Anda di halaman 1dari 18

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pasal 1 Undang-Undang Nomor 10 tahun 2004, menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan pembentukan peraturan Perundang-undangan adalah proses pembuatan Peraturan Perundang-undangan yang pada dasarnya dimulai dari perencanaan, persiapan, teknik penyusunan, perumusan, pembahasan,

pengesahan, pengundangan dan penyebarluasan. Pembentukan Peraturan Perundang-undangan pada dasarnya merupakan proses dan prosedur

penyusunan dan pembentukan yang dilakukan melalui tahapan-tahapan kegiatan terencana dan terkoordinasi. Sebagai proses dalam dalam pelaksanaan

kegiatannya melibatkan dan memerlukan kerjasama berbagai pihak pemangku kepentingan (stakeholder's). Proses pembentukan Peraturan Perundang-

undangan secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 (dua) tahap kegiatan, yaitu: pertama, kegiatan yang berhubungan dengan proses tahapan pendekatan yang mencakup persiapan bahan atau material (preparatory material) dan persiapan pelaksanaan tugas (preparaldry task). Kedua, kegiatan yang be}fitibungan dengan prosedur penyusunan dan pembentukan (formal procedure). Kedua tahapan tersebut, antara yang satu dengan lainya saling berhubungan dan merupakan rangkaian kegiatan dalam satu kesatuan proses yang berkesinambungan. Pembentukan peraturan perundang-undangan merupakan proses dari pada pembuatan undang-undang itu sendiri. Perubahan dari pada perundangundangan biasanya mengikuti perkembangan keadaan yang terjadi. Apakah pantas undang-undang itu bertahan atau perlu dilakukan perbaikan

sebagaimana mestinya. Revisi undang-undang sepertinya sudah sering dilakukan di Negara ini. Setiap tahunnya pasti ditemukan adanya perundang-undangan yang diganti. Bagus tidaknya suatu undang-undang, layak atau tidaknya undang-undang

Makalah Pembentukan Peratuan Perundang-Undangan [by: Titus]

tersebut dilihat dari berapa lama undang-undang tersebut bertahan dan tidak dilakukan revisi atas undang-undang tersebut. Peraturan perundang-undangan, dalam konteks negara Indonesia, adalah peraturan tertulis yang dibentuk oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang dan mengikat secara umum. Perundang-undangan sendiri bersifat memikat dan terdapat paksaan di dalam pasal-pasalnya. Terdapat sanksi bagi siapa saja yang melanggarnya. B. Rumusan Masalah Dalam makalah ini, saya akan mencoba membahas mengenai : 1) Undang-undang No. 10 Tahun 2004 dan Undang-undang No. 12 Tahun 2011 2) Komparatif antara Undang-undang No. 10 Tahun 2004 dan Undang-

undang No. 12 Tahun 2011

C. Tujuan Tujuan daripada penulisan makalah ini adalah : 1) Agar praja dan pembaca memahami dan mengetahui Undang-undang No. 10 Tahun 2004 dan Undang-undang No. 12 Tahun 2011 2) Agar praja dan pembaca mengetahui perbandingan antara Undang-undang No. 10 Tahun 2004 dan Undang-undang No. 12 Tahun 2011 dan apa-apa saja pasal yang di revisi dalam kedua undang-undang tersebut

Makalah Pembentukan Peratuan Perundang-Undangan [by: Titus]

BAB II LANDASAN TEORI Lembaga Pembentukan Peraturan Perundang-undangan Lembaga Pembentuk Peraturan Perundang-undangan adalah lembaga yang diberi kekuasaan atau kewenangan untuk membentuk Peraturan Perundangundangan. Sesuai dengan jenis Peraturan Perundang-undangan, Lembaga pembentuk Peraturan Perundang-undangan terdiri dari: Dewan Perwakilan Rakyat selaku Lembaga Pembentuk Peraturan

Perundang-undangan. Presiden selaku Lembaga Pembentuk Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, Peraturan Pemerintah dan Peraturan Presiden. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selaku Lembaga Pembentuk Perda. Kepala Daerah selaku lembaga pembentuk Peraturan Gubernur, Peraturan Bupati dan Peraturan Walikota. Majelis Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Mahkamah Agung, Badan Pemeriksa Keuangan, Mahkamah Konstitusi, Gubernur Bank Indonesia, Menteri, Kepala Badan, Lembaga dan Komisi yang setingkat yang dibentuk oleh Undang-Undang atau

Pemerintah atas perintah Undang-Undang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Gubernur, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/ Kota, Bupati, Walikota, kepala Desa atau yang setingkat. Undang Undang Dasar 1945 Merupakan hukum dasar dalam Peraturan Perundang-undangan. Naskah resmi UUD 1945 adalah:

Naskah UUD 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 dan diberlakukan kembali dengan Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli1959 serta dikukuhkan secara aklamasi pada tanggal

Makalah Pembentukan Peratuan Perundang-Undangan [by: Titus]

Naskah Perubahan Pertama, Perubahan Kedua, Perubahan Ketiga, dan Perubahan Keempat UUD 1945 (masing-masing hasil Sidang Umum MPR Tahun 1999, 2000, 2001, 2002). Undang-Undang Dasar 1945 Dalam Satu Naskah dinyatakan dalam

Risalah Rapat Paripurna ke-5 Sidang Tahunan MPR Tahun 2002 sebagai Naskah Perbantuan dan Kompilasi Tanpa Ada Opini. Undang Undang Undang-Undang adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan persetujuan bersamaPresiden. Materi muatan Undang-Undang adalah:

Mengatur lebih lanjut ketentuan UUD 1945 yang meliputi: hak-hak asasi manusia, hak dan kewajiban warga negara, pelaksanaan dan penegakan kedaulatan negara serta pembagian kekuasaan negara, wilayah dan pembagian daerah, kewarganegaraan dan kependudukan, serta keuangan negara.

Diperintahkan oleh suatu Undang-Undang untuk diatur dengan UndangUndang.

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) adalah Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden dalam hal ikhwal kegentingan yang memaksa. Materi muatan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang adalah sama dengan materi muatan UndangUndang. Peraturan Pemerintah Peraturan Pemerintah adalah Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan mestinya. oleh Presiden untuk Materi muatan menjalankan Undang-Undangsebagaimana Peraturan Pemerintah adalah materi

untuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana mestinya.

Makalah Pembentukan Peratuan Perundang-Undangan [by: Titus]

Peraturan Presiden Peraturan Presiden adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibuat oleh Presiden. Materi muatan Peraturan Presiden adalah materi yang diperintahkan oleh Undang-Undang atau materi untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah. Pengundangan Peraturan Perundang-undangan Agar setiap orang mengetahuinya, Peraturan Perundang-undangan harus diundangkan dengan menempatkannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia, Berita Negara Republik Indonesia, Lembaran Daerah, atau Berita Daerah. Ketetapan MPR Perubahan (Amandemen) Undang-Undang Dasar 1945 membawa

implikasi terhadap kedudukan, tugas, dan wewenang MPR. MPR yang dahulu berkedudukan sebagai lembaga tertinggi negara, kini berkedudukan sebagai lembaga negara yang setara dengan lembaga negara lainnya (seperti Kepresidenan, DPR, DPD, BPK, MA, dan MK). Dengan demikian MPR kini hanya dapat menetapkan ketetapan yang bersifat penetapan, yaitu menetapkan Wapres menjadi Presiden, memilih Wapres apabila terjadi kekosongan jabatan Wapres, serta memilih Presiden dan Wapres apabila Presiden dan Wapres mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersama-sama. Asas-asas Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang Baik I.C. van der Vlies dalam bukunya yang berjudul Het wetsbegrip en beginselen van behoorlijke regelgeving, membagi asas-asas dalam

pembentukan peraturan negara yang baik (beginselen van behoorlijke regelgeving) ke dalam asas-asas yang formal dan yang material.

Makalah Pembentukan Peratuan Perundang-Undangan [by: Titus]

Asas-asas yang formal meliputi: 1) asas tujuan yang jelas (beginsel van duidelijke doelstelling) 2) asas organ/lembaga yang tepat (beginsel van het juiste orgaan) 3) asas perlunya pengaturan (het noodzakelijkheids beginsel) 4) asas dapatnya dilaksanakan (het beginsel van uitvoerbaarheid) 5) asas konsensus (het beginsel van consensus). Asas-asas yang material meliputi: a. asas tentang terminologi dan sistematika yang benar b. asas tentang dapat dikenali; c. asas perlakuan yang sama dalam hukum; d. asas kepastian hukum; e. asas pelaksanaan hukum sesuai keadaan individual Hamid S. Attamimi berpendapat, bahwa pembentukan peraturan perundang-undangan Indonesia yang patut, adalah sebagai berikut: a. Cita Hukum Indonesia, yang tidak lain adalah Pancasila yang berlaku sebagai bintang pemandu b. Asas Negara Berdasar Atas Hukum yang menempatkan Undang-undang sebagai alat pengaturan yang khas berada dalam keutamaan hukum, dan Asas Pemerintahan Berdasar Sistem Konstitusi yang menempatkan Undang-undang sebagai dasar dan batas penyelenggaraan kegiatankegiatan Pemerintahan. c. Asas-asas lainnya, yaitu asas-asas negara berdasar atas hukum yang menempatkan undang-undang sebagai alat pengaturan yang khas berada dalam keutamaan hukum dan asas-asas pemerintahan berdasar sistem konstitusi yang menempatkan undang-undang sebagai dasar dan batas penyelenggaraan kegiatan-kegiatan pemerintahan. Asas-asas pembentukan peraturan perundang-undangan yang patut itu meliputi juga : a. asas tujuan yang jelas;
Makalah Pembentukan Peratuan Perundang-Undangan [by: Titus]

b. asas perlunya pengaturan c. asas organ/lembaga dan materi muatan yang tepat d. asas dapatnya dilaksanakan e. asas dapatnya dikenali f. asas perlakuan yang sama dalam hukum g. asas kepastian hukum h. asas pelaksanaan hukum sesuai keadaan individual Apabila mengikuti pembagian mengenai adanya asas yang formal dan asas yang material, maka A. Hamid S. Attamimi cenderung untuk membagi asas-asas pembentukan peraturan perundang-undangan yang patut tersebut ke dalam: 1) Asas-asas formal, dengan perincian: a. asas tujuan yang jelas b. asas perlunya pengaturan c. asas organ/ lembaga yang tepat d. asas materi muatan yang tepat e. asas dapatnya dilaksanakan f. asas dapatnya dikenali; 2) Asas-asas material, dengan perincian: a. asas sesuai dengan Cita Hukum Indonesia dan Norma Fundamental Negara b. asas sesuai dengan Hukum Dasar Negara c. asas sesuai dengan prinsip-prinsip Negara berdasar atas Hukum d. asas sesuai dengan prinsip-prinsip Pemerintahan berdasar Sistem Konstitusi

Makalah Pembentukan Peratuan Perundang-Undangan [by: Titus]

BAB III PEMBAHASAN

KOMPERATIF (PERBANDINGAN) UU NO 10 TAHUN 2004 DENGAN UU NO 12 TAHUN 2011

A. Undang-undang No. 10 Tahun 2004 Asas Pembentukan Peraturan Perudang-undangan yang baik yang meliputi: 1. Kejelasan tujuan 2. Kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat 3. Kesesuaian antara jenis dan materi muatan 4. Dapat dilaksanakan 5. Kedayagunaan dan kehasilgunaan 6. Kejelasan rumusan 7. Keterbukaan.

Materi Muatan Peraturan Perandang-undangan mengandung asas : 1. Pengayoman 2. Kemanusian 3. Kebangsaan 4. Kekeluargaan 5. Kenusantaraan 6. bhinneka tunggal ika 7. keadilan 8. kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan 9. ketertiban dan kepastian hukum 10. keseimbangan, keserasian, dan keselarasan

Makalah Pembentukan Peratuan Perundang-Undangan [by: Titus]

Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan adalah sebagai berikut : 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 2. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang 3. Peraturan Pemerintah 4. Peraturan Presiden 5. Peraturan Daerah.

Materi muatan yang harus diatur dengan Undang-Undarg berisi hal-hal yang : 1. mengatar lebih lanjut ketentuan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang meliputi: a hak-hak asasi manusia b hak dan kewajiban warga Negara c pelaksanaan dan penegakan kedaulatan negara serta pembagian kekuasaan Negara d wilayah negara dan pembagian daerah e kewarganegaraan dan kependudukan f keuangan negara, 2. diperintahkan oleh suatu Undang-Undang untak diatur dengan UndangUndang Undang-undang No. 12 Tahun 2011 Asas Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang baik, yang meliputi: 1. kejelasan tujuan 2. kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat 3. kesesuaian antara jenis, hierarki, dan materi muatan 4. dapat dilaksanakan 5. kedayagunaan dan kehasilgunaan 6. kejelasan rumusan 7. keterbukaan

Makalah Pembentukan Peratuan Perundang-Undangan [by: Titus]

Materi muatan Peraturan Perundang-undangan harus mencerminkan asas: a pengayoman b kemanusiaan c kebangsaan d kekeluargaan e kenusantaraan f bhinneka tunggal ika g keadilan h kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan i ketertiban dan kepastian hukum j keseimbangan, keserasian, dan keselarasan

Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan terdiri atas: a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang d. Peraturan Pemerintah e. Peraturan Presiden f. Peraturan Daerah Provinsi g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

Materi muatan yang harus diatur dengan Undang-Undang berisi: a. pengaturan lebih lanjut mengenai ketentuan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. b. perintah suatu Undang-Undang untuk diatur dengan Undang-Undang c. pengesahan perjanjian internasional tertentu d. tindak lanjut atas putusan Mahkamah Konstitusi e. pemenuhan kebutuhan hukum dalam masyarakat

Materi muatan mengenai ketentuan pidana hanya dapat dimuat dalam: a. Undang-Undang

Makalah Pembentukan Peratuan Perundang-Undangan [by: Titus]

10

b. Peraturan Daerah Provinsi c. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota

Penyusunan daftar Rancangan Undang-Undang didasarkan atas: a. perintah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 b. perintah Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat c. perintah Undang-Undang lainnya d. sistem perencanaan pembangunan nasional e. rencana pembangunan jangka panjang nasional f. rencana pembangunan jangka menengah g. rencana kerja pemerintah dan rencana strategis DPR h. aspirasi dan kebutuhan hukum masyarakat

konsepsi Rancangan Undang-Undang yang meliputi: a. latar belakang dan tujuan penyusunan b. sasaran yang ingin diwujudkan c. jangkauan dan arah pengaturan

Dalam Prolegnas dimuat daftar kumulatif terbuka yang terdiri atas: a. pengesahan perjanjian internasional tertentu b. akibat putusan Mahkamah Konstitusi c. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara d. pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota e. penetapan/pencabutan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang.

DPR atau Presiden dapat mengajukan Rancangan Undang-Undang di luar Prolegnas mencakup: a. untuk mengatasi keadaan luar biasa, keadaan konflik, atau bencana alam b. keadaan tertentu lainnya yang memastikan adanya urgensi nasional atas suatu Rancangan Undang-Undang yang dapat disetujui bersama oleh alat

Makalah Pembentukan Peratuan Perundang-Undangan [by: Titus]

11

kelengkapan DPR yang khusus menangani bidang legislasi dan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum.

B. Komparatif

antara Undang-undang No. 10 Tahun 2004 dan Undang-

undang No. 12 Tahun 2011 1) Dalam UU Nomor 12 Tahun 2011, Peraturan daerah lebih dispesifikan lagi menjadi Peraturan Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota 2) Dalam UU Nomor 12 Tahun 2011 diberikan definisi tentang Naskah Akademis yang semula tidak terdapat dalam UU Nomor 10 Tahun 2004. 3) Dalam UU Nomor 12 Tahun 2011 diberikan definisi tentang DPR, DPD, dan DPRD, yang semula tidak terdapat dalam UU Nomor 10 Tahun 2004. 4) Pasal 7 dalam UU Nomor 10 Tahun 2004 masih merupakan bagian dari BAB II UU tersebut sedangkan dalam UU Nomor 12 Tahun 2011 Pasal 7 Sudah merupakan bagian dari BAB III. Menambahkan kembali TAP dalam hierarkhi peraturan perundang-undangan Provinsi dan dan memperjelas Daerah

kedudukan

Peraturan

Daerah

Peraturan

Kabupaten/Kota 5) Pasal 8 UU Nomor 10 Tahun 2004 yang mengatur tentang materi muatan yang harus diatur dengan UU, dalam UU Nomor 12 Tahun 2011 diatur dalam Pasal 9. Pasal 7 UU Nomor 10 Tahun 2004 yang terdiri dari 5 ayat dijabarkan dalam 2 Pasal dalam UU Nomor 12 Tahun 2011 yaitu Pasal 7 dan Pasal 8. 6) Dalam UU No. 12 Tahun 2011 Pengujian suatu UU yang bertentangan dengan UUD 1945 dilakukan oleh Mahkamah Konstitusi 7) Dalam UU No. 12 Tahun 2011 Pengujian suatu Peraturan

Perundangundangan yang bertentangan dengan UU dilakukan oleh Mahkamah Agung 8) Dalam UU No. 12 Tahun 2011 Perda Prov dan Perda Kab/Kota berisi materi muatan dalam rangka penyelengaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan serta menampung kondisi khusus 9) Dalam UU No. 10 Tahun 2004, Materi muatan mengenai ketentuan pidana hanya dapat dimuat dalam UndangUndang dan Peraturan

Makalah Pembentukan Peratuan Perundang-Undangan [by: Titus]

12

Daerah. Sedangkan dalam UU No. 12 Tahun 2011, Materi muatan mengenai ketentuan pidana hanya dapat dimuat dalam: a. UndangUndang b. Peraturan Daerah Provinsi c. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota 10) Dalam UU No. 10 Tahun 2004, Jenis dan hierarki Peraturan Perundangundangan adalah sebagai berikut: a. UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 b. UndangUndang/Peraturan Pemerintah Pengganti

UndangUndang c. Peraturan Pemerintah d. Peraturan Presiden e. Peraturan Daerah Dalam UU No. 12 Tahun 2011, Jenis dan hierarki Peraturan Perundangundangan terdiri atas: a. UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat c. UndangUndang/Peraturan Pemerintah Pengganti

UndangUndang; d. Peraturan Pemerintah e. Peraturan Presiden f. Peraturan Daerah Provinsi g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota 11) Dalam UU No. 10 Tahun 2004, Materi muatan yang harus diatur dengan UndangUndang berisi halhal yang: a. mengatur lebih lanjut ketentuan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang meliputi:

1. hakhak asasi manusia 2. hak dan kewajiban warga negara 3. pelaksanaan dan penegakan kedaulatan negara serta pembagian kekuasaan negara 4. wilayah negara dan pembagian daerah;
Makalah Pembentukan Peratuan Perundang-Undangan [by: Titus]

13

5. kewarganegaraan dan kependudukan; 6. keuangan negara. b.diperintahkan oleh suatu UndangUndang untuk diatur dengan UndangUndang. Dalam UU No. 12 Tahun 20011, Materi muatan yang harus diatur dengan UndangUndang berisi: a.pengaturan lebih lanjut mengenai ketentuan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 b. perintah suatu UndangUndang untuk diatur dengan Undang Undang c. pengesahan perjanjian internasional tertentu d. tindak lanjut atas putusan Mahkamah Konstitusi e. pemenuhan kebutuhan hukum dalam masyarakat. 12) Dalam UU No. 10 Tahun 2004, Perencanaan penyusunan

UndangUndang dilakukan dalam suatu Program Legislasi Nasional. Dalam UU No. 12 Tahun 2011, Perencanaan penyusunan

UndangUndang dilakukan dalam Prolegnas. 13) Dalam UU No. 10 Tahun 2004, Nasional antara Dewan oleh Penyusunan Program Legislasi Rakyat dan Pemerintah melalui alat

Perwakilan

dikoordinasikan

Dewan

Perwakilan

Rakyat

pelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat yang khusus menangani bidang legislasi. Dalam UU No. 12 Tahun 2011, Penyusunan Prolegnas dilaksanakan oleh DPR dan Pemerintah. 14) Dalam UU No. 10 tahun 2004, Materi muatan Peraturan Presiden berisi materi yang diperintahkan oleh UndangUndang atau materi untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah. Dalam UU NO. 12 Tahun 2011, Materi muatan Peraturan Presiden berisi materi yang diperintahkan oleh UndangUndang, materi untuk

melaksanakan Peraturan Pemerintah, atau materi untuk melaksanakan penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan.

Makalah Pembentukan Peratuan Perundang-Undangan [by: Titus]

14

15) Dalam UU No. 10 Tahun 2004, pengertian Pembentukan Peraturan Perundangundangan adalah proses pembuatan Peraturan

Perundangundangan yang pada dasarnya dimulai dariperencanaan, persiapan,teknik penyusunan, perumusan, pembahasan,pengesahan, pengundangan, dan penyebarluasan. Dalam UU No. 12 Tahun 2011, pengertian Pembentukan Peraturan Perundangundangan adalah pembuatan Peraturan Perundangundangan yang mencakup tahapan perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan atau penetapan, dan pengundangan. 16) Dalam UU No. 10 Tahun 2004, pengertian Peraturan

Perundangundangan adalah peraturan tertulis yang dibentuk oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang dan mengikat secara umum. Dalam UU No. 12 Tahun 20011, pengertian Peraturan

Perundangundangan adalah peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan Perundangundangan. 17) Dalam UU No. 10 Tahun 2004, Peraturan Presiden adalah Peraturan Perundangundangan yang dibuat oleh Presiden. Dalam UU No. 12 Tahun 2011, Peraturan Presiden adalah Peraturan Perundangundangan yang ditetapkan oleh Presiden untuk

menjalankan perintah Peraturan Perundangundangan yang lebih tinggi atau dalam menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan. 18) Dalam UU No. 10 Tahun 2004, Peraturan Daerah adalah Peraturan Perundangundangan yang dibentuk oleh dewan perwakilan rakyat daerah dengan persetujuan bersama kepala daerah. Dalam UU No. 12 Tahun 2011, Peraturan Daerah Provinsi adalah Peraturan Perundangundangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dengan persetujuan bersama Gubernur.

Makalah Pembentukan Peratuan Perundang-Undangan [by: Titus]

15

19) Dalam UU No. 10 Tahun 2004, Peraturan Desa/peraturan yang setingkat adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibuat oleh badan perwakilan desa atau nama lainnya bersama dengan kepala desa atau nama lainnya. Dalam UU No. 12 Tahun 2011, Peraturan Daerah Kabupaten/Kota adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota dengan persetujuan bersama Bupati/Walikota.

20) Dalam UU No. 10 Tahun 2004, Program Legislasi Daerah adalah instrumen perencanaan program pembentukan Peraturan Daerah yang disusun secara berencana, terpadu dan sistematis. Dalam UU No. 12 Tahun 2011, Program Legislasi Daerah yang selanjutnya disebut Prolegda adalah instrumen perencanaan program pembentukan Peraturan Daerah Provinsi atau Peraturan Daerah Kabupaten/Kota yang disusun secara terencana, terpadu, dan sistematis.

Makalah Pembentukan Peratuan Perundang-Undangan [by: Titus]

16

BAB IV PENUTUP

Kesimpulan Lembaga Pembentuk Peraturan Perundang-undangan adalah lembaga yang diberi kekuasaan atau kewenangan untuk membentuk Peraturan Perundangundangan. Banyak perubahan yang terjadi dalam revisi Undang-undang No. 12 Tahun 2011. Ada beberapa pasal yang diganti kata dan kalimatnya serta isinya. Revisi undang-undang ini bertujuan baik dalam pembentukan dan pembuatan peraturan perundang-undangan. Perubahan yang terjadi dari Undang-undang No. 10 Tahun 2004 ke dalam Undang-undang No. 12 Tahun 2004 juga terdapat kerancuan dalam penetapan kata dan kalimat. Sulit dimengerti bagi orang-orang awam.

Saran Menurut pendapat saya, setiap pembuatan atau rancangan peraturan perundang-undangan, hendaknya dilakukan dengan sebaik-baik mungkin agar kedepannya tidak ada lagi perbaikan terhadap undang-undang tersebut. Karena dalam perbaikan undang-undang itu sendiri, memakan waktu, uang serta biaya. Hendaknya penyusunan peraturan perundang-undangan tersebut dilakukan dengan jelas. Sehingga tidak ada lagi undang-undang yang akan direvisi lagi. Dan tidak ada pihak yang direpotkan dan di rugikan dalam penyusunan kembali perundang-undnangan.

Makalah Pembentukan Peratuan Perundang-Undangan [by: Titus]

17

DAFTAR PUSTAKA

WWW.GOOGLE.COM Undang-undang No.10 Tahun 2004 Undang-undang No. 12 Tahun 2011

Makalah Pembentukan Peratuan Perundang-Undangan [by: Titus]

18

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen3 halaman
    Bab 1
    agusekahariyanto
    Belum ada peringkat
  • Present As I
    Present As I
    Dokumen39 halaman
    Present As I
    agusekahariyanto
    Belum ada peringkat
  • Pemba Has An
    Pemba Has An
    Dokumen19 halaman
    Pemba Has An
    agusekahariyanto
    Belum ada peringkat
  • Pemba Has An
    Pemba Has An
    Dokumen19 halaman
    Pemba Has An
    agusekahariyanto
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen7 halaman
    Bab Iii
    agusekahariyanto
    Belum ada peringkat
  • Pedoman Pembuatan UP-LA-SKRIPSI 2011
    Pedoman Pembuatan UP-LA-SKRIPSI 2011
    Dokumen26 halaman
    Pedoman Pembuatan UP-LA-SKRIPSI 2011
    agusekahariyanto
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen18 halaman
    Bab 1
    agusekahariyanto
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen3 halaman
    Bab Ii
    agusekahariyanto
    Belum ada peringkat
  • Paparan Ipdn Part 2
    Paparan Ipdn Part 2
    Dokumen9 halaman
    Paparan Ipdn Part 2
    agusekahariyanto
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen10 halaman
    Bab I
    agusekahariyanto
    Belum ada peringkat
  • GEMPA SUMUT
    GEMPA SUMUT
    Dokumen15 halaman
    GEMPA SUMUT
    agusekahariyanto
    0% (1)
  • PEMBAHASAN
    PEMBAHASAN
    Dokumen9 halaman
    PEMBAHASAN
    agusekahariyanto
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    agusekahariyanto
    Belum ada peringkat
  • GEMPA SUMUT
    GEMPA SUMUT
    Dokumen15 halaman
    GEMPA SUMUT
    agusekahariyanto
    0% (1)
  • Chapter I
    Chapter I
    Dokumen9 halaman
    Chapter I
    agusekahariyanto
    Belum ada peringkat