Anda di halaman 1dari 29

BAB IV ADUKAN BETON A. Campuran Adukan Beton 1. Maksud dan Tujuan a. Untuk mengetahui konsistensi perencanaan perbandingan beton.

b. Untuk mendapatkan perencanaan perbandingan campuran adukan beton. c. Untuk mengetahui dan menentukan mutu beton. 2. Dasar Teori Dalam pembuatan adukan beton dengan campuran yang direncanakan jumlah semen minimum dalam nilai faktor air semen (fas) yang maksimum dipakai, harus disesuaikan dengan keadaan sekelilingnya. Hal ini dianjurkan untuk memakai jumlah semen minimum dan nilai faktor air semennya minimum. Kekentalan (konsisten) adukan beton harus disesuaikan dengan cara transport pemadatan, jenis konstruksi yang bersangkutan dan kerapatan dari tulangan. Kekentalan tergantung pada jumlah, jenis semen dan nilai faktor air semen, jenis susunan butiran dari agregat serta penggunaan bahan-bahan pembantu. Kekentalan adukan beton dapat diperiksa dengan pengujian slump. Adukan beton untuk keperluan pengujian harus diambil langsung dari mesin pengadukan dengan menggunakan ember atau alat yang lain yang tidak menyerap air. Bila pengujian dianggap perlu, adukan beton diaduk lagi sebelum pengujian tersebut. 3. Bahan yang dipakai Perbandingan b. Pasir c. Kerikil = Semen : Pasir : Air = 1 : 1,3 : 1,9 = 4598 gram = 5702 gram = 8553 gram a. Semen Portland (PC)

4. Alat yang digunakan . b. c. d. e. Tongkat 1 panjang 50 cm Cetok Gelas ukur Baki Ember

5. Cara Kerja a. Menghitung perhitungan komposisi yang akan menjadi adukan beton. . Menyiapkan semen Portland (PC), pasir dan kerikil dengan berat tertentu. c. Menimbang PC, pasir dan kerikil tersebut sesuai dengan berat yang telah ditentukan. . Setelah bahan tersedia lalu buat adukan beton untuk tes Slump.

6. Alur Kerja

Mulai

Campuran Adukan Beton Menyiapkan Alat dan Bahan :


Semen Portland (PC) = 4598 gram Pasir = 5702 gram Kerikil = 8553 gram Tongkat 1 panjang 100 cm Cetok Gelas ukur Baki Ember Timbangan dengan kapasitas max 10 kg

Langkah Kerja
Menghitung perhitungan komposisi yang akan menjadi adukan beton. Menyiapkan semen Portland (PC), pasir dan kerikil dengan berat tertentu. Menimbang PC, pasir dan kerikil tersebut sesuai dengan berat yang telah ditentukan. Setelah bahan tersedia lalu buat adukan beton untuk tes Slump.

Mengamati Hasil Praktikum Analisis Data Kesimpulan Selesai

Gambar IV.1 Alur Kerja Campuran Adukan Beton

7. Hasil Pengamatan . . . . . pasir : kerikil 1 8. Analisis Data Faktor air semen (fas) Berat air semen = Berat air Berat semen = Berat semen x fas = 4598 x 0,350 = 1609,3 gram = 1609 4598 = 0,350 : 1,3 : 1,9 Air yang digunakan Semen Pasir Kerikil Perbandingan campuran = 1609 ml = 4598 gram = 5702 gram = 8553 gram = semen :

9. Kesimpulan Pemakaian banyak air pada nilai fas yang sama akan berpengaruh pada kemudahan dari sejumlah semen yang ada. 10. Saran-saran . Pengadukan sebaiknya dilakukan sampai warna adukan tampak rata, kelecakan yang cukup (tidak cair dan tidak padat) dan campuran tampak homogen. b. Sebaiknya pada waktu pencampuran pasir dan kerikil pada kondisi SSD.

Baki

Cetok

Ember

Tongkat

Timbangan

Gambar IV.2 Alat-alat praktikum adukan beton B. Test Slump 1. Maksud dan Tujuan Untuk mengetahui kekentalan adukan beton dari nilai slump agar beton memenuhi persyaratan yang diinginkan. 2. Dasar Teori Kekentalan adukan beton dapat diperiksa dengan pengujian slump maka harus diambil langsung dari mesin pengaduk dengan menggunakan ember atau alat yang tidak menyerap air. Bila perlu adukan beton diaduk lagi sebelum pengujian slump. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan kerucut yang berdiameter atas 10 cm, diameter bawah 20 cm dan tinggi kerucut 30 cm. Penggunaan adukan beton yang terlalu kental atau encer, dianjurkan pada batas yang ditunjukkan dalam tabel berikut : Tabel IV.1 Nilai Slump untuk berbagai pekerjaan beton Uraian Dinding, Alat Pondasi, Pondasi Telapak Bertulang Telapak Tak Bertulang, Kolom, Dinding Plat, Balok, Kolom dan Dinding Penguasaan Jalan Pembetonan Massal Nilai Slump Maksimum Minimum 12,5 5,0 9,0 2,5 15,0 7,5 7,5 5,0 7,5 2,5

3. Bahan yang dipakai a. Semen Portland (PC) dengan berat b. Pasir dengan berat c. Kerikil dengan berat d. Air = 4598 gram = 5702 gram = 8553 gram = 1609 ml

4. Alat yang digunakan a. b. c. d. e. Baki Ember Cetok Penggaris siku-siku Tongkat berdiameter 16 mm dan panjang 60 cm

. Kerucut Abrams 5. Cara Kerja . . . . e. f. Meletakkan kerucut Abrams dalam baki. Mengisi kerucut dengan adukan beton sebanyak 1/3 volume Mengisi kerucut dengan adukan beton sebanyak 2/3 volume Kemudian mengisi penuh kerucut dan ditusuk-tusuk sebanyak 10 Membiarkan selama 1 menit dan membersihkan adukan beton yang Mengangkat kerucut hati-hati dan mengukur penurunannya.

kerucut, kemudian ditusuk-tusuk dengan tongkat sebanyak 10 kali. kerucut, kemudian ditusuk-tusuk dengan tongkat sebanyak 10 kali. kali lalu diratakan permukaannya. tercecer di sekitar kerucut.

6. Alur Kerja Langkah Kerja Test Slump Mulai Letakan Kerucut Abrams dalam baki

Isi dengan adonan sebanyak 1/3 volume, Kemudian tusuk 25 kali Isi dengan adonan sebanyak 2/3 volume, Kemudian tusuk 25 kali jangan sampai mengenai lapisan pertama

Isi dengan adonan sampai penuh, Kemudian tusuk 25 kali. jangan sampai mengenai lapisan kedua. Ratakan permukaannya Tunggu 1 menit Angkat kerucut secara vertical Ukur penurunannya Selesai

Gambar IV.3 Alur Kerja Test Slump

7. Hasil Pengamatan Dari hasil percobaan menunjukkan nilai Slump yang terjadi = 5 cm 10 cm 5 cm 28 cm Kerucut Abrams 20 cm Gambar IV.4 Gambar Hasil Pengamatan Keteranangan : Nilai Slump yang terjadi 5 cm 8. Kesimpulan Nilai Slump yang terjadi = 5 cm maka menurut PBI 71 dapat dipakai untuk jenis beton pada dinding, alat pondasi, pondasi telapak bertulang telapak tak bertulang, dan kolom. 9. Saran-saran . Dalam pengujian kerucut dengan ketentuan 1/3 bagian tidak sama tinggi, maka dalam pengisian tersebut sebaiknya dilakukan dengan cermat, sesuai dengan aturan tersebut di atas. Dan dalam proses pemadatan ditusuk-tusuk dengan tongkat slump. . Kesalahan dalam mengukur penurunan adukan harus dibuat sekecil mungkin, hal ini akan mempengaruhi nilai slump menjadi kurang akurat.

Tongkat

Baki

Cetok Penggaris siku siku

Ember Kerucut Abrams

Gambar IV.5 Alat-alat praktikum Test Slump

C.

Pembuatan Kubus dan Silinder Beton 1. Maksud dan Tujuan

Untuk menentukan kuat desak karakteristik beton setelah berumur 7 hari. Dan dalam penggetasan tersebut dimaksudkan untuk mengetahui mutu beton yang sebenarnya dari campuran beton yang direncanakan. 2. Dasar Teori Untuk pembuatan silinder dan kubus beton, yang harus diambil minimum 30 buah benda uji, tetapi dalam praktikum ini kita hanya menggunakan benda uji yaitu silinder dan kubus, cetakan kubus berukuran 15x15x15 cm dan silinder berdiameter 15 cm, tinggi 30 cm. Dalam PBI 1971, beton adalah suatu bahan konstruksi yang mempunyai sifat kekuatan tekan yang khas, yaitu apabila diperiksa dengan benda uji, nilainya akan menyebar sekitar nilai-nilai tertentu. Dalam pemeriksaan benda-benda uji apabila kekuatan karakteristik belum tercapai, maka pengecoran tersebut harus dihentikan dan dalam waktu singkat harus dilakukan pengujian non destruktif pada bidang konstruktif yang nilainya meragukan. 3. Bahan yang digunakan Bahan yang diuji adalah bahan yang digunakan pada Test Slump. 4. Alat-alat yang digunakan a. Timbangan . Kerucut Abrams c. Baki d. Cetakan beton e. Ember f. Cetok

5. Cara Kerja a. Memeriksa semua baut kubus dan silinder harus kuat dan rapat.

. Memasukkan adonan campuran beton ke dalam cetakan sebanyak 1/3 volume dan menusuk 10 kali dengan tongkat yang berdiameter 16 mm. . Memasukkan 1/3 volume lagi lalu menusuk 10 kali, dan masukkan lagi 1/3 volume terakhir lalu ditusuk 10 kali, kemudian meratakan permukaannya. d. Memindahkan cetakan yang berisi adonan. e. Menyimpan selam 24 jam pada tempat yang aman, lalu melepas cetakan dan merendam dalam air selama seminggu. 6. Alur Kerja Mulai Periksa baut kubus dan silinder cetakan harus kuat dan rapat Isi dengan adonan sebanyak 1/3 volume, Kemudian tusuk 25 kali Isi dengan adonan sebanyak 1/3 volume lagi Kemudian tusuk 25 kali jangan sampai mengenai lapisan pertama Isi dengan adonan sampai penuh, Kemudian tusuk 25 kali. jangan sampai mengenai lapisan kedua. Ratakan permukaannya Pindahkan cetakan dan diamkan Selama 24 jam Angkat adonan dari cetakan Rendam dalam air selama seminggu Selesai Gambar IV.6 Alur Kerja Pembuatan Beton 7. Hasil Pengamatan

Tabel IV.2 Data Adukan Silinder dan Kubus Beton. Jenis Benda Uji Silinder Kubus 8. Analisis Data a. Silinder beton W = 11,515 kg V = d t = x 3,14 x (0,512) x 0,5 = 0,005301 m Bj = W = V b. Kubus beton W = 10,690 kg V = sxsxs = 15 x 15 x 15 = 3375 cm Bj = W V 9. Kesimpulan Dari hasil percobaan didapat berat jenis beton : . Silinder beton Bj = 2,17 gr/cm . Kubus beton Bj = 2,96 gr/cm = 10,690 3375 = 0,00296 kg/cm = 2,96 gr/cm 11,515 5301 = 5301 cm3 = 0,00217 kg/cm = 2,17 gr/cm Berat Cetakan (kg) 11,975 9,110 Berat Adukan & Cetakan (kg) 23,490 19,800 Berat Adukan (kg) 11,515 10,690

Baki

Ember

Cetok Tongkat

Cetakan Kubus Gambar IV.7 Alat-alat praktikum pembuatan silinder dan kubus beton

D.

Percobaan Kuat Tekan Beton 1. Maksud dan Tujuan Untuk mengetahui kuat desak beton agar tercapai mutu beton yang diinginkan. 2. Dasar Teori Dalam PBI 1971, beton adalah suatu benda konstruksi yang mempunyai sifat kaku atau tekan yang khas, yaitu apabila ditest dengan

benda uji nilainya akan menyebar ke sekitar rata-rata tertentu. Di dalam pemeriksaan benda uji, apabila kekuatan beton karakteristik yang disyaratkan tidak tercapai, maka pengecoran dihentikan dan harus diadakan percobaan non distruktif. Sebelum benda uji diperiksa kekuatannya, ukuran harus ditentukan dengan ketelitian sampai minimum. Apabila berat isi beton ditentukan, maka harus ditentukan ketelitian sampai ratusan gram. Pada pengujian tekanan dikerjakan pada sisi kubus yang di dalam cetakannya menempel pada bidang yang rata. Tekanan harus dinaikkan berangsurangsur dan kecepatan 614 kg/cm/detik. Sebagai bahan hancur, beton berlaku beban yang tinggi yang ditunjukkan oleh pesawat penguji, tidak boleh mempunyai kesalahan yang melampaui 5 % pada setiap pembebanan di atas 10 % dari kapasitas minimum. 3. Bahan yang dipakai Silinder beton dan kubus beton yang telah dibuat. 4. Alat yang digunakan Alat kuat tekan beton.

5. Cara Kerja a. Menyediakan sampel kubus dan silinder beton yang telah diketahui berat dan ukurannya (panjang, lebar dan diameter) setelah direndam selama 1 minggu (7 hari). b. . d. Memasukkan silinder dan kubus beton ke dalam alat desak. Melakukan uji tekan terhadap silinder dan kubus beton. Mengamati dan mencatat perubahan silinder dan kubus beton

selama diadakan desakan sampai desakan maksimum.

e.

Mengambil silinder dan kubus beton dari alat

desak, kemudian di gambar retakannya.

6. Alur Kerja Mulai

Percobaan Kuat Tekan Beton Menyiapkan Alat dan Bahan :


Silinder beton dan kubus beton yang telah dibuat. Alat kuat desak beton

Langkah Kerja
Menyediakan sampel kubus dan silinder beton yang telah diketahui berat dan ukurannya (panjang, lebar dan diameter) setelah direndam selama 1 minggu (7 hari). Memasukkan silinder dan kubus beton ke dalam alat desak. Melakukan uji desak terhadap silinder dan kubus beton. Mengamati dan mencatat perubahan silinder dan kubus beton selama diadakan desakan sampai desakan maksimum. Mengambil silinder dan kubus beton dari alat desak, kemudian di gambar retakannya.

Mengamati Hasil Praktikum Analisis Data

Kesimpulan

Selesai Gambar IV.8 Alur Kerja Kuat Tekan Beton

7. Hasil Pengamatan

Tabel IV.3 Pengamatan Perpendekan Silinder Beton


No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Beban ( P ) (ton) 0 25 50 75 100 125 150 175 182 Perpendekan (mm) 0 5,4 8,9 11,9 14,5 16,3 17,7 19,2 20,1 Keterangan

Awal Keretakan

H = 30 cm A = d = x 3,14 x (15) = 176,625 cm Tabel IV.4 Pengamatan Perpendekan Kubus Beton


No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Beban ( P ) (ton) 0,0 25,0 50,0 75,0 100,0 125,0 150,0 175,0 200,0 225,0 250,0 263,0 Perpendekan (mm) 0 1,4 2,1 3,5 5,3 8,2 10,8 13,2 16,9 22,3 24,5 26,0 Keterangan

Awal Keretakan

H = 15 cm A = sxs

= 15 x 15 = 225 cm 8. Analisis Data Tabel IV.5 Perhitungan Tegangan dan Regangan Silinder Beton N0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Beban kN 0,0 2,5 5,0 7,5 10,0 12,5 15,0 17,5 18,2 Kg 0 2500 5000 7500 10000 12500 15000 17500 18200 L. 103 ( Cm ) 0 5,4 8,9 11,9 14,5 16,3 17,7 19,2 20,1 = P/A = L . 103 ( Kg cm2 ) H. 105 0 0 14,154 18,00 28,309 29,67 42,463 39,67 56,617 48,33 70,771 54,33 84,926 59,00 99,080 64,00 103,043 67,00 Analitis 0 28,33 40,00 50,00 58,67 64,67 69,33 74,33 77,33 Grafis 0 28 40 50 59 65 69 74 77

Koreksi :

X + 18 14,154 = X + 64 99,080 84,93 X X = - 877,564 = -10,33

99,080 X + 1783,44 = 14,154 X + 905,87

p max 0,01 p max 0,01

= 99,080 kg/cm = 103,043 kg/cm = 101,062 kg/cm = 64. 105 c m = 67. 105 cm = 65,5. 105 cm

a. Modulus Elastisitas b. Modulus kenyal

p p

99,080 = 1,55.10-5 kg/cm 64.10 5

= . p . p = . 99,080 . 64 .105

= 0,0317 kg/cm c. Modulus Secand 0 0 0 = 18. 105 cm = 14,154 kg/cm = 0 (1 + 0 ) = 14,154 ( 1 + `18.105 ) = 14,156 kg/cm =

0,01 101,062 = = 1,54. 10 -5 kg/cm 0,01 65,5.10 5

0 0 14 ,15 18 .10 5 d. Regangan Elastisitas = = = 2,57.10-5 cm 99 , 080 p


e. Regangan Plastis = 0 elastisitas = 18.105 2,57. 105 = 15,43 .10-5 cm Tabel 4.6 Perhitungan Tegangan dan Regangan Kubus Beton N0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Beban kN Kg 0 0 2,5 2500 5 5000 7,5 7500 10 10000 12,5 12500 15 15000 17,5 17500 20 20000 22,5 22500 25 25000 26,3 26300 L.10-3 = P/A = L . 10-3 Analitis Grafis ( Cm ) ( Kg cm2 ) H.10-5 0 0 0 0 0 1,4 11,111 9,33 17,11 17 2,1 22,222 14,00 21,78 22 3,5 33,333 23,33 31,11 31 5,3 44,444 35,33 43,11 43 8,2 55,556 54,67 62,45 63 10,8 66,667 72,00 79,78 80 13,2 77,778 88,00 95,78 96 16,9 88,889 112,67 120,45 121 22,3 100,000 148,67 156,45 157 24,5 111,111 163,33 171,11 171 26 116,889 173,33 181,11 181

Koreksi : X + 9,33 11,111 = X + 163,33 111,111

11,111 X + 1814,76 = 11,111 X + 1036,67 -100 X p max 0,01 p max 0,01 = 778,09 X = 7,781 = 111,111 kg/cm = 116,889 kg/cm = 114 kg/cm = 163,33 . 105 cm = 173,33 . 105 cm = 168,33 . 105 cm

a. Modulus Elastisitas =

p 111,111 = = 68028,53 kg/cm p 163,33.10 5


= . 111,111 . 163,33.105 = 0,091 -5kg/cm

b. Modulus kenyal = . p . p

c. Modulus secand = 0 0 0

0, 01 114 = = 67724,11 kg/cm 0,01 168,33.10 5

= 9,33. 105 cm = 11,111 kg/cm = 0 (1 + 0 ) = 11,111 ( 1 + 9,33. 105 ) = 11,112 kg/cm

d. Regangan Elastisitas =

0 0 11,111 9,33 .10 5 = = 0,93 . 105 cm p 111,111


= 9,33.105 0,93.105 = 8,4.105 cm

e. Regangan Plastis = 0 elastisitas

9. Kesimpulan Dari hasil yang telah didapat dari pengujian, dapat diperoleh kuat desak beton sebagai berikut : . Beton silinder = 182,0 kN = 18200

1. Modulus Elastisitas 2. Modulus kenyal 3. Modulus secand 4. Regangan Elastisitas 5. Regangan Plastis 6. Tanpa faktor koreksi fc ( 7 hari ) fc ( 14 hari ) fc ( 25 hari ) 7. Dengan faktor koreksi fc ( 7 hari ) fc ( 14 hari ) fc ( 25 hari )

= 1,55 x 105kg/cm = 0,0317 kg/cm = 1,54 x 105 kg/cm = 2,57 x 105 cm = 15,43 x105 cm
18200 176 ,625 103,043 x 0,88 0,65 103,043 x 1,00 0,65

= = =

= 103,043 kg/cm2 = 139,50 kg/cm2 = 158,53 kg/cm2

= = =

18200 x 0,88 x 0,83 = 85,53kg/cm2 176 ,625 103,043 x 0,88 x 0,83 = 115,79 kg/cm2 0,65 103,043 x 1,00 x 0,83 = 131,58 kg/cm2 0,65

b. Kubus Beton Kubus beton =263 kN = 26300 kg = 0,68 x 105 kg/cm = 0,091 kg/cm = 6,7 x 105 kg/cm = 0,93 x 105 cm = 8,4 x 105 cm

1. Modulus Elastisitas 2. Modulus kenyal 3. Modulus secand 4. Regangan Elastisitas 5. Regangan Plastis
6. Tanpa faktor koreksi fc ( 7hari )

26300 225

= 116,89 kg/cm2

fc ( 14hari ) fc ( 25hari )

= =

116,89 x 0,88 0,65 116,89 x 1,00 0,65

=158,25 kg/cm2 = 179,83 kg/cm2

7. Dengan faktor koreksi fc ( 7 hari ) fc ( 14 hari ) fc ( 25 hari ) = = =


26300 225
116,89 x 0,88 x 1 0,65 116,89 x 1,00 x 1 0,65

= 116,89 kg/cm2 = 158,25 kg/cm2 = 179,83 kg/cm2

10. Saran-saran Ketelitian dalam pembacaan perpendekan beton akibat beban yang diterima beton, harus diperhatikan dengan baik.

Beton silinder sebelum ditekan

Beton silinder setelah ditekan

Beton kubus sebelum ditekan

Beton kubus setelah ditekan

Gambar IV.10 Bahan uji silinder dan kubus beton sebelum dan sesudah ditekan

Gambar IV.11 Alat praktikum uji kuat tekan beton

E.

Hammer Test 1. Maksud dan Tujuan Untuk mengetahui kuat tekan beton. 2. Dasar Teori Hammer Test yaitu suatu pekerjaan untuk mengetahui kuat desak beton atau kuat tekan beton. Pemakaian alat dengan menekan ujung Hammer Test ke permukaan beton yang ingin diperiksa kuat tekannya disertai dengan menekan tombol yang ada pada alat tersebut, setelah itu dibaca jarum yang menunjukkan angka pada alat itu. 3. Bahan yang digunakan : Silinder dan Kubus beton. 4. Alat yang digunakan : Alat Hammer Test. 5. Cara Kerja a. . c. Menyiapkan kubus dan silinder beton. Menguji kubus dan silinder beton dengan alat Hammer Test. Membaca hasil pengujian.

6. Alur Kerja Mulai

Hammer Test Menyiapkan Alat dan Bahan : Silinder dan Kubus beton. Alat Hammer Test.

Langkah Kerja
Menyiapkan kubus dan silinder beton. Menguji kubus dan silinder beton dengan alat Hammer Test. Membaca hasil pengujian.

Mengamati Hasil Praktikum Analisis Data Kesimpulan Selesai Gambar IV.12 Alur Kerja Hammer Test 7. Data Pengamatan Tabel 4.7 Data Pengujian Hammer Test. Silinder beton (N/m) Pembacaan silinder dan kubus beton 17 17,5 15,5 22 15,5 Kubus beton (N/m) 15,5 21 14 16 14

8. Analisis Data

a.

Silinder beton Pembacaan rata-rat a = 17 + 17,5 + 15,5 +22 + 15,5 5 = 17,5 N/m2

Koreksi Rebound

= 3,2 +[ 17,5-10 ] x ( 3,4-3,2 ) 20 10 = 3,35 = 17,5 + 3,35 = 20,85 N/m2

Rebound Value

Tegangan maksimum = 103 + [ 20,85-20] x (112-103) 21-20 = 110,65 kg/cm = 11,065 MPa Tegangan minimum = 63 + [ 20,85-20 ] x (71-63) 21-20 = 69,8 kg/cm = 6,98 MPa

b.

Kubus beton Pembacaan rata-rata = 15,5 + 21 + 14 + 16 + 14 5 = 16,1 N/m2 Koreksi Rebound = 3,2 + [ 20- 16,1 ] x (3,4-3,2) 20 - 10 = 3,32 Rebound Value Tegangan maksimum = 16,1 + 3,32 = 19,42 N/m = 121 - [ 20 19,42 ] x (121 0) 20 0 = 120,97 kg/cm = 12,097 Mpa

Tegangan minimum

= 74 - [ 20 19,42 ] x (74 0) 20 0

= 73,97 kg/cm = 7,397 MPa 9. Kesimpulan a. Silinder beton maksimum minimum b. Kubus beton maksimum minimum 10. Saran-saran a. . Ketelitian dalam pembacaan beton akibat beban yang diterima Dalam menguji beton dengan Hammer Test, sebaiknya pengujian harus diperhatikan dengan baik. dilakukan pada beberapa tempat. = 120,97 N/cm = 73,97 N/cm = 110,65 N/cm = 69,8 N/cm

Gambar IV.13 Alat Hammer test

Anda mungkin juga menyukai