Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA


HAK ANGKET BANK CENTURY

Oleh: Kartika Amalia Wijaya BP 10.006


KELAS A REGULER SORE

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


HAJI AGUS SALIM BUKITTINGGI 2011
MAKALAH HAK ANGKET BANK CENTURY (KARTIKA AMALIA WIJAYA BP.10.006) | DAFTAR ISI 1

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................................................... 2 KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. 3 BAB I ...................................................................................................................................................... 4 PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 4 1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................... 4 1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 5 1.3 Tujuan dan Manfaat ....................................................................................................................... 5 BAB II .................................................................................................................................................... 7 PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 7 Dampak Century-Gate Bagi Perekonomian Indonesia .............................................................. 18 BAB III ................................................................................................................................................. 20 HASIL PENELITIAN ........................................................................................................................... 20 BAB IV ................................................................................................................................................. 22 KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................................................. 22 BAB VI ................................................................................................................................................. 23 PENUTUP ............................................................................................................................................. 23 Daftar Pustaka ................................................................................................................................... 23

MAKALAH HAK ANGKET BANK CENTURY (KARTIKA AMALIA WIJAYA BP.10.006) | DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan kemudahan dalam setiap kesulitan yang dihadapi, atas segala rahmat dan karunia-Nya yang mengiringi penyelesaian makalah yang bertemakan Politik Kebangsaan. Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak diselesaikan hanya dengan memanfaatkan kemampuan penulis saja. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Eka Risma Putri SE.MM, selaku pengajar matakuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya dan pada semua pihak terkait yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah membantu dan mendukung penulis sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya. Walaupun penulis telah mencoba melakukan yang terbaik dalam penulisan laporan ini, penulis tetap menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mohon agar kekurangan dalam penulisan dapat dimaklumi dan dimaafkan dan penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk memperbaiki makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya. Terima kasih. Bukittinggi, Desember 2011

Penulis

MAKALAH HAK ANGKET BANK CENTURY (KARTIKA AMALIA WIJAYA BP.10.006) | KATA PENGANTAR

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kasus Bank Century yang berkelanjutan membuat masyarakat menjadi bingung mengenai kebenaran dari kasus tersebut. Makalah ini dibuat sebagai tugas dari dosen Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya mengenai , KASUS BANK CENTURY yang

mengangkat contoh kasus Hak Angket Bank Century. Sadar atau tidak sadar bahwas Kasus Skandal Century telah menyita perhatian sebagian besar masyarakat kita, khususnya dari kalangan mahasiswa sebagai kaum intelek masyarakat. Dengan adanya makalah ini diharapkan kaum mahasiswa dapat mengetahui detail permasalahan yang ada dalam tubuh Bank Century, sehingga nantinya dapat menjelaskan kepada masyarakat bagaimana sebenarnya yang terjadi dan upaya apa yang telah dilakukan sebagai penyelesaian dari proses yang berkepanjangan ini. Karena pentingnya peran masyarakat sebagai elemen pembangun dan khususnya kaum mahasiswa sebagai kaum intelek bangsa,maka haruslah menjadi cerminan dalam berprilaku dan menentukan sikap yang baik dalam menyingkapinya.Ini adalah suatu pembelajaran jika dalam lingkup mahasiswa,institusi dan pengajar.Dimana kasus ini diangkat dalam suatu topic dengan judul Bank Century ,sehingga banyak hal yang bias diangkat sebagai prioritas permasalahan dan pengambilan kesimpulan terhadap suatu masalah tersebut.Selain menambah wawasan tentang kasus yang dibahas,ada banyak hal yang dapat dipelajari dalam kasus ini.

MAKALAH HAK ANGKET BANK CENTURY (KARTIKA AMALIA WIJAYA BP.10.006) | BAB I

1.2 Rumusan Masalah

Awal dalam pengangkatan kasus ini adalah analisis kembali kejadian dalam tidak mampunya Bank Century untuk membayar dana permintaan dari para nasabahnya.Setelah berjalan begitu jauh,dan tidak banyak pelaku pemerintahan yang menyadari,ini telah menimbulkan kerugian yang besar bagi Negara.tentunya DPR selaku badan legislative yang ada dalam roda pemerintahan secara sepakat mengeluarkan hak yang disebut Hak Angket untuk menyelesaikan sampai sejauh mana uang Negara yang bisa diselamatkan.Hal itu adalah hanya target yang minimal dalam penyelesaian kasus ini,sedangkan secara optimal target yang ingin dicapai oleh para lembaga dan juga komite yang terkait dalam kasus ini adalah selesainya permasalahan dengan tidak ada pihak yang sama sekali dirugikan tentu dengan memperhatikan instrumental yang ada dalam bangsa ini. Berdasarkan apa yang dikemukakan dalam latar belakang maka saya menarik suatu rumusan masalah sebagai berikut (5W + 1H) : a. Apa sebenarnya kasus yang dihadap oleh Bank Century? (What) b. Mengapa sampai terjadi Skandal Century yang begitu rumit?(Why) c. Kapan dilakukan penyelesaian terhadap Kasus Bank Century? (When) d. Siapa saja yang terkait dengan kasus Bank Century? (Who) e. Dimanakah letak tanggung jawab pejabat terkait akan maslah ini? (Where) f. Bagaimana peran pemerintah dalam menanggapi permasalahan ini? (How)

1.3 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dan manfaat yang dapat diambil dari berjalannya kasus yang sedang dihadapi oleh bangsai ini adalah tidak lain untuk selalu melihat instrumental atau aturan-aturan atau undangundang yang terikat terhadap suatu kasus yang sedang dihadapi. Pentingya aturan tersebut adalah untuk selalu mengingatkan kita dalam bersikap ataupun dalam pengambilan keputusan. Jika dalam kehidupan berorganisasi kita selalu dituntut untuk saling berkoordinasi antara anggota
MAKALAH HAK ANGKET BANK CENTURY (KARTIKA AMALIA WIJAYA BP.10.006) | PENDAHULUAN 5

organisasi dalam menjalankan program kerja maupun sosialisasi antar anggota organisasi. Melihat nasib bangsa yang sedang dialami saat ini dengan kehadiran kasus Skandal Bank Century tersebut, tentunya hal ini akan menjadi suatu pengalaman yang tak mungkin dilupakan oleh seluruh masyarakat dan khususnya para kaum intelek bangsa, Mahasiswa. Sebagai pembelajaran kita semua agar hal ini tidak sampai terjadi kembali.

MAKALAH HAK ANGKET BANK CENTURY (KARTIKA AMALIA WIJAYA BP.10.006) | PENDAHULUAN

BAB II

PEMBAHASAN

Saya sebagai mahasiswa melihat bahwa sejak awal bank century bermasalah dari mulai awal merger. Yaitu tepatnya pada 27 November 2001, pada saat itu Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia menyetujui prinsip akuisisi Bank Pikko, Bank Danpac, dan Bank CIC. Namun pada saat 5 Juli 2002 saat izin akuisisi dari BI keluar, BI mulai mencium perbuatan melawan hukum. Bank Century mulai melakukan transaksi surat-surat berharga (SSB) fiktif senilai USD25 juta. Selain itu terdapat pula SSB berisiko tinggi sehingga Century wajib membentuk penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP). Ini berakibat CAR Bank CIC menjadi negatif. Kondisi inilah yang membuat penarikan dana pihak ketiga besar-besaran yang mengakibatkan bank mengalami keseretan likuiditas dan telah melanggar ketentuan posisi devisa netto (PDN). Pada tanggal 13 November 2008 Bank Century mengalami keadaan tidak bisa membayar dana permintaan dari nasabah atau umumnya disebut sebagai kalah kliring keadaan ini hingga membuat terjadinya kepanikan atau rush dalam penarikan dana pada Bank Century. Kemudian, pada tanggal 14 November 2008 manajemen Bank Century melaporkan ketidakmampuan bank dalam melayani permintaan dana oleh nasabah, serta ikut mengajukan permohonan untuk mendapatkan fasilitas pendanaan darurat kepada Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK). Sebagai pemegang mandat UU, Pemerintah bermaksud untuk mencegah krisis, tapi di sisi lain yang dihadapi adalah bank yang kualitasnya seperti bank century. Pada tanggal 20 November 2008 Bank Indonesia melakukan penetapan status Bank Century menjadi bank gagal, Menteri Keuangan yang dijabat oleh Sri Mulyani selaku Ketua dari Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK) mengadakan rapat untuk pembahasan nasib Bank Century, dalam rapat tersebut, BI diwakili oleh Gubenur BI yang dijabat oleh Boediono menyatakan bahwa rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank Century telah minus hingga 3,52 persen, dalam rapat tersebut akhirnya diputuskan untuk menyerahkan Bank Century kepada Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yaitu dengan keputusan bailout terhadap Bank Century sebesar Rp 6,7 triliun. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mencurigai adanya dugaan rekayasa
MAKALAH HAK ANGKET BANK CENTURY (KARTIKA AMALIA WIJAYA BP.10.006) | BAB II 7

untuk penambahan dana. Pihak Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) juga dicurigai berusaha untuk menutup-nutupi data aliran dana tersebut, akan tetapi kemudian dibantah oleh Yunus Husein, Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Namun menurut saya, saya setuju dengan BPK bahwa Penyaluran Modal Sementara (PMS) oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) kepada Bank Century patut dicurigai, karena saat itu adalah saat-saat pemilu 2009, jadi bisa saja dana tersebut di kamuflase sedemikian hingga dan akhirnya bisa dijadikan modal untuk pemilu 2009, karena pada saat itu Boediono sedang di calonkan sebagai wapres. Kemudian sebagian anggota DPR yang mengusulkan agar dilakukan penggunaan salah satu hak kewenangan konstitusional DPR yakni Hak Angket DPR dalam menangani kasus Century ini. Yang akhirnya ditindak lanjuti dengan diadakannya Sidang Paripurna Pengesahan Hak Angket Bank Century pada tanggal 1 Desember 2009 terhadap usulan penggunaan hak angket DPR yang diusulkan oleh 503 Anggota DPR tersebut yang akhirnya disahkan dan disetujui. Penggunaan hak angket untuk mengungkap skandal Bank Century juga didukung oleh seluruh fraksi yang berada di DPR yakni 9 Fraksi. Fokus pelaksanaan hak angket dalam kasus Bank century antara lain untuk mengetahui sejauh mana pemerintah melaksanakan peraturan perundang-undangan sampai akhirnya memutuskan untuk mencairkan dana sebesar Rp 6,76 triliun untuk Bank Century, dan juga mengapa bisa terjadi perubahan Peraturan Bank Indonesia secara mendadak, keterlibatan Kabareskrim Mabes Polri saat itu, Komjen Susno Duadji, dalam pencairan dana nasabah Bank Century, dan kemungkinan terjadi konspirasi antara para pemegang saham utama Bank Century dan otoritas perbankan dan keuangan pemerintah, menyelidiki mengapa bisa terjadi pembengkakan dana talangan menjadi Rp 6,76 triliun bagi Bank Century? Itulah yang harus diselidiki, sementara kita tahu bahwa Bank Century hanyalah sebuah bank swasta kecil yang sejak awal bermasalah, bahkan saat menerima bailout, bank ini dalam status pengawasan khusus, lebih jauh lagi, panitia hak angket juga akan mengetahui seberapa besar kerugian negara akibat Bank Century. Kebijakan pemerintah menyelamatkan Bank Century dengan sendirinya dapat dijadikan sebagai objek dari hak angket DPR karena berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara, apalagi kebijakan itu juga berkaitan dengan keuangan negara. Namun, apakah kebijakan itu benar-benar bertentangan dengan UU sebagaimana dugaan DPR,
MAKALAH HAK ANGKET BANK CENTURY (KARTIKA AMALIA WIJAYA BP.10.006) | PEMBAHASAN 8

inilah yang harus dibuktikan melalui penggunaan hak angket itu. Dalam proses penyelidikan, Panitia Hak Angket DPR dapat mengumpulkan fakta dan bukti bukan hanya dari kalangan pemerintah, tetapi dari siapa saja yang dianggap perlu, termasuk mereka yang dianggap ahli mengenai masalah yang diselidiki. Mereka wajib memenuhi panggilan Panitia Angket dan menjawab semua pertanyaan dan memberikan keterangan lengkap, termasuk menyerahkan semua dokumen yang diminta, kecuali apabila penyerahan dokumen itu akan bertentangan dengan kepentingan negara. Mereka yang dipanggil namun tidak datang tanpa alasan yang sah, dapat disandera selama-lamanya seratus hari (Pasal 17 ayat 1 UU Nomor 6 Tahun 1954). Pengusulan hak angket Bank Century juga terkait dengan kesalahan struktur berpikir pemerintah. Pemerintah melupakan amanat konstitusi bahwa salah satu tujuan dibentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia, seperti termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 paragraf ke-4, ialah memajukan kesejahteraan umum. Di tengah badai krisis ekonomi dan rentetan bencana alam yang terjadi di hampir seluruh wilayah RI, pemerintah malah memanjakan Bank Century. Sungguh sangat ironis. Ketika menjelang babak akhir pembahasan kasus bank Century di Pansus DPR, Presiden SBY membuat pernyataan mengejutkan bahwa sebagai Presiden ia bertanggung jawab atas apa yang telah diputuskan oleh bawahannya (dalam hal ini Budiono dan Sri Mulyani). Saya menjadi heran, mengapa tidak dari awal permasalahan saja SBY berkata seperti itu, Seandainya saja Presiden SBY membat pernyataan di awal dari berbagai kejadian ini, maka mungkin keadaan tidak separah ini. Masyarakat pada umumnya merasa abu-abu atau tidak yakin apakah presiden mengetahui atau tidak soal bail-out bank Century mengingat beliau diam. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam laporan awal menyebutkan adanya dugaan ada rekayasa untuk menyuntikkan dana Dalam pasal 32, 33 dan 39 Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan Nomor 5/PLPS/2006 tanggal 28 September 2006 menyatakan bahwa selama bank gagal sistemik dalam penanganan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), jika berdasarkan penilaian Lembaga Pengawas Perbankan (LPP) kondisi bank menurun sehingga menyebabkan diperlukan tambahan modal disetor untuk memenuhi tingkat kesehatan bank, maka Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) meminta Komite Koordinasi untuk membahas permasalahan bank serta langkah-langkah yang akan diambil untuk penanganan bank tersebut, oleh sementara pihak
MAKALAH HAK ANGKET BANK CENTURY (KARTIKA AMALIA WIJAYA BP.10.006) | PEMBAHASAN 9

mentenggarai terubah melalui pasal 6 Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan Nomor 3/PLPS/2008 tanggal 4 Desember 2008 dan sudah dibantah oleh LPS mengenai adanya rekayasa aturan. Pihak Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) ikut terbawa dicurigai berusaha untuk menutup-nutupi data aliran dana tersebut akan tetapi kemudian dibantah oleh Yunus Husein, Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dengan mengatakan bahwa telah diberikan informasi mengenai aliran dana Bank Century sesuai dengan permintaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) akan tetapi pada tanggal 23 November 2009 menurut Maruarar Sirait, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang ikut dalam saat penyerahan laporan hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap Bank Century yang diberikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengatakan bahwa laporan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tersebut tidak menyertakan soal aliran dana Bank Century tanggal 1 Desember 2009 Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengatakan baru menyampaikan informasi transaksi keuangan kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dari 51 nasabah yang terdiri dari 44 nasabah perorangan dan 7 nasabah perusahaan senilai Rp 147,6 miliar dan tak temukan aliran dana Bank Century kepada parpol. Dalam penyaluran modal sementara (PMS) oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) kepada Bank Century dicurigai bermuara pada kepentingan politik atau partai politik karena bertepatan dengan saat-saat pemilu 2009. Terdapat upaya dari sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengusulkan agar dilakukan penggunaan salah satu hak kewenangan konstitusional Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yakni Hak Angket Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) terhadap aliran dana pada Bank Century. Pada tanggal 1 Desember 2009 dalam Sidang Paripurna Pengesahan Hak Angket Bank Century terhadap usulan penggunaan hak angket DPR yang diusulkan oleh 503 Anggota DPR tersebut disahkan dan disetujuinya penggunaan hak angket untuk mengungkap skandal Bank Century dengan didukung oleh seluruh fraksi yang berada di DPR yakni 9 Fraksi. Fokus pelaksanaan hak angket dalam kasus Bank century antara lain mengetahui sejauh mana pemerintah melaksanakan peraturan perundang-undangan terkait keputusannya

mencairkan dana talangan Rp 6,76 triliun untuk Bank Century; mengurai secara transparan komplikasi yang menyertai kasus pencairan dana talangan Bank Century, termasuk mengapa bisa
MAKALAH HAK ANGKET BANK CENTURY (KARTIKA AMALIA WIJAYA BP.10.006) | PEMBAHASAN 10

terjadi perubahan Peraturan Bank Indonesia secara mendadak, keterlibatan Kabareskrim Mabes Polri ketika itu, Komjen Susno Duadji, dalam pencairan dana nasabah Bank Century, dan kemungkinan terjadi konspirasi antara para pemegang saham utama Bank Century dan otoritas perbankan dan keuangan pemerintah; menyelidiki mengapa bisa terjadi pembengkakan dana talangan menjadi Rp 6,76 triliun bagi Bank Century? Sementara Bank Century hanyalah sebuah bank swasta kecil yang sejak awal bermasalah, bahkan saat menerima bail out, bank ini dalam status pengawasan khusus; lebih jauh lagi, panitia hak angket juga akan mengetahui seberapa besar kerugian negara akibat Bank Century, dan sejauh mana kemungkinan penyelamatan uang negara bisa dilakukan. Kebijakan pemerintah "menyelamatkan" Bank Century dengan sendirinya dapat dijadikan sebagai objek dari hak angket DPR karena berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara, apalagi kebijakan itu juga berkaitan dengan keuangan negara. Namun, apakah kebijakan itu benar-benar bertentangan dengan UU sebagaimana dugaan DPR, inilah yang harus "dibuktikan" melalui penggunaan hak angket itu. Dalam proses penyelidikan, Panitia Hak Angket DPR dapat mengumpulkan fakta dan bukti bukan saja dari kalangan pemerintah, tetapi dari siapa saja yang dianggap perlu, termasuk mereka yang dianggap ahli mengenai masalah yang diselidiki. Mereka wajib memenuhi panggilan Panitia Angket dan menjawab semua pertanyaan dan memberikan keterangan lengkap, termasuk menyerahkan semua dokumen yang diminta, kecuali apabila penyerahan dokumen itu akan bertentangan dengan kepentingan negara. Mereka yang dipanggil namun tidak datang tanpa alasan yang sah, dapat disandera selama-lamanya seratus hari (Pasal 17 ayat 1 UU Nomor 6 Tahun 1954). Panitia Angket juga dapat meminta pengadilan untuk memerintahkan pejabat yang tidak mau menyerahkan dokumen negara yang mereka minta agar menyerahkannya. Fungsi hak angket Bank Century sudah menjadi perhatian publik dan harus diselesaikan. Penting bagi DPR menggali keterangan ahli dan semua pihak terkait dengan aliran dana dan masalah lainnya yang terkait dengan "penyelamatan" Bank Century. Dengan memakai hak angket, diharapkan ada konklusi yang lebih objektif, bukan asal kritis. Sebab, orientasi angket menyelidiki dan mencari solusi. Yang ingin diketahui DPR bukan sebatas mendengar apologi pemerintah, melainkan menguak lebih jauh ada apa sebenarnya dibalik kebijakan pemerintah
MAKALAH HAK ANGKET BANK CENTURY (KARTIKA AMALIA WIJAYA BP.10.006) | PEMBAHASAN 11

terhadap pengawasan bank-bank selama ini. Sebab, sejauh ini terlalu banyak hal terkait dengan pengawasan yang tidak akuntabel dan terkesan ditutup-tutupi. Urgensi usul hak angket Bank Century terkait pula dengan kelirunya struktur berpikir pemerintah. Pemerintah melupakan amanat konstitusi bahwa salah satu tujuan dibentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia, seperti termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 paragraf ke-4, ialah memajukan kesejahteraan umum. Di tengah badai krisis ekonomi dan rentetan bencana alam yang terjadi di hampir seluruh wilayah RI, pemerintah "memanjakan" Bank Century. Hasil audit dari BPK menyangkut Bank Century dapat digunakan (atau tidak digunakan) oleh panitia angket DPR. Nantinya, DPR dapat saja berpendapat lain dengan BPK. Dengan kata lain, bila hasil audit BPK berkesimpulan aliran dana pemerintah ke Bank Century sudah sesuai dengan prosedur, kesimpulan itu dapat dikesampingkan oleh DPR. Apalagi Wapres Boediono memiliki peran terkait pencairan dana Rp 6,7 triliun saat dirinya menjadi Gubernur BI. Pada titik inilah kehadiran Panitia Hak Angket DPR untuk menguak persoalan seputar penyelamatan Bank Century menjadi amat penting dilakukan. Kasus Bank Century sebagai Kasus Hukum Banyak kasus hukum dan politik yang telah menggemparkan Indonesia. Mulai dari kasus Antasari, Cicak vs Buaya yaitu perseteruan antara Kepolisian Negara RI (Polri) dan Kejaksaan Agung dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kasus Bank Century, Gayus Tambunan, dan sekarang adanya kasus Nazarudin. Dalam hal ini yang akat diangkat jadi bahan utama analisis adalah Kasus Bank Century. Kasus yang melibatkan mantan orang nomor satu keuangan Indonesia Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ini menjadi berita utama media massa. Dimana kasus tersebut seakan selesai dengan sendirinya setelah Mulyani ditunjuk sebagai Managing Director Bank Dunia. Barangkali ada yang mengatakan bahwa perseteruan itu belum selesai sepenuhnya karena adanya gugatan praperadilan oleh sejumlah ahli hukum terhadap surat keputusan penghentian penuntutan (SKPP) yang dikeluarkan oleh kejaksaan karena mereka melihat alasan yang
MAKALAH HAK ANGKET BANK CENTURY (KARTIKA AMALIA WIJAYA BP.10.006) | PEMBAHASAN 12

digunakan tidak tepat. Namun pemberitaan di media dalam beberapa minggu terakhir telah beralih ke kasus Bank Century. Kasus Bank Century merupakan kasus hukum yang disebabkan adanya dugaan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh sejumlah pejabat pemerintah dalam mengeluarkan dana talangan sebesar Rp 6,7 triliun bagi bank yang bermasalah itu. Kasus Bank Century juga memunculkan dugaan bahwa sebagian dana talangan tadi mengalir ke sejumlah pejabat politik dan tim sukses Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2009. Bahkan ada organisasi kemasyarakatan (ormas) yang menyebut nama sejumlah tokoh yang menerima sejumlah uang secara terang-terangan. Tuduhan ini kemudian diadukan ke Kepolisian Daerah (Polda) Jakarta Raya untuk diproses secara hukum. Kasus Bank Century sebagai Kasus Politik Kasus ini berkembang menjadi isu politik karena yang membuat kebijakan tersebut adalah sejumlah pejabat pemerintah sehingga kebijakan itu menjadi kebijakan publik. Kebijakan publik yang diartikan sebagai kebijakan pemerintah adalah salah satu objek terpenting dalam politik sehingga bergulirnya kasus Bank Century menjadi isu politik adalah suatu hal yang wajar. Isu dalam kasus Bank Century merupakan sebuah isu politik. Maka tidak selayaknya ada tuduhan politisasi isu kasus Bank Century karena kasus itu telah menjadi isu politik dengan sendirinya. Meskipun nantinya kasus Bank Century tidak terbukti merupakan pelanggaran hukum, kasus ini tetap saja merupakan kasus politik karena keputusan yang diambil oleh para pejabat keuangan dan perbankan adalah isu kebijakan publik. Katakanlah, semua pejabat terkait tidak terbukti melanggar hukum, tetapi citra politik mereka telah rusak yang memerlukan waktu panjang untuk merehabilitasinya. Terciumnya aroma politik dari kasus Bank Century menjadi sangat kental karena yang dipersoalkan adalah uang rakyat dalam jumlah yang sangat besar. Kasus yang menggemparkan nusantara ini dengan segera membentuk opini publik di dalam masyarakat bahwa ada sejumlah tokoh penting di republik ini yang memanfaatkan dana talangan tersebut untuk kepentingan politik mereka.
MAKALAH HAK ANGKET BANK CENTURY (KARTIKA AMALIA WIJAYA BP.10.006) | PEMBAHASAN 13

Gerakan massa yang ingin menuntaskan kasus Bank Century memanfaatkan Hari Antikorupsi Sedunia pada tanggal 9 Desember 2009 yang lalu untuk menyuarakan tuntutan mereka secara gamblang. Hari itu menjadi luar biasa karena terjadi berbagai pergerakan massa di seluruh Indonesia dan tidak hanya di ibukota. Warna politik kasus Bank Century semakin mengental oleh adanya pernyataan Presiden SBY di depan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat beberapa hari yang lalu. Dalam pidatonya itu, Presiden SBY mengatakan bahwa gerakan antikorupsi telah ditunggangi oleh kepentingan politik sehingga tujuannya tidak lagi murni antikorupsi karena bertujuan menggulingkan pemerintahan Presiden SBY. Kasus Bank Century telah menghasilkan perkembangan politik yang aneh karena telah terjadi pertentangan politik antara dua kelompok yang sama-sama ingin memberantas korupsi di Indonesia. Kelompok pertama adalah kelompok ormas yang mengadakan acara peringatan tanggal 9 Desember 2009 yang sangat bersemangat untuk mengungkap kasus Bank Century sebagai kasus korupsi yang paling baru di Indonesia. Sejumlah anggota DPR termasuk dalam kelompok ini, baik yang termasuk dalam Panitia Khusus (Pansus) Hak Angket Bank Century DPR maupun tidak. Kelompok SBY dan Demokrat adalah kelompok kedua yang juga secara terang-terangan menyatakan sikap mereka yang antikorupsi dan ingin segera menuntaskan kasus Bank Century dengan membuka kasus seluas-luasnya, tetapi menaruh kecurigaan terhadap kelompok pertama. Kedua kelompok tersebut mempunyai tujuan yang sama, tetapi terlibat dalam pertentangan politik. Adapun yang menjadi penyebab pertentangan antara kedua kelompok ini adalah perbedaan sikap menghadapi kasus Bank Century. Kelompok pertama telah menyatakan sejak awal bahwa kasus Bank Century perlu ditangani oleh DPR (melalui Pansus Hak Angket Bank Century) sebagai bagian dari usaha untuk mengungkapkan kasus Bank Century karena bagi mereka kasus tersebut telah cukup jelas. Partai Demokrat serta beberapa partai koalisi pemerintah tidak mau membentuk Pansus Hak Angket Bank Century di DPR sebelum Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengumumkan hasil auditnya. Kelompok ini kemudian menyatakan dukungannya terhadap Pansus Hak Angket Bank

MAKALAH HAK ANGKET BANK CENTURY (KARTIKA AMALIA WIJAYA BP.10.006) | PEMBAHASAN

14

Century setelah Presiden SBY menyatakan dukungannya terhadap pengungkapan kasus Bank Century dan pembentukan pansus di DPR. Alasan lainnya adalah perbedaan pandangan dalam melihat kemungkinan pelanggaran hukum oleh pejabat-pejabat pemerintah yang terkait dengan keputusan pengucuran dana talangan bagi Bank Century. Kelompok pertama merasa yakin telah terjadi pelanggaran hukum dalam kasus Bank Century. Namun terjadi sebaliknya, kelompok kedua tidak yakin telah terjadi tindakan pelanggaran hukum. Oleh karena itu mereka menolak anggapan bahwa telah terjadi aliran dana Bank Century kepada sejumlah pejabat pemerintah dan kubu Partai Demokrat. Memang harus diakui telah terbentuk opini publik bahwa telah terjadi pelanggaran hukum dalam kasus Bank Century yang melibatkan dana dalam jumlah yang amat besar. Opini publik ini diperkuat penemuan BPK yang telah melakukan audit terhadap kasus Bank Century. Hal yang menjadi permasalahannya adalah dana tersebut tidak jelas ke mana perginya dan siapa saja yang menikmatinya. Ketidakjelasan yang berkepanjangan memunculkan berbagai spekulasi di dalam masyarakat. Ketidakjelasan itu juga semakin memperkuat tuduhan sebagian warga masyarakat bahwa telah terjadi korupsi dalam jumlah yang fantastis yang berujung pada tuduhan terhadap pemerintah karena keputusan tersebut oleh pejabat-pejabat tinggi negara yang terkait dengan keuangan dan perbankan. Oleh karena itu, perkembangan kasus Bank Century di dalam masyarakat menjurus ke arah terpojoknya pemerintah. Sangat disayangkan pemerintah bereaksi terhadap tuduhan tersebut dengan mengatakan tuduhan itu sebagai fitnah. Sikap defensif yang berlebihan yang ditunjukkan oleh pemerintah malah memperhebat pertentangan antara kedua kelompok. Dalam hal ini tidak dapat dipungkiri opini publik yang berkembang di dalam masyarakat sudah menjurus ke arah tuduhan bersalah sehingga pejabat-pejabat terkait harus diganti. Tidak seharusnya pemerintah melakukan serangan balik dengan mengatakan tuduhan terebut sebagai fitnah atau bertujuan menjatuhkan pemerintah. Baiknya pemerintah menyikasi hal tersebut dengan dewasa. Tuduhan balik ini jelas tidak membantu dalam menenangkan masyarakat.
MAKALAH HAK ANGKET BANK CENTURY (KARTIKA AMALIA WIJAYA BP.10.006) | PEMBAHASAN 15

Tuduhan yang dilontarkan menyulut api masalah menjadi semakin besar. Pemerintah dan kaderkader Partai Demokrat tidak perlu menunjukkan kemarahan atau sikap bermusuhan dengan adanya tuduhan seperti itu. Tidak diperlukan sumpah karena kelihatannya sumpah yang dilakukan secara sendirian di depan publik telah mengalami inflasi dan menjadi bahan tertawaan. Seharusnya yang dilakukan adalah dukungan terhadap pengusutan perkara Bank Century secepatnya, tidak hanya di Pansus Hak Angket Bank Century DPR, tetapi juga di KPK. Tentu saja bantahan terhadap tuduhan tetap perlu dilakukan. Namun bantahan haruslah mendapat support fakta dan data yang valid. Kritik tidak boleh dijawab dengan tuduhan apa pun terhadap para pengkritik seperti ingin ditunggangi. Terhadap pengkritik terjadi serangan balik yang tidak didasarkan atas fakta selalu tidak menguntungkan pihak yang melakukan serangan balik. Tentu saja yang diinginkan oleh rakyat adalah terjaganya stabilitas politik meskipun terjadi pertentangan pendapat di antara tokoh-tokoh politik. Akan tetapi apakah perekonomian akan benar selalu terjaga seperti yang disebutkan disalah satu media masa Indonesia berikut ini? JAKARTA, KOMPAS.com Para ekonom yakin, kondisi perekonomian tak terlalu terpengaruh oleh kasus Bank Century yang mulai masuk ranah hukum. Sekalipun hasil akhir rapat paripurna DPR tegas menyatakan bahwa proses penyelamatan bank tersebut bermasalah.

Ekonom Danareksa Research Institute Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, program-program yang telah dirancang pemerintah untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa berjalan. "Asalkan pemerintah tetap fokus melaksanakan program-program mereka," ujarnya, Kamis (4/3/2010).

Lagipula, sambung Purbaya, kalau melongok pengalaman masa lalu hingga saat ini, belum pernah terjadi kemelorotan perekonomian nasional akibat suhu politik yang mendidih. "Kalau
MAKALAH HAK ANGKET BANK CENTURY (KARTIKA AMALIA WIJAYA BP.10.006) | PEMBAHASAN 16

konstelasi ekonomi dibawa ke arah politik, hal itu jelas pernah terjadi, seperti krisis ekonomi 1998 lalu yang mengakibatkan tumbangnya Soeharto," kata dia.

Hal senada disampaikan Ekonom Standard Chartered Bank, Eric Alexander Sugandi. Menurut dia, sepanjang pemerintah mampu mengendalikan laju inflasi, termasuk menjaga pertumbuhan ekonomi pada 2010, kecil kemungkinan kasus Bank Century memengaruhi perekonomian.

Walau demikian, Eric mengakui bahwa risiko kasus Bank Century dari sisi politik cukup besar. Akan tetapi, kemungkinannya mengganggu kondisi perekonomian nasional sangat kecil. "Saya juga optimistis, pertumbuhan ekonomi akan tetap positif, begitu pula dengan investasi dan kinerja ekspor impor seiring dengan pulihnya perekonomian global," ujar Eric.

Ekonom Standard Chartered Bank lainnya, Fauzi Ichsan, menegaskan, kalaupun terjadi, imbas ekonomi sangat kecil dan tak terasa. Efek yang mungkin terjadi hanya sebatas pada wilayah politik semata, tak merembet ke ekonomi terlalu dalam.

Yang jelas, Fauzi memperkirakan bahwa hubungan antara pemerintah dan DPR bakal mengalami gesekan akibat kasus Bank Century, terutama dalam proses pengambilan keputusan dalam penentuan kebijakan pemerintah.

Dalam setiap pengambilan kebijakan, pemerintah tentunya harus mendapat lampu hijau dari DPR. Nah, ini yang perlu diperhatikan, apakah pengaruh kasus Bank Century cukup berdampak terhadap hubungan keduanya atau tidak. "Pastinya akan ada, meski kadarnya hanya sedikit," tutur Fauzi.

MAKALAH HAK ANGKET BANK CENTURY (KARTIKA AMALIA WIJAYA BP.10.006) | PEMBAHASAN

17

Ganggu pertumbuhan Namun, David Samuel, Ekonom Bank Central Asia (BCA), punya pandangan berbeda. Dia bilang, pengaruh dari kasus Bank Century sedikit banyak akan ada. "Paling tidak, pertumbuhan ekonomi jadi standar saja," urainya. Dengan kasus Bank Century, David menjelaskan bahwa, dari target pertumbuhan ekonomi yang dipatok pemerintah pada tahun ini berada di antara 5,6 persen dan 6 persen, paling-paling yang bisa tercapai hanya 5,6 persen. Artinya, pemerintah tak bakal sanggup menggenjot pertumbuhan ekonomi dari sektor lainnya. Andalan pemerintah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi menurutnya hanya dari ekspor dan konsumsi semata, tidak lebih. Pemerintah tidak bisa berharap banyak dari investasi, baik asing maupun lokal. (Christine N.N., Epung S., Lamgiat S., Hans H.B., R. Cipta Wahyana/Kontan) Akan tetapi pada kenyataannya akibat terjadinya kasus Bank Century adalah:

Dampak Century-Gate Bagi Perekonomian Indonesia


Kasus bailout dana sebesar 6,7 triliun rupiah dari Bank Indonesia kepada Bank Century akhir-akhir ini menjadi topik yang ramai diperbincangkan. Pemilihan kata century-gate dan bukannya kasus Bank Century dalam tulisan ini sesungguhnya tidak lepas dari kenyataan bahwa kasus Bank Century ini tidak kalah serius dari kasus-kasus seperti Buloggate maupun BLBI-Gate di masa presiden Abdurrahman Wahid dan BJ Habibie. Apa saja dampak Century-Gate ini bagi perekonomian Indonesia? Dampak nyata dari pemberian bailout ini adalah kerugian Negara sebesar 4 triliun rupiah yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Padahal dana yang berasal dari para pembayar pajak ini seharusnya dialokasikan bagi kepentingan umum dan bukannya menjadi dana gelap yang mengalir tanpa keterangan. Dana sebesar 4 triliun ini setidaknya bisa dipakai untuk membantu penyelesaian tol trans-jawa atau membangun infrastruktur pertanian maupun pertahanan. Dampak lain dari pemberian bailout ini adalah dampak psikologis. Dampak psikologis ini ibarat
MAKALAH HAK ANGKET BANK CENTURY (KARTIKA AMALIA WIJAYA BP.10.006) | PEMBAHASAN 18

pisau bermata dua karena selain memberi efek positif, tetapi juga memberi efek negatif. Efek positif dari pemberian dana ini adalah menguatkan kepercayaan investor, khususnya di saat pemberian bailout yang bertepatan dengan masa krisis global. Hal ini dapat memberi rasa aman untuk berinvestasi di Indonesia saat itu karena adanya jaminan dari pemerintah. Tetapi di sisi lain tidak adanya pertanggungjawaban dana sebesar 4 triliun telah membuat para investor mempertanyakan kapabilitas pemerintah dalam mengawasi penyaluran dana perbankan dan dalam skala lebih besar mengawasi perekonomian Indonesia. Hal ini menimbulkan tanda tanya, mengapa pemerintah bisa salah memprediksi kucuran dana yang dibutuhkan? Apakah ada motif politik dibalik hal ini? Jika benar ada motif politik, maka bagi para investor maupun pelaku ekonomi hal ini menunjukkan betapa tidak transparannya pemerintah. Efeknya adalah para investor asing menjadi enggan berinvestasi di Indonesia karena tidak terciptanya Good Governance dalam pemerintahan. Sedangkan jika pemerintah salah memprediksi kebutuhan bailout kepada bank century, hal ini hanya akan mengakibatkan diragukannya kemampuan tim ekonomi pemerintah. Selain itu pengusutan kasus bank century yang berlarut-larut hanya menyebabkan ketidakpastian dalam berinvestasi dan kekhawatiran adanya goncangan politik akibat kasus ini dapat menyebabkan larinya investor dan perlambatan pertumbuhan ekonomi. Jika dilihat dari sisi pemerintah hal ini bukannya tidak berdampak besar, tidak adanya dukungan resmi pemerintah terhadap kebijakan tim ekonomi bisa membuat tim ekonomi lamban dalam bertindak jika ada kasus seperti ini di waktu mendatang. Hal ini disebabkan tidak adanya jaminan hukum dalam pengambilan keputusan. Dapat dipastikan jika kasus ini tidak diselesaikan dengan cepat hal ini akan berakibat pada stagnasi pembangunan dan larinya investor dan modal ke luar negeri, semua hal ini akan berdampak pada pelambatan pertumbuhan ekonomi di masa mendatang. Oleh karena itu dilihat dari dampak ekonomi, bailout bank century tidak dapat dikatakan sepenuhnya salah karena hal ini juga membawa dampak positif. Tetapi yang salah adalah adanya dana 4 triliun yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, hal ini jelas membawa kerugian besar bagi bangsa Indonesia. Semoga kasus ini dapat terselesaikan secara transparan dan sejujur-jujurnya, sehingga hal ini tidak terjadi lagi di waktu-waktu berikutnya.
MAKALAH HAK ANGKET BANK CENTURY (KARTIKA AMALIA WIJAYA BP.10.006) | PEMBAHASAN 19

BAB III

HASIL PENELITIAN

Kasus Skandal Bank Century hingga saat ini belum juga berakhir dan masih menimbulkan banyak pertanyaan, namun yang saya lihat dari media, beberapa fraksi di DPR menyebutkan beberapa nama yang harus bertanggung jawab dalam kasus ini. Anggota Pansus Hak Angket DPR dari Fraksi Partai Golkar (FPG) misalnya, FPG melihat ada indikasi tindak pidana korupsi dalam penyelamatan kasus Bank Century. Berdasarkan fakta, terdapat indikasi tindak pidana korupsi dalam permasalahan Bank Century, kata juru bicara FPG Ade Komaruddin. Ade menjelaskan, dalam proses penyelamatan Bank Century, pihaknya menemukan beberapa pelanggaran sehingga layak disebut ranah korupsi. Pertama, ada upaya melakukan tindakan melawan hukum. Golkar juga menduga ada upaya pihak-pihak tertentu yang memperkaya diri sendiri, orang lain atau korporasi. FPG menyebut banyak nama-nama yang dianggap bertanggung jawab dalam kasus Bank Century. Mulai dari pemilik Bank CIC, manajemen Bank Century yang lama maupun yang baru, Pejabat BI dalam periode proses penyelamatan Bank Century hingga nasabah Bank Century yang turut menikmati uang penyelamatan itu. Selain itu dari fraksi PDIP, FPDIP menyebut beberapa nama sebagai pihak yang dianggap paling bertanggung jawab dalam proses penyelematan Bank Century. Kepada penegak hukum seperti KPK diminta untuk segera mengusut Boediono dan Sri Mulyani karena FPDIP merinci beberapa kesalahan dan indikasi pelanggaran hukum yang dilakukan oleh Boediono dan Sri Mulyani. Dalam hal merger dan akuisisi, indikasi pelanggaran hukumnya adalah pengawasan internal BI. Dari pendapat beberapa fraksi tersebut ditambah lagi dari berbagai media, saya menyimpulkan bahwa kebanyakan dari berbagai fraksi di DPR berpendapat bahwa yang harus bertanggung jawab dalam kasus ini adalah Boediono yang saat itu menjabat sebagai Direktur BI dan juga Sri Mulyani yang saat itu juga menjabat sebagai menteri keuangan. Namun Pansus

MAKALAH HAK ANGKET BANK CENTURY (KARTIKA AMALIA WIJAYA BP.10.006) | BAB III

20

hingga saat ini belum menyebutkan siapa yang harus bertanggung jawab akan kasus ini, semuanya masih buram dan penyelidikan juga masih terus dilakukan.

MAKALAH HAK ANGKET BANK CENTURY (KARTIKA AMALIA WIJAYA BP.10.006) |

21

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Saya selaku mahasiswa yang melihat kasus Century dari awal sampai akhir belum menemukan hasil yang sebenarnya yang dikeluarkan oleh Pansus Century. Sampai dengan informasi terakhir penanganan kasus Hak Angket Bank Century yang sedang berjalan, saya berpendapat bahwa DPR memang sudah seharusnya mengeluarkan Hak Angket terhadap kasus Bank Century yang disebut-sebut sedang mengalami krisis global. Dan khusunya Pansus Hak Angket tersebut harus senantiasa bersikap se-objektif mungkin dalam menyelesaikan persoalan ini dan melihat fakta yang ada serta memang fakta tersebut terbukti benar adanya dan tidak merupakan sebuah kebohongan untuk menjatuhkan salah satu pihak demi kepentingan Pansus sendiri, sehingga nanti apa yang telah disampaikan oleh Pansus bisa dipertanggungjawabkan terhadap semua pihak yang terkait serta pihak yang diduga bermasalah dengan keputusan untuk mengalirkan dana yang dikucurkan kepada Bank Century pada saat itu. Masyarakat sudah terlalu bingung dan juga bosan dengan kasus yang tak berkesudahan ini, masyarakat perlu informasi dan kebenaran kasus ini secepatnya. Jadi saran saya untuk Pansus yaitu, cepatlah dalam menangani kasus ini, dan bersikaplah tegas terhadap segala sesuatunya, tidak peduli siapa nantinya yang terpidanakan karena kasus ini dan apa jabatan orang tersebut, yang penting masyarakat tahu dan tidak harus menyalahkan orang-orang yang tidak seharusnya dipersalahkan. Harusnya Pansus juga lebih terbuka dan jujur dalam mengungkapkan misteri ini. Agar semuanya dapat selesai sesuai dengan kebenarannya.

MAKALAH HAK ANGKET BANK CENTURY (KARTIKA AMALIA WIJAYA BP.10.006) |

22

BAB VI

PENUTUP

Daftar Pustaka

1.

Judul : Aliran Dana Penjamin pada Bank Century Tautan : http://id.wikipedia.org, http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Aliran_Dana_Lembaga_Pen jamin_Simpanan_pada_Bank_Century&amp

2. 3. 4.

Judul : DPR pertimbangkan bentuk Hak Angket Century Tautan : http://rss.vivanews.com Judul : Hak Angket Century Tautan : http://www.ahmadheryawan.com Judul : Masyarakat perlu awasi perjalanan Angket Century Tautan : http://www.antaranews.com

5.

Judul : Angket DPR mungkinkah mengimpeach Presiden? Tautan : http://yusril.ihzamahendra.com/xmlrpc.php

6.

Judul : Pengertian Politik Tautan :http://ruhcitra.wordpress.com/2008/11/21/pengertian-politik/

7.

Judul : Sebenernya apa sih masalah utama bank century? Tautan : http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20100228033159AAbODRE

8.

Judul : Soal Siapa yang Bertanggung Jawab Dalam Kasus Century Tautan :

MAKALAH HAK ANGKET BANK CENTURY (KARTIKA AMALIA WIJAYA BP.10.006) | BAB VI

23

http://cwsgading.com/2010/03/04/soal-siapa-yang-bertanggung-jawab-dalam-kasuscentury/ 9. Judul : Kesimpulan Akhir Century; Golkar: Ada Indikasi Korupsi Tautan : http://www.indonesiamedia.com/2010/02/28/kesimpulan-akhir-century-golkar-adaindikasi-korupsi/

MAKALAH HAK ANGKET BANK CENTURY (KARTIKA AMALIA WIJAYA BP.10.006) | PENUTUP

24

Anda mungkin juga menyukai