Siska Christine Yuni . K . T Anggrek Garry F. Temmar 08700149 Meliskah C . Febriani . K Yulita Maria Ester Nita 08700253 Nickotarius D . K Maria Elvina Doa Yanik 08700299 M . Salomo Yulio
08700083 08700133
08700187 08700213
08700259
PENDAHULUAN
Definisi
Imobilisasi adalah suatu keadaan dimana penderita harus istirahat di tempat tidur dalam jangka waktu lama,tidak bergerak secara aktif akibat berbagai penyakit atau gangguan pada alat / organ tubuh (impaitment) yang bersifat fisik atau mental. Dapat juga diartikan sebagai suatu keadaan tidak bergerak / tirah baring yang terus menerus selama 5 hari atau lebih akibat perubahan fungsi fisiologis.
Immobilisasi karena : 1. lama dapat terjadi Inaktifitas (mis ; pasca bedah) 2. Ketidak berdayaan (mis ; lansia, penderita stroke) Dampak : 1. Timbulnya penyakit 2. Ketergantungan pada orang lain 3. Rendahnya kwalitas hidup 4. Kematian
Patofisiologi
Perubahan tersebut dapat terjadi karena :
1. Bendungan 2. Atrofi 3. Tekanan
Berdampak negatif pada organ : 1. Sistem Syaraf 2. Tractus Respiratorius 3. Kardiovaskular 4. Tractus Digestivus 5. Kulit 6. Tractus urinarius 7. Musculoskeletal 8. Tulang 9. Sendi
KULIT
Anatomi Kulit
Kulit tersusun dari 3 lapisan utama : 1. Lapisan epidermis / kutikula 2. Lapisan dermis / korium / kutis vera / true skin 3. Lapisan sub kutis
Ulkus Decubitus
Patofisiologi
1.
Terjadi tekanan didaerah tertentu, bila melebihi tekanan hidrostatis dari pembuluh darah menyebabkan gangguan aliran oksigen sehingga terjadi nekrosis, yang diawali timbulnya lesi pada kulit sehingga terjadi ulkus. Atrofi kulit disebabkan nutrisi yang tidak memadai
2.
Terapi
Merubah
jam Bersihkan jaringan necrotik dan berikan salep antibiotik Memakai kasur khusus Menjaga higienis pada tubuh pasien Ulkus diberi antiseptik Menutup luka
Posisi Terlentang
Terapi Mandiri
OTOT
PATOFISIOLOGI
Kontraksi otot menurun Atrofi Actin / Miocin Volume otot berkurang
Terapi
Latihan penguatan (stretching ) Latihan aktif ruas gerak sendiri Latihan teratur setiap hari,menggerakkan ekstremitas dan anggota tubuh lainnya ROM ( Range of Motion )
TULANG
PATOFISIOLOGI
Tarikan otot berkurang Stress pada tulang Metabolisme menurun
Demineralisasi
Resorbsi Ca di tulang
Terapi
1. Pasien sering didudukkan (dilakukan mobilisasi dini) 2. Diberikan preparat kalsium untuk menambah kalsium
SENDI
4.
5. 6.
Kontraktur Fleksibilitas sendi tergantung dari aktifitas kita. Jika didiamkan, maka jaringan ikat kendor akan menjadi kaku, sehingga tidak bisa digerakkan lagi (kontraktus) Stiffness / Kaku
Terapi
Non Medikamentosa: 1. Stretching 2. Casting 3. Bracing 4. Range of Motion (ROM) Medikomentosa 1. Anti-analgetik atau opioid analgetik untuk nyeri berat 2. Vitamin Operasi
PARU
Traktus Respiratorius
Traktus Respiratorius
Immobilisasi lama pada paru, menyebabkan pergerakan ciliacilia pada trachea menjadi terganggu sehingga pengeluaran secret ikut terganggu
Hal ini dapat menyebabkan : Pneumonia Atelektasis Penurunan kapasitas vital
Bulu-bulu hidung yang berfungsi untuk menyaring udara yang masuk ke sistem pernafasan
Obat
Obat-obatan diperlukan untuk membantu mengencerkan mucus untuk mudah dikeluarkan: Mukolitik : Bromheksin, Asetil sistein Expektoran : Kalium iodide
Test Fisioterapi
Manual Manipulasi Latihan Pernapasan Postural Drainage Removal of Secretions Effective coughing Huffing Forced expiration technique Suctioning
Pemeriksaan Fisik
Manual Manipulasi
Latihan Pernapasan
Postural Drainage
OKSIGEN
Penatalaksanaan
Alat Flutter kadang digunakan untuk membantu pengenceran sputum pada pasien Bronchiectasis atau Bronchitis Kronik yang bisa terjadi pada pasien Immobilisasi Lama.
Jantung
Imobilisasi lama juga dapat menyebabkan Kejadian Trombus. Misalnya pada sistem vena di betis terdapat sinus yang bisa diibaratkan lekukan yang membentuk kantong kecil. Pengaliran darah dari sinus ini sepenuhnya tergantung kontaksi otot betis. Dalam kondisi diam tidak bergerak, darah dalam sinus tersebut praktis tidak mengalir, sehingga mudah sekali terbentuk bekuan darah. Karena didalam darah terdapat faktor pembeku aktif yang pada kondisi normal dinetralkan di hati. Namun karena penetralan tersebut terhambat oleh stasis, akibatnya aktivitas pembekuan darah dalam vena meningkat, sehingga terbentuklah awal deposit trombus.
Patofisiologi
1. Beban Jantung 2. Hypotension Orthostatic 3. Kejadian Trombus 4. Infark Myocard Acute
Terapi
A. Obat 1. Antikoagulan 2. Anti trombosis 3. Trombolitik B. Fisioterapi 1. Plantar / dorso fleksi 2. ROM 3. Melakukan gerakan tubuh
Plantar Flexi
Dorso Flexi
Range of Motion
Anatomi
proses defecasi pada posisi horizontal Adanya gangguan frekuensi defecasi (konstipasi)
Konstipasi
Terjadi penurunan gerak peristaltik karena berbaring lama juga kurangnya aktivitas. Sehingga dapat menyebabkan melambatnya feses menuju rectum dimana terjadi reabsorpsi cairan oleh tubuh sehingga feses mengeras.
Non medikamentosa : - Diet Halus (bubur saring, sereal), - Makanan Berserat (mis;buah, sayur) - Bekatul
Simetidin adalah antihistamin penghambat reseptor H2 secara selektif dan reversibel. Penghambatan reseptor H2 akan menghambat sekresi asam lambung.
TRACTUS URINARIUS
Pria
Wanita
Pada
kondisi imobilisasi, pasien tidak dapat mengeluarkan urin dari tubuh seperti layaknya orang normal, karena adanya kesulitan beraktifitas. Selain itu, posisi pasien yang umumnya dalam keadaan berbaring mengakibatkan hambatan pengosongan kandung kemih secara sempurna.
Posisi Berdiri
Posisi Berbaring
Dapat Terjadi, antara lain : 1. Infeksi Saluran Kemih (ISK) 2. Batu pada Saluran Kemih (Urolithiasis)
Lima Kriteria Diagnosa ISK menurut Depkes 1. Demam 2. Dysuria 3. Polakisuria (Kencingnya sedikit sedikit) 4. Leukositoria 5. Sakit Pinggang / Sakit Perut
RUTE INFEKSI
1. naik (ascending infection) -kebanyakan bakteri Gram negatif 2. melalui aliran darah (hematogenous infection) -kebanyakan bakteri Gram positif
posisi berbaring, pasien tidak dapat mengeluarkan urine secara tuntas, karena itu masih ditemukan sisa urine di dalam vesica urinaria. Bendungan aliran air seni (stasis) ini dapat menyebabkan reabsorbsi air meningkat sehingga kristaloid meningkat Batu
Selain itu, adanya osteoporosis yang umum ditemukan pada pasien imobilisasi lama serta diet tinggi Kalsium Hiperkalsiuria Kristaloid Urin meningkat Batu
Terapi
Pencegahan dan penanganan yang dilakukan untuk mengatasi terjadinya keadaan patologi pada Traktus Urinarius yang terjadi akibat imobilisasi lama, adalah dengan cara : 1. Mobilisasi sedini mungkin, paling tidak pasien sering didudukkan, mengubah posisi vesika urinaria 2. Banyak minum sekitar 3 Liter (8 - 12gelas) dalam sehari 3. Pantaulah pasien dengan cermat dan rutin terhadap adanya tanda dan gejala hiperkalsemia, ISK, dan terapi secara adekuat. 4. Supaya tidak retensi urine dipasang kateter 5. Irigasi untuk mengambil sisa urine yang masih tersisa
Kateterisasi
Pria Wanita
Water Protection
TERIMA KASIH