Anda di halaman 1dari 168

Definisi

Riba dari segi istilah bahasa sama dengan Ziyadah artinya


tambahan. Sedangkan menurut istilah teknis, riba berarti
pengambilan tambahan dari harta pokok (modal) secara bathil.

Pertukaran sesama barang ribawi dengan kadar yang berbeda
melahirkan riba.

Terdapat perbedaan pendapat dalam menjelaskan riba. Secara umum
Riba adalah penambahan terhadap hutang. Maknanya: Setiap
penambahan pada hutang baik kwalitas ataupun kwantitas, baik
banyak ataupun sedikit, adalah riba yang diharamkan.

Landasannya Al Quran Surat An-Nisa ( 4 ) ayat 29 yang berarti :
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta
sesamamu dengan jalan yang bathil.

Adapun yang dimaksud dengan jalan yang bathil dalam hal ini yaitu
pengambilan tambahan dari modal pokok tanpa ada imbalan
pengganti (kompensasi) yang dapat dibenarkan oleh Syarie.

Riba
Gambaran Terjadinya Riba
Jenis Transaksi

Jual Beli Pinjaman
Beli Jual Kelebiha
n
Ket. Pinjam Kembali Kelebiha
n
Ket.
100.000 120.00
0
20.000 Laba 100.00
0
120.00
0
20.000 Riba
Jenis-jenis
Secara garis besar Riba terbagi kepada dua
bagian, yaitu: Riba Hutang Piutang dan Riba
Jual Beli.

1. Riba Hutang Piutang

1. Riba Qord
2. Suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang
disyaratkan terhadap yang berhutang (Muqtaridh)

3. Riba Jahiliyyah
4. Hutang dibayar lebih dari pokoknya, karena si peminjam
tidak mampu membayar hutangnya pada waktu yang
ditetapkan

Riba
2. Riba Jual Beli

Riba Fadhl
Pertukaran antar barang-barang sejenis dengan
kadar/takaran yang berbeda dan barang yang
dipertukarkan termsuk dalam jenis barang ribawi.

Riba Nasiah
Penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis
barang ribawi dengan jenis barang ribawi lainnya.

Jenis-jenis
Riba
ILLAT() (Alasan) Pelarangan Riba
Menurut Berbagai Madzhab
Persoala
n
Hanafi Maliki Syafii Hambali
Riba
Fadhl
Kadar (ditimbang
atau ditakar) dan
kesatuan jenis

Sebagai bahan
makanan. Untuk
emas dan perak
karena
tsumuniyyah
sebagai pematok
harga barang-
barang.
Untuk emas dan
perak karena
tsumuniyyah. Untuk
lainnya karena
berfungsi sebagai
bahan makanan,
buah-buahan dan
untuk obat-obatan.
Sebagian
pengikutnya
berpendapat
seperti Hanafi.
sebagian lagi
seperti pendapat
Syafiiyah. dan
sebagian lagi
berkata selain dari
emas dan perak,
illatnya karena
dapat dimakan.
Riba
Nasiah
Salah satu dari
dua illat riba fadhl
Dapat dimakan Tsumuniyah Sama
Barang
Ribawi
Lebih dari tujuh,
asal dapat
ditimbang, ditakar
atau kesatuan
jenis.
Lebih dari tujuh
asal dapat
disimpan dan
dimakan.
Lebih dari tujuh
asal sebagai
makanan dan
berfungsi sebagai
buah-buahan dan
obat-obatan.
Lebih dari tujuh
Para Fuqoha sepakat bahwa riba diharamkan pada 7 barang yaitu emas, perak, burr, syair, korma,
anggur kering, dan garam. Namun mereka berselisih di luar dari tujuh barang tersebut.
Bagi Hasil
Bunga
Penentuan tingkat suku bunga dibuat
pada waktu akad dengan pedoman
harus selalu untung

Besarnya prosentase berdasarkan pada
jumlah uang (modal) yang dipinjamkan.

Pembayaran bunga tetap seperti yang
dijanjikan tanpa pertimbangan apakah
proyek yang dijalankan oleh pihak
nasabah untung atau rugi.

Jumlah pembayaran bunga tidak
meningkat sekalipun jumlah keuntungan
berlipat atau keadaan ekonomi sedang
booming.

Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak
dikecam) oleh semua agama termasuk
Islam.
Perbedaan
Antara Bunga
dan Bagi Hasil
Penentuan besarnya rasio bagi hasil
dibuat pada waktu akad dengan
berpedoman pada kemungkinan untung
rugi.

Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan
pada jumlah keuntungan yang diperoleh

Bagi hasil tergantung pada keuntungan
proyek yang dijalankan sekiranya itu
tidak mendapatkan keuntungan maka
kerugian akan ditanggung bersama oleh
kedua belah pihak.

Jumlah pembagian laba meningkat
sesuai dengan peningkatan jumlah
pendapatan.

Tidak ada yang meragukan keuntungan
bagi hasil.


ODalam keadaan-keadaan darurat sesuatu yang dilarang
dibolehkan guna menyelamatkan nyawa

OHanya bunga yang berlipatganda saja yang dilarang, adapun
suku bunga yang wajar dan tidak menzalimi diperkenankan

OBunga diberikan sebagai ganti rugi (opportunity cost) atas
hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan dari
pengolahan dana tersebut

OHanya kredit yang bersifat konsumtif saja yang pengambilan
bunganya dilarang adapun yang produktif tidak demikian

OUang dapat dianggap sebagai komoditi sebagaimana
barang-barang lainnya oleh karena itu dapat disewakan dan
diambil upah atasnya

9
Alasan
Yang Mengatakan Interest
Bukan Riba


OBunga diberikan untuk mengimbangi laju inflasi yang
mengakibatkan menyusutnya nilai uang

OBunga diberikan atas dasar abstinence

OSejumlah uang pada masa kini mempunyai nilai yang
lebih tinggi dari jumlah yang sama pada suatu masa
nanti. Oleh karena itu bunga diberikan untuk
mengimbangi penurunan nilai ini

OBank, demikian juga Lembaga Keuangan Bukan Bank
(LKBB) sebagai lembaga hukum tidak termasuk
teritorial hukum taklif

9
Alasan
Yang Mengatakan Interest
Bukan Riba
Diskusi
( 1 ) Darurat

Pembahasan yang jelas akan pengertian darurat
yang dinyatakan oleh syara dan bukan pengertian
sehari-hari akan istilah ini

Pembatasan yang pasti akan pengambilan
dispensasi darurat ini, sesuai dengan metodologi
usul fiqh. Terutama penerapan Al Qawaid Al
Fiqhiah seputar kadar darurat.
9
Alasan


Diskusi
9
Alasan
( 2 ) Berlipat Ganda

Pemahaman kembali surat Ali Imran 130
secara cermat, mengkaitkannya dengan spirit
ayat-ayat riba lainnya secara komprehensif,
demikian juga fase-fase pelarangan riba
secara menyeluruh

Memahami secara mendalam makna mafhum
mukhalafah dalam pemahaman teks-teks
Quran & Sunnah, jenis-jenisnya, serta syarat-
syarat pengambilan hukum daripadanya.


Diskusi
9
Alasan
( 3 ) Opportunity Cost

Menghilangkan asumsi sepihak dalam urusan Ganti
Rugi dimana deposan secara dimuka mengharuskan
keuntungan minimal dalam proyek debitur (paling
minimal sama dengan suku bunga) Dimana hal ini
tidak demikian manakala si deposan yaitu
menangani sendiri proyeknya yaitu kemungkinan
untung rugi dalam usaha

Tidak menghilangkan kesempatan untuk
mendapatkan keuntungan dari proyek dengan
prinsip bagi hasil


( 4 ) Konsumtif - Produktif

Dapat dipastikan bahwa imbalan produksi
marginal dari dana senantiasa lebih besar dari
suku bunga

Dapatkah dipertahankan bahwa bentuk-bentuk
kredit di jaman pra Islam adalah seluruhnya
konsumtif mengingat luasnya jaringan
perdagangan Arab dengan India dan Cina, yang
memerlukan suplai produksi yang memadai
dimana kredit untuk tujuan tersebut adalah suatu
persyaratan utama
Diskusi
9
Alasan


Diskusi
9
Alasan
( 5 ) Uang sebagai komoditi

Memahami sifat-sifat khusus yang dimiliki uang dan
kemungkinan penyamaannya dengan komoditi lain terutama
kepercayaan masyarakat kepadanya dan daya tukar yang
dimilikinya serta sanksi hukum atas penolakannya
Mendefinisikan kembali pengertian sewa terutama
perbedaannya dari pinjam-meminjam
Kalau dalam keadaan normal (tidak ada inflasi), apakah uang
seperti komoditi lainnya katakanlah rumah mengalami
penyusutan nilai karena dipergunakan sehingga berhak atas
sewa untuk mengimbangi penyusutan nilai tersebut
Sejauh mana bisa keluar dari Riba Al Fadl


( 6 ) Inflasi
Memantau roda ekonomi dari atas dan bawah, dalam
artian tidak hanya inflasi tetapi juga deflasi dimana
perekonomian mengalami masa lesu yang memaksa
produsen untuk menjual produksinya mendekati biaya
produksi yang pada gilirannya akan menurunkan daya
beli uang
Tidak menghilangkan kemungkinan-kemungkinan untuk
mendapatkan keuntungan dari prinsip bagi hasil, yang
tidak jarang melebihi tingkat inflasi
Mengukur sejauh mana sifat-sifat yang dimiliki inflasi
dapat dijadikan sebagai illah dalam Hukum dengan
menggunakan standar syarar-syarat Illah yang telah
menjadi konsesus dalam methodologi Ushul Fiqh

Diskusi
9
Alasan


( 7 ) Abstinence
Standar apa yang digunakan untuk mengukur unsur
Pengobatan (dengan penundaan konsumsi) dari
teori bunga Abstinence

Seandainya standar telah didapatkan bagaimana
menentukan suku yang adil bagi kedua belah
pihak

Dapatkah hal ini menjadi illah dalam Hukum sesuai
dengan Rules of Games Ushul Fiqh ?

Tidak menghilangkan kemungkinan laba dari
investasi bagi hasil selama masih penundaan.
Diskusi
9
Alasan


( 8 ) Time Preference Theory

Menganalisa Filsafat Time Preference Theory yang
menyatakan bahwa saat ini lebih berharga dari
masa yang akan datang, bukankah setiap orang
menabung dan belajar beranggapan bahwa hari
depan harus lebih baik dari hari ini?

Menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
misalnya praktek asuransi dimana pemegang polis
mengorbankan masa kini untuk kenyamanan masa
depan.
Diskusi
9
Alasan


( 9 ) Badan Hukum dan Hukum Taklif
Apakah yang dimaksud dengan Dela Personnalite
Juridique ?

Dari catatan sejarah apakah tidak pernah terjadi adanya
suatu perkumpulan individu yang mendapatkan perizinan
dari pihak yang berwenang untuk memberikan jasa-jasa
tertentu, sebelum masa Rasulullah. Sehingga ketika ayat-
ayat Riba turun ia berada di luar jangkauannya ?

Apakah konsekuensi dari tidak termasuknya Badan
Hukum dalam khitab Taklif berarti bebas dari segala
tuntutan hukum ?

Diskusi
9
Alasan
4


Larangan yang terdapat dalam Al
Quran tidak diturunkan sekaligus
melainkan secara bertahap
Tahapan

Pelarangan Riba
Dalam Al Quran



Tahap Pertama, menolak anggapan bahwa pinjaman riba
pada zahirnya menolong mereka yang memerlukan
sebagai suatu perbuatan mendekati atau taqarrub kepada
Allah SWT.

Firman Allah SWT:
Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia
bertambah pada harta manusia. Maka riba itu tidak menambah
pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang
kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang
berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipatgandakan
(pahalanya) (QS. Ar Rum:39).
4
4
4
Tahapan
Pelarangan Riba
Dalam Al Quran
Tahapan Tahapan
Pelarangan Riba Pelarangan Riba
Dalam Dalam Al
Al
Quran
Quran

Tahap kedua, riba digambarkan sebagai suatu yang
buruk dan balasan yang keras kepada orang Yahudi
yang memakan riba.

Firman Allah SWT:
Maka disebabkan kezhaliman orang-orang Yahudi, Kami
haramkan atas mereka (memakan makanan) yang baik-baik
(yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka
banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah, dan disebabkan
mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah
dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta orang
dengan jalan yang bathil. Kami telah menyediakan untuk orang-
orang yang kafir diantara mereka itu siksa yang pedih (QS.
An-Nisa: 160-161).

4
4
4
Tahapan
Pelarangan Riba
Dalam Al Quran
Tahapan Tahapan
Pelarangan Riba Pelarangan Riba
Dalam Dalam Al
Al
Quran
Quran



Tahap ketiga, riba itu diharamkan dengan dikaitkan
kepada suatu tambahan yang berlipat ganda.

Allah SWT. Berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan
riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada
Allah supaya kamu mendapat keberuntungan (QS. Ali
Imran:130).

Ahli-ahli tafsir Islam berpendapat bahwa berkaitan
demikian disebabkan riba jenis tersebut adalah
suatu yang banyak berlaku pada masa itu.

4
4
4
Tahapan
Pelarangan Riba
Dalam Al Quran
Tahapan Tahapan
Pelarangan Riba Pelarangan Riba
Dalam Dalam Al
Al
Quran
Quran


Tahap akhir sekali, ayat riba diturunkan oleh Allah
SWT. Yang dengan jelas sekali mengharamkan
sebarang jenis tambahan yang diambil daripada
pinjaman.

Firman Allah SWT:
Hai orang-orang yang beriman,bertakwalah kepada Allah
dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu
orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak
mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah,
bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika
kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu
pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak pula
dianiaya
(QS. Al Baqarah: 278-279)


4
4
4
Tahapan
Pelarangan Riba
Dalam Al Quran
Tahapan Tahapan
Pelarangan Riba Pelarangan Riba
Dalam Dalam Al
Al
Quran
Quran
Larangan Riba
Dalam Hadits

Hadits juga merupakan sumber rujukan, selain Al
Quran, bagi umat Islam untuk mengesahkan
atau mendapatkan keterangan lebih lanjut dari
nash / teks peraturan yang telah digariskan Al
Quran



Sekiranya mereka menerima, hal itu baik dan bagus. Penolakan
berarti (tantangan untuk) perang.
Hadits ini merupakan isi dari surat Rasulullah SAW kepada
Itab bin Usaid, gubernur Mekkah, agar kaum Thaif tidak
menuntut hutangnya (riba yang telah terjadi sebelum
kedatangan Islam) dari Bani Mughirah.

I ngatlah bahwa kamu akan menghadap Tuhanmu, dan Dia pasti
akan menghitung amalanmu. Allah telah melarang kamu
mengambil riba, oleh karena itu, hutang akibat riba harus
dihapuskan. Modal (uang pokok) kamu adalah hak kamu. Kamu
tidak akan menderita ataupun mengalami ketidakadilan.
Hadits ini merupakan amanat terakhir Rasulullah SAW pada
9 Dzulhijjah tahun 10 Hijriah.


Larangan Riba
Dalam Hadits
Larangan Riba
Larangan Riba
Dalam
Dalam
Hadits
Hadits


Diriwayatkan oleh Samura bin J undab bahwa Rasulullah SAW
bersabda, Malam tadi aku bermimpi, telah datang dua orang dan
membawaku ke tanah suci. Dalam perjalanan, sampailah kami ke suatu
sungai darah, di mana di dalamnya berdiri seorang laki-laki. Di pinggir
sungai tersebut berdiri seorang laki-laki lain dengan batu di tangannya.
Laki-laki yang di tengah sungai itu berusaha untuk keluar, tetapi laki-
laki yang di pinggir sungai tadi melempari mulutnya dengan batu dan
memaksanya kembali ke tempat asal. Aku bertanya, Siapakah itu ?,
Aku diberitahu, bahwa laki-laki yang ditengah sungai itu ialah orang
yang memakan riba. (HR.Bukhari)

J abir berkata bahwa Rasulullah SAW mengutuk orang yang menerima
riba, orang yang membayarnya dan orang yang mencatatnya, dan dua
orang saksinya, kemudian Beliau bersabda, Mereka itu semuanya
sama. (HR.Muslim).

Larangan Riba
Dalam Hadits
Larangan Riba Larangan Riba
Dalam
Dalam
Hadits
Hadits
FATWA ULAMA KONTEMPORER
TENTANG RIBA

+ Muktamar II Lembaga Riset Islam Al-Azhar Kairo, bulan Mei 1965 yg
dihadiri oleh 35 negara Islam menyepakati beberapa hal diantaranya
Bunga dari semua jenis pinjaman hukumnya riba dan diharamkan

+ Rabithah Al-alam Al-islami: Bunga bank yang berlaku dalam perbankan
konvensional adalah riba yang diharamkan (Keputusan No.6 Sidang ke-9,
Mekkah 12 19 Rajab 1406 H)

+ Majma Fiqh Islamy, OKI: Setiap tambahan (bunga) atas hutang yang
telah jatuh tempo dan orang yang berutang tidak mampu membayarnya,
dan sebagai imbalan atas penundaan itu, demikian pula bunga (interest)
atas pinjaman yang ditetapkan diawal perjanjian, maka kedua bentuk ini
adalah Riba yang diharamkan dalam syariat. (Keputusan No. 10 Majlis
Majma Fiqh Islamy, Konferensi OKI II, 22-28 Desember 1985)

PENDAPAT CENDIKIAWAN
(FAILASUF) TENTANG RIBA
+ Plato (427-347 SM): Bunga merupakan alat
eksploitasi kaum kaya terhadap kaum miskin,
bahkan sistem bunga menyebabkan sistem
perpecahan dalam masyarakat

+ Aristoteles (384 322 SM): Fungsi uang
adalah sebagai alat tukar menukar dan bukan
alat menghasilkan tambahan melalui bunga

+ Cicerco (234-149 SM) meminta anaknya
untuk menjauhi dua jenis pekerjaan yaitu
memungut cukai (pajak) dan memberi
pinjaman dengan bunga

+ Cato (106-43 SM) memberikan ilustrasi
tentang yang terjadi dalam tradisinya, yaitu:
pencuri didenda dua kali lipat sedangkan
pemakan bunga dari hasil transaksi didenda
empat kali lipat

ECONOMISTS POINT OF VIEWS
+ Lord Kent (ahli sosial ekonomi dari Inggris):
Sistem tata sosial kemasyarakatan akan berjalan
pada porosnya (harmonis) kalau praktek sistem
bunga (praktek riba) dapat diturunkan sampai
ke derajat nol

+ Minsky (1985), Bernante and Gertler (1989),
Greenwald and Stiglizt (1990) argue that interest
rate system is a major part in the explanation of
cyclical fluctuation. Therefore in Western
economics literature there is almost a tradition
even though not mainstream which indicate that
economic evils of our time is as a result of
interest rate and associated with bank credit
expansion and contractions

+ Maurice Allaice (1993) the main objective of fiscal
and monetary policy in modern (conventional)
economic are fail to be achieved due to cyclical
fluctuation as a result of interest rate system.
SYUKRAN JAZILAH
TERIMA KASIH


DIENUL ISLAM
Risalah :
Ahkam
Qudwah

Tauhid :
Rububiyah
Uluhiyah
Asma wa Sifat
Ibadah Munakahah Jinayah Muamalah
Transaksi
AQAD
Hablumminallah
Hablumminannas
Hablumminalalam
Amaliyah
Aqidah
Syariah
QURAN & SUNNAH
Akhlaq
Fiqh
ISLAMIC LEGAL FRAMEWORK
THE QURAN & SUNNAH
Twin Sources
USUL FIQIH
Methodology
FIQIH
Out Put
QAWAID FIQHIYAH
Guidelines & Milestones
Source of Believe,
Law & Values
(Aqidah, Syariah, Akhlaq)
Arabic Grammar
And Lexicon
Innovation of Products to
Suit Modern Demand.
Basic Principle: Contracts
& Condition are Permissible
Science of Quran
Science of Sunnah
History of Islamic
Legal Development
Comparative Study
Of Fiqh Schools
Classic & Contemporary
Understanding and Reasoning
Exercise of Esteemed Jurists
Towards the Twin Sources
Al-Quran and As-Sunnah
PEMENUHAN HUMAN NEEDS YANG ALAMIAH
Disajikan alam jagat raya
yang tidak terbatas
(Space Conscious)
Diberikan waktu
yang sangat terbatas
(Time Conscious)
WAHYU

IQRA
Science & Technology
Proses Ekonomi
Proses Produksi
Strive & Dynamic
Energetic, Innovative
Hard Worker
Proses Konsumsi
Moderate
Self Restrains
______________________________________
ARB/ANA/ANU/MUAMALAT INSTITUTE/0901
ALLAH TAALA
PEMILIK MUTLAK SEMUA HARTA
1
HALAL-HARAM DALAM
KEPEMILIKAN (OWNERSHIP)
2
AL-INFAQ (SPENDING)
DAN AL-KASB (EARNING)
3
AL-MASALIH DAN AL-MAFASID
( : )
4
MUTUAL FREE CONSENT
) 4/4 (
5
MABRUR TRANSACTION
(BAI MABRUR)
6
PRINSIP MUAMALAH MALIYAH


) 1/33 (

Artinya: Menurut ketentuan asal bahwa segala
sesuatu itu dibolehkan selagi belum ada dalil
yang mengharamkannya.
(Imam Suyuthi, Al Asybah Wa an Nazair, 1/33)

:

)
131 (
Artinya: Menurut ketentuan asal bahwa akad-
akad dan syarat-syarat adalah dibolehkan
dan sahih; tidak ada yang diharamkan atau
dianggap batal kecuali apa-apa yang
dinyatakan haram dan batal oleh Syariah.
(Ibnu Taymiyah, Qaidah Nuranniyah, 131)

DIVISION OF MASLAHAH
Protection of Basic Five Principles

Faith Life Intellect Lineage Property
PERSPECTIVE OF SYARIAH
FOUR BASIC PRINCIPLES
(APPLICATION)
PERSPECTIVE LEGAL FORCE
PERSPECTIVE ITS SCOPE
PERSPECTIVE
CONSTANT & VARIABLE
FUNCTION OF MASLAHAH
1
2
3
4
5
6
AKAD
menurut TUJUAN
Tijari
Dimasudkan untuk
Mencari dan Mendapatkan
Keuntungan dimana
Rukun dan Syarat
telah terpenuhi
AKAD
menurut KEABSAHANNYA
Sahih
(Valid)

Memenuhi semua
RUKUN & SYARAT
Bathal
(Void)

Salah satu RUKUN tidak
Terpenuhi, otomatis
SYARAT-nya juga
Tidak terpenuhi
Fasid
(Voidable)

Semua RUKUN
terpenuhi, namun
ada SYARAT yang
Tidak dipenuhi
Tabarru
Dimasudkan untuk
menolong dan murni
semata-mata mengharap
Ridha dan Pahala
dari Allah Taala
AKAD
Dari sisi: PELAKSANAANYA
AKAD
Dari sisi: KEKUATANNYA
AKAD NAFIZ

Lengkap Rukun & Syarat dapat
Langsung dieksekusi
AKAD MAUWQUF

Lengkap Rukunnya, namun
Ada Syaraat yang terganggu
Seperti: tdk memenuhi legal capacity,
Tdk memiki otoritas,
Ada hak orang lain pada objek

AKAD LAZIM

Salah seorang dari kedua pihak
Tidak Memiliki hak fasakh tanpa
Persetujuan pihak lain
Con: Jual-beli, Ijarah, Muzaraah dst
AKAD GHAYR LAZIM

Salah seorang dari kedua
Belah pihak boleh memfasakh
Akad tanpa persetujuan
Pihak lainnya.
Con: Wakalah, Wadiah, Ariyah dll
RUKUN AKAD
Maqud Alayh
(Subject Matters)

Barang (Goods)
dan Harga (Price)
Aqil (Sound Mind)
Baligh (Mature)
Mengerti konsekuensi
akad yang sedang
dilaksanakannya
Niat (Intention)menurut
sebagian Ulama
Jelas (Clarity)
Ijab & Qabul bersesuaian
(Corresponding)
Ijab & Qabul bersambung
(Connection)/Ittihad al-Majlis

Halal (Lawful)
Jelas Jenisnya (Quality)
Jumlah (Quantity)
Waktu Penyerahannya
(Time of Delivery)
Berharga (Valuable)
Dapat diserahterimakan
SYARAT RUKUN
Aqidan
(Two Contracting Parties)
Sighat (Ijab & Qabul)
(Offer and Acceptance)
BERAKHIRN
YA
KONTRAK
Terpenuhi Isi Kontrak
(Tahqiq al-Gharadh)
Tidak Adanya Izin dari
Yang berwenang (adam
al-I jazah liman lahu al-
wilayah)
Hak Memilih (Khiyar)
Pemutusan Kontrak
(Faskh)
Akad Fasad (Sifat rusak)
Kematian (al-Maut)
Kesepakatan pembatalan
karena penyesalan (I qalah)
Tidak Terpenuhinya Kontrak
(Adam al-Tanfidh)
Kesepakatan kedua belah
pihak (I ttifaqy)
Keputusan Pengadilan
(Qadhai)
Pustus dg sendirinya
(Infisakh)
Isi Kontrak Mustahil Terlaksana
(Istihalah al-tanfidh)
MAJELIS (Hak Pilih Ketika Masih
Dalam Satu Majlis)
RUYAH (hak pilih untuk melihat
obyek yang ketika terjadinya kontrak
pembeli belum bisa melihat )
AIB (hak pilih ketika ditemukan
adanya cacat)
SYARTH (hak pilih yang
digantungkan pada syarat)
TAYIN (hak menentukan barang
yang menjadi obyek jual-beli )
KHIYAR
JENIS-JENIS AKAD
PERTUKARAN TITIPAN PERCAMPURAN
MEMBERI
KEPERCAYAAN
MEMBERI
IZIN
YAD AMANAH
JUAL BELI
YAD DHAMANAH
Perbandingan Harga
Jual & Harga Beli
Musawamah
Tauliyah
Murabahah
Muwadhaah
Berdasarkan Barang
Pengganti
Muqayadhah
Mutlaq
Sharf
Ijarah (Usufruct)
Waktu Penyerahan
Barang/Dana
Bai Bi Thaman Ajil
Bai Salam
Bai Isthisna
Bai Istijrar
Syarikah Amlak
Amlak Jabr
Amlak Ikhtiar
Syarikah Uqud
Inan
Mufawadah
Wujuh
Abdan
MUSYARAKAH
MUDHARABAH
MUZARAAH
(Hasil Panen)
KAFALAH
(GUARANTEE)
HIWALAH
(Anjak Piutang)
JUALAH
(Imbalan)
Mutlaqah
Muqayyadah
WADIAH
WAKALAH
MUSAQAAT
(Hasil Panen)
AQAD-AQAD MUAMALAH MALIYAH

TIJARI
(Komersil)
TABARRU
(Tolong menolong)
Syirkah
(Bagi Hasil)
Bai
(Jual Beli)
Ijarah
(Sewa)
Jualah
(Imbalan)
Ijarah
Jasa
Ijarah wa Iqtina
Benda
Salam
Murabahah/BBA
Isthisna
Sharf
Bai Mutlaq
Dhamanah
Amanah
Wakalah
Kafalah
Hawalah
Rahn
Qard
Wadiah
Mudharabah
Muqayyadah
Musyarakah
Mutlaqah
Muzaraah
Musaqot
Maysir
Tanpa akad/melalui permainan
Gharar
Memakai akad namun tidak jelas
Riba
Tambahan yang men-zhalim-i
Bathil
Usaha-usaha maksiat
Najash
Permainan harga melalui berpura-pura menawar
Ihtikar
Permainan harga dengan cara menimbun
Ghish Menyembunyikan informasi tentang barang/jasa
Tadlis Mengambil keuntungan dg cara mencampur aduk
Bai al Mudhthar
Harga dimainkan akibat emergency (eksploitasi)
Ikrah
Harga dimainkan dg tekanan/paksaan
Ghabn
Over Pricing
Wahyu Allah SWT :
Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu ( QS. Ar Rahmaan : 09)
Falsafah : Imam Ghazali dalam Al Arbain fi Ushuluddin menegaskan wajibnya mengikuti Sunnah Nabi
secara menyeluruh demi merealisasikan Law of Balance (At-Tawaazun)
MAYSIR
Semua bentuk perpidahan harta ataupun barang
dari satu pihak kepada pihak lain tanpa melalui
jalur akad yang telah digariskan Syariah, namun
perpindahan itu terjadi melalui permainan, seperti
taruhan uang pada permainan kartu, pertandingan
sepak bola, pacuan kuda, pacuan greyhound dan
seumpamanya.
Mengapa dilarang? Karena (1) permainan bukan
cara untuk mendapatkan harta/keuntungan (2)
menghilangkan keredhaan dan menimbulkan
kebencian/dendam (3) tidak sesuai dengan fitrah
insani yang berakal dan disuruh bekerja untuk
dunia dan akhirat.
Sesuatu yang tidak jelas dan tidak dapat dijamin atau
dipastikan kewujudannya secara matematis dan rasional
baik itu menyangkut barang (goods), harga (price) ataupun
waktu pembayaran uang/penyerahan barang (time of
delivery).
Contohnya: jual beli mangga yang masih pentil dan berada di
pohonnya, karena pihak pembeli tidak dapat memastikan
berapa banyak buah mangga masak yang nanti berhasil di
panennya dan kapan buah-buah tersebut dapat di panen.
Juga: masuk ke kolam pancing dengan membayar sejumlah
uang tertentu yang tidak jelas peruntukannya, apakah
bayaran atas servis tempat atau juga untuk ikan yang
berhasil ditangkap si pemancing.
Kecuali bila hal itu semua dijelaskan secara rinci di muka.
GHARAR
RIBA
Riba: Pertukaran sesama barang ribawi dengan
kadar yang berbeda. Perbedaan itulah yang
disebut riba.

Akad pinjam meminjam dimana si pemilik dana
memberi syarat kepada si peminjam untuk
membayar lebih dari jumlah uang yang
dipinjamkan, sehingga dengan cara ini si pemilik
dana dapat menangguk tambahan uang atas
dana yang dipinjamkan tanpa harus bersusah
payah berniaga untuk mendapat keuntungan atau
bekerja untuk mendapatkan upah.

Unsur pemerasan dan ketidak adilan sangat jelas
dapat dilihat dan dirasakan dalam akad pinjam
meminjam ribawi ini.
BATHIL
Akad jual beli ataupun kemitraan untuk
mendapatkan keuntungan ataupun penghasilan,
namun barang yang diperdagangkan ataupun
projek yang dikerjakan adalah jenis barang atau
kegiatan yang bertentangan dengan prinsip-
prinsip Syariah seperti kemitraan untuk
memproduksi narkotika yang dipasarkan untuk
umum ataupun mendirikan usaha casino atau
cabaret tempat dansa-dansi.

Meski transaksinya melengkapi semua rukun dan
syarat, namun tetap dinyatakan tidak sah secara
hukum dan agama (diyanatan wa Qadaan).

GHABN
Ghabn: adalah dimana si penjual memberikan
tawaran harga diatas rata-rata harga pasar
(market price) tanpa disadari olehpihak pembeli.
Ghabn ada dua jenis yakni: Ghabn Qalil
(Negligible) dan Ghabn Fahish (Excessive). Ghabn
Qalil: adalah jenis perbedaan harga barang yang
tidak terlalu jauh antara harga pasar dan harga
penawaran dan masih dalam kategori yang dapat
dimaklumi oleh pihak pembeli. Ghabn Fahish
adalah perbedaan harga penawaran dan harga
pasar yang cukup jauh bedanya.

Dr. Anas az Zarqa mengatakan: 5% untuk barang
keperluan harian, 10% untuk harga hewan ternak
dan 20% untuk harga property (rumah dan
bangunan).
NAJASH
Dimana sekelompok orang bersepakat dan
bertindak secara berpura-pura menawar barang
dipasar dengan tujuan untuk menjebak orang lain
agar ikut dalam proses tawar menawar tersebut
sehingga orang ketiga ini akhirnya membeli
barang dengan harga yang jauh lebih mahal dari
harga sebenarnya.
Larangan Rasul saw: ..Janganlah kamu meminang
seorang gadis yang telah dipinang saudaramu,
dan jangan menawar barang yang sedang dalam
penawaran saudaramu; dan janganlah kamu
bertindak berpura-pura menawar untuk
menaikkan harga..

IKRAH
Segala bentuk tekanan dan pemaksaan dari salah satu pihak
untuk melakukan suatu akad tertentu sehingga menghapus
komponen mutual free consent. Jenis pemaksaan dapat
berupa acaman fisik atau memanfaatkan keadaan
seseorang yang sedang butuh atau the state of emergency.

Imam Ibnu Taimiyah ra mengatakan bahwa dalam keadaan
darurat (state of emergency) seseorang yang memilik stock
barang yang dibutuhkan orang banyak harus diperintahkan
untuk menjualnya dengan harga pasar, jika dia enggan
melakukannya pihak berkuasa dapat memaksanya untuk
melakukan hal tersebut demi menyelamatkan nyawa orang
banyak. (Majmu al Fatawa, vol. 29 hal.300).
IHTIKAR
Adalah menumpuk-numpuk barang ataupun jasa
yang diperlukan masyarakat dan kemudian si
pelaku mengeluarkannya sedikit-sedikit dengan
harga jual yang lebih mahal dari harga biasanya
dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan
lebih cepat dan banyak. Para ulama tidak
membatasi jenis barang dan jasa yang ditumpuk
tersebut asalkan itu termasuk dalam kebutuhan
essential, maka Ihtikar adalah dilarang.
Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa yang
menimbun (barang & jasa kebutuhan pokok)
maka telah melakukan suatu kesalahan.
GHISH

Withholding Relevant Information. Menyembunyikan fakta-
fakta yang seharusnya diketahui oleh pihak yang terkait
dalam akad sehingga mereka dapat melakukan kehati-
hatian (prudent) dalam melindungi kepentingannya
sebelum terjadi transaksi yang mengikat.
Dalam Common Law akad seperti ini dikenal dengan
sebutan Akad Uberrime Fidae Contract dimana semua
jenis informasi yang seharusnya diketahui oleh pelanggan
sama sekali tidak boleh disembunyikan. Jika ada salah
satu informasi berkenaan dengan subject matter akad
tidak disampaikan, maka pihak pembeli dapat memilih
opsi membatalkan transaksi tersebut.
BAY AL MUDTARR
Adalah jual beli dan pertukaran dimana salah satu pihak
dalam keadaan sangat memerlukan (in the state of
emergency) sehingga sangat mungkin terjadi eksploitasi
oleh pihak yang kuat sehingga terjadi transaksi yang hanya
menguntungkan sebelah pihak dan merugikan pihak
lainnya.

Jual butuh: adalah merupakan contoh klasik yang sering terjadi
di tengah-tengah masyarakat sehingga pihak penjual
karena sangat memerlukan uang cash terpaksa harus
menjual asetnya dengan harga yang jauh dari harga pasar.
Sangat dikuatirkan bahwa unsur kerelaan dalam transaksi
seperti ini tidak wujud pada pihak penjual sehingga tidak
mencerminkan transaksi An Taradin Minkum
yang sesuai dengan prinsip Syariah.
TADLIS
Tadlis: adalah tindakan seorang peniaga yang sengaja
mencampur barang yang berkualitas baik dengan
barang yang sama berkualitas buruk demi untuk
memberatkan timbangan dan mendapat keuntungan
lebih banyak

Tindakan oplos yang hari ini banyak dilakukan
termasuk kedalam kategori tindakan tadlis ini.

Rasullah saw sering melakukan inspeksi mendadak
ke pasar-pasar untuk memastikan kejujuran para
pelaku pasar dan menghindari konsumen dari
kerugian.
JUAL BELI YANG DILARANG DALAM ISLAM
(Fiqh Islami Wa Adillatuh, vol.4, p.500)
1. Sebab Legal Capacity: (Baligh, Aqil, Free Consent, Legally Permitted)
(a). Bay al Majnun (Jual Beli Orang Gila, Pingsan, Mabuk dan Sedang Fly
karena obat narkotika)
(b). Bay al Shabiy (Jual Beli Anak Kecil yang belum Mumayyiz/Minor. Tidak
Sah menurut Syafii dan Maliki dan Mauquf menurut Hanafi. Sesuai keterangan
Surah an-Nisa 4:6)
(c). Bay al Ama (Jual Beli Orang Buta. Hukumnya Sah menurut Jumhur jika
objek disebut dengan sempurna karena dianggap dinaggap sudah ada ridho;
tidak Sah menurut Syafii karena tidak dapat membedakan antara yang baik
dengan yang buruk, maka seolah objek transaksi majhul).
(d). Bay al Mukrah (Jual Beli Orang Terpaksa atau dipaksa. Menurut Hanafi
Mauquf; dan tidak mengikat menurut Maliki sehingga dia (penjual/pembeli)
memiliki hak Khiyar untuk membatalkan ataupun meneruskan transaksi).
(e). Bay al Fuduli (Jual Beli Wakil Secara Lebih; Hukumnya Sahih Mauquf
atas izin pemilik sebenarnya menurut pendapat Maliki dan Hanafi; Sayafii dan
Hanbali mengatakan tidak sah, karena dia bukan sebagai pemilik sebenarnya
dan tidak sah seseorang menjual sesuatu yang bukan miliknya).
(f). Bay al Mahjur Alayh (Jual Beli Orang Sakit, Muflis, Safih)
(g). Bay al Mulja (Jual Beli Orang yang takut hartanya dirampas orang).
Macam-Macam Bay al Gharar al Fahish
1. Sukar diserahterimakan. Onta yang melarikan diri; jual janin tanpa menjual
induknya; jual beli habl al hablah janin yang belum dilahirkan dan
madhamin yaitu jual beli anak yang masih dalam benih induk pejantannya.
2. Tidak diketahui harga atau barangnya. Saya jual kepada anda barang
yang ada dalam karung ini.
3. Tidak diketahui sifat barangnya. Saya jual salah satu baju yang ada di
rumah saya.
4. Kualitas barang dan kuantitas harga tidak jelas. Saya membeli barang ini
dengan harga sekarang.
5. Tidak diketahui tempo pelaksanaannya. Saya jual kepada anda barang ini
jika Zayid telah datang.
6. Dua penjualan dalam satu penjualan. Menjual satu barang dengan salah
satu dari dua harga. Saya jual baju ini Rp100,- kontan atau Rp200,-
tangguh, kemudian serta merta transaksi itu mengikat tanpa pilihan salah
satu dari keduanya.
7. Jual beli dari seseorang yang tidak dapat dijamin keselamatannya,
seperti dari orang sakit yang dalam pertandingan.
8. Bay al Hasha yakni jual beli tongkat yang ditangan, jika jatuh maka jual
beli mengikat.
9. Bay al Munabazah. Saling melempar pakaian antara A dan B, ketika
barang dilempar maka jual beli mengikat.
10. Bay al Mulamasah. Mana barang yang disentuh, maka terjadi jual beli
2. Sebab SHIGHAT
a. Bay al Muathot=Ambil Bayar (Cash and Carry)
b. Bay Bil Murasalah atau Rasul=Melalui Surat atau Agent
c. Jual Beli Orang Bisu melalui isyarat yang dimengerti
d. Jual Beli dengan orang yang absen dari majlis aqad
e. Jual Beli yang tidak sesuai dengan ijab-qabul

3. Sebab MAQUD ALAYH
a. Bay al Madum: Madhamin, Malaqih, Habl Hablah
b. Bay Majuz al Taslim (Sukar diserah terimakan): burung di udara; ikan dlm air
c. Bay al Kali bil Kali (Bay al Dayn Nasiatan)
d. Bay al Gharar Ghayr al Yasir (al Fahish)
e. Jual beli Najis atau Mutanajjis
f. Jual beli air. Sah yang dimiliki dan berada dalam tempat terpelihara. Zahiriah:
jual beli air sama sekali tidak dibolehkan
g. Bay al Majhul. Jahalah Fahishah dalam objek, harta waktu penyerahan
h. Jual beli objek yang tidak ada di majlis akad atau tidak dapat dilihat.
Pembeli memiliki hak khiyar al ruyah. Jual beli dengan menyebut sifat
ada lima syarat:
(1). Objek berada terlalu jauh seperti Andalusia atau Afrika
(2). Objek berada terlalu dekat dengan pihak bertransaksi
(3). Penyebut sifat barang harus orang lain bukan penjual
(4). Semua sifat yang berhubungan dengan barang harus disebut
(5). Penjual tidak boleh meminta pembayaran kontan kecuali jika objeknya
pasti tidak ada berubah seperti tanah dan bangunan. Jika sifat-sifat ternyata
sesuai dengan objeknya, maka transaksi mengikat dan jika tidak pembeli
memiliki hak khiyar.
i. Jual sesuatu yang belum diterima (di pegang tangan). Sesuatu yang
dapat dipindahkan tidak sah dijual sebelum diterima tangan.
j. Jual Buah atau Tanaman yang belum tampak atau tumbuh karena
masuk dalam kategori madum. Apabila sudah tampak atau tumbuh
namun dengan syarat dibiarkan sampai masak atau besar, maka tidak sah
dan fasid menurut Hanafi, batil menurut jumhur. Apabila langsung dipetik
atau dituai, maka sah menurut ijma ulama.
Bila buah sudah masak, maka boleh jual belinya meski tidak langsung dipetik.

4. Jual Beli Dilarang: Karena Sifat, Syarat atau Larangan Syariat.
(1). Jual Beli Urbun (Dengan Uang Muka). Jika tidak terjadi transaksi, maka
uang muka tidak akan dikembalikan kepada calon pembeli. Fasid menurut
Hanafi; Batil menurut Syafii dan Maliki. Jika uang muka dikembalikan, maka
boleh menurut jumhur.
(2). Jual Beli Aynah. Yaitu dua pihak yang seolah melakukan jual beli, namun
sebenarnya hanya untuk mendapatkan uang cash bagi pihak pertama,
dan tambahan pengembalian bagi pihak kedua, bukan tujuan untuk
mendapatkan barang (objek transaksi).
(3). Jual Beli Ribawi, Baik Riba Nasiah ataupun Riba Fadl
(4). Jual Beli Barnag Haram seperti Khamar, Khinzir, Bangkai, Patung dan
seumpamanya karena larangan Rasulullah saw dalam hadis riwayat Imam
Bukhari.
(5) Jual Beli Orang Kota dengan Orang Pedalaman yang belum mengetahui
keadaan harga barang di kota. Larangan Nabi saw: Biarkanlah orang
melakukan transaksi jual beli dengan bebas, sehingga memberikan rizki
kepada sebagian mereka melalui sebagian yang lain. (Naylul Awtar,
5/164).


(6). Talaqqi al-Rukban.
Menjumpai rombongan atau kafilah pembawa barang perniagaan dan membelinya di tengah
jalan sebelum sampai di pasar. Hak ini dilarang Rasulullah saw, sesuai sabdanya: Janganlah kalian
menjumpai rombongan di tengah jalan dan membeli barang mereka, dan janganlah pula orang kota
memborong barang dari orang pedalaman (sebelum sampai di pasar). (Naylul Awtar, 5/164).
Larangan ini tidaklah menjadikan transaksi yang terjadi hukumnya fasad, karena bisa menjadi sah jika
sudah dilakukan khiyar al-ghabn, seperti dilanjutkan Rasul saw dalam hadisnya: ..Maka pemilik
barang dalam transaksi tersebut berhak mendapatkan khiyar (opsi) jika mereka telah sampai di
pasar.

(7). J ual beli Haadirun Libadin : Jual beli dimana datang membawa barang yang ingin dijual dengan
harga cash, kemudian datang orang untuk membeli dengan harga yang lebih tinggi tetapi dengan
harga kredit.
(8) J ual beli Muzabanah : Jual beli barang yang masih basah ditukar dengan yang kering dengan
timbangan dan takaran yang sama. Contoh : jual kurma basah dengan kurma kering dengan
timbangan yang sama.
(9) Jual Beli An-Najash.
Dengan kesepakan penjual, seseorang menawar harga barang yang didisplay dengan harga lebih
tinggi untuk menjebak pihak ketiga yang berada di sekitar tempat tersebut sehingga penjual akan
mendapat margin yang lebih tinggi. Hukumnya, menurut jumhur ulama, adalah sah namun penjualnya
berdosa dan pihak pembeli berhak mendapatkan hak khiyar al-ghabn.
Adapun jual beli MUzayadah (Lelang) secara terus terang adalah dibolehkan, karena tidak ada pihak
yang dijebak dan dirugikan.

(10). Jual Beli Waktu Azan Jumat Dikumandangkan.
Hukumnya Makruh Tahrim menurut Hanafi dan Sahih namun Haram menurut Syafii. Batal (Fasakh)
menurut Maliki; Tidak Sah menurut Hanbali.

(11). Jual Anggur Untuk Diproduksi Jadi Minuman Keras.
Hukumnya sahih makruh sepanjang memenuhi rukun dan syaratnya, namun pelakunya berdosa
karena nawaitu yang salah. Contoh lain: menjual senjata yang akan digunakan untuk mencelakakan
orang lain; menjual jaring untuk menangkap hewan di tanah haram waktu haji; menjual kayu untuk
dijadikan sebagai patung atau benda permainan lainnya yang tidak bermanfaat.


(12). Jual Beli Ibu (Induk) dipisahkan dari anaknya yang masih kecil.
Larangan Rasulullah saw untuk menjual ibu (hamba sahaya) secara dipisahkan dari
putra atau putrinya yang masih kecil. Rasul saw bersabda: Barangsiapa yang
memisahkan antara ibu dengan anaknya, maka Allah akan pisahkan dia dari
kekasihnya pada hari kiamat. (HR Ahmad dan Tirmizi dari Abu Ayyub ra/Naylul
Awtar, 5/161).

(13). Jual Beli atas belian orang lain.
Misalnya sudah terjadi transaksi jual beli yang mengandung hak khiyar untuk pembeli,
kemudian dalam masa khiyar tersebut datang orang ketiga dan berkata kepada
pembeli: batalkan transaksi anda, dan saya akan menjual barang serupa dengan
harga yang lebih murah; atau dengan barang yang lebih baik Atau Pembelian atas
Pembelian. Orang ketiga datang kepada penjual dan berkata: Batalkan transaksi
anda dengan orang kedua, dan saya akan membeli dengan harga yang lebih tinggi.
Atau Penawaran atas Penawaran, meskipun kedua belah pihak belum melakukan
akan.
Hukumnya adalah haram dan yang melakukannya menanggung dosa karena larangan
Nabi saw: Janganlah kamu membeli atas belian saudaramu. (HR Ahmad dari Ibnu
Umar ra/Naylul Awtar, 5/167).
(14). Jual Beli Bersyarat.
Jual beli fasid hukumnya jika disertai dengan syarat fasid pula dan syarat tersebut tidak
sejalan dengan tuntutan akad dan tidak dianjurkan syariat, juga tidak biasa dilakukan
orang, namun syarat tersebut hanya memberi manfaat untuk salah satu pihak saja.
Contoh seseorang membeli bahan kain dengan syarat dijahitkan oleh penjual
menjadi baju.
(15). Mengumpulkan Akad Jual Beli dengan salah satu dari enam akad berikut: Jualah,
Sharf, Musaqat, Syarikat, Nikah dan Qiradh (Mudharabah).



:


) 3/753 (

Sabda Rasulullah saw: Pendapatan
sesuai dengan tanggungan
resiko.
(Imam Ibnu Majah, 3/753)

: )



(
.
Definisi
Riba dari segi istilah bahasa sama dengan Ziyadah artinya
tambahan. Sedangkan menurut istilah teknis, riba berarti
pengambilan tambahan dari harta pokok (modal) secara bathil.

Pertukaran sesama barang ribawi dengan kadar yang berbeda
melahirkan riba.

Terdapat perbedaan pendapat dalam menjelaskan riba. Secara umum
Riba adalah penambahan terhadap hutang. Maknanya: Setiap
penambahan pada hutang baik kwalitas ataupun kwantitas, baik
banyak ataupun sedikit, adalah riba yang diharamkan.

Landasannya Al Quran Surat An-Nisa ( 4 ) ayat 29 yang berarti :
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta
sesamamu dengan jalan yang bathil.

Adapun yang dimaksud dengan jalan yang bathil dalam hal ini yaitu
pengambilan tambahan dari modal pokok tanpa ada imbalan
pengganti (kompensasi) yang dapat dibenarkan oleh Syarie.

Riba
Gambaran Terjadinya Riba
Jenis Transaksi

Jual Beli Pinjaman
Beli Jual Kelebiha
n
Ket. Pinjam Kembali Kelebiha
n
Ket.
100.000 120.00
0
20.000 Laba 100.00
0
120.00
0
20.000 Riba
Jenis-jenis
1. Secara garis besar Riba terbagi kepada
dua bagian, yaitu: Riba Hutang Piutang dan
Riba Jual Beli.

1. Riba Hutang Piutang

1. Riba Qord
2. Suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang
disyaratkan terhadap yang berhutang (Muqtaridh)

3. Riba Jahiliyyah
4. Hutang dibayar lebih dari pokoknya, karena si peminjam
tidak mampu membayar hutangnya pada waktu yang
ditetapkan

Riba
Riba Jual Beli

Riba Fadhl
Pertukaran antar barang-barang sejenis dengan
kadar/takaran yang berbeda dan barang yang
dipertukarkan termsuk dalam jenis barang ribawi.

Riba Nasiah
Penangguhan penyerahan atau penerimaan jenis
barang ribawi dengan jenis barang ribawi lainnya.

Jenis-jenis
Riba
ILLAT() (Alasan) Pelarangan Riba
Menurut Berbagai Madzhab
Persoala
n
Hanafi Maliki Syafii Hambali
Riba
Fadhl
Kadar (ditimbang
atau ditakar) dan
kesatuan jenis

Sebagai bahan
makanan. Untuk
emas dan perak
karena
tsumuniyyah
sebagai pematok
harga barang-
barang.
Untuk emas dan
perak karena
tsumuniyyah. Untuk
lainnya karena
berfungsi sebagai
bahan makanan,
buah-buahan dan
untuk obat-obatan.
Sebagian
pengikutnya
berpendapat
seperti Hanafi.
sebagian lagi
seperti pendapat
Syafiiyah. dan
sebagian lagi
berkata selain dari
emas dan perak,
illatnya karena
dapat dimakan.
Riba
Nasiah
Salah satu dari
dua illat riba fadhl
Dapat dimakan Tsumuniyah Sama
Barang
Ribawi
Lebih dari tujuh,
asal dapat
ditimbang, ditakar
atau kesatuan
jenis.
Lebih dari tujuh
asal dapat
disimpan dan
dimakan.
Lebih dari tujuh
asal sebagai
makanan dan
berfungsi sebagai
buah-buahan dan
obat-obatan.
Lebih dari tujuh
Para Fuqoha sepakat bahwa riba diharamkan pada 7 barang yaitu emas, perak, burr, syair, korma,
anggur kering, dan garam. Namun mereka berselisih di luar dari tujuh barang tersebut.
Bagi Hasil
Bunga
Penentuan tingkat suku bunga dibuat
pada waktu akad dengan pedoman
harus selalu untung

Besarnya prosentase berdasarkan pada
jumlah uang (modal) yang dipinjamkan.

Pembayaran bunga tetap seperti yang
dijanjikan tanpa pertimbangan apakah
proyek yang dijalankan oleh pihak
nasabah untung atau rugi.

Jumlah pembayaran bunga tidak
meningkat sekalipun jumlah keuntungan
berlipat atau keadaan ekonomi sedang
booming.

Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak
dikecam) oleh semua agama termasuk
Islam.
Perbedaan
Antara Bunga
dan Bagi Hasil
Penentuan besarnya rasio bagi hasil
dibuat pada waktu akad dengan
berpedoman pada kemungkinan untung
rugi.

Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan
pada jumlah keuntungan yang diperoleh

Bagi hasil tergantung pada keuntungan
proyek yang dijalankan sekiranya itu
tidak mendapatkan keuntungan maka
kerugian akan ditanggung bersama oleh
kedua belah pihak.

Jumlah pembagian laba meningkat
sesuai dengan peningkatan jumlah
pendapatan.

Tidak ada yang meragukan keuntungan
bagi hasil.


ODalam keadaan-keadaan darurat sesuatu yang dilarang
dibolehkan guna menyelamatkan nyawa

OHanya bunga yang berlipatganda saja yang dilarang, adapun
suku bunga yang wajar dan tidak menzalimi diperkenankan

OBunga diberikan sebagai ganti rugi (opportunity cost) atas
hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan dari
pengolahan dana tersebut

OHanya kredit yang bersifat konsumtif saja yang pengambilan
bunganya dilarang adapun yang produktif tidak demikian

OUang dapat dianggap sebagai komoditi sebagaimana
barang-barang lainnya oleh karena itu dapat disewakan dan
diambil upah atasnya

9
Alasan
Yang Mengatakan Interest
Bukan Riba


OBunga diberikan untuk mengimbangi laju inflasi yang
mengakibatkan menyusutnya nilai uang

OBunga diberikan atas dasar abstinence

OSejumlah uang pada masa kini mempunyai nilai yang
lebih tinggi dari jumlah yang sama pada suatu masa
nanti. Oleh karena itu bunga diberikan untuk
mengimbangi penurunan nilai ini

OBank, demikian juga Lembaga Keuangan Bukan Bank
(LKBB) sebagai lembaga hukum tidak termasuk
teritorial hukum taklif

9
Alasan
Yang Mengatakan Interest
Bukan Riba
Diskusi
( 1 ) Darurat

Pembahasan yang jelas akan pengertian darurat
yang dinyatakan oleh syara dan bukan pengertian
sehari-hari akan istilah ini

Pembatasan yang pasti akan pengambilan
dispensasi darurat ini, sesuai dengan metodologi
usul fiqh. Terutama penerapan Al Qawaid Al
Fiqhiah seputar kadar darurat.
9
Alasan


Diskusi
9
Alasan
( 2 ) Berlipat Ganda

Pemahaman kembali surat Ali Imran 130
secara cermat, mengkaitkannya dengan spirit
ayat-ayat riba lainnya secara komprehensif,
demikian juga fase-fase pelarangan riba
secara menyeluruh

Memahami secara mendalam makna mafhum
mukhalafah dalam pemahaman teks-teks
Quran & Sunnah, jenis-jenisnya, serta syarat-
syarat pengambilan hukum daripadanya.


Diskusi
9
Alasan
( 3 ) Opportunity Cost

Menghilangkan asumsi sepihak dalam urusan Ganti
Rugi dimana deposan secara dimuka mengharuskan
keuntungan minimal dalam proyek debitur (paling
minimal sama dengan suku bunga) Dimana hal ini
tidak demikian manakala si deposan yaitu
menangani sendiri proyeknya yaitu kemungkinan
untung rugi dalam usaha

Tidak menghilangkan kesempatan untuk
mendapatkan keuntungan dari proyek dengan
prinsip bagi hasil


( 4 ) Konsumtif - Produktif

Dapat dipastikan bahwa imbalan produksi
marginal dari dana senantiasa lebih besar dari
suku bunga

Dapatkah dipertahankan bahwa bentuk-bentuk
kredit di jaman pra Islam adalah seluruhnya
konsumtif mengingat luasnya jaringan
perdagangan Arab dengan India dan Cina, yang
memerlukan suplai produksi yang memadai
dimana kredit untuk tujuan tersebut adalah suatu
persyaratan utama
Diskusi
9
Alasan


Diskusi
9
Alasan
( 5 ) Uang sebagai komoditi

Memahami sifat-sifat khusus yang dimiliki uang dan
kemungkinan penyamaannya dengan komoditi lain terutama
kepercayaan masyarakat kepadanya dan daya tukar yang
dimilikinya serta sanksi hukum atas penolakannya
Mendefinisikan kembali pengertian sewa terutama
perbedaannya dari pinjam-meminjam
Kalau dalam keadaan normal (tidak ada inflasi), apakah uang
seperti komoditi lainnya katakanlah rumah mengalami
penyusutan nilai karena dipergunakan sehingga berhak atas
sewa untuk mengimbangi penyusutan nilai tersebut
Sejauh mana bisa keluar dari Riba Al Fadl


( 6 ) Inflasi
Memantau roda ekonomi dari atas dan bawah, dalam
artian tidak hanya inflasi tetapi juga deflasi dimana
perekonomian mengalami masa lesu yang memaksa
produsen untuk menjual produksinya mendekati biaya
produksi yang pada gilirannya akan menurunkan daya
beli uang
Tidak menghilangkan kemungkinan-kemungkinan untuk
mendapatkan keuntungan dari prinsip bagi hasil, yang
tidak jarang melebihi tingkat inflasi
Mengukur sejauh mana sifat-sifat yang dimiliki inflasi
dapat dijadikan sebagai illah dalam Hukum dengan
menggunakan standar syarar-syarat Illah yang telah
menjadi konsesus dalam methodologi Ushul Fiqh

Diskusi
9
Alasan


( 7 ) Abstinence
Standar apa yang digunakan untuk mengukur unsur
Pengobatan (dengan penundaan konsumsi) dari
teori bunga Abstinence

Seandainya standar telah didapatkan bagaimana
menentukan suku yang adil bagi kedua belah
pihak

Dapatkah hal ini menjadi illah dalam Hukum sesuai
dengan Rules of Games Ushul Fiqh ?

Tidak menghilangkan kemungkinan laba dari
investasi bagi hasil selama masih penundaan.
Diskusi
9
Alasan


( 8 ) Time Preference Theory

Menganalisa Filsafat Time Preference Theory yang
menyatakan bahwa saat ini lebih berharga dari
masa yang akan datang, bukankah setiap orang
menabung dan belajar beranggapan bahwa hari
depan harus lebih baik dari hari ini?

Menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
misalnya praktek asuransi dimana pemegang polis
mengorbankan masa kini untuk kenyamanan masa
depan.
Diskusi
9
Alasan


( 9 ) Badan Hukum dan Hukum Taklif
Apakah yang dimaksud dengan Dela Personnalite
Juridique ?

Dari catatan sejarah apakah tidak pernah terjadi adanya
suatu perkumpulan individu yang mendapatkan perizinan
dari pihak yang berwenang untuk memberikan jasa-jasa
tertentu, sebelum masa Rasulullah. Sehingga ketika ayat-
ayat Riba turun ia berada di luar jangkauannya ?

Apakah konsekuensi dari tidak termasuknya Badan
Hukum dalam khitab Taklif berarti bebas dari segala
tuntutan hukum ?

Diskusi
9
Alasan
4


Larangan yang terdapat dalam Al
Quran tidak diturunkan sekaligus
melainkan secara bertahap
Tahapan

Pelarangan Riba
Dalam Al Quran



Tahap Pertama, menolak anggapan bahwa pinjaman riba
pada zahirnya menolong mereka yang memerlukan
sebagai suatu perbuatan mendekati atau taqarrub kepada
Allah SWT.

Firman Allah SWT:
Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia
bertambah pada harta manusia. Maka riba itu tidak menambah
pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang
kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang
berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipatgandakan
(pahalanya) (QS. Ar Rum:39).
4
4
4
Tahapan
Pelarangan Riba
Dalam Al Quran
Tahapan Tahapan
Pelarangan Riba Pelarangan Riba
Dalam Dalam Al
Al
Quran
Quran

Tahap kedua, riba digambarkan sebagai suatu yang
buruk dan balasan yang keras kepada orang Yahudi
yang memakan riba.

Firman Allah SWT:
Maka disebabkan kezhaliman orang-orang Yahudi, Kami
haramkan atas mereka (memakan makanan) yang baik-baik
(yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka
banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah, dan disebabkan
mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah
dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta orang
dengan jalan yang bathil. Kami telah menyediakan untuk orang-
orang yang kafir diantara mereka itu siksa yang pedih (QS.
An-Nisa: 160-161).

4
4
4
Tahapan
Pelarangan Riba
Dalam Al Quran
Tahapan Tahapan
Pelarangan Riba Pelarangan Riba
Dalam Dalam Al
Al
Quran
Quran



Tahap ketiga, riba itu diharamkan dengan dikaitkan
kepada suatu tambahan yang berlipat ganda.

Allah SWT. Berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan
riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada
Allah supaya kamu mendapat keberuntungan (QS. Ali
Imran:130).

Ahli-ahli tafsir Islam berpendapat bahwa berkaitan
demikian disebabkan riba jenis tersebut adalah
suatu yang banyak berlaku pada masa itu.

4
4
4
Tahapan
Pelarangan Riba
Dalam Al Quran
Tahapan Tahapan
Pelarangan Riba Pelarangan Riba
Dalam Dalam Al
Al
Quran
Quran


Tahap akhir sekali, ayat riba diturunkan oleh Allah
SWT. Yang dengan jelas sekali mengharamkan
sebarang jenis tambahan yang diambil daripada
pinjaman.

Firman Allah SWT:
Hai orang-orang yang beriman,bertakwalah kepada Allah
dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu
orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak
mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah,
bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika
kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu
pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak pula
dianiaya
(QS. Al Baqarah: 278-279)


4
4
4
Tahapan
Pelarangan Riba
Dalam Al Quran
Tahapan Tahapan
Pelarangan Riba Pelarangan Riba
Dalam Dalam Al
Al
Quran
Quran
Larangan Riba
Dalam Hadits

Hadits juga merupakan sumber rujukan, selain Al
Quran, bagi umat Islam untuk mengesahkan
atau mendapatkan keterangan lebih lanjut dari
nash / teks peraturan yang telah digariskan Al
Quran



Sekiranya mereka menerima, hal itu baik dan bagus. Penolakan
berarti (tantangan untuk) perang.
Hadits ini merupakan isi dari surat Rasulullah SAW kepada
Itab bin Usaid, gubernur Mekkah, agar kaum Thaif tidak
menuntut hutangnya (riba yang telah terjadi sebelum
kedatangan Islam) dari Bani Mughirah.

I ngatlah bahwa kamu akan menghadap Tuhanmu, dan Dia pasti
akan menghitung amalanmu. Allah telah melarang kamu
mengambil riba, oleh karena itu, hutang akibat riba harus
dihapuskan. Modal (uang pokok) kamu adalah hak kamu. Kamu
tidak akan menderita ataupun mengalami ketidakadilan.
Hadits ini merupakan amanat terakhir Rasulullah SAW pada
9 Dzulhijjah tahun 10 Hijriah.


Larangan Riba
Dalam Hadits
Larangan Riba
Larangan Riba
Dalam
Dalam
Hadits
Hadits


Diriwayatkan oleh Samura bin J undab bahwa Rasulullah SAW
bersabda, Malam tadi aku bermimpi, telah datang dua orang dan
membawaku ke tanah suci. Dalam perjalanan, sampailah kami ke suatu
sungai darah, di mana di dalamnya berdiri seorang laki-laki. Di pinggir
sungai tersebut berdiri seorang laki-laki lain dengan batu di tangannya.
Laki-laki yang di tengah sungai itu berusaha untuk keluar, tetapi laki-
laki yang di pinggir sungai tadi melempari mulutnya dengan batu dan
memaksanya kembali ke tempat asal. Aku bertanya, Siapakah itu ?,
Aku diberitahu, bahwa laki-laki yang ditengah sungai itu ialah orang
yang memakan riba. (HR.Bukhari)

J abir berkata bahwa Rasulullah SAW mengutuk orang yang menerima
riba, orang yang membayarnya dan orang yang mencatatnya, dan dua
orang saksinya, kemudian Beliau bersabda, Mereka itu semuanya
sama. (HR.Muslim).

Larangan Riba
Dalam Hadits
Larangan Riba Larangan Riba
Dalam
Dalam
Hadits
Hadits
FATWA ULAMA KONTEMPORER
TENTANG RIBA

+ Muktamar II Lembaga Riset Islam Al-Azhar Kairo, bulan Mei 1965 yg
dihadiri oleh 35 negara Islam menyepakati beberapa hal diantaranya
Bunga dari semua jenis pinjaman hukumnya riba dan diharamkan

+ Rabithah Al-alam Al-islami: Bunga bank yang berlaku dalam perbankan
konvensional adalah riba yang diharamkan (Keputusan No.6 Sidang ke-9,
Mekkah 12 19 Rajab 1406 H)

+ Majma Fiqh Islamy, OKI: Setiap tambahan (bunga) atas hutang yang
telah jatuh tempo dan orang yang berutang tidak mampu membayarnya,
dan sebagai imbalan atas penundaan itu, demikian pula bunga (interest)
atas pinjaman yang ditetapkan diawal perjanjian, maka kedua bentuk ini
adalah Riba yang diharamkan dalam syariat. (Keputusan No. 10 Majlis
Majma Fiqh Islamy, Konferensi OKI II, 22-28 Desember 1985)

PENDAPAT CENDIKIAWAN
(FAILASUF) TENTANG RIBA
+ Plato (427-347 SM): Bunga merupakan alat
eksploitasi kaum kaya terhadap kaum miskin,
bahkan sistem bunga menyebabkan sistem
perpecahan dalam masyarakat

+ Aristoteles (384 322 SM): Fungsi uang
adalah sebagai alat tukar menukar dan bukan
alat menghasilkan tambahan melalui bunga

+ Cicerco (234-149 SM) meminta anaknya
untuk menjauhi dua jenis pekerjaan yaitu
memungut cukai (pajak) dan memberi
pinjaman dengan bunga

+ Cato (106-43 SM) memberikan ilustrasi
tentang yang terjadi dalam tradisinya, yaitu:
pencuri didenda dua kali lipat sedangkan
pemakan bunga dari hasil transaksi didenda
empat kali lipat

ECONOMISTS POINT OF VIEWS
+ Lord Kent (ahli sosial ekonomi dari Inggris):
Sistem tata sosial kemasyarakatan akan berjalan
pada porosnya (harmonis) kalau praktek sistem
bunga (praktek riba) dapat diturunkan sampai
ke derajat nol

+ Minsky (1985), Bernante and Gertler (1989),
Greenwald and Stiglizt (1990) argue that interest
rate system is a major part in the explanation of
cyclical fluctuation. Therefore in Western
economics literature there is almost a tradition
even though not mainstream which indicate that
economic evils of our time is as a result of
interest rate and associated with bank credit
expansion and contractions

+ Maurice Allaice (1993) the main objective of fiscal
and monetary policy in modern (conventional)
economic are fail to be achieved due to cyclical
fluctuation as a result of interest rate system.
PRINSIP-PRINSIP AKAD
PADA PRODUK PERBANKAN
SYARIAH
JUAL BELI :
* Pengertian
* Dasar Hukum
* Rukun dan Syarat
* Unsur Kelalaian
* Bentuk-bentuk Jual Beli
Pengertian & Dasar Hukum
Pengertian :
Saling menukar harta dengan harta/yang
sepadan melalui cara tertentu yang
bermanfaat

Dasar Hukum : QS. Al-Baqarah/2: 275.
QS. An-Nisa/4: 29.


- Pihak yang berakad (penjual dan pembeli)
- Ijab Qabul (pernyataan kesepakatan)
- Barang/Objek
- Nilai Tukar/Pengganti barang
Syarat Sah Jual Beli:
1. Objek terhindar dari cacat
2. Kriteria objek jelas ( jenis, kualitas, kuantitas
nilai./harga)
3. Tidak mengandung unsur paksaan, tipuan
mudharat.

* Rukun dan Syarat
* Unsur Kelalaian
1. Objek jual beli bukan milik penjual
2. Objek hasil curian
3. Menyalahi kesepakatan
4. Objek rusak dalam perjalanan
5. Objek berbeda dari contoh yg disepakati.
Resiko: Ganti rugi/adh-Dhaman dari pihak yg
lalai.


* Bentuk-bentuk Jual Beli
1. Jual beli yang sahih : memenuhi syaratdan
rukun yang ditentukan
2. Jual beli yang batal
3. Jual beli Fasid

MURABAHAH
Pengertian:
Jual Beli barang pada harga pokok dengan tambahan
keuntungan yang disepakati.
Ketentuan:
- Barang telah dimiliki oleh penjual
- Keuntungan dan resiko di tangan penjual
- Harus ada informasi harga dan biaya yang wajar
- Informasi keuntungan yang jelas.

Mekanisme Murabahah
Berlaku waad atau janji
Waad atau janji dari pembeli kepada penjual akan
membeli barang yang dipesan/bukti pemesanan. Setelah
pihak penjual memiliki barang, baru akad berlangsung.
Pembayaran dapat dilakukan secara tangguh (Muajjal)
atau angsuran (Taqsith), penjual dapat meminta tambahan
harga.

ASPEK PENENTUAN HARGA
MURABAHAH
Berdasarkan kebiasaan bisnis yang berlaku
(Urf/konvensi/peraturan dagang internasional)
Kaidah : almuslimuna ala syurutihim
Tambahan harga ditetapkan saat akad.
Komponen biaya harus jelas.
Keuntungan penjual tidak atas dasar bunga cicilan, tetapi
selisih harga pokok dan harga jual yang ditentukan saat
akad.
Uang muka (Urbun) boleh untuk melindungi hak bagi
para pihak jika terjadi penarikan diri dari transaksi
(fasakh).
Bai salam
* Salam adalah Jual Beli barang tertentu yang
pembayarannya dilakukan di muka dan
pengirimannya menyusul kemudian (tangguh)
*Salam dapat pula dilakukan bertingkat ( Salam al
Muwazi)
Nasabah melakukan salam kepada Bank, dan Bank
melakukan salam kepada pihak lain dalam rangka
memenuhi kewajibannya.
ISTISHNA
Istishna ialah kontrak penjualan antara pembeli dan
pembuat barang (shani), shani menerima pesanan
dari pembeli (mustashni) untuk membuat barang
dengan spesifikasi yang telah disepakati.
Kedua belah pihak bersepakat atas harga serat
sistem pembayaran (di muka, cicilan, tangguh
dengan waktu ditentukan
Istishna al Muwazi (Paralel)
Pembuat barang (shani) menggunakan subkontraktor untuk
melaksanakan kontrak tersebut, pembuat barang (shani)
membuat kontrak Istishna kedua untuk memenuhi kewajibannya
pada kontrak pertama
Akibat Hukum :
Bank sebagai pembuat kontrak pertama adalah pihak yang
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kewajiban, kesalahan,
kelalaian, pelanggaran (resiko). Tanggung jawab atas resiko ini
membuat bank berhak atas keuntungan.
Penerima subkontrak pembuatan Istishna bertingkat
bertanggung jawab terhadp bank sebagai pemesan. Ia tidak
mempunyai hubungan hukum secara langsung dengan nasabah
pada kontrak pertama

IJARAH
Transaksi terhadap suatu manfaat
tertentu, bersifat mubah dan dapat
dimanfaatkan dengan imbalan tertentu
Ijarah ditunjukkan untuk manfaat atau
jasa bukan materi/benda
Ijarah dapat berupa manfaat/nilai

Ketentuan Ijarah
1. Kedua belah pihak memenuhi syarat hukum
2. Kedua belah pihak menyatakan kerelaannya untuk melakukan
ijarah dan tidak terpaksa
3. Manfaat objek diketahui secara jelas
4. Penyewa berhak atas manfat baik untuk dirinya sendiri atau untuk
orang lain baik dengan cara menyewakannya atau meminjamkan
5. Objek Ijarah dapat diserahkan dan dipergunakan secara langsung
6. Objek Ijarah adalah halal



Ijarah Jasa (Ijarah ala al amal) bukan merupakan
kewajiban (fardhu ain) seperti shalat, puasa. Tetapi
bersifat fardu kifayah
Objek Ijarah merupakan sesuatu yang biasa
disewakan (urf)
Upah/sewa tidak sejenis dengan manfaat yang
disewakan


Ijarah Muntahiyah bi alTamlik
Kontrak atas manfaat suatu barang dengan nilai
tukar tententu. Penyewa diberikan pilihan (options)
untuk memiliki barang yang disewakan. Pemberi
sewa (bank) berjanji (waad) kepada penyewa untuk
memindahkan kepemilikan objek setelah masa sewa
berakhir
Akad Ijarah Berakhir
Objek hilang/lenyap : terbakar, faktor alam
Habis masa waktunya
Salah satu pihak yang wafat dapat
dialihkan pada ahli warisnya
Objek disita, pailit

SYIRKAH
Pengertian:
Kerjasama antara dua pihak atau lebih
dalam hal modal dan keuntungan
Dasar Hukum :
Q.S an Nisa/4 : 12 ; Q.S Shad/38 : 24

Bentuk-bentuk Syirkah
Syirkah al Amlak
Syirkah Uqud. Syirkah ini terdiri dari:
1. SyirkahInan
2.Syirkah Abdan
3.Syirkah Wujuh

Syirkah Inan
Perserikatan dalam modal pada suatu
kontrak bisnis yang dilakukan dua orang
atau lebih dan keuntungan dibagi bersama
Modal, kerja dan tanggung jawab yang
digabungkan tidak harus sama
kuantitasnya
Keuntungan dibagi sesuai porsi yang
ditentukan atas kesepakatan bersama
Syirkah Mufawadhah
Kontrak kerjasama antara dua orang atau
lebih. Setiap pihak memberikan suatu
porsi dari keseluruhan dana dan
partisipasi kerja.
Setiap pihak membagi keuntungan dan
kerugian secara bersama.
Para pihak dapat bertindak sebagai wakil
dan penjamin/kafil atas kemitraan tersebut
Syirkah al Wujuh
Kerjasama antara dua orang atau lebih
tanpa modal tetapi atas dasar
kepercayaan.
Dalam syirkah ini biasanya para pihak
membeli barang dengan cara tangguh
atas dasr kepercayaan dan menjualnya
dengan cara tunai
Syirkah Abdan/Amal
Kerjasama dua orang atau lebih untuk
menerima suatu pekerjaan/order kerja.
Hasil/keuntungan dibagi bersama sesuai
kesepakatan
Mudharabah
Pengertian: Kerjasama antara pemilik
modal dengan seorang pekerja/pebisnis
dan keuntungan dibagi sesuai dengan
kesepakatan
Dasar Hukum: Q.S al Muzammil/73:20;
Q.S al Baqarah/2: 198. ; Hadist
Bentuk : Muqayyadah dan Muthlaqah
Wadiah
Pengertian : Melibatkan pihak lain dalam memelihara
harta/aset tertentu dengan cara tertentu (titipan)
Dasar Hukum : Q.S an Nisa/4:58; Q.S Al Baqarah/2:
283; Hadist
Status Wadiah adalah amanah
Dapat dibebankan ganti rugi (dhaman) jika:
1. Tidak dipelihara sebagaimana mestinya
2. Objek dititipkan kepada pihak ketiga
3. Objek dimanfaatkan oleh pihak kedua
3. Pihak kedua mengingkari wadiah
4. Pihak kedua mencampurkan objek titipan dengan
barang miliknya dan sulit dipisahkan
5. Pihak kedua melanggar syarat yang ditentukan
6 Objek wadiah dibawa pergi/hilang di tangan pihak kedua
* Di Perbankan Syariah : aplikasi wadiah yad adh dhamah
kurang tepat, secara substansi adalah akad qardh.

Ketentuan-ketentuan
Mudharabah
Modal di tangan pengusaha berstatus
amanah seperti wakil dalam jual beli
Pengusaha berhak atas keuntungan
sesuai kesepakatan
Komponen biaya/cost disepakati sejak
awal akad
Pemilik modal (shahibul mal) berhak atas
keuntungan dan menanggung resiko

Rahn
Pengertian: Menjadikan barang yang mempunyai nilai harta sebagai
jaminan hutang sehingga penerima dapat emngambil kembali
hutangnya semua atau sebagian.
Dalam Perbankan akad ini dapat digunakan sebagai tambahan
pembiayaan yeng beresiko dan memerlukan jaminan (accessoir)
Akad ini dapat juga menjadi produk tersendiri untuk melayani
kebutuhan nasabah yang bersifat jasa maupun konsumtif.
Bank tidak dapat meminta biaya kecuali biaya pemeliharaan dan
keamanan atas barang yang digadaikan tersebut.
wakalah
Pemberian kewenangan/kuasa kepada pihak lain
tentang hal yang harus dilakukannya dan penerima
kuasa menjadi pengganti pemberi kuasa selama batas
waktu yang ditentukan
Wakalah dapat dilakukan dengan menerima bayaran/
fee/umalah atau tanpa bayaran
Bentuk Wakalah : Muqayyadah dan Muthlaqah
Kafalah
Pengertian: Kafalah berarti juga al dhaman,
Kafalah berarti pula: Menggabungkan satu tanggung jawab
kepada tanggung jawab yang lain dalam penagihan hutang baik
jiwa maupun harta.
Dasar Hukum: Q.S Yusuf :66; Yusuf: 72; Hadist
Kafalah terdiri dari : kafalah bi al Mal (harta) dan kafalah bi al
Wajhi (jiwa).
Kafalah Harta (kafalah bi al Mal) teridri dari: a) kafalah bi al
Dayn (kewajiban hutang); b) kafalah bi at Taslim (penyerahan
benda); c) kafalah bi al Aibi (jika barang yang dijual
mengandung cacat)
Pada Perbankan Syariah kafalah seprti halnya : penerbitan
garansi bank/bank (guarantee). Kafalah adalah warkat yang
diterbitkan oleh bank yang berakibat kewajiban membayar
terhadap pihak yang menerima garansi jika pihak yang dijamin
cedera janji (wanprestasi)

HAWALAH
Hawalah adalah akad pemindahan utang piutang satu
pihak kepada pihak lain. Adapun akad hawalah yang
dipraktekkan umumnya berbentuk subrogasi.
Di pasar konvensional praktek hawalah dapat dilihat
pada transaksi anjak piutang (factoring).
Hawalah juga dapat dilihat dalam bentuk transaksi
pembiayaan dan jual beli surat-surat berharga.
Konsep Kepemilikan
dalam Islam
Konsep Kepemilikan dalam
Islam
Pengertian
Hubungan antara manusia dengan harta yang
ditentukan oleh syara dalam bentuk perlakuan
secara khusus thdp. harta tersebut yang
memungkinkan untuk mempergunakannya secara
umum sampai ada larangan untuk
menggunakannya.
Bahasa: Penguasaan manusia atas harta dan
penggunaannya secara pribadi
Definisi Istilah: Pengkhususan hak atas sesuatu
tanpa orang lain, dan dia berhak untuk
menggunakannya sejak awal kecuali ada
larangan syariy.
Larangan syariy seperti: Keadaan gila,
keterbelakangan akal (idiot), belum cukup umur
ataupun cacat mental, dll.

Keadaan/Pembagian Harta,
dapat dimiliki ataupun tidaknya:
Harta yang tidak dapat dimiliki
dan dihakmilikkan orang lain
Setiap harta milik umum seperti
jalanan, jembatan, sungai dll. dimana
harta/barang tersebut untuk keperluan
umum.

Harta yang tidak bisa dimiliki
kecuali dengan ketentuan
syariah
Seperti harta wakaf, harta baitul mal
dll. Maka harta wakaf tidak bisa dijual
atau dihibahkan kecuali dalam kondisi
tertentu seperti mudah rusak ataupun
biaya pengurusannya lebih besar nilai
hartanya.

Harta yang bisa dimiliki dan
dihakmilikkan kpd. lainnya
Selain dari dua jenis harta dalam
kategori tsb. diatas.

Karakteristik Hak manfaat atau
pemanfaatan atas sesuatu harta
Habisnya Hak Manfaat
Macam-macam Pemilikan
yang tidak sempurna
Pemilikan atas barang saja
Hak kepemilikan milik sendiri, namun hak
pakai milik yang lain
Hak Pakai tidak bisa diwariskan menurut
Hanafiyah

Pemilikan manfaat perorangan
atau hak pakai saja
Lima hal yang menyebabkan hak pakai/pemilikan manfaat:
1. Peminjaman, menurut jumhur hanafiyah dan malikiyah,barang
yang dipinjam dapat dipinjamkan kepada yang lainnya. Adapun
menurut syafiiyah dan Hanbali, barang tersebut tidak dapat di
pinjamkan kepada orang lain (selain peminjam)
Pemindahan hak pakai tanpa membayar ganti
2. Sewa (Ijarah), yaitu pemindahan hak pakai dengan membayar
ganti
3. Wakaf, yaitu penahanan kepemilikan atas barang pada seseorang
dan memindahkan hak manfaatnya kepada yang diberikan wakaf
4. Wasiyat
5. Ibahah, izin untuk menggunakan sesuatu atau memakainya
Perbedaan antara ibahah dan pemilikan

Jenis-jenis pemilikan
Taam: Sempurna
Jenis Kepemilikian atas sesuatu yang
sekaligus dapat memanfaatkannya, atau
si pemilik berhak atas seluruh hak-hak
syariy
Tidak terbatas pada waktu
Tidak dapat di batalkan pemilikannya

Naqis: Tidak Sempurna
Bisa hanya memiliki ataupun punya hak
pakai
Hak Pakai pada barang tidak bergerak seperti
rumah atau tanah

Harta Dalam Islam
Harta dalam Islam
Difinisi
Menurut Bahasa
Dalam Quran/Sunnah
" Dan, kamu mencintai harta benda dengan kecintaan
yang berlebihan. " (Al-Fajr 20)
Al Kahfi: 34
Al baqarah 177
ali Imran ayat 14
Hadits:" Sebaik-baik maal ialah yang berada pada orang
yang saleh." (Bukhari dan Muslim)
Hadits:" Celakalah budak-budak dinar, dirham, dan
kemewahan, yaitu jika diberi, mereka segan, dan jika
tidak diberi, mereka benci." (Muslim)
Dalam Kamus: Segala sesuatu yang dimiliki (Lisanul
Arab)

Menurut Istilah
Madzhab Hanafiyah: Semua yang mungkin dimiliki, disimpan dan
dimanfaatkan
Dua unsur menurut madzhab: 1. Dimiliki dan disimpan 2. Biasa
dimanfaatkan
Jumhur Fuqaha; Setiap yang berharga yang harus diganti apabila
rusak
Hambali: apa-apa yang memiliki manfaat yang mubah untuk suatu
keperluan dan atau untuk kondisi darurat.
Imam Syafii: barang-barang yang mempunyai nilai untuk dijual dan
nilai harta itu akan terus ada kecuali kalau semua orang telah
meninggalkannya (tidak berguna lagi bagi manusia).
Ibnu Abidin: segala yang disukai nafsu atau jiwa dan bisa disimpan
sampai waktu ia dibutuhkan.
As Suyuti dinukil dari Imam Syafii: tidak ada yang bisa disebut mal
(harta) kecuali apa-apa yang memiliki nilai penjualan dan diberi sanksi
bagi orang yang merusaknya. Harta(nilai harta).

Pembagian
Dari segi tujuannya
Untuk muamalah: Uang berfungsi sebagai harga
dan nilai; yang digunakan untuk pertukaran
antara barang dan jasa pelayanan,
mata uang murni (emas dan Perak)
Mata uang muqayyad (uang fiat, kertas, kartal,
logam dan sejenisnya)
Untuk diambil Manfaatnya: barang-barang
Barang-barang milik: diambil manfaatnya, untuk
tujuan konsumsi: hewan (hasil susu - kembang biak),
bangunan - (disewakan)
barang-barang dagangan: untuk jual beli, tukar
menukar, dibeli atau diproduksi untuk perdagangan

Dari aspek halal dan haram
Bernilai (mutaqawwim): uang, barang
dagangan, tanah, binatang ternak, makan dll. -
dan orang yang merusakknya harus memberikan
jaminan (pengganti)
Syarat-syaratnya: 1. boleh dimanfaatkan secara
syari'y, 2. boleh dimiliki dengan jelas.
Tidak Bernilai (Ghoir Mutaqawwim): Harta yang
tidak dikhususkan dan tidak boleh dimanfaatkan
kecuali dalam keadaan darurat.
Pembahasan fikih/manfaat pembagian ini:
Status transaksinya
hak ganti/jaminan apabila rusak

Dari aspek dapat pindah atau
tidak
Dapat dipindahkan (Manqul)
Tidak dapat dipindahkan (Aqqar)
Pembahasan fikih/manfaat pembagian ini:
SYuf'ah
Waqf
Ba'i al Washiy ala al qashir
Jual beli piutang
Jual beli properti sebelum pindak kepemilikannya
Hak-hak sesama tetangga dan hubungannya dengan
harta

Aspek penilaian unit satuan
atau bagian-bagiannya
Dihitung sesuai nilai kesamaan (Mithliy)
Dihitung sesuai dengan nilai satuannya
(Qiyamiy)
Pembahasan fikih/manfaat pembagian
ini:
Penetapan dalam tanggungan
hak ganti/jaminan apabila rusak
Pembagian barang pengganti dan caranya
masalah Riba

Dari aspek dapat berubah atau
tidak
Dapat habis (istihlakiy)
Dapat digunakan (Isti'maliy)

Hal-hal lain yang berhubungan
dengan harta
Tentang hak dan Manfaat
Menurut hanafiyah: Hak dan manfaat tidak
termasuk harta, akan tetapi kepemilikan.
Menurut Jumhur ulama : masuk dalam kategori
harta karena aspek kemanfaatannya dan bukan
dzatnya.
Hak
Manfaat
yang dimaksud dengan manfaat ialah; faedah yang
dihasilkan dari sesuatu seperti rumah ditempati,
mobil dikendarai dll.

harta-harta yang bernilai
Mata uang
mata uang murni spt: emas, perak
mata uang muqayyad, spt: uang kertas,
logam, cek, deposti di bank dll.

barang
Barang milik, spt: bangunan, perangkat
rumah, mobil kendaraan, binatang
ternak. harta maknawi seperti hak paten
dll.
Barang dagang seperti komoditi, piutang,
surat-surat tanda terima, titipan/pesanan
pada orang lain, surat-surat obligasi,
pendapatan-pendapatan yang masih
berada pada orang lain. dll.

Pengertian Modal pokok dalam
Islam
Pengertian
Bagian dari maal yang mempunyai nilai,
terakumulasi, dan dapat berkembang selama
mengoperasikannya di bdg-bdg. yang
bermanfaat
Semua harta yang bernilai dalam pandangan
syar'i, yang aktivitas manusia ikut berperan
serta dalam usaha produksinya dengan tujuan
pengembangan (lihat Sya'ban Fahmi Abdul Aziz,
Dauru Rasil maal fi al-Fikr al-Islami, tesis
master tahun 1979.
Dalam Al-Quran: Al Baqarah: 274

Terdiri atas:
uang
seluruh kekayaan yang digunakan untuk
memproduksi kekayaaan yang baru
barang dagangan, dgn syarat: dimiliki secara
penuh dan diniatkan untuk diperdagangkan.
Semua harta yang bernilai dalam pandangan
syar'i, yang aktivitas manusia ikut berperan
serta dalam usaha produksinya dengan tujuan
pengembangan (lihat Sya'ban Fahmi Abdul Aziz,
Dauru Rasil maal fi al-Fikr al-Islami, tesis
master tahun 1979.

Syarat-syarat
Harta dimiliki scr. penuh
mempunyai nilai tukar
dapat dimanfaatkan secara syari
ada niat yang dpt. membedakan jenis
aktivitas, spt: perdagangan, industri dan
pertanian

Landasan dasar dalam
pengertian mal
Harta dalam Islam
Definisi Uang
Secara Bahasa

Nuqud; ada beberapa pendapat tentang defenisi nuqud, diantaranya:
Semua hal yang digunakan oleh masyarakat dalam melakukan transaksi, baik dari
emas (emas), perak (dirham), maupun tembaga (fulus).
Segala sesuatu yang diterima secara umum sebagai media pertukaran dan
pengukurnilai.
Atsman; dari sudut bahasa memiliki pengertian antara lain; qimah yakni nilai sesuatu,
dan harga pembayaran barang yang dijual, yakni sesuatu dalambentuk apapun yang
diterima oleh pihak penjual sebagai imbalan dari barang yang dijualnya. Dalam tataran
fiqh istilah itu digunakan untuk menunjukkan uang emas dan perak.
Fulus; digunakan untuk pengertian logam bukan emas dan perak yang dibuat dan
berlaku ditengah-tengah masyarakat sebagai uang dan pembayaran.
Sikkah; (jamak; sukak) dipakai untuk dua pengertian, yakni pertma, istilah untuk
stempel besi yang dipakai untuk mencap (mentera) mata uang, dan kedua, mata uang
dinar dan dirham yang telah dicetak dan distempel. (uang logam)
Umlah; memiliki dua pengertian, yakni, pertama, satuan mata uang yang berlaku di
negara atau wilayah tertentu, misalnya 'umlah yang berlaku di Yordania adalah Dinar
dan di Indonesia adalah Rupiah; kedua, mata uang dalam arti umum sama dengan
nuqud.
Tamyiz untuk membedakan antara dinar yang kualitas bagus dan yang jelek dan
membedakan dinar dan dirham.
Definisi Uang
Secara Istilah
Menurut Imam Al-Gazali : "Uang (dinar dan dirham)
adalah khadimani wa laa khadimun lahuma wa muradani
wa laa yuraadhani, uang adalah alat-alat yang dipakai
untuk mencapi sesuatu maksud, sebagai alat perantara
saja dan tidak untuk yang lain.
Menurut Adnan Khaliq At-Thur, uang adalah tidak
berkaitan dengan logam mulia tetapi berstandar pada
logam mulia.
Menurut Dr. Rifat As-Sayyid al-Audhy uang adalah
sesuatu yang diakui dan diterima secara umum sebagai
alat penukar (medium of exchange), alat pengukur nilai
dalam bentuk dan keadaan apapun.
Alat Transaksi (alat tukar) - Transaction
Menghilangkan kesamaan keinginan antara pembeli dan penjual
sebelum terjadinya pertukaran, yaitu tukar menukar barang
dengan barang (barter). Dengan adanya uang maka berubah
dari barang ditukar dengan uang atau uang dapat membeli
barang

Pengukur Satuan Nilai Unit Cost
Satuan uang nilai barang dapat dinilai. Dengan adanya yang
nilai suatu barang dapat diukur dan diperbandingkan. Uang
dapat mengukur nilai mobil atau rumah.

Penyimpan Kekayaan Hoarding Money
Sebagai simpanan sementara (berjaga-jaga), dalam bentuk
uang atau surat-surat berharga
Flow Concept
Uang harus berputar yang menghasilkan sesuatu
bersifat produksi. Jika uang berputar dapat
menimbulkan kemakmuran dan kesehatan ekonomi
masyarakat.

Public Goods
Uang bukan barang monopoli seseorang melainkan
milik masyarakat luas. Jadi, uang bukanlah modal,
karena modal adalah barang pribadi atau orang per
orang. Sifat dari modal adalah stock concept.
Dilarang menumpukkan uang, karena uang
diibaratkan darah yang mengalir.
Terima Kasih
Thank You
Syukria

Anda mungkin juga menyukai