2012 Pelanggan
A1
2012 Pelanggan
A2
2012 Pelanggan
A3a
2012 Pelanggan
A3b
2012 Pelanggan
A3c
2012 Pelanggan
A3d
2012 Pelanggan
A4
2012 Pelanggan
A5
B6a
PJP2U
B6b1a
B6b1b
B6b2a
B6b2b B6c
PJP4U - Breakdown of Separation (BOS) Pemenuhan Standar Mutu Layanan dan SLA/SLG - Operator Kargo (PJKP2U)
B6d
C7a
C7b
C7c
Peralatan Telekomunikasi(PJP4U) C8a1d5 - VSAT Readibility Runway lighting (PJP4U) C8a1e1 Runway Light
Runway lighting (PJP4U) C8a1e3 Approach Light Apron (PJP4U) - Kondisi Permukaan Apron C8a2a1 (Serviceability)
Apron Lighting (PJP4U) - Apron C8a2b1 Light Apron Lighting (PJP4U) - Parking C8a2b2 Stand Apron Lighting (PJP4U) - Flood C8a2b3 Light
C8b1a
C8b1b
C8b2a
C8b2b
C8b2c
C8c1a
C8c1b
C8c1c
C8c1d
C8c2a
C8c2b
C8c2c
C8d
C8e
Garbarata
C9a
C9b
C9c
C10
C11
C12a
Proses Perencanaan jangka panjang & pendek pada kantor Cabang s/d unit kerja
C12b
Proses Pengadaan
2012 SDM
D13
Produktifitas Pegawai
2012 Keuangan
E14
2012 Keuangan
E15
2012 Keuangan
E16
Operating Ratio
2012 Keuangan
E17a
2012 Keuangan
E17b
Pertumbuhan Pendapatan Non Aero Rasio Pendapatan Non Aero terhadap Total Pendapatan Operasional
2012 Keuangan
E18
2012 Keuangan
E19
2012 Keuangan
E20
2012 Keuangan
E21
2012 Keuangan
E22
2012 Keuangan
E23
E24a E24b
2012 Keuangan
E25
2012 Kepemimpinan
F26a
2012 Kepemimpinan
F26b
2012 Kepemimpinan
F27
2012 Kepemimpinan
F28
Kepatuhan Hukum
2012 Kepemimpinan
F29a
Kontrak Manajemen Antara General Manager dengan Pejabat satu tingkat dibawah General Manager
2012 Kepemimpinan
F29b
Kontrak Manajemen Antara Satu Tingkat Dibawah General Manager dengan Dua Tingkat di bawah General Manager
2012 Kepemimpinan
F30a
Penyempurnaan Implementasi KPI Individu - Keselarasan KPI Individu terhadap KPI unit kerja berikut kantor cabang
2012 Kepemimpinan
F30b
2012 Kepemimpinan
F31a
Pegawai Memperoleh Reward Dan Punishment Berdasarkan Penilaian Kinerja Pegawai Dan Kepatuhan Terhadap Peraturan Perusahaan - Reward
2012 Kepemimpinan
F31b
Pegawai Memperoleh Reward Dan Punishment Berdasarkan Penilaian Kinerja Pegawai Dan Kepatuhan Terhadap Peraturan Perusahaan - Punishment
Satuan
Target
Bobot
Skala Linkert
100 0.5
100
100
100
100
Skala Linkert
2 1.5
Skala Linkert
90 2.6
99 0.6
99 0.6
99 0.6
% %
99 0.6 99 2.5
99 2.5
100
95 1.5
99 0.25
99 0.25
99 0.25
99 0.25
98 0.5
98 0.5
98 0.5
99.3
0.2
99.3
0.2
99.3
0.2
99.3
0.2
99.3
0.2
98 0.34
98 0.33
98 0.33
97.5
0.2
97.5
0.2
97.5
0.2
97.5
0.2
97.5
0.2
99
92.5
0.5
92.5
0.5
92.5
0.5
92.5
0.5
92.5
92.5
0.5
92.5
0.5
90
100
100
100
92.5
Skala Linkert
4.07
100 1.5
45 1.5
Rp.
233478981.4
10
-17.55
-16.07
156.77
114.27
103.63
17.54
27.53
154.19
0.09
18.18
99.98
1.3
% %
92.19 79.62
0.7 0.7
2.54
1.3
100
100
92.75
80
100
100
100 1.4
80 1.6
40
60 Total: 100
Keterangan
PJ
Interpretasi Indeks kepuasan pelanggan: 4,20 5,00 : Sangat Puas 3,40 4,19 : Puas 2,60 3,39 : Cukup 1,80 2,59 : Tidak Puas 1,00 1,79 : Sangat tidak puas Pelanggan PT AP I ialah: Penumpang, Awak Pesawat, Station Manager, Konsesioner dan EMPU. Pelayanan Bandara Daya tarik memacu pelanggan dilakukan dengan menawarkan potensi bandara untuk penambahan frekuensi penerbangan, rute baru atau airline baru pada forum route development internasional.
Komersial PU
Komplain Pelanggan adalah Jumlah Komplain / Keluhan Pelanggan yang masuk ke AP.I setiap tahun, baik tertulis (surat, web / email, media massa, kotak saran) maupun langsung tercatat (melalui Petugas Informasi, Petugas CSC, ADM) yang berasal dari 4 (empat) Segmen Pelanggan terhadap 4 (empat) jenis layanan. 4 (empat) Segmen Pelanggan, yaitu : a. Passenger b. Airlines c. Cargo Operator d. Consesionaire 4 (empat) Jenis Layanan : 1. Informasi 2. Waktu 3. Kebersihan, Ketertiban, Keamanan 4. Kecepatan Respon Petugas terhadap Masalah ADM
Komplain Pelanggan adalah Jumlah Komplain / Keluhan Pelanggan yang masuk ke AP.I setiap tahun, baik tertulis (surat, web / email, media massa, kotak saran) maupun langsung tercatat (melalui Petugas Informasi, Petugas CSC, ADM) yang berasal dari 4 (empat) Segmen Pelanggan terhadap 4 (empat) jenis layanan. 4 (empat) Segmen Pelanggan, yaitu : a. Passenger b. Airlines c. Cargo Operator d. Consesionaire 4 (empat) Jenis Layanan : 1. Informasi 2. Waktu 3. Kebersihan, Ketertiban, Keamanan 4. Kecepatan Respon Petugas terhadap Masalah ADM Komplain Pelanggan adalah Jumlah Komplain / Keluhan Pelanggan yang masuk ke AP.I setiap tahun, baik tertulis (surat, web / email, media massa, kotak saran) maupun langsung tercatat (melalui Petugas Informasi, Petugas CSC, ADM) yang berasal dari 4 (empat) Segmen Pelanggan terhadap 4 (empat) jenis layanan. 4 (empat) Segmen Pelanggan, yaitu : a. Passenger b. Airlines c. Cargo Operator d. Consesionaire 4 (empat) Jenis Layanan : 1. Informasi 2. Waktu 3. Kebersihan, Ketertiban, Keamanan 4. Kecepatan Respon Petugas terhadap Masalah ADM
Komplain Pelanggan adalah Jumlah Komplain / Keluhan Pelanggan yang masuk ke AP.I setiap tahun, baik tertulis (surat, web / email, media massa, kotak saran) maupun langsung tercatat (melalui Petugas Informasi, Petugas CSC, ADM) yang berasal dari 4 (empat) Segmen Pelanggan terhadap 4 (empat) jenis layanan. 4 (empat) Segmen Pelanggan, yaitu : a. Passenger b. Airlines c. Cargo Operator d. Consesionaire 4 (empat) Jenis Layanan : 1. Informasi 2. Waktu 3. Kebersihan, Ketertiban, Keamanan 4. Kecepatan Respon Petugas terhadap Masalah ADM
Respon adalah tindakan yang diberikan sesaat setelah komplain / keluhan diterima (secara langsung oleh Petugas atau melalui system), dan Pelanggan dimungkinkan melihat respon tersebut dilaksanakan Untuk Suggestion Box, response dihitung setelah complain pada Suggestion Box dibuka atau dibaca Tindakan dimaksud adalah mentransfer informasi terkait keluhan pelanggan kepada Unit Terkait baik melalui media telepon, email, Sistem Penanganan Komplain (yang digunakan), atau pun langsung kepada Petugas dari Unit Terkait dimaksud. Pelanggan melihat langsung tindakan petugas sesaat setelah memberikan komplain (bilamana komplain melalui petugas). Pelanggan mendapat keterangan / informasi tindakan yang dilaksanakan (bilamana komplain ADM
Komplain dinyatakan selesai apabila masalah yang menjadi isi komplain selesai ditangani. Selesai ditangani adalah dapat memberikan hal-hal yang dibutuhkan dan diinginkan pelanggan, sepanjang masih realistis, sesuai dengan konteks / isi komplainnya, dan dalam batas kewajaran. Kecepatan Penyelesaian Masalah Komplain disesuaikan ke dalam 3 (tiga) Kategori Komplain, yaitu : 1. Jangka Pendek : Bila komplain dapat diselesaikan pada hari yang sama dengan waktu datangnya komplain, atau paling lambat 1 bulan setelah datangnya complain. Jenis komplain dalam kategori ini adalah Komplain yang dapat segera diselesaikan dengan instant. Contoh : Akurasi informasi dan waktu dapat melalui up-dating database, Lantai kotor langsung dipel, ADM
Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) adalah Pelayanan di terminal penumpang berangkat dan datang yang ditinjau dari aspek keselamatan, kelancaran, keamanan dan kenyamanan penumpang pesawat udara yang diberikan oleh manajemen, yang terdiri dari 9 (sembilan) bentuk layanan pada komponen pelayanan jasa yang mempengaruhi kualitas pelayanan jasa secara keseluruhan yang dinikmati oleh pengguna jasa sebagai berikut (diluar bentuk layanan Imigrasi Berangkat, Imigrasi Kedatangan dan Pelayanan Bea Cukai) : 1. Pelayanan Check in (Waktu menunggu & Waktu Proses) 2. Pemeriksaan Security Penumpang dan Barang (Kondisi Normal & Kondisi Khusus) 3. Penyerahan Bagasi (Bagasi Pertama & Bagasi Terakhir) 4. Pelayanan Bandara
BOC yaitu suatu kejadian dalam proses pemanduan lalu lintas udara dimana prosedur koordinasi antar ATS unit yang terkait tidak dilakukan sesuai prosedur koordinasi yang ditetapkan pada Wilayah ACC BOC yang terjadi (c) adalah jumlah BOC dalam satu tahun BOC Tolerated (d) adalah jumlah BOC berdasarkan perhitungan jumlah pergerakan pesawat dalam satu tahun dibagi 100.000 dikalikan 7, dimana 7/100.000 adalah nilai konstanta menurut SKEP Dirjen Perhubungan Udara Nomor : 284/X/1999 LLP BOS yaitu suatu kejadian dalam proses pemanduan lalu lintas Penerbangan yang mengakibatkan terjadinya separasi kurang dari standart minimum yang ditentukan untuk masing-masing klasifikasi pelayanan pada wilayah ACC BOS yang terjadi (a) adalah jumlah BOS dalam satu tahun BOS Tolerated (b) adalah jumlah BOS berdasarkan perhitungan jumlah pergerakan pesawat dalam satu tahun dibagi 100.000 dikalikan 4, dimana 4/100.000 adalah nilai konstanta menurut SKEP Dirjen Perhubungan Udara Nomor : 284/X/1999 LLP
BOC yaitu suatu kejadian dalam proses pemanduan lalu lintas udara dimana prosedur koordinasi antar ATS unit yang terkait tidak dilakukan sesuai prosedur koordinasi yang ditetapkan pada Wilayah ACC BOC yang terjadi (c) adalah jumlah BOC dalam satu tahun BOC Tolerated (d) adalah jumlah BOC berdasarkan perhitungan jumlah pergerakan pesawat dalam satu tahun dibagi 100.000 dikalikan 7, dimana 7/100.000 adalah nilai konstanta menurut SKEP Dirjen Perhubungan Udara Nomor : 284/X/1999 LLP BOS yaitu suatu kejadian dalam proses pemanduan lalu lintas Penerbangan yang mengakibatkan terjadinya separasi kurang dari standart minimum yang ditentukan untuk masing-masing klasifikasi pelayanan pada wilayah ACC BOS yang terjadi (a) adalah jumlah BOS dalam satu tahun BOS Tolerated (b) adalah jumlah BOS berdasarkan perhitungan jumlah pergerakan pesawat dalam satu tahun dibagi 100.000 dikalikan 4, dimana 4/100.000 adalah nilai konstanta menurut SKEP Dirjen Perhubungan Udara Nomor : 284/X/1999 LLP Realisasi pembuatan dokumen Service Level Agreement (SLA) Komersial PU
Komersial PU
Investasi yang dimaksudkan dalam indikator ini adalah investasi yang dapat dilaksanakan langsung oleh Perusahaandan tidak memerlukan persetujuan dari instansi di luar perusahaan . Realisasi program yang dimaksudkan dalam indikator ini adalah program investasi yang telah di tanda tangani dalam kontrak Akuntansi Anggaran Investasi yang dimaksudkan dalam indikator ini adalah investasi yang dapat dilaksanakan langsung oleh Perusahaan dan tidak memerlukan persetujuan dari instansi di luar perusahaan . Prestasi fisik yang dimaksudkan adalah realisasi fisik terhadap bobot masing-masing kegiatan investasi. Investasi yang dimaksudkan dalam indikator ini adalah investasi yang dapat dilaksanakan langsung oleh Perusahaan dan tidak memerlukan persetujuan dari instansi di luar perusahaan .
Akuntansi Anggaran
Akuntansi Anggaran
Tingkat ketersediaan kelengkapan marka landasan yang terdiri dari: Stripe Runway Runway Designation Threshold Centre Line Aiming Point Touch down TUM Lat
TUM Lat
Tingkat kebebasan / keamanan dari bangunan / tumbuhan penghalang di Daerah Lingkungan Kerja Bandar Udara. Obstacle permanen (a) adalah jumlah penghalang bangunan / tumbuhan permanen di DLKR Bandara. Obstacle non permanen (b) adalah jumlah penghalang bangunan / tumbuhan non permanen di DLKR Bandara. Obstacle Permanen Tolerate (c) adalah jumlah toleransi penghalang bangunan / tumbuhan permanent di Bandara yaitu 2 obstacle permanen di DLKR Bandara. Obstacle Non Permanen Tolerate (d) adalah jumlah toleransi penghalang bangunan / tumbuhan non permanent di Bandara yaitu 3 obstacle non permanent di DLKR Bandara. TUM Lat
Tingkat kenyamanan/keselamatan pendaratan pesawat sesuai ketentuan yang berlaku tentang keselamatan penerbangan dari gangguan kejadian sebagai berikut: Bird Strike Layangan Tumbuhan Gangguan kejadian (a) adalah jumlah gangguan kejadian dalam satu tahun Gangguan Tolerated (b) adalah jumlah toleransi gangguan kejadian dalam satu tahun yaitu 4 kali / tahun TUM Lat Tingkat ketersediaan pelayanan peralatan Instrument Landing System (ILS) yang digunakan sebagai instrumen bantu pendaratan pesawat udara Tingkat ketersediaan pelayanan peralatan Doppler VHF Omnidirectional Range (DVOR) yang digunakan sebagai instrumen bantu navigasi pesawat udara Tingkat ketersediaan pelayanan peralatan Distance Measuring Equipment (DME) yang digunakan sebagai instrumen bantu navigasi pesawat udara
Elektronika Listrik
Elektronika Listrik
Elektronika Listrik
Tingkat ketersediaan pelayanan peralatan Non Directional Beacon (NDB) yang digunakan sebagai instrumen bantu navigasi pesawat udara Elektronika Listrik
Tingkat ketersediaan pelayanan peralatan Primary Surveillance Radar (PSR) yang digunakan sebagai instrumen bantu pemanduan pesawat udara
Elektronika Listrik
Tingkat ketersediaan pelayanan peralatan Secondary Surveillance Radar (SSR) yang digunakan sebagai instrumen bantu pemanduan pesawat udara Elektronika Listrik Tingkat ketersediaan pelayanan peralatan radio Very High Frequency (VHF) yang digunakan sebagai instrumen komunikasi antara pengendali lalu lintas penerbangan dengan pesawat udara Elektronika Listrik Tingkat ketersediaan pelayanan peralatan Regional Domestic Air Route Area (RDARA) yang digunakan sebagai peralatan komunikasi antara pengendali lalu lintas penerbangan dengan pesawat udara Tingkat ketersediaan pelayanan peralatan Major World Air Route Area (MWARA) yang digunakan sebagai peralatan komunikasi antara pengendali lalu lintas penerbangan dengan pesawat udara
Elektronika Listrik
Elektronika Listrik
Tingkat ketersediaan pelayanan peralatan Aeronautical Fixed Telecommunication Network (AFTN) yang digunakan sebagai peralatan pengirim dan penerima dalam jaringan berita penerbangan Elektronika Listrik Tingkat ketersediaan pelayanan peralatan Very Small Aperture Terminal (VSAT) yang digunakan sebagai peralatan komunikasi penghubung fasilitas telekomunikasi dan surveillance Elektronika Listrik Tingkat ketersediaan pelayanan peralatan runway light sesuai persyaratan yang ditetapkan Tingkat ketersediaan pelayanan peralatan taxiway light sesuai persyaratan yang ditetapkan Tingkat ketersediaan pelayanan peralatan approach light sesuai persyaratan yang ditetapkan Tingkat ketersediaan pelayanan permukaan apron yang memenuhi persyaratan teknis
Elektronika Listrik
Elektronika Listrik
Elektronika Listrik
TUM Lat
Tingkat ketersediaan kelengkapan marka apron yang terdiri dari: Apron safety line Apron Guide line Lead in Lead out Apron parking stand number Equipment safety line TUM Lat
Tingkat ketersediaan pelayanan peralatan apron light sesuai persyaratan yang ditetapkan Tingkat ketersediaan pelayanan peralatan Parking Stand sesuai persyaratan yang ditetapkan Tingkat ketersediaan pelayanan peralatan Flood Light sesuai persyaratan yang ditetapkan Tingkat ketersediaan pelayanan peralatan Primary Surveillance Radar (PSR) yang digunakan sebagai instrumen bantu pemanduan pesawat udara
Elektronika Listrik
Elektronika Listrik
Elektronika Listrik
Elektronika Listrik
Tingkat ketersediaan pelayanan peralatan Secondary Surveillance Radar (SSR) yang digunakan sebagai instrumen bantu pemanduan pesawat udara Elektronika Listrik Tingkat ketersediaan pelayanan peralatan radio Very High Frequency (VHF) yang digunakan sebagai instrumen komunikasi antara pengendali lalu lintas penerbangan dengan pesawat udara Elektronika Listrik Tingkat ketersediaan pelayanan peralatan Regional Domestic Air Route Area (RDARA) yang digunakan sebagai peralatan komunikasi antara pengendali lalu lintas penerbangan dengan pesawat udara
Elektronika Listrik
Tingkat ketersediaan pelayanan peralatan Major World Air Route Area (MWARA) yang digunakan sebagai peralatan komunikasi antara pengendali lalu lintas penerbangan dengan pesawat udara Tingkat ketersediaan peralatan conveyor sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
Elektronika Listrik
TUM Lat
Tingkat ketersediaan pelayanan peralatan X-Ray yang digunakan untuk memeriksa bagasi penumpang terhadap kemungkinan adanya Dangerous Goods Elektronika Listrik Tingkat ketersediaan peralatan Handheld Metal Detector yang digunakan untuk memeriksa tubuh penumpang terhadap kemungkinan adanya Dangerous Goods Elektronika Listrik Tingkat ketersediaan peralatan Walkthrough Metal Detector yang digunakan untuk memeriksa tubuh penumpang terhadap kemungkinan adanya Dangerous Goods Tingkat kesesuaian suhu ratarata ruang terminal sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
Elektronika Listrik
TUM Lat
Tingkat ketersediaan peralatan Public Addressing System (PAS) yang digunakan untuk memberikan pengumuman dan informasi di terminal bandar udara Tingkat ketersediaan peralatan Flight Information Display System (FIDS) yang digunakan untuk memberikan informasi jadwal penerbangan di terminal bandar udara
Elektronika Listrik
Elektronika Listrik
Tingkat ketersediaan peralatan scale sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan Pelayanan Bandara Tingkat ketersediaan peralatan garbarata sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan Safety Report adalah Laporan tentang adanya kejadian dan potensi penurunan tingkat keselamatan dalam kegiatan operasional yang dilakukan oleh cabang kepada kantor pusat. Waktu 10 hari Kalender merupakan waktu berdasarkan tanggal kejadian diketahui. Untuk internal, sejak hari kejadian; Untuk eksternal dari tanggal penerimaan surat pemberitahuan.
Pelayanan Bandara
LLP
Safety Assessment adalah kegiatan analisa terhadap kejadian accident, serious incident, incident dan hazard. Risk Owner adalah individu karyawan atau tim kerja yang bertanggung jawab melaksanakan pengendalian risiko pada unit bisnis atau unit kerja masing-masing.
LLP
Safety recommendation adalah rekomendasi atau saran atas hasil assessment dari safey report yang berasal dari regulator dan internal PT. Angkasa Pura I (Biro Manajemen Risiko dan Keselamatan) Risk Owner adalah individu karyawan atau tim kerja yang bertanggung jawab melaksanakan pengendalian risiko pada unit bisnis atau unit kerja masingmasing. LLP Memberikan keyakinan terhadap stakeholders atas pelayanan sesuai standard National dan International Waktu Delivery Operasi adalah Prosentase capaian waktu yang diberikan dalam pemenuhan produk jasa pelayanan bandara Pelayanan Bandara Mengukur tingkat kepuasan Supplier/Vendor atas pelaksanaan proses pengadaan dan pemborongan barang /jasa
Pengadaan
Mengukur proses penyelesaian studi penyusunan rolling plan rencana jangka panjang perusahaan. Target penyelesaian rolling plan bulan Juli tahun 2011 Personalia Umum Mengukur waktu rata-rata proses pelaksanaan pengadaan barang dan atau jasa (pelelangan umum) dari pengumuman lelang sampai dengan penunjukan pemenang. Waktu standar pelelangan adalah 45 hari kerja per pengadaan Pengadaan Produktifitas Pegawai adalah rasio antara pendapatan perusahaan dibagi jumlah Pegawai secara keseluruhan
Akuntansi Anggaran
Merupakan prosentase dari laba sebelum pajak terhadap investasi (capital employed) yang dilakukan Laba sebelum Pajak Capital Employed Laba sebelum Pajak adalah laba sebelum Pajak dikurangi dengan laba hasil penjualan dari Aktiva tetap, Aktiva Lain-lain dan Saham Penyertaan Langsung (ke anak perusahaan atau perusahaan patungan) Capital Employed adalah posisi pada akhir tahun buku dari Total Aktiva setelah dikurangi Aktiva Tetap dalam pelaksanaan. Akuntansi Anggaran
Merupakan rasio Laba sebelum pajak dibandingkan dengan total aktiva Laba sebelum pajak adalah laba sebelum pajak dikurangi dengan laba hasil penjualan dari aktiva tetap, aktiva lain lain dan saham penyertaan langsung (ke anak perusahaan atau perusahaan patungan) Total Aktiva adalah jumlah Aktiva Lancar ditambah Aktiva Tetap di tambah Aktiva Lain lain Akuntansi Anggaran Merupakan rasio biaya usaha dibandingkan dengan pendapatan usaha Biaya Usaha adalah total biaya dikurangi biaya lain-lain Pendapatan Usaha adalah total pendapatan dikurangi pendapatan lain-lain Akuntansi Anggaran
Pendapatan Aeronautika adalah pendapatan Aeronautika ATS dan Aeronautika Non ATS. Pendapatan Aeronautika ATS adalah pendapatan yang diperoleh dari Pendapatan Jasa Penerbangan (PJP). Pendapatan Aeronautika Non-ATS adalah pendapatan yang diperoleh dari: PJP4U, PJP2U, Counter dan Garbarata. Komersial PU
Pendapatan Non Aeronautika adalah pendapatan yang diperoleh dari pendapatan sewa ruang/tanah, konsesi, parkir mobil/motor, peron, pas bandara, sewa tempat reklame, pemakaian telepon/air/listrik, gudang kargo, dan premium lounge. Perbandingan antara komposisi jumlah pendapatan Non Aeronautika dengan total pendapatan operasional. Merupakan ukuran rata-rata dalam hari yang dibutuhkan piutang untuk menjadi penerimaan dalam bentuk cash
Komersial PU
Akuntansi Anggaran
Keuangan PKBL
Merupakan ukuran perubahan biaya SDM dibandingkan dengan perubahan laba operasi. Yang termasuk Biaya SDM adalah :semua benefit yang diterima karyawan(total biaya pegawai+permakanan+KJK+TLR +Bonus) sebagaimana dimaksudkan dalam shareholders aspiration, diluar beban biaya sebagai berikut: Biaya Direksi/Dekom dan Tantiem - Biaya Outsourcing Biaya Diklat Pegawai - Biaya Kesehatan Pensiunan Akuntansi Anggaran Merupakan ukuran optimalisasi dana di Kantor Pusat terhadap dana yang idle (belum dimanfaatkan untuk operasional). Keuangan PKBL
Merupakan ukuran pengendalian kelompok (pos besar) dalam biaya usaha cabang dan korporasi dalam mendukung kegiatan usaha perusahaan Jumlah kelompok mata anggaran : 12 mata anggaran Jumlah cabang : 16 cabang Akuntansi Anggaran Pendapatan yang diperoleh dari kerjasama usaha dengan mitra kerjasama usaha dalam tahun berjalan Kerjasama Usaha meliputi KSO, KSM, penyertaan modal, BTO dan BOT
Komersial PU
Persentase tingkat penyaluran dana antara jumlah dana yang disalurkan dibandingkan dengan jumlah dana yang tersedia Keuangan PKBL Persentase kolektibilitas pengembalian pinjaman Keuangan PKBL Merupakan rata-rata nilai pendapatan sewa ruang dan konsesi seluruh konsesioner di terminal penumpang per penumpang berangkat untuk satuan waktu tertentu yang dihitung untuk setiap tahun Komersial PU
Pengembangan dan Optimalisasi Manajemen Risiko adalah rangkaian upaya untuk menjamin efektifitas dan efisiensi pelaksanaan manajemen risiko agar berjalan optimal. Profil Risiko adalah hasil dari proses analisa risiko yang memungkinkan pemetaan risiko dan dampaknya dalam kegiatan usaha sehingga dapat diketahui tingkat signifikasi setiap risiko. Risiko Bersifat dinamis dan terus berubah, karena itu diperlukan evaluasi secara berkelanjutan. Rencana evaluasi Profil Risiko dilaksanakan sebanyak 2 (dua) kali dalam setahun (tiap semester). Risk Owner adalah individu karyawan atau tim kerja yang bertanggung jawab melaksanakan pengendalian risiko pada unit bisnis atau unit kerja masing-masing. Personalia Umum
Pengembangan dan Optimalisasi Manajemen Risiko adalah rangkaian upaya untuk menjamin efektifitas dan efisiensi pelaksanaan manajemen risiko agar berjalan optimal. Mitigasi Risiko adalah jenis pengendalian risiko dengan cara mengurangi kemungkinan terjadinya risiko, mengurangi akibat negatif yang timbul bila risiko terjadi atau memindahkan (mengalihkan) risiko kepada pihak lain. Jenis Risiko yang dikendalikan adalah kategori level risiko tinggi dan ekstrim yang dapat dikontrol oleh pemangku risiko. Risk Owner adalah individu karyawan atau tim kerja yang bertanggung jawab melaksanakan pengendalian risiko pada unit bisnis atau unit kerja masingmasing. Akuntansi Anggaran Target / Sasaran Direktorat adalah realisasi dari Rencana Kerja Manajemen (RKM) yang tercantum dalam RKAP
Manager
Kepatuhan Hukum adalah kepatuhan perusahaan terhadap peraturan perundangan dan ketentuan yang berlaku dalam operasional perusahaan, baik Nasional maupun Internasional. Risk Owner adalah individu karyawan atau tim kerja yang bertanggung jawab melaksanakan pengendalian risiko pada unit bisnis atau unit kerja masing-masing. Personalia Umum Kesepakatan yang menjadi indikator penilaian kinerja yang tertuang dalam Kontrak Manajemen antara General manager dengan Pejabat satu tingkat di bawah General Manager Unit yang dimaksud ialah tingkatan manajerial di bawah General Manager sampai kepada tingkatan manajerial terendah. Kesepakatan yang menjadi indikator penilaian kinerja yang tertuang dalam Kontrak Manajemen antara Satu Tingkat dibawah General Manager dengan unit kerja dua tingkat di bawah General Manager Unit yang dimaksud ialah tingkatan manajerial di bawah General Manager sampai kepada tingkatan manajerial terendah.
Personalia Umum
Personalia Umum
Penyempurnaan Implementasi KPI Individu : 1. Keselarasan KPI Individu terhadap KPI Unit Kerja dan KPI Korporat, adalah kesesuaian substansi indikator penilaian KPI Individu dengan KPI Unit Kerja dan KPI Korporat untuk menjamin bahwa pegawai memiliki kontribusi yang terukur terhadap pencapaian KPI Unit Kerja dan KPI Korporat 2. Pembangunan sistem aplikasi KPI Individu, adalah penyiapan sistem pengolahan data kinerja pegawai yang terhubung dengan sistem remunerasi 3. Pegawai mencapai target KPI Individu, adalah jumlah pegawai yang mencapai target kinerja individu yang disepakati dengan target minimal skala 3 Personalia Umum
Penyempurnaan Implementasi KPI Individu : 1. Keselarasan KPI Individu terhadap KPI Unit Kerja dan KPI Korporat, adalah kesesuaian substansi indikator penilaian KPI Individu dengan KPI Unit Kerja dan KPI Korporat untuk menjamin bahwa pegawai memiliki kontribusi yang terukur terhadap pencapaian KPI Unit Kerja dan KPI Korporat 2. Pembangunan sistem aplikasi KPI Individu, adalah penyiapan sistem pengolahan data kinerja pegawai yang terhubung dengan sistem remunerasi 3. Pegawai mencapai target KPI Individu, adalah jumlah pegawai yang mencapai target kinerja individu yang disepakati dengan target minimal skala 3 Personalia Umum
1. Reward diwujudkan dalam bentuk kenaikan pangkat, kenaikan kelas pekerjaan, bantuan ibadah keagamaan, penghargaan prestasi. 2. Penetapan reward didasarkan pada KPI Individu dan Prestasi lainnya. 3. Punishment dikaitkan dengan pelanggaran disiplin pegawai dan penurunan kinerja 4. Jumlah punishment adalah jumlah hukuman disiplin pegawai atau sanksi atas penurunan kinerja yang sudah diterbitkan penetapannya atau keputusannya. Personalia Umum 1. Reward diwujudkan dalam bentuk kenaikan pangkat, kenaikan kelas pekerjaan, bantuan ibadah keagamaan, penghargaan prestasi. 2. Penetapan reward didasarkan pada KPI Individu dan Prestasi lainnya. 3. Punishment dikaitkan dengan pelanggaran disiplin pegawai dan penurunan kinerja 4. Jumlah punishment adalah jumlah hukuman disiplin pegawai atau sanksi atas penurunan kinerja yang sudah diterbitkan penetapannya atau keputusannya. Personalia Umum