ANATOMI Hypothalamus (Figure 14-2) adalah bagian ujung depan diencephalon yang terletak di bawah sulcus hipothalamic dan di depan nuclei interpeduncular . Ia dibagi menjadi beberapa nuclei dan area nuclear .
Sebagian besar serabut supraoptic berakhir di lobus posterior itu sendiri, sedangkan beberapa serabut paraventrikuler berakhir di eminensia mediana. Lobus anterior dan intermediate pituitary berkembang pada waktu embrio dari kantung Rathke, suatu evaginasi dari atap pharynx (see Figure 22-1). Serabut saraf simpatis mencapai lobus anterior dari kapsulnya, dan serabut parasympatis mencapainya dari nervus petrosus, tetapi sebagian kecil dari serabut saraf yang berakhir di lobus anterior pituitary berasal dari hipothalamus. Namun demikian, pembuluh portal hypophysial membentuk hubungan vaskuler langsung antara hipothalamus dan hypothalamus dan anterior pituitary.
Table 75-2. Hypothalamic Releasing and Inhibitory Hormones That Control Secretion of the Anterior Pituitary Gland
Hormone
Thyrotropin-releasing hormone (TRH) Gonadotropin-releasing hormone (GnRH) Corticotropin-releasing hormone (CRH) Growth hormone-releasing hormone (GHRH) Growth hormone inhibitory hormone (somatostatin) Prolactin-inhibiting hormone (PIH)
Structure
Peptide of 3 amino acids Single chain of 10 amino acids Single chain of 41 amino acids Single chain of 44 amino acids Single chain of 14 amino acids Dopamine (a
ADH dibentuk terutama di nuceus supraoptik, sedangkan oksitosin dibentuk terutama di nucleus paraventrikuler dan ditransport melalui axon dari neuron-neuron ini menuju akhiran sarafnya di lobus posterior , dimana mereka disekresikan sebagai respon terhadap aktifitas listrik di akhiran saraf.
Beberapa dari neuron-neuron di hipothalamus menghasilkan oksitosin sementara yang lain menghasilkan vasopressin, dan sel-sel yang mengandung oksitosin dan vasopressin ditemukan di kedua nuklei. Oksitosin dan vasopressin adalah neural hormon yang bersifat tipikal , artinya, hormon disekresi kedalam sirkulasi oleh sel saraf. This type of neural regulation is compared with other types in Figure 1410.
Hormon Oksitosin
Oksitosin menyebabkan kontraksi uterus yang sedang hamil. Hormon ini menstimulasi kontraksi uterus yang sedang hamil dengan sangat kuat, terutama menjelang akhir masa gestasi. Hal ini didukung oleh beberapa fakta:
Pada hewan yang dilakukan pengangkatan hipofisis ditemukan pemanjangan waktu persalinan, yang mengindikasikan kemungkinan besar pengaruh oksitosin selama persalinan. Jumlah hormon oksitosin meningkat selama persalinan terutama selama tahapan terakhir Stimulasi serviks pada hewan yang sedang hamil mencetuskan sinyal saraf ke hipothalamus dan menyebabkan peningkatan sekresi oksitosin
Hormon Oksitosin
Membantu pengeluaran ASI oleh kelenjar mammae. Oksitosin juga memiliki peranan penting dalam laktasi. Pada laktasi, oksitosin menyebabkan susu dikeluarkan dari alveoli kedalam dustus mammae sehingga bayi dapat mendapatkannya melalui penghisapan putting susu.
Hormon Oksitosin
Mekanismenya bekerja sebagai berikut: Stimulus berupa penghisapan putting susu akan menyebabkan sinyal-sinyal ditransmisikan melalui saraf-saraf sensorik kepada neuron/badan sel saraf penghasil oksitosin di nuclei paraventricular dan nuclei supraoptic di hipothalamus,. Stimulus ini menyebabkan pelepasan hormon oksitosin oleh glandula hipofisis bagian posterior. Oksitosin kemudian dibawa oleh aliraqn darah menuju ke mammae, dimana hormon ini kemudian mennyebabkan kontraksi sel-sel myoepithelial yang terletak diluar dan membentuk suatu jaringan yang mengelililngi glandula mammae. Dalam beberapa menit setelah mulai penghisapan, ASI akan mulai keluar. Mekanisme ini disebut sebagai milk letdown atau milk ejection
Mekanisme feedback sebagai fungsi pencegahan overeaktifitas hormon konsentrasi plasma dari banyak Meskipun
hormon berfluktuasi sebagai respon terhadap berbagai stimulus yang terjadi selama sehari, semua hormon yang telah dipelajari selama ini tampaknya dikendalikan secara ketat Pengendalian ini dicapai melaui suatu proses yang dikenal sebagai negative feedback mechanisms yang memastikan sejumlah tepat hormon beraktivitas di jaringan target Setelah suatu stimulus menyebabkan pelepasan hormon, kondisi atau produk hasil dari aksi yang merangsang produksi hormon tersebut cenderung menekan produksinya lebih lanjut.