Antiseptik ialah zat yang digunakan untuk membunuh atau mencegah pertumbuhan mikrooranisme, biasanya merupakan sediaan yang digunakan pada jaringan hidup (Jawetz,et al.,1987). Desinfektan ialah zat yang digunakan untuk mencegah infeksi dengan mematikan mikroba, misalnya sterilisasi alat kedokteran. Sterilisasi ditujukan untuk membunuh semua mikroorganisme. Obat ini dapat bersifat bakterisid atau bakteriostatik. Berdasarkan sifat kimia, antiseptik digolongkan dalam golongan fenol, alkohol, aldehid asam, halogen, peroksidan dan logam berat (Dadie, 2009). Koefisien fenol ditentukan dengan cara membagi pengenceran tertinggi dari fenol yang mematikan mikroorganisme dalam 10 menit tetapi tidak mematikan dalam 5 menit terhadap pengencaran tertinggi bahan mikrobial Zat-zat antimikroba yang dipergunakan untuk disinfeksi harus diuji keefektifannua. Cara untuk menentukan daya sterilisasi zat-zat tersebut adalah dengan melakukan tes koefisien fenol. Uji ini dilakukan untuk membandingkan aktivitas suatu produk (desinfektan) dengan daya bunuh fenol dalam kondisi tes yang sama. Berbagai pengenceran fenol dan produk yang dicoba dicampur dengan suatu volume tertentu biakan Salmonella thyphosa atau Staphylococcus aureus (Rismana,2008). Macam-macam desinfektan yang digunakan: 1. Alkohol Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi kulit. Alkohol yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran gigi unguk mendesinfeksi permukaan, namun ADA tidak menganjurkkan pemakaian alkohol untuk mendesinfeksi permukaan oleh karena cepat menguap tanpa
meninggalkan efek sisa (Annisa. 2008).
2. Aldehid Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer pada kedokteran gigi, baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid merupakan desinfektan yang kuat. Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat disterilkan, diulas dengan kasa steril kemudian diulas kembali dengan kasa steril yang dibasahi dengan akuades, karena glutaraldehid yang tersisa pada instrumen dapat mengiritasi kulit/mukosa, operator harus memakai masker, kacamata pelindung dan sarung tangan heavy duty. Larutan glutaraldehid 2% efektif terhadap bakteri vegetatif seperti M. tuberculosis, fungi, dan virus akan mati dalam waktu 1020 menit, sedang spora baru alan mati setelah 10 jam (Annisa. 2008). 3. Senyawa halogen. Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan melepaskan ion halide. Walaupun murah dan efektif, zat ini dapat menyebabkan karat pada logam dan cepat diinaktifkan oleh bahan organik (misalnya Chloros, Domestos, dan Betadine) (Annisa. 2008). 4. Fenol Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk membersihkan alat yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh zat organik. Zat ini bersifat virusidal dan sporosidal yang lemah. Namun karena sebagian besar bakteri dapat dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan di rumah sakit dan laboratorium (Annisa. 2008). Yang termasuk golongan fenol adalah fenol, timol, resolsinol dan
heksaklorofen. Fenol merupakan zat pembaku daya antiseptik obat lain sehingga daya
antiseptik dinyatakan dengan koefisien fenol. Obat ini bukan antiseptik yang kuat.
Banyak obat lain yang mempunyai daya antiseptik lebih kuat. Dalam kadar 0,01-1%, fenol bersifat bakteriostatik. Larutan 1,6% bersifat bakterisid, yang dapat mengadakan
koagulasi protein. Ikatan fenol denga protein mudah lepas, sehingga fenol dapat
ini penting, karena sering digunakan pada percobaan bunuh diri. Terhadap mukosa saluran cerna dan mulut, bahan ini bersifat kaustik dan korosif. Terhadap
SSP menyebabkan eksitasi disusul depresi (Pelczar & Reid,1958).
fungisid. Dalam klinik digunakan untuk mengobati infeksi jamur di kulit, ekzema,
psoriasis, dan dermatitis seboroik. Resolsinol bersifat keratolitik dan iritan ringan (Eka,2006).
Heksaklorofen ialah senyawa bisfenol yang mengandung klor. Heksaklorofen kadar rendah dapat mengganggu transport elektron kuman dan menghambat enzim yang terikat pada membran. Konsentrasi tinggi dapat menyebabkan
pecahnya membran kuman. Heksaklorofen lebih aktif terhadap kuman gram -
positif daripada gram-negatif, efek bakteriostatiknya tinggi tetapi dibutuhkan waktu kontak yang cukup, hampir tidak efektif terhadap spora. Larutan heksaklorofen 3% dapat membunuh Staph. Aureus dalam 20-30 detik tetapi untuk
membunuh kuman gram-negatif dibutuhkan waktu 24 jam. E. Coli, Klebsiella dan
Dapus
Byrne. 2004. Heksaklorofen.Available online at;http://medicastore.com (diakses : 30April 2013).
Jawetz, E., J. L. Melnick, & L. N. Ornston. 1987. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi 20,diterjemahkan oleh Edi Nugroho & RF Maulany. EGC. Jakarta
Paul, J. V., B. L. Batzing. 1987. The Microbes an Introduction to Their Nature and Importance .Cummings publishing company, Inc.