Anda di halaman 1dari 6

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Sementara peniliti klinis dan biologis mempelajari gangguan mood, perbedaan klinis yang telah dikenal sebelumnya di antara pasien-pasien telah menjadi dimengerti dan dikenali secara resmi oeh Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi keempat (DSM-IV). Dua gangguan mood utama adalah gangguan depresif berat dan gangguan bipolar I. Gangguan depresif berat dan gangguan bipolar I sering kali dinamakan gangguan afektif; tetapi patologi utama di dalam gangguan tersebut adalah mood, yaitu keadaan emosional internal yang meresap dari seseorang, bukan afek, yaitu ekpresi eksternal dari isi emosional saat itu. Mood mungkin normal, meninggi, atau terdepresi. Orang normal mengalami berbagai macam mood dan memiliki ekspresi afektif yang sama luasnya; mereka merasa mengendalikan, kurang lebih mood dan afeknya. Gangguan mood adalah suatu kelompok kondisi klinis yang ditandai oleh hilangnya perasaan kendali dn pengalaman subjektif adanya penderitaan yang berat. Pasien dengan mood yang meninggi, yaitu mania serta adanya mood terdepresi yaitu depresi. Di modul ini akan dibahas secara lengkap demi mempermudah mahasiswa untuk mengidentifikasi dan memahami jenis gangguan mood itu sendiri. B. Manfaat Modul Manfaat pembelajaran Modul 3 Blok XVII ini adalah sebagai mahasiswa kedokteran mampu mengidentifikasi dan memahami tentang definisi, epidemiologi, etiologi, psikopatologi, penegakkan diagnosis, diagnosis banding, penatalaksanaan dan prognosis dari gangguan mood.

BAB II PEMBAHASAN Step I Identifikasi Istilah Sulit Field manager: manajer lapangan Gangguan mood adalah gangguan dari suatu keadaan internal emosional dari seseorang dimana hilangnya suatu kendali terhadap penderitaan. Sedangkan afek adalah ekspresi eksternal dari emosional seseorang (manifestasi dari gangguan mood itu sendiri). Gangguan mood dapat berupa depresi (yaitu suatu keadaan dimana seseorang mengalami depresi/ tertekan) dan mania/ maik (yaitu suatu emosi yang berlebihan dan meluapluap/ perasaan euphoria). Step II Identifikasi Masalah 1. Apa saja faktor yang menyebabkan perubahan pada Pak Dodi (dari awalnya rajin menjadi malas, tidak dapat berkonsentrasi, tidak menikmati kesenangannya)? Apakah ada pengaruhnya dengan pekerjaannya selama ini? 2. Mengapa Pak Dodi sulit mengatasi keadaannya padahal dia sendiri menyadari keadaannya yang sudah terjadi selama satu bulan ini? 3. Bagaimana mekanisme terjadinya perubahan mood Pak Dodi (teori-teori yang ada)? 4. Apa interpretasi dari keadaan Pak Dodi ini/ diagnosisnya? 5. Tindakan awal apa yang dapat kita lakukan terhadap Pak Dodi (penatalaksanaannya)? 6. Bagaimana prognosis dari Pak Dodi ini? Dan bagaimana sistem rujukan dari Pak Dodi ini?

Step III Analisis Masalah 1. Pak Dodi mengalami suatu situasi dimana emosinya berubah-ubah tidak menentu dan mempengaruhi kinerjanya. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan situasi tersebut, antara lain: a. Stresor dari lingkungan psikososial Pekerjaan. Beberapa analisis mengatakan bahwa seseorang yang memiliki jabatan tinggi akan memiliki tingkat stress yang lebih tinggi. Tuntutan pekerjaan yang tinggi akan mempengaruhi tekanan terhadap yang bersangkutan. Status pernikahan. Seseorang yang belum menikah akan memiliki tingkat stress yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang sudah menikah. Tapi selain itu seseorang yang pernikahannya tidak baik atau sedang mengalami masalah akan memiliki tingkat stress yang lebih tinggi dibanding pernikahan yang harmonis. Juga pengaruh usia/ kematangan. Lingkungan. Lingkungan yang penuh dengan masalah akan memicu tingkat stress ynag tinggi. b. Genetik Beberapa peniliti berasumsi bahwa kembar homozigot akan tujuh puluh persen mempengaruhi emosi dari kembarannya dibanding dengan kembaran yang heterozigot yang hanya memiliki presentasi dua puluh persen. c. Neurobiologist Katekolamin Obat-obat anti mempengaruhi hipertensi, norepinefrin. secara khusus Saat reserphin depresi akan norepinefrin akan menurun. mempengaruhi kerja katekolamin yang sangat menginterpretasikan ciri-ciri dari depresi Deksametason mempengaruhi kerja kortisol

Infeksi yang berulang-ulang

2. Setiap orang memiliki cara masing-masing dalam menghadapi masalanya. Orang yang normal mampu menghadapi masalahnya dengan caranya. Orang yang memiliki kecenderungan introvert dan susah mengatakan masalahnya dengan orang yang bisa dipercayainya akan memikirkan masalahnya sendiri sehingga terjadilah proses terdepresi. Yang mengakibatkan terjadinya penurunan minat, malas dan menarik diri dari lingkungannya. 3. Hipotesa yang ada adalah: * * reseptor katekolamin meningkat akan cenderung mania, dan sebaliknya jika katekolamin rendah akan menyebabkan depresi. indolamina teori: metabolik 5-HIAA di CSS menurun akan menyebabkan depresi. 4. Interpretasi pada masalah Pak Dodi ini adalah Pak Dodi mengalami gangguan mood. Secara khusus di sini adalah depresi berat. Pak Dodi mengalami suatu situasi dimana dia tidak dapat menghadapi masalah yang sedang ada dalam hidupnya. Terlihat kedepresian dari Pak Dodi dari sikapnya selama ini. Klasifikasi gangguan mood dibagi dua secara garis besar, yaitu: a. Manik/ mania: suatu keadaan dimana seseorang mempresentasikan suatu emosi kegemburaan/ euphoria, kurang tidur, energetic/ kegairahan meningkat, senang bergaul dengan siapa saja dan cenderung berikap boros dan cerewet. b. Depresi: keadaan dimana seseorang mengalami suatu kehilangan kendali terhadap tekanan yang ada/ terdepresi. Emosi yang dimunculkan adalah perasaan sedih, murung, disforia, disorientasi, gelisah, malas, tidak konsentrasi, nafsu makan menurun, kehilangan minat, penarikan diri (withdrawal) dari lingkungannya, dan rasa ingin bunuh diri. Depresi akan cenderung berulang 50%, dan jika awalnya disertai dengan suicide willing maka resiko terulangnya menjadi 80%.

Berdasarkan DSM IV terdapat gangguan mood utama dan gangguan mood tambahan. a. Gangguan mood utama yaitu depresi berat (non-mania) dan bipolar I (ada gejala depresi +episode mania ataupun unipolar mania saha) b. Tambahan: bipolar II, gangguan distrimik, gangguan siklotrimik, gangguan depresi ringan, dan gangguan akibat zat-zat lain. 5. Tindakan awal yang dilakukan kepada Pak Dodi ini adalah diberikan antidepresan, contohnya adalah SSRIs, trisiklik dan tetrasiklik. 6. Prognosis pada kasus ini adalah pasien cenderung mengalami recurrent. Munculnya gejala kembali sesaat setelah hilang. Disinilah pentingnya komunikasi antara dokter-pasien serta dukungan dari lingkungannya. Rujukan yang dilakukan oleh dokter umum adalah sesaat pasien dalam kasus kegawatdaruratan. Yaitu pasien ingin bunuh diri beberapa kali tanpa bisa dikontrol. Dalam rujukan disertakan penanganan yang sudah dilakukan, rekam medik pasien, dan catatan pengobatan-pengobatan yang sudah diberikan. Step IV Strukturisasi

Step V Identifikasi Sasaran Pembelajaran 1) gangguan mood. 2) 3) gangguan mood. Mampu memahami patologi dan klasifikasi gangguan mood Mampu mengidentifikasi gejala klinis dan diagnosis dari berdasarkan DSM IV. Mampu memahami definisi, epidemiologi, dan etiologi dari

4)

Mampu memahami tatalaksana, prognosis, dan sistem

rujukan dari pasien dengan gangguan mood secara khusus depresi disorder. Step VI Belajar Mandiri Setelah diskusi kelompok kecil yang pertama kami berusaha untuk mencari bahan yang akan didiskusikan lagi pada diskusi kelompok kecil kedua. Selain untuk menjelaskan learning objective, juga untuk menjawab pertanyaan yang mungkin belum terjawab sepenuhnya pada diskusi kelompok kecil pertama.

Anda mungkin juga menyukai