Maksud dan Tujuan Untuk mengetahui mutu agergat halus yang akan digunakan sebagai bahan campuran beton sehingga didapatkan agergat halus yang memenuhi persyaratan fisis untuk bahan campuran beton. b. Untuk mengetahui banyaknya kandungan lumpur yang terdapat pada pasir. 2. Dasar Teori Agregat halus atau pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % terhadap berat kering yang dimaksud. Lumpur adalah bagian-bagian kering yang dapat melalui ayakan 0,063 mm. Bila kadar lumpur melampaui 5 %, maka pasir harus dicuci dengan larutan NaOH 3 % dan dengan air. Pasir juga harus terdiri dari butiran beraneka ragam besarnya dan bila diayak dengan susunan ayakan yang telah ditentukan maka memenuhi : . Sisa di atas ayakan 4 mm harus minimum 2 % berat total. . Sisa di atas ayakan 1 mm harus minimum 10 % berat total. . Sisa di atas ayakan 0,25 mm harus berkisar antara 80 % - 90 % berat total. 3. Bahan-bahan yang di perlukan :
5. jam.
Cara Kerja
. Menyediakan pasir sebanyak 500 gram kemudian dioven selama 24 . Menimbang berat pasir setelah di oven selama 24 jam dengan suhu 100C. c. Menyusun ayakan sesuai urutan (diameter terbesar di atas). d. Memasukkan pasir ke dalam ayakan tersebut. . Menggetarkan ayakan pada vibrator selama 15 menit. . Menimbang tiap-tiap ayakan. . Mencatat hasil penimbangan tiap-tiap ayakan.
6.
Pengujian Gradasi dan Kandungan Lumpur pada Pasir Mempersiapkan Alat dan Bahan :
Ember Oven buatan Jerman Cetok Alat getar listrik (vibrator) Timbangan Ayakan Pasir sebanyak 500 gram
Langkah Kerja
Menyediakan pasir sebanyak 500 gram kemudian dioven selama 24 jam dengan suhu 100C Menimbang berat pasir setelah dioven Menyusun ayakan sesuai urutan (diameter terbesar di atas). Memasukkan pasir ke dalam ayakan tersebut. Menggetarkan ayakan pada vibrator selama 15 menit. Menimbang tiap-tiap ayakan Mencatat hasil penimbangan tiap-tiap ayakan.
Analisis Data
Kesimpulan
Pengujian Gradasi dan Kandungan Lumpur pada Pasir Mempersiapkan Alat dan Bahan :
Ember Oven buatan Jerman Cetok Alat getar listrik (vibrator) Timbangan Ayakan Pasir sebanyak 500 gram
Langkah Kerja
Menyediakan pasir sebanyak 500 gram kemudian dioven selama 24 jam dengan suhu 100C Menimbang berat pasir setelah dioven Menyusun ayakan sesuai urutan (diameter terbesar di atas). Memasukkan pasir ke dalam ayakan tersebut. Menggetarkan ayakan pada vibrator selama 15 menit. Menimbang tiap-tiap ayakan Mencatat hasil penimbangan tiap-tiap ayakan.
Analisis Data
Kesimpulan Selesai
Gambar III.1 Alur Kerja Pengujian Gradasi dan Kandungan Lumpur pada Pasir
7. No.
Hasil pengamatan Ukuran Ayakan Berat Ayakan Berat Ayakan Berat Pasir
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
+ Pasir (gram) 394 442 459 482 382 433 263 478
8.
a. Berat pasir mula-mula b. Berat pasir setelah dioven (A) c. Berat pasir setelah digetarkan (B) d. Kesalahan penimbangan (C ) e. Perhitungan Koreksi
Rumus K =
Berat pasir tiap ayakan kesalahan (gram) Berat pasir setelah digetarkan
= 0 x 0 gram = 0 gram 493 1 x 0 gram = 0 gram 493 36 x 0 gram = 0 gram 493 58 x 0 gram = 0 gram 493 43 x 0 gram = 0 gram 493 125 x 0 gram = 0 gram 493 5 x 0 gram = 0 gram 493 225 x 0 gram = 0 gram 493
1) Ayakan 9,5 mm
2) Ayakan 4,75 mm = 3) Ayakan 2,36 mm 4) Ayakan 1,18 mm 5) Ayakan 0,60 mm 6) Ayakan 0,30 mm 7) Ayakan 0,15 mm 8) Pan = = = = = =
1) Ayakan 9,50 mm = 2) Ayakan 4,75 mm = 3) Ayakan 2,36 mm = 4) Ayakan 1,18 mm = 5) Ayakan 0,60 mm = 6) Ayakan 0,30 mm = 7) Ayakan 0,15 mm = 8) pan =
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
0 1 36 58 43 125 5 225
0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 36 58 43 125 5 97 365
i. Kandungan lumpur
= berat pasir dalam pan + koreksi pada pan x 100 % berat terkoreksi = 225 + 0 x 100 % 365 = 61,64 %
9.
Kesimpulan
. Dari percobaan di atas, dapat disimpulkan bahwa pasir tersebut memenuhi syarat yang digunakan dalam adukan beton, karena kandungan lumpurnya < 70 % yaitu 61,64 %. . Pasir mempunyai modulus halus butir antara 1,5 3,8 termasuk dalam pasir halus, sehingga pasir yang digunakan di atas termasuk pasir halus karena mempunyai modulus halus butir 2,1.
10. a.
Saran-saran
Timbangan harus dalam keadaan normal karena akan mempengaruhi hasil perhitungan.
b.
Kebersihan alat harus diperhatikan karena akan sangat mempengaruhi hasil penimbangan.
Ayakan
Oven
Timbangan
Cetok
Ember
Gambar III.3 Alat-alat praktikum pengujian gradasi dan kandungan lumpur pada pasir B. Pengujian Gradasi dan Kandungan Lumpur pada Kerikil 1. a. b. Maksud dan Tujuan Untuk mengetahui kandungan lumpur dari kerikil, sehingga kerikil tersebut dapat diketahui memenuhi syarat atau tidak untuk campuran beton. Untuk mengetahui komposisi ukuran butiran kerikil, sehingga dapat dengan tepat mencarikan perbandingan campuran beton dengan pasir sehingga campuran beton benar-benar tepat. 2. Dasar Teori
a. Kerikil atau batu pecah disebut juga dengan agregat kasar berupa kerikil desintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu pecah, hasil dari pemecahan batu (PBI 1971, Pasal 14, Ayat 2). b. Secara umum yang disebut agregat kasar dengan ukuran lebih dari 5 mm. c. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras atau tidak berpori. Butir-butir agregat kasar bersifat kekal, dalam arti tidak terpengaruh oleh cuaca seperti terik matahari maupun hujan. d. Agregat tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% terhadap berat kering awal, yaitu bahan-bahan yang dapat melalui ayakan 0,25 mm. Apabila melebihi 1%, maka agregat harus dicuci. e. Agregat terdiri dari butiran-butiran yang beraneka ragam ukurannya dan apabila diayak dengan susunan ukuran menurut PBI 1971, Pasal 35 Ayat 1 (British Standart) yang dipakai di Indonesia harus memenuhi syarat sebagai berikut : 1) 2) berat. 3) 4) 3. Selisih antara sisa-sisa komulatif di atas dua ayakan yang adalah maksimum 60% dan minimum 10% berat. Bahan-bahan yang diperlukan : Batu kerikil sebanyak 1000 gram. 4. a. Timbangan Digital b. Mesin penggetar listrik (vibrator) c. Ember d. Cetok e. Ayakan Alat yang digunakan berurutan Sisa di atas ayakan 31,5 mm harus 0% berat. Sisa di atas ayakan 4 mm harus berkisar antara 90-98%
a. Menyediakan kerikil sebanyak 1000 gram. b. Kerikil dioven dulu selama 24 jam dengan suhu 100C, kemudian hari berikutnya diambil lalu ditimbang. c. Menyusun ayakan sesuai dengan urutan (diameter terbesar di atas). d. Memasukkan kerikil ke dalam ayakan dan menggetarkan ayakan selama 15 menit. e. Melakukan penimbangan setiap ayakan. f. Mencatat hasil penimbangan masing-masing ayakan.
6.
Pengujian Gradasi dan Kandungan Lumpur pada Kerikil Mempersiapkan Alat dan Bahan :
Timbangan Mesin penggetar listrik (vibrator) Ember Cetok Ayakan Oven buatan Jerman Batu kerikil sebanyak 1000 gram
Langkah Kerja Menyediakan kerikil sebanyak 1000 gram. Kerikil dioven dulu selama 24 jam, kemudian hari berikutnya diambil lalu ditimbang. Menyusun ayakan sesuai dengan urutan (diameter terbesar di atas). Memasukkan kerikil ke dalam ayakan dan menggetarkan ayakan selama 15 menit. Melakukan penimbangan setiap ayakan. f. Mencatat hasil penimbangan masing-masing ayakan.
7.
Gambar III.4 Alur Kerja Pengujian Gradasi dan Kandungan Lumpur pada Kerikil Hasil Pengamatan
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Ukuran Ayakan (mm) 19 12,5 9,5 4,75 2,36 1,18 0,6 0,3 0,15 pan
Berat Ayakan (gram) 581 453 472 432 434 325 409 306 296 410 Total
Berat Ayakan + Kerikil (gram) 787 1033 540 446 439 347 423 311 309 451
8.
Analisis Data : 1000 gram : 968 gram : 968 gram : 968 968 = 0 gram
a. Berat kerikil mula-mula b. Berat kerikil setelah dioven c. Berat kerikil setelah digetarkan d. Kesalahan penimbangan e. Perhitungan koreksi
Rumus Koreksi =
Berat Kerikil Tiap Ayakan x Kesalahan Berat kerikil Setelah Digetarkan = = = 206 x 0 gram = 0 gram 968 580 x 0 gram = 0 gram 968 68 x 0 gram = 0 gram 968 14 x 0 gram = 0 gram 968 5 x 0 gram = 0 gram 968 22 x 0 gram = 0 gram 968 14 x 0 gram = 0 gram 968
= = =
1 Ayakan 19,0 mm
2) Ayakan 12,5 mm = 3) Ayakan 9,50 mm = 4) Ayakan 4,75 mm 5) Ayakan 2,36 mm 6) Ayakan 1,18 mm = = =
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Ukuran Ayaka n (mm) 19 12,5 9,5 4,75 2,36 1,18 0,6 0,3 0,15 pan
581 453 472 432 434 325 409 306 296 410 Total
Berat Ayakan + Pasir (gr) 787 1033 540 446 439 347 423 311 309 451
Koreksi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Persentase Pasir Tertinggal (%) 21,28 59,92 7,02 1,45 0,52 2,27 1,45 0,52 1,34 4,24 100
Persentase Komulatif Tertinggal (%) 21,28 81,20 88,22 89,67 90,19 92,46 93,90 94,42 95,76 747,11
g. Modulus halus butir Modulus halus butir = Persentase kumulatif tertinggal 100 = 747,11 100 = 7,47
i. Kandungan lumpur = barat kerikil dalam pan + koreksi pada pan x 100%
berat terkoreksi = 41 + 0 x 100% 968 = 4,24 % 9. a. Kesimpulan Modulus halus butir pada kerikil tersebut adalah 7,47 sesuai
dengan kisaran modulus halus butir pada umumnya untuk kerikil yaitu antara 5 - 8, sehingga kerikil tersebut dapat digunakan untuk campuran beton. b. Dengan melihat tabel di atas ternyata kandungan lumpur yang terdapat pada kerikil tersebut lebih besar dari 1 % yaitu 4,24 % ( < 5% ) sehingga kerikil tersebut dapat digunakan sebagai bahan campuran beton. 10. a. b. Timbangan Saran-saran harus dalam keadaan normal karena akan
mempengaruhi hasil perhitungan. Kebersihan alat harus diperhatikan karena akan berpengaruh terhadap hasil penimbangan.
Ayakan
Oven
Timbangan
Cetok
Ember
Gambar III.6 Alat-alat praktikum pengujian gradasi dan kandungan lumpur pada kerikil
C. Pengujian Gradasi dan Kandungan Lumpur pada Kerikil dan Pasir 1. Maksud dan Tujuan . Untuk mengetahui susunan gradasi dari kerikil dan pasir. . Untuk mengetahui banyaknya kandungan lumpur yang terdapat pada kerikil dan pasir. 2. Dasar Teori Pada suatu agregat tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % terhadap berat kering yang dimaksud. Lumpur adalah bagian-bagian kering yang dapat melalui ayakan 0,063 mm. Bila kadar lumpur melampaui 5 %, maka harus dicuci dengan larutan NaOH 3 % dan dengan air. Agregat juga harus terdiri dari butiran beraneka ragam besarnya dan bila diayak dengan susunan ayakan yang telah ditentukan maka memenuhi: . Sisa di atas ayakan 4 mm harus minimum 2 % berat total. . Sisa di atas ayakan 1 mm harus minimum 10 % berat total. . Sisa di atas ayakan 0,25 mm harus berkisar antara 80 % - 90 % berat total. 3. Bahan-bahan yang di perlukan : Campuran agregatkerikil dan pasir. 4. Alat yang digunakan a. Ember . Oven dengan suhu max 150C buatan Jerman c. Cetok . Alat getar listrik (vibrator) e. Timbangan Digital f. Ayakan
5. Cara Kerja . Menyediakan pasir sebanyak 500 gram dioven suhu 105C, 24 jam . Menimbang berat pasir setelah dioven . Menyusun ayakan sesuai urutan (diameter terbesar di atas). d. . f. g. Memasukkan pasir ke dalam ayakan tersebut. Menggetarkan ayakan pada vibrator selama 15 menit. Menimbang tiap-tiap ayakan Mencatat hasil penimbangan tiap-tiap ayakan.
Pengujian Gradasi Dan Kandungan Lumpur pada Kerikil dan Pasir Menyiapkan Alat dan Bahan :
Ember Oven Cetok Alat getar listrik (vibrator) Timbangan Ayakan Pasir sebanyak 500 gram.
Langkah Kerja
Menyediakan pasir sebanyak 500 gram kemudian dioven selama 24 jam. Menimbang berat pasir setelah di oven Menyusun ayakan sesuai urutan (diameter terbesar di atas). Memasukkan pasir ke dalam ayakan tersebut. Menggetarkan ayakan pada vibrator selama 15 menit. Menimbang tiap-tiap ayakan Mencatat hasil penimbangan tiap-tiap ayakan.
Analisis Data
Kesimpulan Selesai Gambar III.7 Alur Kerja Pengujian Gradasi dan Kandungan Lumpur pada Kerikil dan Pasir
7. Hasil Pengamatan Tabel III.5 Berat Pasir yang Tertahan pada Ayakan No Ukuran Ayakan (mm) 19 12,5 9,5 4,75 2,36 1,18 0,6 0,3 0,15 pan Total Berat Ayakan (gram) 581 453 472 432 434 325 409 306 296 410 Berat Ayakan + Pasir dan Kerikil (gram) 787 1033 540 446 439 347 423 311 309 451 Berat Pasir dan Kerikil (gram) 206 580 68 14 23 49 100 79 138 138 1395
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
8. Analisis Data a. Berat pasir mula-mula b. Berat pasir setelah dioven c. Berat pasir setelah digetarkan d. Kesalahan penimbangan e. Perhitungan Koreksi
Rumus K = Berat pasir tiap ayakan x kesalahan Berat pasir setelah digetarkan = = 206 x 0 gram = 0 gram 1395 580 x 0 gram = 0 gram 1395
= = =
6) Ayakan 1,18 mm 7) Ayakan 0,6 mm 8) Ayakan 0,3 mm 9) Ayakan 0,15 mm 10) Ayakan pan
= = = = =
49 x 0 gram = 0 gram 1395 100 x 0 gram = 0 gram 1395 79 x 0 gram = 0 gram 1395 138 x 0 gram = 0 gram 1395 138 x 0 gram = 0 gram 1395
1) Ayakan 19,0 mm 2) Ayakan 12,5 mm 3) Ayakan 9,5 mm 5) Ayakan 4,75 mm 6) Ayakan 2,36 mm 7) Ayakan 1,18 mm 8) Ayakan 0,60 mm 9) Ayakan 0,30 mm
x 100 %
11) Pan
138 + 0 1359
x 100 %
= 9,89 %
Tabel III.6 Perhitungan Persentase Kumulatif Berat Pasir dan Kerikil Lolos
Ukuran Ayakan (mm) 19 12,5 9,5 4,75 2,36 1,18 0,6 0,3 0,15 pan Berat Ayakan (gr) 581 453 472 432 434 325 409 306 296 410 Total Berat Ayakan + Pasir dan Kerikil (gr) 787 1033 540 446 439 347 423 311 309 451 Berat Pasir dan Kerikil (gr) 206 580 68 14 23 49 100 79 138 138 1395 Berat Pasir dan Kerikil Terkoreksi (gr) 206 580 68 14 23 49 100 79 138 138 1395 Persentase Pasir dan Kerikil Tertinggal (%) 14,77 41,58 4,87 1,00 1,65 3,51 7,17 5,66 9,89 9,89 100 Persentase Komulatif (%) Tertinggal 14,77 56,34 61,22 62,22 63,87 67,38 74,55 80,22 90,11 570,68 Lolos 85,23 43,66 38,78 37,78 36,13 32,62 25,45 19,78 9,89 -
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Koreksi
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
g. Modulus halus butir Modulus halus butir = Persentase kumulatif tertinggal 100 = 570,68 100 = 5,71
9.
Kesimpulan
a. Modulus halus butir pada campuran pasir dan kerikil tersebut adalah 5,71 maka campuran tersebut tidak termasuk jenis kerikil halus, karena pada umumnya campuran pasir dan kerikil mempunyai modulus halus butir antara 5 6,5.
b. Dari grafik standart gradasi agregat campuran pasir dan kerikil dengan butir maksimum 19 mm, gradasi agregat termasuk dalam daerah ( 1 ), ( 2 ), ( 3 ), dan ( 4 ) 10. Saran-saran
a. Timbangan harus dalam keadaan normal karena akan mempengaruhi hasil perhitungan. b. Kebersihan alat harus diperhatikan karena akan berpengaruh terhadap hasil penimbangan.
Ayakan
Oven
Timbangan
Cetok
Ember
Gambar III.10 Alat-alat praktikum pengujian gradasi dan kandungan lumpur pada kerikil dan pasir