LANDASAN TEORI
Campak yang disebut juga dengan, morbili, measles atau rubeola merupakan suatu penyakit infeksi akut yang sangat menular, disebabkan oleh paramixovirus. Penyakit ini ditularkan melalui percikan liur (droplet) yang terhirup, ditandai oleh tiga stadium, kataral, erupsi serta konvalesensi
Penyakit ini disebabkan oleh golongan paramyxovirus, yaitu virus RNA dari famili Paramixofiridae
Virus campak (droplet ) Menempel dan berbiak di epitel nasofaring invasi, replikasi dan kolonisasi kelenjar limfe regional viremia yang pertama. Virus menyebar pada semua sistem retikuloendotelial viremia kedua (menyebar ke epitel, kulit, sistem saraf pusat, mukosa usus, paru )
Panas meningkat dan mencapai puncak pada hari 4-5 ketika ruam timbul. Coryza. Conjunctivitis. Cough. Muncul kopliks spot. Ruam makulopapuler eritema.
Masa inkubasi 10-20 hari dan kemudian timbul gejala-gejala yang dibagi dalam 3 stadium, yaitu : Stadium kataral (prodormal). Stadium erupsi Stadium konvalesensi
Diagnosis morbili biasanya cukup ditegakkan berdasarkan gejal klinis yang didapat dari anamnesa dan pemeriksaan fisik, sedangkan pemeriksaan penujang jarang dilakukan.
Rubella (German measles, minor measles) Roseola (exanthema subitum) Fifth disease (erythema infectiosum Mononucleosis
pemberian cairan yang cukup, kalori yang sesuai dan jenis makanan yang disesuaikan dengan tingkat kesadaran dan adanya komplikasi, suplemen nutrisi, antibiotik diberikan apabila terjadi infeksi sekunder, anti konvulsi apabila terjadi kejang, serta pemberian vitamin A. tindakan lain adalah pengobatan segera terhadap komplikasi yang timbul.
Bila keadaan umum penderita baik tanpa disetai dengan komplikasi, maka prognosisnya baik, tapi prognose buruk pada keadaan umum buruk, anak yang sedang menderita penyakit kronis atau bila ada komplikasi.
Bronkopnemonia Komplikasi neurologis Encephalitis morbili akut SSPE (Subacute Scleroting panencephalitis) Immunosuppresive measles encephalopathy Otitis media Enteritis
IDENTITAS PASIEN Nama Jenis kelamin Umur Agama Suku bangsa Alamat Ayah, nama
: Putri Collista : Perempuan :1 tahun : Islam : Jawa : Jl. Tamrin 24 : Tn. Supono umur : 23 tahun pekerjaan : KTI : Tn. Fitria umur : 21 tahun pekerjaan : IRT : 23 November 2012 (pukul 14.00) : 27 November 2012
Tujuh hari yang lalu anak mendapat imunisasi DPT combo di posyandu. Lengan kiri bekas suntikan mengalami bengkak dan kemerahan serta pasien menjadi rewel. Malam hari pasien sumer-sumer. Anak umersumer selamaselama 3 hari.
Empat hari yang lalu anak tiba-tiba panas tinggi, sore hari berobat ke dokter spesialis anak, namun anak masih demam tinggi. Tiga hari yang lalu anak sempat masuk rumah sakit dengan keluhan demam tinggi. Disetai diare cair + ampas, lendir (-) , darah (-) 3x/ hari, muntah 1x , batuk kering (+) dengan frekuensi jarang, perut kembung (-) kejang (-). Anak dirawat di rumah sakit selama 2 hari. Selama di rumah sakit panas tinggi namun sempat naik turun, anak sempat mengalami mata merah dan pilek. Sehari sebelumnya anak pulang paksa, anak sudah tidak demam dan selama di rumah keadaan anak bai-baik saja.
Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) Pasien tidak pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya Riwayat alergi obat (-) Riwayat alergi makanan (-) Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada keluarga ataupun orang sekitar yang mengalami kejadian seruapa Imunisasi Ibu menyatakan imunisasi anak sudah lengkap, terakhir imunisasi campak ketika usia 9 bulan. Riwayat Diet Sejak lahir sampai usia 3 bulan anak minum ASI selanjutnya diganti dengan susu formula. Sejak umur 3 bulan anak mulai makan bubur sereal. Sejak umur 11 bulan anak mulai makan nasi serta lauk dan tetap minum susu formula. Riwayat Kelahiran Dan Perkembangan Anak dilahirkan di RSUD, usia kehamilan 9 bulan, lahir normal dan langsung menangis. Saat ini anak sudah bisa berdiri dan belajar berjalan.
Regio
Pemeriksaan
Inspeksi
Ruam makulopapular eritema region fascialis, thorax, abdomen, punggung, extremitas (region thorax, abdomen dan punggung bersifat konfluen, pada regio ekstremitas atas dan bawah bersifat discrete)
Kepala
a/i/c/d : -/-/-/conjungtivitis (-) koplik spot (-) telinga dalam batas normal hidung dalam batas normal
Leher
Dada
Jantung
Regio
Pemeriksaan
Paru Abdomen
Ves +/+, Rh -/-, Wz -/meteorismus (-) Bising usus (+) Turgor baik
Diagnosis : Laboratorium : darah lengkap dan gula darah acak Hasil lab tanggal 23 november 2012 : GDA: 90 mg/dl Hb :10,4 g/dl Leu : 5.970 / cmm PCV : 36 % Trombosit : 377.000/ cmm Radiologi : Konsultasi : -
Terapi : Infuse D51/4NS 650 cc/24 jam Pamol syrup cth 3dd Konsultasi gizi Rawat isolasi
FOLLOW UP PASIEN
Hari, tanggal
Subyektif
Objektif -
(hari ke 9 sejak demam) Demam (-) Batuk (-) Ruam di daerah dahi mulai menghilang ruam di badan mulai
Ku : cukup Kesadaran : compos mentis Tanda vital : T : 37,70C HR : 130 x/ menit RR : 40 x/menit
A : morbili P: Infuse 500cc/24 jam Paracetamol 70 mg/x prn San-B-plex 1x 0,3 D51/4NS
berkurang.
Makan/minum : berkurang BAB / BAK lancar seperti biasa.
Interhistin 3 x 1 cth
Vitamin A 100.000 1x
Ruam
makulopapular
eritema
region
extremitas masih tetap. Kepala : a/i/c/d/ :-/-/-/Leher : simetris,pembesaran KGB(-) Dada : simetris, retraksi ICS (-) Pulmo : ves +/+, Rh -/-, Wz -/Cor :S1S2 tunggal, murmur (-) Abdomen : meteorismus (-), Bising usus (+) Ekstremitas : Akral hangat (+/+), CRT < 2 detik.
Hari, tanggal
Subyektif
Objektif -
Minggu/
(hari ke 10 sejak demam) Demam (-) Batuk (-) Pilek (-) diare 3x cair + ampas, lendir (-), darah (-)
Ku : cukup Kesadaran : compos mentis Tanda vital : T : 37,50C HR : 120 x/ menit RR : 40 x/menit
A: Morbili P: Infuse 500cc/24 jam Paracetamol 70 mg/x prn San-B-plex 1x 0,3 D51/4NS
25 November 2012
Interhistin 3 x 1 cth
Hari, tanggal
Subyektif
Objektif
(hari ke 11 sejak demam) Demam (-) Batuk (-) Pilek (-) diare 4x cair + ampas, lendir (-), darah (-) ruam berubah di seluruh badan, tang dan kaki menjadi memudar berubah warna menjadi
Ku : cukup Kesadaran : compos mentis Tanda vital : T : 36,90C HR : 138 x/ menit RR : 40 x/menit Inspeksi : region fascialis, thorax, abdomen dan punggung didapatkan macula hiperpigmentasi. Macula eritema region extremitas
kecoklatan
makaan/minum : berkurang BAK lancar seperti biasa.
Kepala : a/i/c/d/ :-/-/-/Leher : simetris,pembesaran KGB(-) Dada : simetris, retraksi ICS (-) Pulmo : ves +/+, Rh -/-, Wz -/Cor :S1S2 tunggal, murmur (-) Abdomen : meteorismus (-), Bising usus (+) Ekstremitas : Akral hangat (+/+), CRT < 2 detik.
Hari, tanggal
Subyektif
Objektif
(hari ke 12 sejak demam) Demam (-) Batuk (-) Pilek (-) diare 1x cair + ampas, lendir (-), darah (-) masih terdapat ruam kecoklatan di tubuh, tangan dan kaki makaan/minum : berkurang
Ku : cukup Kesadaran : compos mentis Tanda vital : T : 36,90C HR : 120 x/ menit RR : 40 x/menit Inspeksi : region fascialis, thorax, abdomen punggung dan extremitas didapatkan macula hiperpigmentasi.
panas badan sejak 8 hari yang lalu. diare,batuk kering, pilek dan mata merah selama bebrapa hari
Sejak tadi pagi muncul ruam-ruam di seluruh tubuh. Muncul pertama kali di daerah wajah kemudian menyebar ke tubuh, tangan, dan kaki. Ruam bagian tangan dan kaki lebih jarang dari pada yang di badan.
Ketika demam muncul pasien tidak demam, batuk masih jarang dan tidak ada pilek, Hal ini karena pasien sudah mendapat intervensi obat serta vaksin campak, sehingga manifestasi klinisnya menjadi berbeda.
(morbili atipikal).
Dari hasil pemeriksaan didapatkan keadaan umum lemah dan rewel, hal ini terjadi karena pada stadium erupsi pasien memamng menjadi lemah.
Dari pemeriksaan antopometri didapatkan data Berat badan 6,9 kg, Panjang badan 69 cm, Status gizi: 85% (mild malnutrisi). Keadaan malnutrisi merupakan factor resiko terserang morbili
Dari inspeksi didapatkan Ruam makulopapular eritema region fascialis, thorax, abdomen, punggung, extremitas dimaan lesi pada region thorax, abdomen dan punggung bersifat konfluen, sedangkan pada regio ekstremitas atas dan bawah bersifat discrete. Gambaran ini merupakan gambaran khas pada morbili yang disebut dengan erupsi kulit
morbiliform.
Dari hasil pemeriksaan fisik pada mata sudah tidak terdapat konjungtivitis, pemeriksaan telinga tidak ada kelainan terutama tidak ada tanda-tanda pasien mengalami otitis mesia yang merupakan komplikasi dari morbili.
Pada peemriksaan jantung dan paru tidak didapatkan kelainan, khususnya di paru tidak didapatkan rhonki yang merupaakn tanda khas pneumoni yang juga merupakan komplikasi morbili.
Diagnosis morbili biasanya cukup ditegakkan berdasarkan gejal klinis yang didapat dari anamnesa dan pemeriksaan fisik, sedangkan pemeriksaan penujang jarang dilakukan.
TERIMAKASIH