Anda di halaman 1dari 22

BAB V PENGUJIAN KUALITAS KAYU A. Penyusutan Kayu 1. Maksud dan Tujuan a. Untuk mengetahui persentase sudut kayu. b.

Untuk mengetahui penyusutan yang terjadi pada kayu dari keadaan basah menjadi kering. Dalam hal ini penyusutan berdasarkan pada penyusutan arah serat kayu. 2. Dasar Teori Kadar air dalam kayu menentukan volume kayu, berkurangnya air dalam kayu, maka berkurang pula volume kayu tersebut. Karena susut kayu merupakan susut volume, maka penyusutan ini terjadi pada tiga arah dimensi yaitu : . Arah susut menuju pusat (radial) . Arah susut ke arah jenis garis singgung (tangensial) . Arah susut yang searah dengan arah panjang batang (axial) 3. Bahan yang digunakan

a. Kayu sampel I (kayu kamfer) . Kayu sampel II (kayu meranti) 4. Alat yang digunakan

a. Jangka sorong b. Timbangan c. Oven

5.

Cara Kerja a. b. . d. . f. Masing-masing sampel diberi kode regu, sejajar serat = a, tegak lurus Menimbang masing-masing sampel kayu. Mengukur panjang, lebar, dan tebal kayu (tangensial, radial, axial) Memasukkan kayu ke dalam oven selama 24 jam. Pada hari berikutnya memasukkan ke dalam oxilator selama 15 Mengukur penyusutan kayu. serat = b, searah serat = c.

menit, kemudian ditimbang.

6.

Hasil Pengamatan Keterangan Panjang (cm) Lebar (cm) Tinggi (cm) Sebelum dioven Kamfer 10,45 6,735 4,700 Meranti 10,745 6,745 4,555 Sesudah dioven Kamfer 10,215 6,12 4,42 Meranti 10,515 6,3 4,3

Tabel V.1 Tabel Dimensi Ukuran Kayu

Tabel V.2 Tabel Pengamatan Sampel Kayu Berat (gram) Sampel Sblm diove n Kanfer (I) Meranti (II) 278 155 Ssdh diove n 234 134 Sebelum dioven b c a radia axia tangensia l l l (cm) (cm) (cm) 4 6 10,3 3,1 6,1 10,4 Sesudah dioven a b tangensia l (cm) 3,8 3 radia l (cm) 5,9 5,8

c axial (cm) 10,3 10,4

7. .

Analisis Data Sampel I ( Kayu Kamfer )

Panjang susut kayu 1) Arah axial = c c = 10,3 10,3 = 0 cm Besar penyusutan =


0 x 100 % 10,3

=0% 2) Arah radial = b b = 6 5,9 = 0,1 cm Besar penyusutan =


0,1 x 100 % 6

= 1,67 % 3) Arah tangensial = a a = 4 3,8 = 0,2 cm Besar penyusutan =


0,2 x 100 % 4

= 5% Kadar air kayu Kamfer 1) Berat air = berat sebelum dioven berat sesudah dioven = 278 243 = 35 gram

2) 100%

Kadar air terhadap berat kering =

berat air x berat sesudah dioven

35 x 100% 243

= 14,40 % 3) Kadar air terhadap berat basah = x 100 = x 100% = 12,59 % Kadar lengas Rumus : dengan : X 6x 6kv X XKa = x 100 % = berat benda sebelum dioven = berat benda sesudah dioven = kadar lengas kayu

= x 100% = 31,56 %

Sampel II ( meranti )

Panjang susut kayu 1) Arah axial = c c = 10,5 10,4 = 0,1 cm Besar penyusutan = x 100 % = 0,952 % 2) Arah radial = b b = 6,1 5,8 = 0,3 cm Besar penyusutan =
0,3 x 100 % 6,1

= 4,918 % 3) Arah tangensial = a a = 3,1 3 = 0,1 cm Besar penyusutan =


0,1 x 100 % 3,1

= 3,226 % Kadar air kayu 1) Berat air = berat sebelum dioven berat sesudah dioven = 155 134 = 21 gram 2) Kadar air terhadap berat kering = x 100 % = x 100 %

= 15,671 % 3) Kadar air terhadap berat basah = x 100 % = x 100 % = 13,548 % Kadar lengas kayu meranti Rumus : dengan : X 6x 6kv X XMr = x 100% = 33,022 % c. Harga rata-rata susut kayu c = susut arah c ( axial ) b = susut arah b (radial) a = susut arah a (tangensial) d. Kadar lengas rata-rata X rata-rata = X
Ka

= = berat benda sebelum dioven = berat benda sesudah dioven = kadar lengas kayu

= = =

0 % + 0,952 % 2

= 0,476 %

1,67 % + 4,918 % = 3,294% 2 5 % + 3,226 % 2

= 4,113 %

+ X Mr 2

= 31,56 % + 33,022 % 2 = 32,291 %

8.

Kesimpulan a. Dari percobaan di atas didapat : 1) Susut kayu arah axial (c) 2) Susut kayu arah radial (b) 3) Susut kayu arah tangensial (a) b). Sampel II (kayu meranti) 1) Susut kayu arah axial (c) 2) Susut kayu arah radial (b) 3) Susut kayu arah tangensial (a) . = 0,952 % = 4,918 % = 3,226 % ) Sampel I (kayu kanfer) = 0% = 1,67 % = 5%

Dari hasil perhitungan kadar lengas rata-rata di atas yaitu sebesar

32,291 % adalah kurang lebih 30 % maka dapat dikatakan kayu tersebut basah. . . Dari sample I dan II, susut kayu rata-rata arah axial (a) < susut kayu Kadar air kayu kamfer < kadar air kayu meranti arah radial (b) < susut kayu arah tangensial (c).

9.

Saran-saran a. b. Potongan kayu harus rata dan sudut-sudutnya harus siku, karena akan Dalam pengukuran, ketelitian harus diperhatikan dengan baik. mempengaruhi pengukuran panjang kayu.

Terlebih dahulu kayu harus diteliti, apakah retak atau tidak agar tidak

mempengaruhi penyusutan kayu.

B. Pengujian Kuat Desak Kayu 1. Maksud dan Tujuan

Untuk mengetahui terjadinya kuat desak kayu sehingga dapat mengetahui kekuatan kayu dengan tepat. 2. Dasar Teori Kayu untuk bangunan atau suatu konstruksi harus bersifat baik dan sehat. Ketentuan bahwa segala sifat dan kekurangan-kekurangan yang ada, tidak akan merusak atau mengurangi nilai konstruksi (bangunan). Dalam Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia tahun 1961 disebutkan bahwa untuk beberapa jenis kayu, tegangan yang diperkenankan diambil agak rendah. Tetapi dalam peraturan ini diberi kemungkinan juga untuk bukti-bukti dari penyelidikan yang dapat dipertanggungjawabkan. Tabel V.3 Data Klasifikasi Kelas Kayu Kelas I II III IV V Berat Jenis > 1100 1100 750 750 500 500 360 < 360 Kekuatan lengkung absolut (kg/cm) > 1100 1100 750 750 500 500 360 < 360 Kekuatan tekan absolut(kg/cm) > 600 600 425 425 300 300 215 < 215

3.

Bahan yang digunakan Tabel V.4 Data Bahan Uji Kuat Desak Kayu No Data Kayu Kayu Kanfer Kayu Meranti

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 4.

Cacat Kayu Panjang ( p ) Lebar ( l ) Tinggi (t ) Berat ( s ) Volume ( v ) Berat Jenis ( Bj )

30 cm 6,7 cm 4,7 cm 782 gram 949,7 cm3 0,823 gr/cm3

30 cm 6,7 cm 4,5 cm 456 gram 904,5 cm3 0,504 gr/cm3

Alat yang digunakan a. Timbangan b. Penggaris siku-siku c. Amplas d. Jangka sorong e. Gergaji f. Alat uji desak

5.

Cara Kerja . Memotong kayu dengan ukuran panjang 30 cm, lebar 4 cm, dan tinggi 5 cm, kemudian mengukur panjang, lebar dan tinggi sebenarnya menggunakan jangka sorong. b. Menimbang berat kayu. c. Memasukkan kayu ke dalam alat uji desak dan mencatat pemendekan kayu yang terjadi, mulai dari saat jarum menunjukkan beban 2,5 kN; 5 kN; 7,5 kN; dan seterusnya (kelipatan 2,5 kN). . Menggambar sket kerusakan kayu akibat beban yang bekerja pada kayu.

6. Alur Kerja Mulai

Pengujian Kuat Desak Kayu

Menyiapkan Alat Dan Bahan: 1. Timbangan Digital 2. Penggaris Siku siku 3. Jangka Sorong 4. Gergaji 5. Alat uji desak

Langkah Kerja : 1. Memotong kayu dengan ukuran panjang 30 cm, lebar 4 cm, dan tinggi 5 cm, kemudian mengukur panjang, lebar dan tinggi sebenarnya menggunakan jangka sorong. 2. Menimbang berat kayu 3. Memasukkan kayu kedalam alat uji desak dan mencatat pemendekan kayu yang terjadi, mulai dari saat jarum menunjukkan beban 2,5 kN; 5 kN; 7,5 kN; dan seterusnya ( kelipatan 2,5 kN )

Mengamati hasil praktikum

Analisis data Kesimpulan

Selesai Gambar V.1 Alur Kerja Kuat Desak Kayu 7. Hasil Pengamatan Tabel V.5 Data Pengamatan Uji Kuat Desak Kayu Kamfer

No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Beban (P) (kN) 0 25 50 75 100 125 150

Perpendekan (L.105) (cm) 0 0,34 0,75 1,43 2,59 3,42 4,2

Tabel V.6. Perhitungan Tegangan dan Regangan Kayu Kamfer Beban (P) No 1 2 3 4 5 6 7 kN 0 25 50 75 100 125 150 Kg 0 2500 5000 7500 10000 12500 15000 Perpendekan L.10- 0 0,34 0,75 1,43 2,59 3,42 4,2 =P/A (Kg/cm) 0,000 79,390 158,781 238,171 317,561 396,951 476,342 =L.10 /h 0,000 1,133 2,500 4,767 8,633 11,400 14,000
-5

Koreksi Analitis Grafis -5 '.10 '. 10-5 0 0 2,573 2,600 3,940 4,000 6,207 6,200 10,073 10,000 12,840 12,900 15,440 15,400

Koreksi :

= 39,390X + 1111,48 571,765 1,440 396,952 X X = =

476,342X + 539,695 =

= 396,95 kg/cm

max 0,05 p max 0,05

= 476,34 kg/cm = 444 kg/cm = 12,84 . 105 cm = 15,44 . 105 cm = 114,3 . 105 cm

a). Modulus elastisitas = b). Modulus kenyal

p 396,95 = = 30,91511. 105 kg/cm p 12,84.10 5

= . p . p = . 396,95 . 12,84 . 105 = 2548,419 . 105 kg/cm

c). Modulus secand d). Diketahui : P A k Kekuatan absolut

0, 05 0,05

444 114,3.10 5

= 3,884514. 105 kg/cm

= 15000 kg = 31,49 cm = 15000 31,49 k = 47,6342 MPa = 476,342 kg/cm = 47,6342 MPa

Tabel V.7 Data Pengamatan Uji Kuat Desak Kayu Meranti No 1. 2. 3. Beban (P) (kN) 0 25 50 Perpendekan (L.105) cm Kayu Meranti 0 0,4 1,11

Tabel V.8 Perhitungan Tegangan dan Regangan Kayu Meranti No Beban (P) Perpendekan =P/A =L.10-5/h Koreksi

kN 1 2 3 0 25 50

Kg 0 2500 5000

L.10- 0 0,4 1,11

(Kg/cm ) 0,000 82,919 165,837 0,000 1,333 3,700

Analitis '.10-5 0 2,367 4,734

Grafis '. 10-5 0 2,4 4,7

Koreksi :

X + 1,333 X + 3,700 82,918X X

= 82,919 165,837 = 85,74 = 1,034

165,837 X + 221,060 = 82,919 X + 306,800

= 82,92 kg/cm kg/cm

max = 165,84 kg/cm 0,05 = 103 p = 2,367 . 105 cm

max = 4,734 . 105 cm 0,05 = 2,85 . 105 cm

a). Modulus elastisitas =

p 82,92 = = 35,03167. 105 kg/cm p 2,367 .10 5

b). Modulus kenyal

= . p . p = . 82,92 . 2,367 . 105 = 98,13582. 105 kg/cm

c). Modulus secand

0, 05 0,05

103 = 36,14035 . 105 kg/cm 2,85.10 5

d). Diketahui : P A Kekuatan absolut


k

= 5000 kg = 30,15 cm = 5000 30,15 k = 16,5837 MPa = 165,837 kg/cm = 16,5837 MPa

8. Kesimpulan a. Dari hasil percobaan kuat desak kayu kamfer dengan menggunakan alat desak hidrolis, diperoleh : p 0,05 = 444 p max 0,05 = 396,95 kg/cm kg/cm = 12,84 . 105 cm = 15,44 . 105 cm = 114,3 . 105 cm max = 476,34 kg/cm

Kayu kamfer mempunyai kekuatan absolut k = 476,342 kg/cm b. Dari hasil percobaan kuat desak kayu Meranti dengan menggunakan alat desak hidrolis, diperoleh: p = 82,92 kg/cm kg/cm max = 165,84 kg/cm 0,05 = 103 p = 2,367 . 105 cm

max = 4,734 . 105 cm 0,05 = 2,85 . 105 cm Kayu Meranti mempunyai kekuatan absolut k = 165,837 kg/cm

9. Saran-saran . Kayu yang akan diuji desak harus mempunyai permukaan yang siku dan rata sehingga seluruh bagian penampang dapat menerima gaya desak secara merata. b. Ketelitian dalam pengukuran panjang, lebar dan tinggi kayu yang akan diuji harus benar-benar teliti, karena akan mempengaruhi besaran tegangan dan regangan yang terjadi. c. d. Dalam pemasangan kayu yang akan diuji dalam alat uji desak hidrolis Dalam memperhatikan dan mencatat gerak jarum pada saat didesak harus benar-benar tegak lurus. harus dengan teliti, karena sangat mendukung kebenaran data yang diperoleh. e. Bahan uji sebaiknya dalam keadaan kering sehingga dapat memperoleh nilai dasar maksimum.

C. Pengujian Kuat Lentur Kayu 1. Maksud dan Tujuan Untuk mengetahui kuat lentur kayu sehingga dapat mengetahui kekuatan kayu dengan baik. 2. Dasar Teori Jika batang kayu diletakkan di atas dua tumpuan, dibebani dengan gaya P, maka serat-serat tepi atas dari batang akan saling mendesak dan pada serat-

serat tepi bawah akan saling tarik-menarik. Karena serat-serat tepi atas saling mendesak, maka akan terjadi tegangan tekan. Sebaliknya pada serat tepi bawah akan terjadi tegangan tarik. Tegangan demikian disebut tegangan lentur ( lt). Pada batas antara tegangan tekan dan tegangan tarik, ada serat-serat yang tegangannya = 0, berarti tidak terjadi tegangan. Tegangan ini terletak pada garis atau bidang lurus yang disebut garis netral, seperti tampak pada gambar :

p h

Serat tekan Garis normal Serat tarik

C h

(a) Balok dibebani

(b) Tampang balok

(c) Diagram tegangan

Gambar V.4 Pengujian Kuat Lentur Kayu Jika tegangan yang terjadi ( lt) telah mencapai tegangan ijin ( lt), maka dianggap garis netral berada pada setengah tinggi balok ( h). Pada saat ini masih terjadi keseimbangan yaitu : gaya tekan C sama dengan gaya tarik T. Besarnya gaya tekan maupun gaya tarik dapat dihitung dengan rumus : C = T = luas diagram x lebar balok C = h . lt x b 2 C = . h . lt . b Akibat gaya tarikdan gaya tekan, dapat menimbulkan momen yang besarnya M = besarnya gaya x jarak antara gaya tekan dan gaya tarik

= C x h = . b . h lt . h = 1/6 . b . h . lt Karena tahanan momen W = 1/6 . b . h , maka diperoleh tegangan ijin lt lt = M / V Oleh karena itu pada perencanaan balok yang menderita momen lentur atau batang tidak disambung, digunakan rumus sebagai berikut : = M / V lt 3. No 1 2 3 4 5 6 Bahan yang digunakan Keterangan Panjang (cm) Lebar (cm) Tinggi (cm) Berat (gr) Volume (cm) Berat jenis (gr/cm) Meranti 50 6,7 4,5 752 1507,5 0,50 Kamfer 50 6,7 5 1317 1675 0,79

Tabel V.9 Data Bahan Uji Kuat Lentur Kayu

4. a. b. c. d. e. f. g. 5.

Alat-alat yang digunakan Timbangan Penggaris siku-siku Jangka sorong Alat uji lentur Desicator Oven Amplas Cara Kerja

a. Kayu ditimbang kemudian diukur panjang, lebar dan tingginya. b. Menghitung berat jenis kayu. c. Kayu dimasukkan ke dalam alat uji lentur dan mencatat tekanan maksimum dan mengukur lendutan kayu yang terjadi sampai kayu retak/patah. d. Menggambar sket kerusakan kayu akibat beban yang bekerja pada kayu.

6.

Alur Kerja Mulai Pengujian Kuat Lentur Kayu Menyiapkan Alat dan Bahan : a. Timbangan kapasitas max 10 kg b. Penggaris siku siku c. Jangka Sorong d. Alat uji lentur e. Gergaji

Langkah Kerja : a. Kayu ditimbang kemudian diukur panjang, lebar dan tingginya. b. Menghitung berat jenis kayu. c. Kayu dimasukkan ke dalam alat uji lentur dan mencatat tekanan maksimum dan mengukur lendutan kayu yang terjadi sampai kayu retak/patah. d. Menggambar sket kerusakan kayu akibat beban yang bekerja pada kayu. Mengamati Hasil Praktikum Analisis Data Kesimpulan

Selesai Gambar V.5 Alur Kerja Kuat Lentur Kayu 7. a. Panjang Lebar Tinggi Berat kayu (S) Volume (V) Hasil Pengamatan Jenis Kayu Kanfer = 50 cm = 6,7 cm = 5 cm = 1317 gram = pxlxt = 50 x 6,7 x 5 = 1675 cm

Berat Jenis () Pmaks Luas (A) Tegangan () b. Panjang Lebar Tinggi Berat kayu (S) Volume (V) Berat Jenis () Pmaks Luas (A) Tegangan () 8. Kesimpulan

= S/V = 11,5 kN = pxl = Pmaks / A

= 1317 / 1675 = 0,79 gram/cm = 1150 kg = 50 x 6,7 = 335 cm = 1150 / 335 = 3,432 kg/cm

Jenis Kayu Meranti = 50 cm = 6,7 cm = 4,5 cm = 752 gram = pxlxt = S/V = 15,2 kN = pxl = Pmaks / A = 50 x 6,7 x 4,5 = 1507,5 cm = 752 / 150,5 = 0,50 gram/cm = 1520 kg = 50 x 6,7 = 335 cm = 1520 / 335 = 4,537 kg/cm

a. Untuk Jenis Kayu Kamfer : 1) Kayu mengalami retak pada tekanan 1150 kg 2) Kayu mengalami lentur pada tegangan 3,433 kg/cm 3) Berat jenis = 0,79 gr/cm2 Menurut PPKI 1961 kayu kamfer tersebut termasuk dalam kelas V. b. Untuk Jenis Kayu Meranti :

1) Kayu mengalami retak pada tekanan 1520 kg 2) Kayu mengalami lentur pada tegangan 4,537 kg/cm 3) Berat jenis = 0,50 gr/cm2 Menurut PPKI 1961 kayu meranti tersebut termasuk dalam kelas V. 9. Saran-saran dengan teliti, karena sangat mendukung kebenaran data yang diperoleh. b. Bahan uji diusahakan dalam keadaan kering sehingga dapat diperoleh nilai lentur yang maksimum.

a. Dalam memperhatikan dan mencatat jarak jarum pada saat lentur harus

Anda mungkin juga menyukai