Oleh: Ukiman
Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang
n. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang, Semarang 50275
Abstrak
Kuat geser tanah dihasilkan dari nilai Icohesi (e) dan sudut geser dalam (f2I). Pada tanah berbutir halus biasanya yang dominan fraJesi lempung, dapat dikatakan bahwa pada tanah lempung gesekan antar butir adalah keeil. Pada tanah yang kandungan lempungnya lebih dari 50 % dan Icondisinya jenuh mempunyai nilai plastisitas indek tingg;. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui korelasi antara kandungan lempung dan Nilai Plastisitas Indek terhadap parameter geser (edan e). Pengujian dengan metode uji triaxial test terhadap beberapa benda uji yang diambil dari daerah Kudus. Sedangkan pelaksanaan pengujian dilakukan di laboratorium Mekanika Tanah, Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang. Basil penelitian menunjukkan bahwa Nilai Plastisitas Indek berpengaruh terhadap parameter geser (e dan e), Icorelasi dibawah 15 %, demikianjuga kandungan lempung terhadap nilai f2J. Sedangkan iempung terhadap Icohesi dapat dikatakan semakin banyak kandungan lempung nilai Icohesi akan turun, korelasi % lempung terhadap Icohesi (e) dinyatakan dalam persamaan e = -O,OO9x % lempung + 1,638 dengan tingkat Icorelasi R? = 0,485.
biasa disebut tanah kohesif, dan nilai sudut geser dalam nilainya keeil. Selain itu pada tanah berbutir halus akan mempunyai fluktuasi kembang - susut yang eukup besar akibat pengaruh air dan sering juga mempunyai nilai plastisitas yang tinggi. Sehingga dapat dikatakan bahwa gaya geser tanah sangat dipengaruhi oleh butiran tanah khususnya kandungan lempung dan nilai plastisitasnya, maka pengkajian parameter geser (" dan e) pada tanah berbutir balus terhadap kandungan lempung dan nilai plastisitas indek perlu diteliti guna me mperoleh gambaran perubahan fenomena yang terjadi maupun bentuk ekspresi persamaan matematiknya guna memberikan solusi yang praktis dan sederhana bagi praktisi di lapangan.
menimbulkan retakan, apabila tanah seperti ini ada di bawah pondasi maka akan terjadi perubahan posisi material tanah. Perubahan posisi atau pergerakan material tanah akan berpengaruh pada struktur bangunan yang ada seperti penurunan pada bangunan. Seorang ilmuwan dari Swedia yang bernama Atterberg (1911) menjelaskan sifat konsistensi tanah berbutir halus pada besaran kadar air yang terkandung tanah akan berada pada kadar air besar tanah lembek, kadar air sedang tanah akan plastic / kenyal dan pada kadar air rendah tanah akan menjadi padat/ keras. Kondisi ini yang dikenal dengan batas-batas konsistensi dan uji Atterberg limit diperoleh nilai yaitu Liquid Limit (LL), Plastis Limit (PL) dan Plastisitas Indeks (PI). JE Bowles 1991, hal : 39. ditahan dengan setengah tinggi contoh tanah didorong seperti pada uji geser tanah maka akan diperoleh besaran gaya dorong yang menyebabkan terjadinya keruntuhan pada sampel tanah tadi. Besarnya perlakuan gaya dorong disebut juga gaya geser tanah, yang akan sangat dipengaruhi oleh berat isi tanah (kepadatan tanah), kadar air kandungan lempung yang akan berpengaruh pada besarnya nilai kohesi dan sudut geser dalam (C dan 0). Batasan Masalah
Pada penelitian ini batasannya adalah :
a. Pemilihan sampel dipakai bila nilai lempung > 50% dari hasil uji ayakan. b. Nilai batas konsistensijika PI> 25%. c. Kondisi sampel pada derajat kejenuhan
>86%. d. Penentuan parameter geser (0, C) melalui uji trixial e. Penelitian dilaksanakan di laboratorium Mekanika Tanah Politeknik Negeri Semarang. f Analisa dengan program excel dan regresi linier 3.
Tinjauan Pustaka
Tanah selalu mempunyai peranan penting pada suatu lokasi pekerjaan konstruksi, tanah adalah pondasi pendukung suatu bangunan, atau kadang sebagai penyebab gaya luar pada bangunan seperti pada tembok dinding penahan tanah. Tenaga ahli pada teknik sipil yang berkecimpung dalam perencanaan pelaksanaan bangunan perIu memahami teknik dasar dalam mekanika tanah dan parameter tanah yang berkaitan dengan struktur bangunan pendukung seperti pondasi. Prediksi kemampuan pondasi untuk menahan beban, atau dimensi tebal dinding penahanan tanah akan terpengaruh besarnya gaya horisontal tanah yang terjadi. Sebagai contoh gaya lateral tanah dipengaruhi oleh besaran nilai kohesi (C), sudut geser dalam (0) dan besamya kadar air yang terkandung.
398
2.
Perumusan Masalah
Pemberian beban di atas material tanah dapat menyebabkan lapisan tanah dibawahnya mengalami pemampatan, yang ditengarai oleh perubahan angka pori dan bentuknya penurunan permukaan materiaJ tanah. Namun jika pelT1berian beban yang dapat dikatakan pemberian gaya dari luar (mekanis) dalam arah horizontal, juga akan terjadi perubahan angka pori dan berdeformasi arah horizontal akibat tertekan. Pada penekan material tanah yang
listrik dati sifat-sifat dari air yang terserap oleh lempung, bila tanah tidak jenuh, meskipun tanah tidak kohesif, maka sifat kohesif itu kadang dapat terlihat sebagai tegangan permukaan dari air yang terdapat pada pori-pori. Jadi kekuatan geser tanah berubah ubah sesuai denganjenis dan kadar air. Demikianjuga distribusi butiran tanah, khususnya persen lempung untuk setiap material tanah akan berbeda beda, maka kandungan lempung berpengaruh pada parameter geser tanah.
4.
Metode Penelitian
Dalam pelaksanaan pada penelitian ini dilakukan tahapan seperti berikut : 4.1. Tahap 1. Persiapan meliputi survey lapangan, pengambilan sampel dengan pengeboran dan pengecekan peralatan yang akan digunakan. 4.2. Tahap 2. Pelaksanaan pengujian di lapangan dan di laboratorium a. Di lapangan Pengeboran di titik yang sudah ditentukan untuk mengetahui susunan lapisan tanah, tinggi muka air tanah dan sampel uji sesuai kedalaman yang diperlukan. b. Di laboratorium melakukan pengujian .:. Uji sifat fisik tanah antara lain: - Berat isi tanah (yt) . . Kadar air (w) Spesifik gravity (Gs) . . Angka pori (e) Saturated (Sr) .:. Uji ayakan (analisa butiran tanah) . . Butiran tanah kasar dengan ayakan . . Butiran tanah halus dengan hidrometer . . Grafik analisa butiran untuk memperoleh kandungan lempung .:. Uji Atterberg limit untuk menentukan LL, PL dan PI agar
Kajian Parameter Geser (0, C) Pada Tanah Berbutir Halus... ...................................... Ukiman
diperoleh tanah berplastiiiiisitas tinggi (PI > 25%) .:. Uji Triaxial untuk menentukan besaran parameter geser yaitu 0 dan C. 4.3. Tahap 3. Analisa data pengujian a. Analisa data tiap pengujian dan hasil yang diperoleh b. Rekapitulasi data uji dari masing masing pengujian c. Menganalisa perilaku hubungan antara parameter:
Tabell. Data Pengujian Laboratorium RANGKUMAN DATA PENGUJIAN TANAH
INDEK PROPERTIES, ATTERBERG LIMIT, UJI GESER (TRAXIAL), ANALISA BUTIRAN
No. Urut 1. Jenis Pengujian Indek Properties Berat isi tanah basah (yt) Kadar air (w) Os Angka pori (e) Saturated (Sf) Atterberg Limit Liquid limit (LL) Plastis limit (PL) Plastic index (PI) Satwm Medium BMOI 1,810 28,04 2,560 81,00 88,47 72,00 31,34 40,66 7,348 0,928 0,00 0,35 19,45 80,23 Sandy and salty clays Lokasi sampel dan kedalaman (2,00 - 2,50) m Ketanjung Derok InletFW OutletFW BM04 BM02 BM03 BM05 1,590 57,46 2,570 155,0 95,00 68,5 31,25 37,25 1,096 0,046 0,09 5,61 26,73 67,57 Sandy and salty clavs 1,530 76,30 2,660 207,00 98,11 66,00 30,23 35,77 1,454 0,025 0,00 4,58 30,87 64,54 Sandy and salty clays 1,880 25,79 2,620 75,00 89,97 51,00 20,93 30,07 19,993 1,4254 0,00 9,15 38,77 52,09 Sandy and salty clavs 1,860 32,19 2,610 85,00 98,46 55,00 23,91 31,09 6,564 1,579 0,00 2,91 39,47 57,62 Sandy and salty clays G. Songo BM06 1,920 32,59 2,610 81,00 100,00 51,00 23,28 27,72 7,962 0,535 0,00 11,80 34,96 53,4 Sandy and salty clays
nilai plastisitas indek terhadap kohesi (c) nilai kandungan lempung terhadap sudut geser dalam (0) nilai plastisitas indek terhadap sudut geser dalam (0) dan kohesi (C). d. Menyimpulkan hubungan parameter yang dominan terhadap parameter geser (0 dan C) dengan tingkat korelasiyang berartit signifikan dengan ekspresi persamaan matematik yang diperoleh.
gr/cc
% % % % % %
2.
3.
:ii
4.
geser 1angsung Sudut geser dalam (0) Khohesi(c) Analisa butiran I ayakan Gravel Sand Silt Clay Tekstur tanah
Derajat kglcm2
% % % %
Jenis Pengujian
1.
Satwm
Medium BMOI 1,790 42,06 2,550 103,00 100,00 81,00 1,710 39,88 2,360 99,00 100,00 83,00 1,720 43,67 2,690 124,00 94,52 77,00
Ketanjung BM04 1,720 45,76 2,590 119,00 99,20 72,00 1,740 41,28 2,630 113,00 96,02 69,0
2.
Indek Properties Berat isi tanah basah (yt) Kadar air (w) Gs Angka pori (e) Saturated (Sc) Atterberg Limit Li 'd limit (LL
gr/cc %
% % %
400
3.
% %
Derajat kglcm2
% % % %
4.
2. Hubungan PI terhadap Kohesi No PI (%) 23,3 27,72 30,07 31,09 35,77 37,25 40,66 42,23 46,96 48 48,73 51,07 Kohesi ~C) (kg/em') 0,624 0,535 1,425 1,579 0,025 0,046 0,928 0,611 0,805 0,338 0,464 0,265
% Lempung 52,09 53,40 57,45 57,62 64,54 67,24 67,57 69,00 72,33 78,53 80,23 84,33
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1,8
1,6
at
.;
~08 '
~ 0,6
~ 0,6
0
0,4 0,2 0 0
40
%ctay
eo
...
...
10
20 30 40
50
60
eo
100
PI (%)
Pada tanah lempung jenuh dapat dikatakan semakin besar % lempung yang terkandung nilai kohesinya akan twun, dari hasil graftk: hubungan % lempung terhadap kohesi di dapat hubungan dengan persamaan matematik C = -0,009x % lempung + 1,638 dengan tingkat korelasi R2 = 0,4805.
Dari grafik hubungan plastisitas indek (PI) terhadap nilai kohesi didapat pola hubungan dengan persamaan matematik C = -0,0186x PI + 1,3562 dengan tingkat korelasi R2 = 0,123. Pola hubungan kedua parameter kurang berarti, tetapi dapat dikatakan bila nilai plastisitas indek semakin besar maka nilai kohesinya akan twun.
401
Parameter Geser
s. Kesimpulan
Dari hasil analisa data dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa : a. Pengaruh kandungan lempung terhadap nilai kohesi agak lemah (sedang) pengaruhnya, pola hubungan kedua parameter dalam bentuk persamaan matematiknya adalah C = -009x % lempung + 1,638 dengan tingkat korelasi R2 = 0,4805, sedangkan kandungan lempung terhadap sudut geser tidak berpengaruh. b. Pengaruh plastisitas indek baik terhadap kohesi maupun sudut geser dalam sangat lemah hal ini terungkap oleh kedua persamaan hasil dengan tingkat korelasi semuanya di bawah 15%. 6. Saran Perlu penelitian lanjutan dengan berbagai parameter terhadap 0 dan C seperti dengan kandungan pasrr, lanau pada kohesi yang berbeda.
DAFTAR P USTAKA
Serly LH, 1998. Petunjuk Praktikum Geoteknik dan Mekanika Tanah - Nova Bandung
Braja M. Das, 1995. Mekanika Tanah Jilid 1 dan Jilid 2. Erlangga - Jakarta Hartono,
Antisipasi dan 2008. Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Bencana Longsor Iii Tebing Sigarbencah Kelurahan Bulusan Kecamatan Tembalang Semarang, Orbith Vol. 4 No.2 Juli 2008.
Joseph E. B., 1991. Sifat-sifat Fisis dan Geoteknik. Erlangga - Jakarta J. Smith, 1984. Mekanika Tanah.Erlangga - Jakarta SKBI 2.3.06.1987. Petunjuk Perencaan Penanggulangan Longsoran. Jakarta, YBP-PU.
402