1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

BAB IV POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL (POLSTRANAS) PENGERTIAN POLITIK PENGERTIAN STRATEGI PENGERTIAN POLITIK NASIONAL PENGERTIAN STRATEGI NASIONAL KERANGKA BERPIKIR POLSTRANAS DASAR PEMIKIRAN POLSTRANAS POLITIK PEMBAGUNAN DAN MANAGEMEN NASIONAL

PENGERTIAN POLITIK
1.

2.

ADA DUA MAKNA POLITIK YAITU : POLITICS (KEPENTINGAN UMUM) SUATU RANGKAIAN AZAS/PRINSIP KEADAAN SERTA JALAN DAN ALAT YG AKAN DIGUNAKAN UNTUK MENCAPAI TUJUAN TERTENTU. POLICY (KEBIJAKASANAAN) SUATU PENGGUNAAN PERTIMBANGAN TERTENTU YG DIANGGAP LEBIH MENJAMIN TERLAKSANANYA SUATU KEINGINAN YG DIKEHENDAKI.

PENGERTIAN STRATEGI
1.

2.

MENEMUKAN SIASAT ATAU TIPU MUSLIHAT UTK MENCAPAI TUJUAN DENGAN MENGUTAMAKAN RASA /INTUISI. MENEMUKAN SIASAT ATAU TIPU MUSLIHAT UNTUK MENCAPAI TUJUAN DENGAN MENGUTAMAKAN TEKNIK.

PENGERTIAN POLITIK NASIONAL

SUATU AZAS , HALUAN, USAHA SERTA KEBIJAKAN TINDAKAN DARI NEGARA TENTANG PEMBINAAN POTENSI NASIONAL UNTUK MENCAPAI TUJUAN NASIONAL.

PENGERTIAN STRATEGI NASIONAL

SUATU CARA MELAKSANAKAN POLITIK NASIONAL DALAM MENCAPAI SASARAN DAN TUJUAN YG TELAH DITETAPKAN OLEH POLITIK NASIONAL ATAU PELAKASANAAN DARI KEBIJAKASANAAN NASIONAL

KERANGKA BERFIKIR POLTRANAS

1. 2. 3. 4. 5.

KIRSTRANAS : PERKIRAAN KAJANG TELSTRANAS : DITELAAH SCR RINCI POLSTRANAS : KEPUTUSAN SASARAN STRANAS : KEPUTUSAN ALAT DITETAPKAN OPERASIONAL : MELALUI TAKTIK DAN TEKNIK

DASAR PEMIKIRAN POLSTRANAS

WASANTARA KE DALAM KE LUAR SADAR SBG KEPULAUAN SADAR PADA POSISI SILANG DUNIA

TANNAS

GEOPOLITIK GEOSTRATEGI

TANPA HRS TERJERUMUS POWER POL PENENTUAN SARANA DAN PENGGUNAAN

TATA BINA

PRESIDEN MELAKSANAKAN PE-TAH DIBANTU PEJABAT DEP. DAN NON DEPARTEMEN

STRATIFIKASI KEBIJAKAN NASIONAL DI INDONESIA

NO TINGKATAN KEBIJAKAN PENENTU KEBIJAKAN PRODUK KEBIJAKAN 1. PUNCAK

MPRI PRESIDEN SELAKU KEPALA NEGARA

TAP MPR DEKRIT PIAGAM KEPALA NEGARA UNDANG UNDANG

2.

UMUM

PRESIDEN + DPR PRESIDEN SELAKU KEPALA PEMERINTAHAN

PERPU PP KEPRES INPRES MAKLUMAT

PRESIDEN

3.

KHUSUS

MENTERI

PERMEN KEPMEN INTRUKSI

MENTERI

4.

TEKNIS

PEJABAT ESELON

PERATURAN KEPUTUSAN

DIRJEN DIRJEN INTRUKSI DIRJEN

KEP.

5.

DAERAH

GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA KEPALA DAERAH/WALIKOTA

GUBERNUR/BUPATI GUBERNUR/BUPATI PERDA

INTRUKSI

POLITIK PEMBANGUNAN DAN MANAGEMEN NASIONAL

1. SISTEM MANAGEMEN NASIONAL (SISMENAS) 2. FAKTOR-FAKTOR SISMENAS 3. FUNGSI SISMENAS 4. PERANAN SISMENAS 5. TATANAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

PENGERTIAN SISMENAS
SUATU SISTEM YG MELIPUTI FAKTOR KARSA, SARANA DAN UPAYA DALAM PENYELENGGARAAN NEGARA DAN PEMBANGUNAN NASIONAL. DENGAN KATA LAIN SUATU KETERPADUAN UPAYA DALAM MENCAPAI KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA

FAKTOR-FAKTOR SISMENAS
FAKTOR KARSA 2. FAKTOR SARANA 3. FAKTOR UPAYA
1.

FUNGSI SISMENAS
ADALAH PEMASYARAKATAN POLITIK DALAM ARTI BAHWA SEGENAP UPAYA DAN KEGIATAN SISMENAS DIARAHKAN PADA PENJAMINAN HAK DAN KEWAJIBAN WN

ADA DUA FUNGSI SISMENAS

1. FUNGSI PENGENALAN KEPENTINGAN 2. FUNGSI PEMILIHAN KEPEMIMPINAN

PERANAN SISMENNAS
UNTUK MENINGKATKAN KOMITMEN DAN KONSISTENSI BANGSA DALAM MEWUJUDKAN CATUR EMBANAN NASIONAL. PEMBANGUNAN NASIONAL YG DITUNJANG OLEH SISTEM MENAJEMEN AKAN MELAHIRKAN KETERTIBAN ADMINISTRASI, KETERTIBAN POLITIK DAN SOSIAL.

UU NO.25 TH 2004 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

KETENTUAN UMUM AZAS DAN TUJUAN RUANG LINGKUP PPN TAHAPAN PERENCANAAN BANGNAS PENYUSUNAN DAN PENETAPAN RENCANA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA DATA DAN INFORMASI KELEMBAGAAN

KETENTUAN UMUM
PERENCANAAN ADALAH SUATU PROSES UNTUK MENENTUKAN TINDAKAN MASA DEPAN YANG TEPAT. 2. BANGNAS ADALAH UPAYA YANG DILAKSANAKAN OLEH SEMUA KOMPONEN BANGSA DALAM RANGKA MENCAPAI TUJUAN BERNEGARA.
1.

3. SPPN ADALAH SATU KESATUAN TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUAN UNTUK MENGHASILKAN RENCANARENCANA PEMBANGUNAN DALAM JANGKA PANJANG, JANGKA MENENGAH DAN TAHUNAN YANG DILAKSANAKAN OLEH UNSUR PENYELENGGARA NEGARA DAN MASYARAKAT DI TINGKAT PUSAT DAN DAERAH

AZAS DAN TUJUAN

1. 2. SPPN DISELENGGARAKAN BERDASARKAN PADA AZAS UMUM PENYELENGGARAAN NEGARA. TUJUAN SPPN : A. MENDUKUNG KOORDINASI ANTARPELAKU PEMBANGUNAN B. MENJAMIN TERCIPTANYA INTEGRASI DAN SINKRONISASI ANTAR PUSAT DAN DAERAH C. MENJAMIN KETERKAITAN DAN KONSISTENSI ANTARA PERENCANAAN, PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENGAWASAN. D. MENGOPTIMALKAN PARTISIPASI MASYARAKAT. E. MENJAMIN TERCAPAINYA PENGGUNAAN SUMBER DAYA SECARA EFISIEN, EFEKTIF, BERKEADILAN DAN BERKELANJUTAN.

RUANG LINGKUP SPPN

1.

2.

3.

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH RENCANA PEMBANGUNAN TAHUNAN

TAHAPAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

1. PENYUSUNAN RENCANA 2. PENETAPAN RENCANA 3. PENGENDALIAN PELAKSANAAN RENCANA 4. EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA

PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (5 TH)

1. MENTERI MENYIAPKAN RANCANGAN AWAL RPJM NASIONAL SEBAGAI PENJABARAN DARI VISI, MISI DAN PROGRAM PRESIDEN KE DALAM STRATEGI PEMBANGUNAN NASIONAL. 2. KEPALA BAPPEDA MENYIAPKAN RANCANGAN AWAL RPJM DAERAH SEBAGAI PENJABARAN DARI VISI, MISI DAN PROGRAM KEPALA DAERAH KE DALAM STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH.

PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN KAJANG (20 TH) MENTERI MENYIAPKAN RANCANGAN RPJP NASIONAL 2. KEPALA BAPPEDA MENYIAPKAN RANCANGAN RPJP DAERAH 3. RPJP NAS. DAN RPJP DAERAH MENJADI BAHAN UTAMA BAGI MUSRENBANG
1.

PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN TAHUNAN (1TH)

1. MENTERI MENYIAPKAN RANCANGAN AWAL RKP (RANCANGAN KERJA PEMBANGUNAN) SEBAGAI PENJABARAN DARI RPJM NASIONAL 2. KEPALA BAPPEDA MENYIAPKAN RANCANGAN AWAL RKPD (RANCANGAN KERJA PEMBANGUNAN DAERAH) SEBAGAI PENJABARAN DARI RPJM DAERAH.

PENGENDALIAN PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN

1.

2.

PENGENDALIAN PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DILAKUKAN OLEH MASINGMASING PIMPINAN KEMENTERIAN/LEMBAGA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. MENTERI/KEPALA BAPPEDA MENGHIMPUN DAN MENGANALISIS HASIL PEMANTAUAN PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DARI MASING-MASING PIMPINAN KEMENTERIAN/LEMBAGA/SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN

1. PIMPINAN KEMENTERIAN / LEMBAGA MELAKUKAN EVALUASI KINERJA PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN KEMENTERIAN / LEMBAGA PERIODE SEBELUMNYA. KEPALA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH MELAKUKAN EVALUASI KINERJA PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PERIODE SEBELUMNYA. MENTERI/KEPALA BAPPEDA MENYUSUN EVALUASI RENCANA PEMBANGUNAN BERDASARKAN HASIL EVALUASI PIMPINAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA. HASIL EVALUASI MENJADI BAHAN BAGI PENYUSUSNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL/DAERAH UNTUK PERIODE BERIKUTNYA.

2.

3. 4.

PERATURAN PRESIDEN R I NO. 7 TH 2005 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL TH 2004-2009
1. 2. 3. 4. 5. 6. BAGIAN I PERMASALAHAN DAN AGENDA PEMBANGUNAN NASIONAL BAGIAN II AGENDA MENCIPTAKAN INDONESIA YANG AMAN DAN DAMAI BAGIAN III AGENDA MENCIPTAKAN INDONESIA YANG ADIL DAN DEMOKRATIS BAGIAN IV AGENDA MENCIPTAKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT BAGIAN V KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAGIAN VI PENUTUP

BAGIAN I PERMASALAHAN DAN AGENDA PEMBANGUNAN NASIONAL

PERMASALAHAN DAN AGENDA PEMBANGUNAN NASIONAL TH 20042009. 2. PERIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL TH 2004-2009
1.

BAGIAN II AGENDA MENCIPTAKAN INDONESIA YANG AMAN DAN DAMAI

1.

2. 3. 4. 5. 6. 7.

PENINGKATAN RASA SALING PERCAYA DAN HARMONISASI ANTAR KELOMPOK MASYARAKAT PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN YANG BERLANDASKAN PADA NILAI-NILAI LUHUR. PENINGKATAN KEAMANAN KETERTIBAN DAN PENANGGULANGAN KRIMINALITAS. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN SEPARATISME PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN GERAKAN TERORISME. PENINGKAAN KEMAMPUAN PERTAHANAN NEGARA PEMANFAATAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL

BAGIAN III. AGENDA MENCIPTAKAN INDONESIA YANG ADIL DAN DEMOKRATIS

1. 2. 3. 4.

5. 6. 7.

PEMBENAHAN SISTEM POLITIK DAN HUKUM PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK PENGHORMATAN, PENGAKUAN DAN PENEGAKAN ATAS HUKUM DAN HAM PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN DAN PERAN PEREMPUAN SERTA KESEJAHTERAAN DAN PERLINDUNGAN ANAK. REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH. PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA. PERWUJUDAN LEMBAGA DEMOKRASI YANG SEMAKIN KOKOH

BAGIAN IV. AGENDA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.

PEANGGULANGAN KEMISKINAN PENINGKATAN INVESTASI DAN EKSPOR NON MIGAS PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI MANUFACTUR REVITALISASI PERTANIAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN USAHA KECIL PENINGKATAN PENGELOLAAN BUMN PENINGKATAN KEMAMPUAN IPTEK PERBAIKAN IKLIM KETENAGAKERJAAN PEMANTAPAN STABILITAS EKONOMI MAKRO PEMBANGUNAN PEDESAAN PENGURANGAN KETIMPANGAN PEMBANGUNAN WILAYAH PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP PENDIDIKAN BERKUALITAS PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG BERKUALITAS PENINGKATAN PERLINDUNGAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA KECIL BERKUALITAS PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN BERAGAMA PERBAIKAN PENGELOLAAN SDA DAN FUNGSI LINGKUNGAN HIDUP PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

BAGIAN V. KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN 2. PROGRAM-PROGRAM PEMBANGUNAN EKONOMI
1.

BAGIAN VI. PENUTUP

KAIDAH PELAKSANAAN 2. PENYUSUNAN RANCANGAN RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010
1.