Anda di halaman 1dari 86

1

VITAMIN
Vitamin :
^ Zat organik yang diperlukan dalam jumlah
kecil untuk regulasi metabolisme tubuh
^ Kebutuhan : 1 g 100 mg/hari
Faktor2 yang pengaruhi penggunaan
vitamin
1. Availabilitas
^ Nutrien terikat, sulit diserap
^ Vitamin larut-lemak ada malabsorpsi
lemak
2
2. Anti vitamin
Vitamin + anti vitamin molekul tak larut
Anti vitamin merusak vitamin
Inhibisi kompetitif merebut tempat
vitamin dalam enzim
Contoh : Komponen B kompleks, C dan K
3. Provitamin
Provitamin makanan diubah jadi vitamin
dalam tubuh
Karoten vitamin A
Triptofan Niacin
Ergosterol vitamin D
3
4. Biosintesis vitamin dalam usus
Flora bakteri usus membuat komponen vitamin B
kompleks + K
KLASIFIKASI VITAMIN
1. Vitamin larut - air (VLA) : B kompleks + C
2. Vitamin larut lemak (VLL) : A, D, E, K
Sifat-sifat VLA
Berfungsi sebagai koenzim
Diekskresi melalui urin
Cadangan dalam tubuh tidak ada (sedikit)
mudah hipovitaminosis, jarang hipervitaminosis
4
Sifat-sifat VLL
Fungsi / mekanisme tidak jelas
Ekskresi melalui tinja, bukan urin
Cadangan dalam tubuh bisa banyak,
bisa hipervitaminosis
Penyakit-penyakit defisiensi gizi di Indonesia
Def. vitamin A (Xeroftalmia)
Def. vitamin B kompleks (B2, B6, Folat, B12)
Def. vitamin D (Rakhitis)
Def. vitamin K
5
Vitamin B Kompleks
1. Vitamin B1 : Thiamin, aneurin
2. Vitamin B2 : Riboflavin
3. Vitamin B3 : Niacin = Nicotinamide
4. Vitamin B5 : Asam panthotenat
5. Vitamin B6 : Pyridoxin
6. Vitamin B7 : Inositol
7. Vitamin B8 : Biotin
8. Vitamin B9,10,11 : Grup asam folat
9. Vitamin B12 : Cyanocoalamine
10. Asam Lipoik
11. PABA
12. Choline
6
Vitamin B Kompleks

Vitamin B kompleks merupakan bagian
sistem enzim.

Defisiensi satu vit.B kompleks ganggu
satu mata rantai reaksi metabolisme
kimiawi gejala bervariasi

Beberapa komponen vit.B kompleks
disintesa flora usus.
7
Sifat-sifat defisiensi utama B kompleks :
Onset relatif pendek (cadangan tidak ada)
CDef. B kompleks biasa multipel
Pengobatan juga selalu multipel
CRisiko lebih tingi pada diit rendah protein
(gagal ginjal, vegetarian)
Def.sekunder mudah timbul pada diare
kronik + keadaan malabsorpsi (penyakit hati,
pankreas, sal.empedu, usus halus)

8
Defisiensi vitamin B1 = Beri-beri
Gejala : + Sistim saraf + Sistim kardiovaskular
+ Saluran cerna
2 tipe : Beri-beri basah Kardiovaskular (payah
jantung
Beri-beri kering Ggn CNS + polyneuritis
Beri-beri infantil sekarang jarang, dari ibu-ibu
hamil + laktasi, dgn def.B1 berat.
Terapi : O Vit.B1 : peroral 5 20 mg/hari
O Vit.B1 : i.m/i.v pada penyakit jantung
O Vitamin B kompleks lainnya
9
Def. vitamin B2 = Ariboflavin
Vit B2 = l bagian sistim enzim (flavoprotein)
l membentuk koenzim FAD + FMN
Sumber : susu,hati, telur, sayuran hijau
Def. vit. B2 :
Biasanya bersama
2
def. B kompleks lainnya
Sering bersama Kwashiorkor
Merupakan def. B kompleks yang paling sering
Timbul institusional (asrama, panti asuhan)
10
Simptomatologi
Berupa lesi pada kulit dan mukosa terutama di peralihan
mukokutaneus
Mata : - Fotofobia, lakrimasi, ggn penglihatan
- Vaskularisasi kornea bertambah
- Blefaritis angularis, konjungtivitis,
keratitis interstitialis
11
C Bibir, lidah, mukosa mulut (Bukkal)
a. Bibir :
Cheilosis angularis (stomatitis angularis,
perlche) :
Bibir warna merah bata
Fissura sudut mulut + krusta
b. Lidah :
Glossitis :
Lidah warna merah bata (lidah magenta)
Atrofi papil pengecap
12
C Kulit:
Dermatitis regio perianogenitalis
(skrotum merah hitam/deskuamasi,
vulva merah bata)
Muka : dermatitis seboroik (lipatan
nasolabial, alae nasi, kelopak mata)
^ Terapi
Vit. B2 peroral : 3 10 mg/hari
Vit. B kompleks lainnya
13
^ Defisiensi Niacin = Pellagra
Pellis = kulit; agra = kering
w Niacin merupakan bagian koenzim I (NAD)
dan koenzim II (NADP)
w Tryptophan = provitamin (prekursor) Niacin
w Sumber niacin : daging, hati, ikan, ragi,
kacang-kacangan
w Sumber tryptophan : telur, susu, makanan kaya
protein
14
^ Gejala defisiensi Niacin = 4D
O Gejala kulit (Dermatitis)
w Dasarnya : kulit fotosensitif, sun burn
w Lengan : Pellagrous glove
w Tungkai : Pellagrous boot
w Leher : Casals necklace (kalung Casal)
Kelainan kulit bersifat :
+ Eritema simetris, berbatas tegas, lesi
merah tua, kering (tipe kering)
+ Vesikel, bulla, suppurasi di bawah
skuama dan krusta (tipe basah)
15
O Gejala gastrointestinal (Diare)
w Glossitis, stomatitis, muntah, diare
w Scarlet and Raw tongue (lidah warna
kemerahan, mula
2
ujung+tepi lateral, lalu
seluruhnya; bengkak ulserasi)
O Gejala saraf (Dementia)
Depresi, disorientasi, insomnia, delirium
O Death
+ Terapi
+ Niacin oral : anak < 5 th 50 mg/hari
+ Vitamin B kompleks lainnya
+ Cegah paparan sinar matahari
16

17
Vitamin B6 = Pyridoxin
Vit.B6 merupakan koenzim dalam metabolisme
untuk :
C Produksi energi
C Metabolisme ALE
C Metabolisme asam amino
C Aktivitas saraf
C Produksi Haem, jadi juga Hb.
Sumber :
+ Susu, daging, telur, kacang
2
an, serealia
+ Biosintesa flora usus
18
Defisiensi vitamin B6
Ingat predisposisi :
C Ibu hamil (emesis gravidarum) dgn vit. B6
dosis tinggi Vit. B6 dependency
C Pemakaian INH jangka waktu lama
(INH = antagonis B6)
Simtomatologi:
Konvulsi pada bayi
+ Ibu hamil dgn vit. B6 dosis tinggi
C Neuritis perifer
+ Terapi TBC dgn INH tanpa suplementasi
vit. B6
19
C Kelainan kulit + mukosa
- Cheilosis, glositis, dermatitis seboroik
Anemia
+ Anemia mikrositik hipokromik
+ Kadang
2
anemia megaloblastik karena defisiensi
enzim herediter, biasa disertai retardasi mental
% Terapi
* Vitamin B6 peroral : 1-100 mg/hari
* Vitamin B6 i.m : 100 mg, konvulsi pada bayi
* Vitamin B kompleks
20
Vitamin B12 dan Folat
- Keduanya penting untuk proses pematangan
sel darah merah
- Def. B12
+ Kelainan lidah, anemia makrositik dan
megaloblastik, gejala saraf
- Def. Folat
+ Gangguan gastrointestinal (diare kronis)
+ Anemia makrositik + megaloblastik
+ Kadang
2
gejala saraf
- Selanjutnya dikuliahkan Hematologi anak
21
Vitamin C
- Defisiensi vitamin C pada anak
Morbus Barlow atau Skorbut infantil
- Insidens : setiap umur, puncak 6 bln 2 th
- Gejala-gejala
+ Nyeri umum progresif;
e rewel, pseudo paralisis, frog position
+ Perdarahan subperiosteal ujung os
femur
22
+ Ginggivitis skorbutika
gusi bengkak, berwarna keunguan,
perdarahan
2
kecil submukosa, mudah berdarah
+ Tasbeh skorbutika
DD : tasbeh rachitis
+ Perdarahan
2
lain (diatesis hemoragik)
+ purpura, hematemesis, melena, hemoptoe,
perdarahan retroorbital, perdarahan intrakranial
23
24
+ Anemia ringan
anemia mikrositik hipokromik akibat
gangguan utilisasi Fe
juga gangguan metabolisme folat
+ Hiperkeratosis follikularis (HF)
DD :
Defisiensi vit. C (HF tipe 2)
C Defisiensi vit. A (HF tipe 1)
C Defisiensi ALE (HF tipe 1)
Defisiensi vit. B kompleks
C Defisiensi asam amino esensial
25
PEM. RADIOLOGI
O Atrofi tulang panjang
O Ground Glass Appearance + White line
pada epifisis
Rarefaction metafisis
Gambaran bentuk gada karena
ossifikasi perdarahan subperiostal
26
DIAGNOSTIK
1. Anamnesis : kurang sari buah + buah
2
an
2. Pemeriksaan fisik khas
3. Pem. Radiologik
4. Laboratorium :
Kadar vit. C lekosit
Surcharge test
Rumple Leede (+)
5. Uji exjuvantibus
27
28
TERAPI
Vitamin C per oral 100-200 mg/hari
Buah
2
an + sayuran segar
HIPERVITAMINOSIS C
Tidak ditemukan
Efek samping dosis tinggi :
Distres G.I
Kadang
2
batu urat, oksalat dalam
vesika urinaria.
29
VITAMIN A
Vitamin A = nama generik semua derivat
cincin betaionone
2 Golongan = Vitamin A
1
dan A
2

Terpenting :
- Bentuk alkohol vit A
1
= retinol
- Bentuk alkohol vit A
2
= dehidroretinol

Sumber-sumber :

- Vit A
1
: telur, hati, minyak hati ikan laut.
- Vit A
2
: minyak hati ikan air tawar
- Provit A : - sayur hijau + kuning
- buah kuning, jingga, merah
- umbi
2
an merah
- minyak kelapa sawit
30
METABOLISME
Absorpsi :
perlu garam empedu + lipase dan lemak
dalam makanan.
terganggu pada penyakit hati, pankreas,
malabsorpsi usus, PEM berat.
Konversi provitamin A Vitamin A :
dalam mukosa usus halus dan hati.
terganggu pd penyakit hati, usus, DM,
hipotiroid.
karotenemia : karoten berlebihan dlm
darah pseudoicterus (xanthosis)
31
Cadangan :
Vitamin A dlm sel liposit hati.
Provitamin A dlm jaringan lemak tubuh.
Terganggu pd penyakit hati menahun + PEM
berat.

Mobilisasi/Transportasi :
Perlu retinol-binding protein (RBP).
RBP menurun pada penyakit hati.
(produksi di hati)
RBP meninggi pada penyakit ginjal.
(penghancuran di ginjal)

Ekskresi : hati dan ginjal
32
DEFISIENSI VITAMIN A
I. Gejala bukan pada mata
II. Gejala mata

I. Gejala-gejala bukan pada mata
1. Gangguan pertumbuhan
2. Kelainan mukosa.
O Atrofi epitel mukosa + proliferasi sel basal.
O Xerostomi (mulut kering).
O Mudah infeksi sal.napas, cerna, kemih
3. Kelainan kulit
O Keratinisasi + pigmentasi epitel kulit
O Hiperkeratosis folikularis (=toad skin)
O Mudah infeksi (furunkulosis)
4. Ubun-ubun besar menonjol
5. Lain-lain : anemia, resistensi tubuh
33
II. Gejala-gejala mata = Xeroftalmia
1. Gejala awal
Hemeralopi / nyctalopi
Adaptasi gelap lambat
2. Xerosis conjungtivae
Conjungtiva palpebra + bulbi kering
Bitots spot (patognomonik)
3. Xerosis cornae
Timbul fotofobi (fungsional).


4. Keratomalacia
Perlunakan cornea
Mata selalu tertutup, fotofobi berat.
5. Ulcus cornae
Ulcus perforasi panoftalmitis atrofi bulbi
fungsional
batas sembuh
tanpa jar.parut
34
DIAGNOSTIK
1. Anamnesis makanan
2. Pem.fisik/gejala klinik
3. Laboratorium :
- Kadar vit A plasma kurang konklusif
- Pem. PA garukan epitel konjungtiva.
(diagnostik dini)
4. Pem. fundus oculi
- Xeroftalmia fundus = bercak
2
putih
fundus
5. Uji adaptasi gelap
35
KLASIFIKASI XEROFTALMIA

Gejala primer
X1A Xerosis conjungtivae
X1B Bintik Bitot + xerosis conjungtivae
X2 Xerosis cornae
X3A Ulceratio cornae
X3B keratomalacia

Gejala sekunder
XN Night blindness
XF Xeroftalmia fundus
XS Corneae scars
36
PENGOBATAN
1. Vitamin A dosis tinggi :
O Untuk umur > 1 tahun
- Hari 1 : Vit A.200.000 SI oily solution per oral
atau Vit A.100.000 SI water miscible i.m.
- Hari 2 : Vit A.200.000 SI oily solution per oral.
- Sebelum pulang : Vit A.200.000 SI oily solution
per oral.
O Untuk umur 6 bulan - 1 tahun
- Setengah dosis di atas.
O Untuk umur > 1 tahun
- Seperempat dosis di atas.
(1 SI = 0,3 g retinol)
2. Makanan kaya protein.
3. Berantas infestasi Ascaris.
37
Penggunaan Vit.A dosis tinggi lainnya :
1. PEM berat (1 x pada hari 1)
2. Program pencegahan massal def. Vit A:
(tiap 6 bulan, pd bulan Februari-Agustus)
3. Campak (1x)
4. Dianjurkan juga pada diare dan infeksi
saluran napas (1x) (Belum ada kesepakatan)

Dosis sesuai umur (lihat di atas)
38
Program pencegahan defisiensi Vit. A
1. Dosis tinggi 200.000 SI oily solution
per oral.
2. Tiap 6 bulan (Februari Agustus).
3. Pada anak umur 1/2 5 tahun.
(4. Bersama dengan vitamin E sebagai
antioksidan).
39
X1A (Xerosis Konjungtiva)

Tanda-tanda:
Penumpukan keratin & sel epitel yang khas
Konjungtiva kering, tampak menebal dan
berlipat-lipat
Keluhan orang tua mata anaknya bersisik

Kerutan dan hiperpigmentasi
40
X1B (dengan Bitot spot)
Foam-like substance
Hyperpigmentation & wrinkle
(X-1b)
41
X2 (Xerosis Kornea)


Tanda-tanda :
Kekeringan meluas sampai kornea
Kornea tampak suram & kering dan permukaan kasar
K.U. anak biasanya buruk (gizi buruk & penyakit
penyerta lain)
Kerutan dan hiperpigmentasi
42
X3 ( KERATOMALACIA)


Terdiri dari X3a dan X3b
Tanda-tanda:

kornea melunak seperti bubur & dapat menjadi
ulkus X3a < 1/3 kornea , X3b 1/3 kornea
Keadaan umum anak sangat buruk, dapat
terjadi perforasi kornea/ pecah
43
X3A
Conjunctival & ciliary injection
Corneal ulcer < 1/3
44
X3 B
Ulkus kornea > 1/3
Keratomalacia
45
XS (Jaringan parut kornea)
Tanda-tanda:

Kornea mata tampak putih/ bola mata mengecil
Meninggalkan bekas luka parut/ sikatrik
Menjadi buta & tidak dpt sembuh, walau dioperasi
cangkok kornea

Corneal scar
46
XF (XEROFTALMIA FUNDUS)
Dengan ophtalmoscope pada
fundus gambar seperti cendol

47
HIPERVITAMINOSIS A
1. Mendadak :
O Sesudah pemberian dosis tunggal 300.000 SI atau
lebih
O Gejala
GI : mual, muntah
CNS: akibat tekanan intrakranial me (ubun-ubun
menonjol, muntah, edema papil, diplopia)

2. Menahun :
O 50.000 SI/hari selama bbrp minggu
O Gejala
- Anoreksia, pruritus, iritabel
- Ekstremitas : hematom subperiostal, nyeri,
pseudoparalisis.
- X-Ray : hiperostosis
(DD : Caffeys Disease)
48
VITAMIN D
Vitamin D = Senyawa
2
sterol yang
mempunyai fungsi anti rachitis
Vitamin D
2
= ergocalciferol = viosterol
Vitamin D
3
= cholecalciferol

Sumber vitamin D :
Hati, minyak hati ikan.
Mentega dan susu yang difortifikasi vit.D.
49
Provitamin D
1). 7-dehydrocholesterol :
Terdapat dalam jaringan lemak subkutan
Dengan iradiasi sinar ultraviolet disintesa jadi
cholecalciferol (vitamin D
3
)

2). Ergosterol :
Terdapat dalam fungi dan ragi
Dengan iradiasi sinar ultraviolet disintesa
menjadi ergocalciferol (vitamin D
2
).
50
Fungsi vitamin D :
1. Meningkatkan absorpsi Ca + P dalam usus
2. Meningkatkan uptake + deposisi Ca + P
dalam tulang kalsifikasi
3. Mengatur keseimbangan Ca + P dalam
darah dan kadar alkali fosfatase.
51
Metabolisme vitamin D
Kulit
Hati
Sinar ultraviolet
CC
Organ target :
Usus halus
Tulang
Otot bercorak
Ginjal
7-DC
Usus halus
Ginjal
Plasma
darah
Diit
CC
cc
25-HCC
Keterangan : 7-DC = 7- dehydrocholesterol, CC = cholecalciferol, 25-HCC = 25- hydroxycholecalciferol,
1,25-DHCC = 1,25- dihydroxycholecalciferol (= vitamin D aktif suatu hormon
25-
HCC
1,25-
DHCC
52
KLINIK
I. Defisiensi :
1. Rachitis (Rickets).
2. Tetani infantil
3. Gangguan pertumbuhan
4. Osteomalacia (pada orang dewasa)

II. Kelebihan
Hipervitaminosis D.
pada
anak
53
RACHITIS
Insidens umur :
OPuncak 6 bulan 2 tahun.
OJarang < 2 bulan pada bayi prematur.
OJarang > 3 tahun Rachitis tarda.
Etiologi
1. Intake kurang
- Primer : makanan kurang Vit D, Ca, P.
- Sekunder : malabsorpsi lemak.
2. Kurang paparan sinar ultraviolet
3. Penyakit ginjal difus + berat
54
Predisposisi
1. Pertumbuhan cepat.
(prematur, gemelli, remaja)
2. Infeksi-infeksi.
3. Sindrom malabsorpsi.
(penyakit usus, hati, pankreas)
4. Gangguan metabolisme vitamin D.
(penyakit ginjal/hati)
55
GEJALA-GEJALA KLINIK
Gejala Rachitis dini :
1. Craniotabes pingpong ball sensation
2. Tasbeh rachitis.
3. Penebalan pergelangan tangan + kaki
(pembengkakan epifisis) pergelangan
tangan + kaki ganda.
56
Gejala Rachitis lanjut :
Kepala :
1. Craniotabes
2. Fontanella mayor lambat menutup
( > 2 tahun).
3. Caput quadratum.
(os parietalis + os frontalis menebal)
4. Kepala ceper (asimetris).
57
Thorax :
1. Tasbeh Rachitis
(pandang + raba + X-ray).
2. Pigeon Breast.
3. Sulcus Harrison (pada daerah insersi
diafragma).
Columna Vertebralis :
- Kifosis, lordosis, skoliosis berlebihan.
- Kifosis bersifat arcuair
Pada TBC bersifat angularis
58
Pelvis :
1. PAP
2. PBP
Ekstremitas :
1. Pergelangan kaki dan tangan ganda.
2. Kaki-O dan kaki-X.
3. Green Stick Fracture (pada trauma
kecil).
sempit
59
Rachitic dwarfism
Nampak pendek karena kelainan columna
vertebralis dan ekstremitas inferior.
Otot dan ligamen
Hipotoni Otot :
- lambat jalan / berdiri.
- potbelly + pseudo ascites.
Hipotoni Ligamen :
- hiperekstensi lutut
- tungkai mudah dilipat ke atas
60
Pem.radiologik
Pergelangan tangan :
- Gejala cupping = gelas champagne
- Jarak ujung radius-ulna dengan ossa
metacarpalia melebar
Tulang panjang / ekstremitas :
- Osteoporosis umum
- Densitas kurang
Toraks
- Tasbeh Rachitis
Deformitas tulang-tulang
61
62
63
64
Pem. Kimia darah
1. Kadar fosfor anorganik plasma
(N: 4,5-6,5 mg/dl).
2. Kadar kalsium plasma normal atau
subnormal (N: 9-11 mg/dl)
3. Kadar alkali fosfatase serum .
Kadar Ca bila kompensasi oleh parathormon
dari Gl. Paratiroidea gagal.
Indikator dini insufisiensi vit. D adalah kadar
25-HCC rendah.
65
Diagnosis
1. Anamnesis : intake vit D dan paparan
sinar matahari kurang
2. Gambaran klinik (dini dan lanjut)
3. Pem.radiologik : tasbeh dan pergelangan
tangan (dini).
4. Laboratorium
Kadar fosfor, kalsium, alkali fosfatase
serum.
66
Terapi :
1. Makanan cukup Ca + P
2. Paparan sinar matahari/ultraviolet
3. Vit D
3
2000-5000 SI/hari per oral
atau IM, selama 2-4 minggu
atau Vit D
3
aktif (calcitriol) per oral
0,25-0,50 g/hari
4. Immobilisasi stadium aktif untuk cegah
deformitas
67
TETANI INFANTIL

Tetani infantil = tetani hipokalsemia akibat defisiensi
vitamin D.
Gejala klinik
Tetani manifes :
- spasme karpopedal
- konvulsi umum
- laringospasme
Tetani laten :
- gejala tetani timbul bila dirangsang.
Cara perangsangan
1. Cara Chvostek
2. Cara Trousseau
3. Cara Lust
4. Cara Erb
68
Diagnosis :
1. Ada gejala tetani laten/manifes
2. Ada gejala Rachitis
3. Ada hipokalsemia (7,0 7,5 mg/dl)
Diagnosis banding :
1. Tetani hipokalsemik
2. Tetani hipomagnesemik
3. Tetani gastrik
4. Tetani iatrogenik (transfusi tukar,
post asidosis)
69
Pengobatan
1. Pemberian Ca :
- Ca laktat per oral (10-12gram/hari)
untuk 10 hari
- atau Ca glukonat 10% 5-10 ml (I.V)
2. Konvulsi/laringospasme :
- sedatif/relaksan otot/antikonvulsan
- oksigen
- intubasi
3. Terapi Rachitis sendiri
70
HIPERVITAMINOSIS D

Etiologi : intake vitamin D berlebihan.

Misalnya :
O Vit D 3000 SI oral/hari beberapa minggu.
O Vit D 200.000 SI, I.M 2-3 x/minggu,
1-3 bulan
Gejala klinik :
1. GI : nausea, anoreksia, muntah, konstipasi.
2. Ginjal : hiperkalsiuria batu ginjal.
3. Gejala umum : hipotoni, pucat, iritabel.
4. Hiperkalsemia, kalsifiasi metastatik.
5. X-ray tulang panjang : osteoporosis +
kalsifikasi metastatik.
71
DD : 1. Nefritis kronik
2. Hiperparatiroidisme
3. Hiperkalsemia idiopatik

Terapi :
1. Stop vitamin D + kurangi kalsium
2. Kasus berat : Al hidroksida per oral,
kortison.
72

Vitamin K = senyawa naftoquinon

Fungsi : pembentukan faktor pembekuan yang
vitamin K dependent (faktor II, VII, IX, X)

Sintesis : vitamin K disintesa flora usus

Defisiensi vit.K :
1. Predisposisi neonatus, terutama prematur
2. Pengunaan antibiotik yang lama
3. Malabsorbsi lemak
VITAMIN K
73
Gejala klinik :
Defisiensi vit.K merupakan penyakit diatesis
hemorhagik, gangguan pada fase II proses
pembekuan, terutama kekurangan protrombin.

Pada neonatus
O Hemorrhagic disease of the newborn
(HDN)
- Melena neonatorum.
- Perdarahan umbilikus.
- Perdarahan lain : epitaksis, purpura,
intrakranial, hematemesis, dll

74

O DD :
- Melena spuria (tertelan darah ibu waktu
persalinan, darah puting susu yang lecet)

O Terapi :
- Vit. K 1 mg (per oral atau I.M)
- Dapat diulangi tiap 8 jam

75
HIPERVITAMINOSIS VITAMIN K

Mengakibatkan hemolisis eritrosit
Gejala-gejala :
- Anemia hemolitik
- Hiperbilirubinemia Bil. I
- Icterus hemolitik (sampai kern icterus)
- Hemoglobinuria
Pencegahan :
- Pemberian vit.K pada bayi
2
prematur + neonatus yg
lahir dengan tindakan cukup 1 mg (I.M atau oral),
jangan berlebihan
Terapi :
- Hentikan vitamin K
- Atasi anemia
- Bila perlu transfusi tukar
76
MINERAL

Mineral : - Zat gizi anorganik
- Abu jaringan biologik sebagai sisa pembakaran
bahan organik makanan/jaringan tubuh.

Fungsi :
1) Building material
- Sebagian besar : mineral dalam tulang (Ca,P)
- Sebagian kecil : mineral dalam molekul esensial (Fe
dalam Hb)

77
2) Body regulator
- Mengatur reaksi fisiko-kimiawi dalam
proses metabolisme esensial, a.l :
Keseimbangan asam-basa (Na, Cl, Ca)
Transmisi rangsang saraf (Ca,Na)
Proses oksidasi (Fe)
Kontraksi otot (Ca,Na), dll

78
Klasifikasi mineral dalam tubuh :
I. Mineral esensial
1. Makromineral = makroelemen :
Ca, P, K, Na, Cl, Mg, S
2. Mikromineral = trace element = unsur renik
Fe, J, Cu, Zn, Mn, Co, Se, F, Cr, Mo sebagai
aktivator dalam sistem enzim dan hormon
II. Mineral dengan fungsi tidak jelas
Hanya dalam jumlah yang kecil :
Al, As, Bo, Cd, Sr, Va.
III. Mineral kontaminasi makanan/minuman
Tak ada fungsi, bahkan bisa toksik :
Au, Ag, Pb, Ni, dll.
79
Sumber : - Terutama makanan nabati
- Zat
2
gizi organik
- Garam
2
organik
Defisiensi mineral
Di negara berkembang / Indonesia
1. Defisiensi Fe anemia gizi
2. Defisiensi J gondok endemik
3. Defisiensi Ca gangguan tulang, tetani
4. Defisiensi Co, Cu, Mn anemia
80

Etiologi :
1. Defisiensi protein
2. Defisiensi mineral
- Terutama Fe
- Bisa juga Co, Cu, Mn
3. Defisiensi vitamin
- Terutama vit. B
6
, B
12
, folat
- Juga vitamin C, A

Di samping itu faktor pemberat :
- Infeksi dengan demam tinggi
- Infestasi : - Cacing tambang
- Entamoeba histolytica
ANEMIA GIZI
81
O Defisiensi B
12
+ folat + Co anemia
makrositik normokromik dan
megaloblastik.
O Defisiensi B
6
+ vit.C + Cu anemia
mikrositik hipokromik.
O Defisiensi B
6
dengan retardasi mental
anemia megaloblastik herediter
82
ANEMIA


83

Gondok (= goiter) = pembesaran kel.tiroid
Gondok endemik = prevalensi gondok 10%
dalam masyarakat

Etiologi :
1. Defisiensi Jodium dalam makanan /
minuman (biasa di pegunungan)
2. Kelebihan Jodium dalam makanan /
minuman (di pulau
2
)
3. Zat goitrogenik (sayur kol, dll).
GONDOK ENDEMIK
84
Gejala-gejala hipotiroidisme :
- Neonatus : pasif, kulit lembab, konstipasi,
ikterus yang berkepanjangan.
- Hipotoni, hipotermi
- Myxedema
- Gangguan SSP :
retardasi mental
gangguan pendengaran perseptif
retardasi neuromotorik
- Kreatinisme endemik
85
Pencegahan :
- Jodisasi garam dapur, air minum + makanan
- Jodised oil I.M
Pengobatan :
- Larutan KJ.
- Hormon tiroksin
Sumber Jodium :
- Garam berjodium
- Makanan laut
86

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai