Kelompok 6
Nama
Adelia Melanti Adrian Hartanto L Nina Amelia Gunawan Dian Natalia
NIM
405070017 405070039 405070092 405070097
Jabatan
Anggota Anggota Penulis Ketua
Anthony Kane B
Devi Regina Agnes Santoso Clement Drew Risma Kamilah
405070098
405070099 405070100 405070104 405070121
Anggota
Sekretaris Anggota Anggota Anggota
Christiani
Nazrien
405070161
405070133
Anggota
Anggota
dr.Chandra
Skenario
Seorang anak laki-laki berusia dua tahun datang bersama ibunya ke poliklinik dengan keluhan demam tinggi sejak tiga hari yang lalu. Ibu pasien mengatakan anaknya menderita pilek, hidung tersumbat juga batuk. Ingus mula-mula encer, sekarang agak kental kekuningan, batuk disertai dahak agak kental. Anak tidak mau makan dan rewel. Tadi malam tiba-tiba anak menangis kencang sambil memegang telinga kanan. Pada pemeriksaan fisik diperoleh : Kesadsaran compos mentis, temperatur 39,50C, denyut nadi 120 x/menit, tanda vital lain dalam batas normal. Pada pemeriksaan telinga diperoleh : Liang telinga kanan lapang, membran timpani hiperemis, bulging (+), refleks cahaya tidak ada. Tidak ada nyeri tekan tragus. Pada telinga kiri tidak ditemukan kelainan. Pada pemeriksaan rhinoskopi anterior diperoleh: Hidung : kavum nasi kanan dan kiri mukosa hiperemis, sekret agak kentaal, kekuningan, konka edem, hiperemis. Pada pemeriksaan tenggorok diperoleh : Faring hiperemis, tonsil T1-T1 hiperemis, terdapat post nasal drip. Apa yang dapat saudara perlajari dari kasus ini?
LO
Mengetahui & memahami anatomi telinga Mengetahui & memahami fisiologi pendengaran Mengetahui & memahami histologi telinga Mengetahui & memahami penyakit telinga luar, tengah, dalam.
Anatomi
Telinga luar
Letak
Fungsi
Mengumpulkan & memindahkan gelombang suara ke telinga tengah
Pinna
Lempeng tulang rawan yang terbungkus kulit dan terletak di kedua sisi kepala
Mengumpulkan gelombang suara dan menyalurkannya ke saluran telinga; berperan dalam lokalisasi suara Mengarahkan gelombang suara ke membran timpani; mengandung rambut-rambut penyaring& mensekresikan kotoran telinga (ear wax)untuk menangkap partikel-partikel asing Bergetar secara sinkron dengan gelombang suara yang mengenainya, menyebabkan tulang-tulang pendengaran telinga tengah bergetar
Telinga tengah
Letak
Fungsi
Memindahkan getaran dari membran timpani ke cairan di koklea, dalam prosesnya memperkuat energi suara
Rangkaian tulang yang dapat bergerak yang berjalan melintasi rongga telinga tengah, maleus melekat ke membran timpani & stapes melekat ke jendela oval
Berosilasi secara sinkron dengan getaran membran timpani serta menghasilkan gerakan seperti di perilimfe koklea dengan frekuensi yang sama
Letak
Fungsi
Tempat sistem sensorik untuk mendengar
Membran tipis di pintu masuk koklea; memisahkan telinga tengah dari skala vestibuli
Bergerak bersama-sam dengan gerakan stapes yang melekat padanya; gerakan jendela oval menyebabkan perilimfe koklea bergerak Membuat perilimfe yang dibuat bergerak oleh gerkan jendela oval yang di dorong oleh getaran tulangtulang telinga tengah
Skala vestibuli
Skala timpani
Mengandung endo limfe; tempat membran basilaris Bergetar bersam gerakan perilimfe, mengandung organ corti, organ indra untuk mendengar Mengandung sel rambut, reseptor untuk suara, yang mengeluarkan potensial reseptor sewaktu tertekuk akibat gerakan cairan di koklea
Organ corti
Letak
Fungsi
Tempat sistem sensorik untuk mendengar
Membran stasioner yang tergantung diatas organ corti dan tempat sel-sel rambut reseptor permukaan terbenam didalamnya
Tempat rambut sel-sel reseptor yang terbenam di dalamnya menekuk & membentuk potensial reseptor ketika membran basalis yang bergetar terhadap membran tektorial yang stasioner Bergetar bersama dengan gerakan cairan di perilimfe untuk meredam tekanan di dalam koklea; tidak berperan dalam penerimaan suara
Jendela bundar
Letak
Fungsi
Tempat sensorik untuk keseimbangan, dan memberikan masukan yang penting untuk mempertahankan postur & keseimbangan
Tiga saluran semisirkuler yang tersusun 3 dimensi dalam bidang yang tegak lurus satu sama lain di dekat koklea jauh di dalam tulang temporalis Struktur seperti kantung di rongga bertulang antara koklea & kanalis semisirkularis
Mendeteksi akselerasi (percepatan) atau deselerasi (perlambatan) rotasional atau angular Mendeteksi : 1. Perubahan posisi kepala menjahui sumbu vertikal 2. Mengarahkan akselerasi & deselerasi linear secara horizontal Mendeteksi : 1. Perubahan posisi kepala menjahui sumbu horizontal 2. Mengarahkan akselerasi & deselerasi linear secara vertikal
Utrikulus
Sakulus
Histologi
Meatus auditorius eksternus saluran dari permukaan dalam os temporalis. dilapisi epitel berlapis skuamosa. 1/3 luar : tulang rawan elastis. 2/3 dalam : tulang temporalis. Di lap. submukosa tdpt : folikel rambut, kel.sebasea, kelenjar seruminosa (modifikasi kel.keringat, menghasilkan serumen campuran lemak & lilin-.
Membran timpani Bangunan oval 8x10mm yg meneruskan gelombang suara ke tulang pendengaran di telinga tengah. Lapisannya : a) Permukaan luar epitel skuamosa. b) Jaringan ikat kasar (serat kolagen, elastin, fibroblas). Serat radial & sirkumferensial u/mempertahankan kekuatan membran timpani. c) Dalam epitel selapis kuboid. Bagiannya : a. Pars flasid (Shrapnell membrane) b. Pars tensa
Telinga Tengah Dilapisi epitel selapis gepeng yang berada di atas lamina propria tipis, yang melekat erat pada periosteum di bawahnya.
Telinga dalam
Terdiri dari 2 labirin. Labirin tulang terdiri atas sejumlah ruangan di dalam pars petrosa tulang temporal yang dihuni labirin membranosa.
Duktus semisirkularis muncul dari utrikulus
Di dekat tuba auditorius dan bagian dalamnya, epitel selapis yang melapisi telinga tengah secara berangsur berubah menjadi epitel bertingkat silindris bersilia
Duktus koklearis terbentuk dari sakulus Labirin tulang perilimf Labirin membranosa endolimf
Fisiologi
Diawali dengan penangkapan suara oleh daun telinga Lalu disalurkan melewati udara maupun tulang ke kokle Getaran tersebut menggetarkan membran timpani lalu diteruskan ke telinga tengah melalui rangkaian tulang pendengaran Tulang pendengaran akan mengamplifikasi getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian perbandingan luas membran timpani dan tingkap lonjong
Energi ini akan diteruskan ke stapes yg menggerakkan tingkap lonjong sehingga perilimfa pada vistubuli akan bergerak Getaran akan diteruskan ke membran reissner yg mendorong endolimfa sehingga menimbulkan gerak relatif antara membran basalis dengan membran tektoria Proses ini merupakan rangsang mekanik yang menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel rambut Sehingga kanal ion terbuka dan terjadi pelepasan ion bermuatan listrik dari badan sel Keadaan ini akan menimbulkan proses depolarisasi sel rambut, sehingga melepaskan neurotransmiter ke dalamsinaps yg akan menimbulkan potensial aksi pada saraf audiotorius Dilanjutkan ke neukleus auditorius ke korteks pendengaran di lobur temporalis
Perikondritis
DEFINISI
ETIOLOGI
trauma akibat kecelakaan, operasi daun telinga yang terinfeksi dan sbg komplikasi dari pseudokista daun telinga
Tampak daun telinga: membengkak, merah, Panas, Nyeri. Pembengkakan ini dapat menjalar ke bagian belakang daun telinga, sehingga sangat menonjol. Terdapat demam, pembesaran kelenjar limfe regional, dan leukositosis. Serum yang terkumpul di lapisan subperikondrial menjadi purulen, sehingga terdapat fluktuasi difus atau terlokalisas
FISTULA PREAURIKULA
Terjadi bila terdapat kegagalan penggabungan tuberkel ke satu dan tuberkel ke dua Fistel jenis ini merupakan kelainan herediter yang bersifat dominan Sering ditemukan di depan tragus berbentuk bulat atau lonjong dengan ukuran seujung pensil Dari muara fistel sering keluar cairan yang berasal dari kelenjar sebasea
Biasanya pasien datang karena terdapat obstruksi atau infeksi fistula, sehingga terjadi pioderma atau selulitis fasial. Infeksi akut --> beri antibiotik ; Bila sudah terbentuk abses --> insisi untuk drainase abses Tindakan operasi diperlukan bila cairan keluar berkepanjangan atau terjadi infeksi berulang sehingga mengganggu aktivitas Sewaktu operasi, fistel harus diangkat seluruhnya untuk mencegah kekambuhan.
SERUMEN
Sekret
Berfungsi u/proteksi, pengangkut debris epitel & kontaminan u/ dikeluarkan dari membrana timpani, pelumas,mencegah kekeringan & pembentukan fisura pd epidermis. Bukan penyakit, namun bila >> dpt menyebabkan gangguan pendengaran.(tuli kondusif)
PENATALAKSANAAN 1. Tetes telinga serumenolitik (minyak mineral, H202, debrox, cerumenex. 2. Irigasi (air & spuit logam khusus) 3. Forsep aligator tipe Hartmann.
Otitis eksterna sirkumskripta (furunkel = bisul) Karena kulit di sepertiga luar liang telinga mengandung adneksa kulit (folikel rambut, kel sebasea, dan kel serumen) maka di tempat itu dpt terjadi infeksi pd pilosebaseus mbentuk furunkel
Etiologi
Gejala
Terapi
nyeri yg hebat
nyeri dapat timbul spontaan saat membuka mulut gangguan pendengaran bila furunkel besar dan menyumbat liang telinga
tergantung dengan furunkel Bila sdh menjadi abses diaspirasi secara steril u/ mengeluarkan nanah Dinding furunkel tebal insisi, dipasang salir (drain) untuk mengalirkan nanahnya Tdk perlu antibiotika sistemik, hnya perlu diberikan obat simptomatik
Gejala
Nyeri tekan tragus Liang telinga terasa sempit Kadang kelenjar getah bening regional membesar Nyeri tekan Terdapat sekret yg berbau (sekret tdk mengeluarkan lendir seperti pd otitis media)
Pengobatan
Membersihkan liang telinga Memasukan tampon yg mengandung antibiotika ke liang telinga kadang diperlukan antibiotika sistemik
Gejala
Gatal diliang telinga yg dg cepat diikuti rasa nyeri yg akan menjadi semakin hebat Sekret banyak Pembengkakan liang telinga Liang telinga tertutup oleh jaringan granulasi yg cepat tumbuhnya Saraf fasial dpt terkena paresis atau paralisis fasial
Pengobatan
Harus cepat diberikan sesuai hasil kultur & resistensi Antibiotika dosis tinggi Golongan fluoroquinolone dosis tinggi /oral Antibiotika parenteral kombinasi dg antibiotika gol aminoglikosida (pd keadaan > berat) Tindakan pembersihan luka (debrideman)
ETIOLOGI Kuman penyebab utama OMA bakteri piogenik (streptokokus hemolitikus, stafilokokus aureus, pneumokokus) Kadang ditemukan Hemofilus influenza (sering pd anak dibawah 5th), Escherchia colli, Streptokokus anhemolitikus, Proteus vulgaris dan pseudomonas auregenosa
STADIUM OMA Stadium oklusi tuba Eustachius Stadium hiperemis Stadium supurasi Stadium perforasi Stadium resolusi
Stadium hiperemis Tampak p.d yg melebar di membran timpani atau tampak hiperemis serta edema. Sekret yg terbentuk mgkn masih bersifat eksudat yg serosa sukar terlihat
Stadium supurasi Stadium perforasi Karena beberapa sebab (terlambat pemberian antibiotik atau virulensi kuman tinggi) terjadi ruptur membran timpani & nanah keluar mengalir ke liang telinga luar Anak yg tdnya Pasien tampak gelisah skrg jd sangat sakit, nadi tenang, suhu & suhu badan turun, & meningkat, rasa anak dpt tdr nyeri di telinga nyenyak. bertambah Edema yg hebat pd mukosa telinga tengah & hancurnya epitel superfisial, serta terbentuknya eksudat yg purulen di kavum timpani menonjol (bulging) ke arah liang telinga luar.
Stadium resolusi Bila meembran timpani tetap utuh, maka keadaan membran timpani perlahan2 akan norma kembali Bila sdh perforasi, sekret akan berkurang & akhirnya kering. Bila daya tahan tubuh baik atau virulensi kuman rendah, resolusi dpt terjadi walau tanpa pengobatan
Terapi
Tergantung pd stadium penyakitnya Stadium oklusi
Pengobatan bertujuan u/ membuka kembalu tuba Eustachius, sehingga tek.negatif di telinga hilang Diberikan obat tetes hidung (HCl efedrin 0,5% dlm lar.fisiologik anak < 12th, HCl efedrin 1% dlm lar,fisiologik >12th dan org dewasa Diberikan antibiotika bila penyebabnya kuman
Stadium presupurasi
Antibiotika, obat tetes hidung & analgetik
Stadium supurasi
Selain diberikan abtibiotika, dilakukan miringiotomi (bila membran timpani masi utuh)
Stadium perforasi
Obat cuci telinga H2O2 3% (bila sekret keluar) selama 3-5 hr serta antibiotika yg adekuat
Stadium resolusi
Membran timpani akan berangsur normal kembali, sekret tdk ada lagi dan perforasi membran timpani menutup Bila tdk terjadi resolusi sekret mengalir keliang telinga luar melalui perforasi membran timpani Pd keadaan tersebut antibiotika dpt dilanjutkan, bila 3mgu stlh pengobatan sekret nasi tetap banyak terjadi mastoiditis Bila OMA berlanjut dg keluarnya sekret dr letinga > 3mgu otitis media supuratif subakutt Bila perforasi menetap & sekret tetap keluar hingga satu setengah bulan OMSK
OMSK
Infeksi kronis telinga tengah dg perforasi membran timpani & sekret yg keluar dr telinga terus menerus atau hilang timbul Sekret mungkin encer atau kental, bening atau berupa nanah
Perjalanan penyakit
OMA dg perforasi membran timpani dan proses sdh >2bln OMSK, >2bln otitis media supuratif subakut Faktor predisposisi OMA OMSK
Terapi terlambat Terapi tdk adekwat Virulensi kuman tinggi Daya tahan tubuh rendah (gizi kurang) Higiene buruk
Letak perforasi
Letak perforasi penting u/ menentukan jenis/tipe OMSK Perforasi dpt ditemukan daerah sentral, marginal, atau atik. Perforasi sentral perforasi trdpt di pars tensa, sedangkan di seluruh tepi perforasi masih ada sisa membran timpani. Perforasi marginal sebagian tepi perforasi lgsg berhubungan dg anulus atau sulkus timpanikum Perforasi atik perforasi yg terletak di pars flaksida
Jenis OMSK
Dibagi 2 jenis
OMSK tipe aman (tipe mukosa = tipe benigna), OMSK tipe bahaya (tipe tulang = tipe maligna)
Berdasarkan aktivitas sekret OMSK aktif (sekret yg keluar dr kavum timpani secara aktif) OMSK tenang (keadaan kavum timpani terlihat basah atau kering)
Diagnosa
Pemeriksaan penala Pemeriksaan audiometri nada murni, audiometri tulur dan pemeriksaan BERA Pemeriksaan penunjang lainnya foto rontgen mastoid serta kultur dan uji resistensi kuman dr sekret telinga
Terapi OMSK
Memerlukan waktu yg lama serta harus berulangulang Sekret yg keluar tdk cepat kering atau selalu kambuh lg, hal ini disebabkan
Adanya perforasi membran timpani yg permanen, sehingga liang telinga tengah berhubungan dg dunia luar Terdapat sumber infeksi di faring, nasofaring, hidung & sinus paranasal Sudah terbentuk jaringan patologik yg ireversible dlm rongga mastoid Gizi & higiene yg kurang
Terapi OMSK
Prinsip terapi OMSK tipe aman konservatif atau dg medikamentosa.
Bila sekret keluar terus menerus diberikan obat cuci telinga Bila berkurang diberikan obat tetes telinga yg mengandung antibiotika dan kortikosteroid Bila sekret kering, tp perforasi masih ada dilakukan miringoplasti atau timpanoplasti. Bila terdapat sumber infeksi yg menyebabkan sekret tetap ada atau terjadinya infeksi berulang suber infeksi diobati terlebih dahulu, mungkin diperlukan pembedahan (adenoidektomidan tonsilektomi)
Terapi OMSK
Prinsip terapi OMSK tipe bahaya pembedahan (mastoidektomi tanpa timpanoplasti) Terapi konservatif dan medikamentosa hanya sementara sebelum dilakukan pembedahan Bila terdapat absessubperiosteal, sebaiknya insisi abses dilakukan tersendiri sebelum mastoidektomi
Gejala
Pendengaran berkurang Rasa tersumbat pd telinga atau suara sendiri terdengar lebih nyaring atau berbeda pd telinga yg sakit. Terasa seperti ada cairan yg bergerak di dlm telinga pd saat posisi kepala berubah Rasa sedikit nyeri pd dalam telinga dpt terjadi pd saat awal tuba terganggu Rasa nyeri pd dalam telinga tdk pernah ada bila penyebabnya virus atau alergi Tinitus, vertigo, atau pusing kadang ada dlm bentuk ringan Pd otoskopi membran timpani retraksi, kadang tampak gelembung udara atau permukaan cairan dlm kavum timpani
Pengobatan
Pembedahan dan medikamentosa Pengobatan medikal obat vasokonstriktor lokal, antihistamin, serta perasat valsava, bila tdk ada tanda infeksi jalan napas atas Bila gejala menetap miringiotmi serta pemasangan pipa ventilasi
KOLESTEATOMA
Kolesteatoma
Merupakan kista yang terbentuk dari epitel dengan isinya dari hasil deskuamasi epitel Terdapat berbagai hipotesis mengenai patogenesisnya Memiliki berbagai nama yang lain
Kolesteatoma merupakan media pertumbuhan yang baik untuk mikroba ( Proteus sp. Dan Pseudomonas sp. ) Komplikasi :
Labirinitis Meningitis Abses otak
Penyulit terapi Perforasi membran timpani Sumber infeksi dari faring, nasofaring, hidung, sinus paranasal Terbentuk jaringan patologis yang irreversibel pada rongga mastoid Gizi dan higien yang kurang
Dasar terapi Untuk tipe aman dapat dilakukan terapi konservatif ataupun medikamentosa
Pemberian obat cuci telinga ( H2O2 3% ) Antibiotik & kortikosteroid tetes Antibiotik oral ( ampicillin atau eritromycin ) Miringoplasti / timpanoplasti
Invaginasi Terbentuk tanpa adanya perforasi dari membran timpani Diduga karena terdapat invaginasi dari membran timpani karena tekanan negatif Migrasi Didahului perforasi, kemudian epitel dari liang secara tidak sengaja masuk ke telinga tengah dan bertumbuh Metaplasia Diduga karena adanya proses peradangan yang terus menerus yang menyebabkan terjadinya patologi metaplasia Implantasi Terjadi karena proses iatrogenik
Penyebab
Infeksi Suara yg sangat keras Perbedaan di telinga tengah n telinga luar Masuknya benda asing di telinga Trauma yg keras pada telinga Karena cotton bud atau pembersih telinga
Manifestasi Klinis
Keluarnya cairan dari telinga Telinga terasa berisik Telinga terasa tidak nyaman Pendengaran yg menurun Facial weakness / dizzines (pada bbrp kasus)
Pemeriksaan
Pemeriksaan otoscope Audiology
Terapi
Tujuan : mengurangi nyeri n menyembuhkan infeksi yg terjadi Obat : antibiotik n analgesik Operasi : tympanoplasty utk memperbaiki membran Menghindari air utk msk ke dalam telinga, menjaga telinga untuk tetap kering n bersih
Otosklerosis
Merupakan penyakit pada kapsul tulang labirin yang mengalami spongiosis di daerah kaki stapes, sehingga stapes menjadi kaku & tidak dapat menghantarkan getaran suara ke labirin dengan baik
Manifestasi klinis baru timbul bila penyakit sudah cukup luas mengenai ligament anulus kaki stapes Pada awal penyakit akan timbul tuli konduktif dan dapat menjadi tuli campuran atau tuli saraf bila penyakit telah menyebar ke koklea
Etiologi
Belum dapat dipastikan Diperkirakan beberapa faktor ikut sebagai penyebab seperti, faktor keturunan & gangguan pendarahan pada stapes
Epidemiologi
Insiden penyakit ini paling tinggi pada bangsa kulit putih (8-10%), 1% pada bangsa jepang dan 1% bangsa kulit hitam Angka insiden di indonesia belum pernah dilaporkan, tetapi telah dibuktikan penyakit ini ada pada hampir semua suku bangsa di indonesia termasuk warga keturunan cina, india dan arab Penyakit ini pada bangsa kulit putih mempunyai faktor herediter tetapi dari pasien-pasien yang ada di Indonesia belum pernah ditemukan
Pemeriksaan
Pada pemeriksaan ditemukan:
Membran timpani utuh, normal atau dalam batasbatas normal (kemungkinan membran timpani kemerahan oleh karena terdapat pelebaran pembuluh darah promontium. Dan pasien merasa pendengaran terdengar lebih baik dalam ruangan bising Tuba biasanya paten dan tidak terdapat riwayat penyakit telinga atau trauma kepala atau telinga sebelumnya
Diagnosis
Pemeriksaan audiometri nada murni Pemeriksaan impedance
Pengobatan
Operasi stapedektomi atau stapedotomi
Stapes diganti dengan bahan protesis Pada kasus yang tidak dapat dilakukan operasi, alat bantu dengar (ABD) dapat sementara membantu pendengaran pasien
Tympanosclerosis
Tympanosclerosis is a disease limited to the middle ear with formation of hyaline deposits and calcification in the tympanic membrane. This can be seen during otoscopy as milky, non-transparent spots on the eardrum of various size. Tympanosclerosis can also occur in the middle ear mucosa.
Injuries to the eardrum and chronic disease in the middle ear can lead to formation of tympanosclerotic plates. Tympanosclerotic deposits can cause conductive hearing loss due to decrease in moveability of the eardrum and even immobilization of the ossicular chain. In more advanced cases a perforation of the tympanic membrane may occur causing greater deterioration of hearing. In such cases a reconstructive procedure is also possible.
Miringitis
Peradangan membran timpani Dapat meneyrtai radang telinga tengah, otitis eksterna. Miringitis bulosa atau hemoragik tbentuk bula / bleb(cairan serosa, darah, atau keduanya) pd membran timpani & dinding kanalis. Diagnosis banding : otitis eksterna, herpes zoster otikus (sindrom Ramsayn-Hunt). Komplikasi : g3 pendengaran sensorineural. Penatalaksanaan : Bleb dipecahkan dgn jarum halus/pisau miringotomi Eritromisin (infeksi sistemik)
Presbiakusis
Tuli sensorineural frekuensi tinggi Umunya terjadi mulai usia 65th, simetris. Mulai pd frekuensi 1000hz atau lebih
Etiologi
Akibat proses degenerasi Faktor herediter Pola makan Metabolisme Infeksi Bising Usia Laki2 lebih sering Gaya hidup
Patologi
Proses degenerasi menyebabkan perubahan struktur koklea dan N.VIII Pd koklea atrofi dan degenerasi sel2 rambut penunjang pd orga Corti. Terdapat pula perubahan berupa berkurangnya jumlah dan ukuran sel2 ganglion dan saraf. Hal yg sama terjadi juga pd myelin akson saraf
Kalsifikasi
Berdasarkan perubahan patologik
Sensorik (11,9%) Neural(30,7%) Metabolik(34,6%) Mekanik (22,8%)
Gejala klinik
Berkurangnya pendengaran secara perlahan0lahan dan progresif, simetris pd kedua telinga Telinga bedenging Dapat mendengar percakapan, tp sulit untuk memahaminya Bila intensitas suara ditinggikan akan timul sakit pd telinga Disebabkan faktor kelelahan saraf
Diagnosis
Pd otoskopi membran timpani suram,mobilitasnya berkurang Pd tes penala tuli sensorineural Pd pemeriksaan audiometri nada murni tuli saraf nada tinggi, bilateral dan simetris Pd pemeriksaan audiometri tutur gangguan diskriminasi wicara
Penatalaksanaan
Rehabilitasi dg pemasangan alat bantu dengar Pemasangan alat bantu dengar perlu dikombinasi dg latihan membaca ujaran dan latihan mendengar
Mastoiditis
DEFINISI Mastoiditis adalah segala proses peradangan pada sel- sel mastoid yang terletak pada tulang temporal. Biasanya timbul pada anakanak atau orang dewasa yang sebelumnya telah menderita infeksi akut pada telinga tengah.
Epidemiologi Masih belum diketahui secara pasti , tetapi biasanya terjadi pada pasien-pasien muda dan pasien dengan gangguan system imu.
PENYEBAB Penyakit ini biasanya terjadi jika otitis media akut yang tidak diobati secara tuntas menyebar dari telinga tengah ke tulang di sekitarnya, yaitu prosesus mastoideus.
Gejala
keluarnya cairan dari dalam telinga lebih dari tiga minggu, hal ini menandakan bahwa pada infeksi telinga tengah sudah melibatkan organ mastoid. demam biasanya hilang dan timbul, Jika demam tetap dirasakan setelah pemberian antibiotik maka kecurigaan pada infeksi mastoid lebih besar. Rasa nyeri biasanya dirasakan belakang telinga dan dirasakan lebih parah pada malam hari, tetapi hal ini sulit didapatkan pada pasien-pasien yang masih bayi dan belum dapat berkomunikasi. Hilangnya pendengaran dapat timbul atau tidak bergantung pada besarnya kompleks mastoid akibat infeksi. Dari pemeriksaan fisik didapatkan >Kemerahan pada kompleks mastoid > Keluarnya cairan baik bening maupun berupa lendir (warna bergantung dari bakteri) >Matinya jaringan keras (tulang, tulang rawan) >Adanya abses (kumpulan jaringan mati dan nanah) >Proses peradangan yang tetap melebar ke bagian dan organ lainnya. >Riwayat infeksi pada telinga tengah sebelumnnya.
GEJALA
Biasanya gejala muncul dalam waktu 2 minggu atau lebih setelah otitis media akut infeksi telah merusak bagian dalam dari prosesus mastoideus Di dalam tulang juga bisa terbentuk abses. Kulit yang melapisi prosesus mastoideus menjadi merah, membengkak dan nyeri bila ditekan. Daun telinga terdorong ke samping dan ke bawah. Demam, nyeri di sekitar dan di dalam telinga (Nyeri cenderung menetap dan berdenyut) keluarnya cairan kental dari telinga. Terjadi ketulian yang berkembang secara progresif. Jika tidak diobati bisa terjadi ketulian, sepsis, meningitis, abses otak atau kematian.
Patofisiologi / Etiologi
Mastoiditis adalah hasil dari infeksi yang lama pada telinga tengah, bakteri yang didapat pada mastoiditis biasanya sama dengan bakteri yang didapat pada infeksi telinga tengah. Bakteri gram negative danstreptococcus aureus adalah beberapa bakteri yang paling sering didapatkan pada infeksi ini. penurunan dari system imunologi dari seseorang juga dapat menjadi faktor predisposisi mastoiditis. Bakteri yang berperan pada penderita anak-anak ini adalah S. Pnemonieae.
Faktor imun anak-anak yang biasanya berumur di bawah dua tahun. faktor lainnya seperti bentuk tulang, dan jarak antar organ juga dapat menyebabkan timbulnya penyakit. F Faktor-faktor dari bakteri sendiri adalah, lapisan pelindung pada dinding bakteri, pertahanan terhadap antibiotic dan kekuatan penetrasi bakteri terhadap jaringan keras dan lunak dapat berperan pada berat dan ringannya penyakit.
DIAGNOSA
Gejala dan hasil pemeriksaan fisik. CT scan bisa dilihat bahwa sel-sel udara dalam prosesus mastoideus terisi oleh cairandan melebar. Sediaan cairan dari telingan dibiakkan di laboratorium untuk mengetahui organisme penyebabnya.
Pemeriksaan penunjang
kultur mikrobiologi, pengukuran sel darah merah dan sel darah putih yang menandakan adanya infeksi, pemeriksaan cairan sumsum untuk menyingkirkan adanya penyebaran ke dalam ruangan di dalam kepala. CT-scan kepala, MRI-kepala dan foto polos kepala.
Tatalaksana
Antibiotik, anti nyeri, anti peradangan dan lain-lainnya adalah lini pertama dalam pengobatan mastoiditis. Pengobatan yang lebih invasif adalah pembedahan pada mastoid (mastoidektomi ). Bedah yang dilakukan berupa bedah terbuka, hal ini dilakukan jika dengan pengobatan tidak dapat membantu mengembalikan ke fungsi yang normal.
Labirinitis
adalah infeksi pada telinga dalam (labirin) yang disebabkan oleh bakteri atau virus. Terjadi karena penyebaran ke ruang perilimfa Labirinitis merupakan komplikasi intratemporal yang paling sering dari radang telinga tengah. Di klinis, dibagi atas labirinitis lokalisata (serosa) dan labirinitis difusa (supuratif). Gejala klinis yang timbul pada keduanya hampir sama, yaitu gangguan vestibular, vertigo, nistagmus, mual dan muntah serta gangguan fungsi pendengaran sensorineural, hanya gejala klinis pada labirinitis difusa bersifat lebih berat.
Pada kedua bentuk labirinitis, operasi harus segera dilakukan untuk menghilangkan infeksi Kadang diperlukan drainase nanah dari labirin untuk mencegah terjadinya meningitis
VESTIBULAR NEURITIS
Neuritis vestibular merupakan penyebab tersering kedua dari vertigo vestibular perifer (penyebab tersering pertama adalah vertigo posisional paroksismal benigna).
7% pasien dari seluruh pasien klinik rawat jalan yang khusus menangani gejala dizziness merupakan pasien yang menderita neuritis vestibular.
Insidens penyakit ini sekitar 3,5/100.000 populasi.
Pada konsep sebelumnya, baik peradangan pada saraf vestibular maupun iskemia pada labirin telinga diduga sebagai penyebab neuritis vestibular. Namun, konsep yang terbaru menyatakan bahwa penyebab neuritis vestibular diduga karena infeksi virus.
Pada suatu studi postmortem diperlihatkan bahwa terjadi atrofi pada saraf vestibular dan epitelium sensorik vestibular, dimana keadaan ini serupa dengan hasil histopatologik yang disebabkan oleh infeksi virus, seperti virus herpes zoster oticus. Dan juga dengan ditemukannya DNA virus herpes simplex tipe 1 (HSV-1) pada saat otopsi dengan menggunakan polymerase chain reaction pada 2 dari 3 ganglia vestibular manusia. Hal ini mengindikasikan bahwa ganglia vestibular sudah terinfeksi secara laten oleh HSV-1, seperti ganglia saraf kranial yang lainnya.
Proses penyembuhan neuritis vestibular biasanya tidak sempurna. Pada suatu studi yang melibatkan 60 pasien, terdapat kelumpuhan kanal semisirkular horizontal yang ditemukan pada sekitar 90% pasien, 1 bulan setelah timbulnya gejala dan pada 80% pasien setelah 6 bulan timbulnya gejala; hasil normal pada tes kalorik hanya terdapat pada 42% pasien.
Neuritis vestibular juga menimbulkan unilateral dynamic deficit of the vestibuloocular reflex yang permanen, dimana defisit ini tidak dapat dikompensasi oleh mekanisme tubuh yang lain, dan defisit ini terjadi pada sekitar 4000 orang/tahun di Amerika Serikat. Defisit ini menimbulkan gangguan penglihatan dan ketidakseimbangan postural saat berjalan dan khususnya saat menggerakkan kepala ke arah telinga yang sakit. Untuk pengobatan, bisa diberikan methylprednisolone.
Kesimpulan
Kemungkinan, pasien menderita otitis media yg merupakan penjalaran dari rhinotonsilofaringitis yang jenis nya akut berdasarkan hasil anamnesa yang berupa: Riwayat ISPA Nyeri pada telinga tangan Rewel Menangis kencang secara mendadak Pemeriksaan fisik: Suhu 39,5 C Mebran timpani hiperemis, bulging, reflek cahaya (-) Cavum nasi kanan kiri mukosa hiperemis, sekret agak kental kekuningan, konka edema & hiperemis Faring hiperemis, tonsil T1-T1 Terdapat post nasal drip Tidak ada nyeri tekan tragus.
saran
Memberikan terapi medikamentosa sesuai causal dan terapi non-medikamentosa:
Meningkatkan imunitas tubuh Mengajarkan ibunya untuk Membersihkan telinga anaknya secara teratur