Anda di halaman 1dari 1

Harus Bisa Mengukur Risiko

Ir. Safak Muhammad MM


(Penulis buku best seller `Kaya tanpa Bekerja, `Cara mudah Orang gajian menjadi Entrepreneur`, dan `Keberkahan Finansial`; Pimpinan Penerbit Media Sukses, penerbit buku-buku bisnis)

Modal awal untuk berbisnis itu adalah kemauan dan niat yang kuat. Niat yang kuat itu terkait dengan tujuan yang yang ingin dicapai. Kalau tujuan kita jelas, maka kita akan berusaha sekuat tenaga untuk mencapainya. Untuk memiliki niat yang kuat, kita harus membedakan untung-rugi mengerjakan bisnis tersebut. Apa untungnya, kalau bisnis tersebut kita garap sekarang, dan apa ruginya kalau bisnis itu tidak kita laksanakan sekarang atau kita tunda.

Kedua, kita harus mampu mengukur risiko yang bisa kita tanggung untuk menekuni bisnis
tersebut. Kemampuan menanggung risiko itu tidak hanya menyangkut uang, tapi juga mental/ psikologis. Kadang-kadang orang tidak tau berapa besar sebenarnya dia bisa menanggung risiko berbisnis. Misalnya, bagi si A, uang Rp 100 juta itu adalah jumlah yang kecil, sebab ia mempunyai cadangan dana Rp I miliar. Jadi kalaupun rugi bisnis Rp 100 juta, ia masih mempunyai cadangan dana yang relatif besar, dan ia tidak down karenanya. Namun bagi si B, angka Rp 100 juta itu merupakan jumlah yang besar, dan hanya itulah satusatunya cadangan dana yang dia miliki. Kalau risiko yang bisa ia tanggung adalah Rp 30 juta, maka sebaiknya ia menggunakan dananya untuk bisnis tak lebih dari Rp 30 juta. Kalaupun usaha bisnisnya gagal, ia tidak stress, dan masih punya cadangan dana yang relatif cukup.

Ketiga, langkah selanjutnya sebelum memulai bisnis adalah mempelajari lebih dahulu
bisnis apa yang akan dipilih. Sebaiknya kita memilih bisnis yang kita kuasai dan kita yakini akan berhasil. Kadang-kadang orang terpaku pada keberhasilan orang lain, lalu ikut-ikutan mencoba bisnis tersebut, padahal dia tidak menguasainya. Kita juga jangan menekuni bisnis hanya karena sekedar ikut fenomena atau tren. Misalnya, beberapa waktu lalu, bisnis pisang goreng pontianak sangat menggiurkan. Maka, bisnis serupa pun menjamur dimana-mana. Kini bisnis tersebut sudah mulai meredup, sebab sudah relatif jenuh. Bisnis itu ada pasang-surutnya. Kalau kita tidak yakin dan tidak menguasai bisnis itu, kita gampang down manakala bisnis tersebut mengalami masalah. Namun, kalau kita menguasai bisnis tersebut, kita tidak gampang down, biarpun bisnis sedang mengalami surut. Sebaliknya, kalau kita yakin sukses, kita akan all out menekuni bisnis tersebut, sehingga berhasil merengkuh sukses.

Anda mungkin juga menyukai