan untuk dijadikan referensi yang mungkin bisa memberikan kemanfaatan, tidak hanya terhenti di ranah teknologi khususnya audio, namun juga sumber daya manusia yang memanfaatkan teknologi dengan luwes sehingga tidak harus terbebani dengan teori, namun lebih menikmati setiap perubahan itu sendiri. WR. Last Updated ( Wednesday, 20 January 2010 15:54 )

Anda mungkin juga menyukai