Nama : Muhammad Irfan Ilmy Mata Ujian : Pendidikan Akhlak
NIM : 1206179 Jurusan : IPAI Kelas : 1-B Dosen : Drs. Udin Supriadi, MPd.
1. Membedakan antara : Pendidikan Ahlak ( Ajaran moral ) Ajaran moral memuat pandangan tentang nilai dan norma moral yang terdapatpada sekelompok manusia. Ajaran moral mengajarkan bagaimana orang harus hidup. Ajaran moral merupakanrumusan sistematik terhadap anggapan tentang apa yang bernilai serta kewajiban manusia. (tersedia di http://yosuaeb04.blogspot.com/2012/01/etika-dan-ajaran-moral.html) Pendidikan Akhlak adalah usaha sadar dan tidak sadar yang dilakukan oleh seorang pendidik untuk membentuk tabiat yang baik pada anak didik, sehingga terbentuk manusia yang taat kepada Allah SWT. Pembentukan tabiat ini dilakukan oleh pendidik secara continue dengan tidak ada paksaan dari pihak manapun. (Abdulloh Husaeri, 2008:13) Pendidikan akhlak tidak bisa dipisah dari pendidikan manusia seutuhnya. Pendidikan akhlak justru diarahkan untuk mencapai manusia seutuhnya; atau dalam islam, untuk mencapai martabat isnan kamil ( manusia sempurna ) (Kosasih, dkk, 2011 : 101)
Ajaran moral yang bersifat etis Maksudnya adalah berupa dalil- dalil atau konsep tentang pengertian umum pendidikan akhlak dan belum sampai tahap pelaksanaan, namun hanya berupa gambaran umum saja. Ajaran moral yang bersifat teknis ( tata cara ) Maksudnya adalah tata cara atau petunjuk pelaksanaan dalam merealasisasikan konsep atau teori tentang ajaran moral.
Filsafat akhlaq ( Etika filsafat moral ) Filsafat Akhlak adalah nama lain dari Meta akhlak. Ia tidak mencakup pembahasan-pembahasan akhlak normatif dan akhlak deskriptif, karena filsafat akhlak pada dasarnya adalah penelitian atas statemen-statemen akhlak dan postulat-postulat ilmu akhlak, baik yang berupa konsep ataupun statemen. Artinya, subjek Filsafat akhlak adalah ilmu akhlak dan kesimpulan-kesimpilan akhlak normatif. Adapun isu- isu akhlak normatif sendiri tidak dibahas di dalam Filsafat akhlak. Jadi, filsafat akhlak adalah satu bidang ilmu yang membahsa dasar-dasar dan postulat-postulat ilmu akhlak, dengan menyinggung sejumlah masalah yang berkaitan dengan peletak ilmu, tujuan ilmu, metodologi dan sejarah perkembangannya. Ilmu ini disebut juga dnegan Filsafat Ilmu Akhlak, untuk lebih memperjelas subjek penelitianya; yaitu satu bidang Filasafat yang menelaah dasar-dasar Ilmu Akhlak. (tersedia di http://masedison.blogspot.com/2011/03/pengertian-dan-kedudukan-filsafat.html) 2. Pengertian akhlak, etika dan moral AKHLAQ Etimologi Kata akhlak merupakan bentuk jamak dari kata al-khulq atau al-khulq, yang secara etimologis berarti (1) tabiat, budi pekerti, (2) kebiasaan atau adat, (3) keperwiraan, kesatriaan, kejantanan, (4) agama, dan (5) kemarahan ( al-gadab ).Hafidz Anshari,dkk (1993:102) Perkataan Akhlaq dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa arab bentuk jamak kata yang secara etimologis berarti budi pekerti, watak, perangai , tingkah laku atau tabiat ( Moh. Daud Ali dalam Hidayat,dkk :18 ) Kalimat tersebut mengandung segi- segi persesuaian dengan perkataan khalqun yang berarti keadian, serta erat hubungan Khaliq yang berarti pencipta dan makhluk yang berarti yang diciptakan. (Abdurrahman,dkk dalam Zahruddin, 2004 ) Akhlak berasal dari bahasa arab, yaitu isim mashdar (bentuk infinitive) dari kata al-akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai timbangan (wazan) tsulasi majid af'ala, yuf'ilu if'alan yang berarti al-sajiyah (perangai), at-thobi'ah (kelakuan, tabiat, watak dasar), al-adat (kebiasaan, kelaziman), al-maru'ah (peradaban yang baik) dan al-din (agama). ( Aditya Bayu R. dkk 2009 ) Munawir sebagaimana yang dikutip oleh Chundori dkk ( 2011:59 ) menerangkan bahwa akhlaq secara bahasa berasal dari bahasa arab (akhlaq) adalah bentuk jamak dari kata khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Ahlaq juga berakar dari kata khalaqa yang berarti menciptakan, menjadikan, membuat. Seakar dengan kata khaliq (pencipta, pembuat ), makhluq ( ciptaan, buatan) dan makhlaq (patut, pantas)
Terminologi Di dalam Ensiklopedi Islam ( 1993:102) dijelaskan bahwa akhlak adalah suatu keadaan yang melekat pada jiwa manusia, yang daripadanya lahir perbuatan- perbuatan dengan mudah, tanpa melakukan proses pemikiran, pertimbangan atau penelitian. Jika keadaan atau (hal) tersebut melahirkan perbuatan yang baik dan terpuji menurut pandangan akal dan syarak ( hukum Islam ), disebut akhlak baik. Jika perbuatan- perbuatan yang timbul itu tidak baik, dinamakan akhlak yang buruk. Djatnika dalam Mubarak (2008:24) menerangkan secara terminologi akhlak berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al Gazali dan Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu. Secara terminologis imam Al- Ghazaly dalam Chundori (2011: 60 ) menyatakan bahwa akhlaq adalah sikap yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan- perbuatan dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.Al- Ghazaly lebih lanjut mengatakan bahwa manusia memiliki citra lahiriyah yang disebut dengan khalq, dan citra batiniyah yang disebut dengan khulq. Khalq merupakan citra fisik manusia, sedangkan khulq merupakan citra psikis manusia. Berdasarkan kategori ini maka khulq secara etimologi memiliki arti gambaran atau kondisi kejiwaan seseorang tanpa melibatkan unsur lahiriyahnya. Karena Akhlaq merupakan tabiat yang muncul dengan spontan tidak ragu- ragu ataupun karena tekanan, maka akhlaq sesungguhnya terbangun dari dalam akibat pelaksanaan keyakinan ( Aqidah ) dan aturan hukum (syariat ) ( Chundori,dkk, 2011:60 ) Menurut Abdul Karim Zaidan sebagaimana yang dikutip oleh Amin (tanpa tahun: 18 ), Akhlaq adalah nilai- nilai dan sifat- sifat yang tertanam dalam jiwa, dengan sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai perbuatan baik dan buruk , untuk kemudian memilih melakukan atau meninggalkannya. Ahmad Amin dalam Amin ( tanpa tahun: 18 ) menerangkan bahwa akhlaq ialah membiasakan kehendak. Ini berarti bahwa kehendak itu apabila dibiasakan terhadap sesuatu maka kebiasaan itu dapat membentuk ahlaq.
ETIKA Etimologi Dari segi etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani, ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat. Dalam kamus umum bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu pengetahuan tentang azaz-azaz akhlak (moral). Dari pengertian kebahasaan ini terlihat bahwa etika berhubungan dengan upaya menentukan tingkah laku manusia. (Aditya Bayu R,dkk, 2009) Terminologi Adapun arti etika dari segi istilah, telah dikemukakan para ahli dengan ungkapan yang berbeda-beda sesuai dengan sudut pandangnya. Menurut para ulama etika adalah ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat. (Aditya Bayu R,dkk, 2009)
MORAL Etimologi Moral dari segi bahasa berasal dari bahasa latin, mores yaitu jamak dari kata mos yang berarti adat kebiasaan. Di dalam kamus umum bahasa Indonesia dikatan bahwa moral adalah penentuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan. (Anonim.tanpa tahun ) Terminologi Moral dalam arti istilah adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik atau buruk. (Aditya Bayu R,dkk, 2009)
3. Objek atau materi akhlaq Obyek ilmu akhlak adalah hal yang berkaitan dengan sosial di mana kita ketahui bahwa manusia tidak mungkin akan hidup sendirian tanpa masyarakat di mana manusia hidup di tengah-tengahnya. Interaksi manusia di dalam lingkungan tentu saja ada norma sosial yang mereka harus kenal dan ketahui dan manusia itu berurusan dengan kaidah-kaidah umum yang berlaku, yang mengatur kepentingan hidup sesama manusia dan manusia dengan lingkungannya. Meteri akhlak pun meliputi segala tingkah laku manusia sebagai makhluk Tuhan yang diberi akal dan perasaan dengan segala kelengkapannya (Prof DR. H.M. Athoullah Ahmad, MA,2008 ) Ahmad Amin menyatakan: Bahwa obyek ilmu akhlak adalah membahas perbuatan manusia yang selanjutnya perbuatan tersebut ditentukan baik atau burukMuhammad hazali menyebutkan bahwa kawasan pembahasan ilmu akhlak adalah seluruh aspek kehidupan manusia, baik sebagai individu ataupun kelompok. (Anonim, tanpa tahun) Objek atau materi yang dibahas dalam Ilmu Akhlak meliputi faktor-faktor : 1. Pengertian baik dan buruk 2. Apa yang harus kita lakukan untuk diri kita dan orang lain 3. Tujuan apa yang harus dicapai dalam perbuatan tersebut 4. Bagaimana cara melakukan pekerjaan tersebut. (Prof DR. H.M. Athoullah Ahmad, MA, 2008 )
4. Tujuan mempelajari akhlak a. Untuk menciptakan manusia dalam meraih kebahagiaan dunia dan akhirat yaitu kebahagiaan yang menyeluruh bagi kesempurnaan jiwa individunya maupun dalam menciptakan kebahagiaan, kemajuan, kekuatan bagi masyarakat seluruhnya. b. Untuk membentuk manusia bermoral, sopan santun, baik ucapan ataupun tingkah laku dan berakhlak tinggi. c. Untuk membentuk daya manusia yang sanggup bertindak kepada kebaikan tanpa berpikir-pikir dan ditimbang-timbang. d. Untuk membentuk manusia yang gemar melakukan perbuatan terpuji dan baik serta menghindari yang tercela atau buruk. (Anonim,2011) Ali Abdul Halim dalam kitabnya sebagaimana yang dikutip oleh Muslim (2010 : 75) menyebutkan tujuan pendidikan Akhlaq, yaitu untuk : Mempersiapkan manusia yang beriman dan beramal shaleh Mempersiapkan mukmin shaleh yang berinteraksi dengan sosialnya, dan terwujudnya keamanan dan ketenangan dalam kehidupannya Mempersiapkan mukmin Shalih yang menjalani kehidupan dunianya dengan senantiasa berpijak pada hukum Allah Mempersiapkan seseorang yang bangga dengan ukhuwah islamiyah dan senantiasa menjaga persaudaraan. Mempersiapkan seseorang yang siap menjalankan dakwah ilah, amar maruf nahi munkar Mempersiapkan seseorang yang mampu melaksanakan tugas tugas keutamaan.
Secara umum tujuan pendidikan akhlak yang dirumuskan Ibn Miskawaih dalam Muslim (2010 : 112 ) adalah terwujudnya sikap batin yang mampu mendorong secara spontan untuk melahirkan semua perbuatan yang bernilai buruk sehingga mencapai kesempurnaan dan memperoleh kebahagiaan sejati dan sempurna. Menurut Adnan dalam Anonim (tanpa tahun ) menyatakan bahwa pendidikan akhlak dalam islam diarahkan pada tujuan yang tinggi, yaitu melalui penerapan akhlak mulia dalam kehidupan sehari- hari diantarnya adalah : a. Meraih kerihaan Allah dan berpegang teguh kepada perintah-Nya. b. Menghormati manusia karena harkat dan kepribadiannya. c. Membina potensi dan mengembangkan berbagai sifat yang baik dan mulia. d. Mewujudkan keinginan yang baik dan kuat. e. Memelihara kebiasaan yang baik dan bermanfaat. f. Mengikis perilaku yang tidak baik pada manusia dan menggantinya dengan kebaikan dan keutamaan. Tujuan dari pendidikan akhlak dalam Islam adalah untuk membentuk manusia yang bermoral baik, keras kemauan, sopan dalam berbicara dan perbuatan, mulia dalam tingkah laku perangai, bersifat bijaksana, sempurna, sopan dan beradab, ikhlas, jujur dan suci. Dengan kata lain pendidikan akhlak bertujuan untuk melahirkan manusia yang memiliki keutamaan (al-fadhilah). Berdasarkan tujuan ini, maka setiap saat, keadaan, pelajaran, aktifitas, merupakan sarana pendidikan akhlak. Dan setiap pendidik harus memelihara akhlak dan memperhatikan akhlak di atas segala- galanya. (Prof. DR. H. Ramayulis dalam Anonim, 2011) Barmawie Umary dalam bukunya sebagaimana yang dikutip oleh Anonim ( 2011) materi akhlak menyebutkan bahwa tujuan berakhlak adalah hubungan umat Islam dengan Allah SWT dan sesama makhluk selalu terpelihara dengan baik dan harmonis Sedangkan Omar M. M.Al-Toumy Al-syaibany dalam Anonim (2011) menyebutkan, tujuan akhlak adalah menciptakan kebahagian dunia dan akhirat, kesempurnaan bagi individu dan menciptakan kebahagian, kemajuan, kekuataan dan keteguhan bagi masyarakat.
5. Cakupan dan sasaran akhlaq Menurut Chundori,dkk (2011 : 61-74 ) menerangkan tentang Cakupan atau ruang lingkup akhlak dalam relaitas kehidupan, yaitu : a. Akhlak Kepada Allah SWT Akhlak kepada Allah SWT menetapkan keharusan taat dan patuh dalam beribadah kepada- Nya. b. Akhlak kepada sesama manusia Akhlak kepada Rasul Akhlak Pribadi Akhlak dalam keluarga ( orang tua, suami, istri, anak, saudara ) Akhlak kepada tetangga/ teman Akhlak dalam kaitannya dengan eksistensi manusia di berbagai bidang seperti pendidikan, sosial, ekonomi, hokum, kebudayaan, politik maupun agama. Aklak manusia dengan ciptaannya Aklak terhadap alam sekitar
Menurut pendapat Muhammad Abdullah Draz dalam kitabnya Dustural- Akhlaq fi al- Islam sebagaimana yang dikutip oleh Hidayat, dkk (tanpa tahun: 21 ) membagi ruang lingkup akhlak menjadi lima bagian yaitu : a. Akhlak pribadi ( al- akhlaq al- fardiyah ) yang meliputi : yang diperintahkan (al- awamir ), b) yang dilarang (an-nawahi) , c) yang dibolehkan (al-mubahat ) dan d) akhlak dalam keadaan darurat (al-mukholafah bi al idhthirar) b. Akhlak berkeluarga (al-akhlaq al-usairiyah) terdiri dari ; a) kewajiban timbal balik antara orang tua dengan anak (wajibat nahwa al-ushul wa al-furu), b) kewajiban suami istri (wajibat baina al-azwaj), c) kewajiban terhadap karib kerabat (wajibat bahwa al-qarib). c. Akhlak bermasyarakat (al-akhlaq al-ijtimaiyyah), terdiri dari ; a) yang dilarang (al-mahzhurat), b) yang diperintahkan (al-awamir) dan c) kaedah- kaedah adab (qawaid al-adab). d. Aklak bernegara (akhlaq ad-daulah), terdiri dari ; a) hubungan antara pemimpin dan rakyat (al-alaqah baina ar-rais wa as-syab) dan b) hubungan luar negeri (al- alaqat al-kharijiyyah). e. Aklak beragama (al-akhlaq ad-diniyah) yaitu kewajiban terhadap Allah SWT (wajibat nahwa Allah).
6. Urgensi akhlaq dalam kehidupan Urgensi ilmu akhlak dalam kehidupan bermasyarakat dari masa ke masa dan dari berbagai lingkungan kehidupan sangat pegang peranan penting, karena manusia sebagai makhluk satu sama lain baik sesama manusia , waktu maupun lingkungan alam sekitarnya yang tidak lepas dari berbagai permasalahan sebagai akibat dari interaksi di antara mereka sesama manusia maupun sitiasi dan kondisi yang ada, hal ini di perlukan sekali adanya norma yang disepakati dalam mengatur kehidupan sehari-hari . Norma tersebut baik yang secara formal maupun konfensional akan axis sebagai konsekuensi dari interaksi sesama makhluk yang memerlukan kehidupan yang teratur dan terpuji. (Erawati,dkk, 2010 ) Urgensi pendidikan akhlak dalam kehidupan manusia itu bermuara atau berpuncak kepada kecerdasan spiritual yang tinggi serta memiliki beberapa fungsi dan manfaat yang dijadikan panduan bagi seorang muslim yaitu sebagai berikut; 1. Akhlak sebagai bukti nyata keimanan seseorang 2. Akhlak sebagai hiasan orang beriman 3. Akhlak sebagai amalan yang paling berat timbangannya 4. Akhlak mulia merupakan simbol segenap kebaikan 5. Akhlak merupakan pilar bagi tegaknya masyarakat yang diidam-idamkan 6. Akhlak merupakan tujuan akhir diturunkannya Islam ke dunia. (Anonim,2011)
7. Manfaat mempelajari ilmu akhlaq a. Menetapkan kriteria perbuatan yang baik dan buruk b. Membersihkan diri dari perbuatan dosa dan maksiat c. Mengarahkan dan mewarnai berbagai aktivitas kehidupan manusia d. Memberikan pedoman atau penerangan bagi manusia dalam mengetahui perbuatan yang baik atau buruk (Anonim, tanpa tahun) e. Memberikan pedoman atau penerangan bagi manusia dalam mengetahui perbuatan yang baik atau yang buruk. Terhadap perbuatan yang baik ia beruasaha melakukannya, dan terhadap yang buruk ia berusaha untuk menghindarinya. ( Anonim, tanpa tahun )
8. Faktor yang memperkuat atau memperlemah akhlak Memperkuat a. Mantapnya keimanan b. Terbimbing oleh guru yang shaleh c. Memiliki pengetahuan agama yang cukup dan benar d. Memiliki falsafah hidup yang sesuai ajaran islam e. Memiliki lingkungan pergaulan yang baik f. Visioner g. Memiliki pekerjaan dan aktifitas kredensial h. Terpenuhinya kebutuhan pokok
Memperlemah a. Salah pergaulan, apabila kita salah memilih pergaulan kita juga bisa ikut-ikutan untuk melakukan hal yang tidak baik. b. Orang tua yang kurang perhatian, apabila orang tua kurang memperhatikan anaknya, bisa-bisa anaknya merasa tidak nyaman berada di rumah dan selalu keluar rumah. Hal ini bisa menyebabkan remaja terkena pergaulan bebas. c. Ingin mengikuti trend, bisa saja awalnya para remaja merokok adalah ingin terlihat keren, padahal hal itu sama sekali tidak benar. Lalu kalu sudah mencoba merokok dia juga akan mencoba hal-hal yang lainnya seperti narkoba dan seks bebas. d. Himpitan ekonomi yang membuat para remaja stres dan butuh tempat pelarian. e. Kurangnya pendidikan Agama dan moral. (Fitri, dkk, 2010 ) f. Lingkungan Faktor lingkungan banyak mempengaruhi akhlak, yakni dapat memperlemahnya. diantaranya adalah : Individu yang hidup dalam keluarga yang tidak mengamalkan cara hidup yang berakhlak, maka jiwanya akan terdidik dengan tingkah laku, tutur kata dan gaya hidup yang tidak baik Pengaruh rakan sebaya dan masyarakat sekeliling juga merupakan faktor yang membentuk keperibadian dan akhlak seperti tingkah laku, tutur kata dan cara bertindak g. Nafsu Nafsu adalah anugerah Allah swt kepada manusia dan nafsu juga adalah musuh sejati dengan diri manusia yang melaksanakan hasrat nafsu manusia. Manusia yang terlalu menurut kehendak nafsunya akan terdorong untuk melakukan keburukan. Seandainya nafsu tidak dapat dikawal, sudah pasti boleh menghilangkan maruah diri, agama dan nilai budaya sebuah masyarakat dan membawa kepada kemungkaran sebagaimana berlaku. h. Syaitan Satu lagi musuh ghaib yang sentiasa mendampingi manusia dengan memperalatkan nafsu manusia yaitu syaitan. Fungsi syaitan adalah sebagai agen perusak akhlak manusia berlaku sejak Nabi Adam a.s. dan berterusan hingga ke hari kiamat. (Wardana, dkk, 2011)
9. Jelaskan konsep berikut ini dan cari norma etis dan norma teknisnya untuk setiap konsep IKHLAS Arti ikhlas ialah murni, atau bersih (tidak ada campuran). Maksudnya adalah bersihnya sesuatu perbuatan dari campuran-campuran niat yang selain Allah, seperti ingin dipuji orang, ingin mendapat nama, dan lain sebagainya. Jadi sesuatu pekerjaan dapat dikatakan ikhlas, kalau pekerjaan itu dilakukan semata- mata karena Allah saja, mengharap ridhoNya, dan pahalaNya. (Anonim, tersedia di http://www.scribd.com/doc/72019085/AKHLAK-MAHMUDAH) Secara bahasa, ikhlas berasal dari kata Khalasha yang berarti bersih atau murni. Secara istilah, ikhlas yaitu sebuah perbuatan yang dilakukan tanpa sebuah angan- angan atau sesuatu yang difikirkan, berarti membersihkan hati dari maksud selain mengharapkan ridho Allah Azza Wa Jalla. Ikhlas merupakan salah satu amalan hati, bahkan ikhlas berada di barisan depan dari amal- amal hati, sebab amal tidak bisa sempurna kecuali dengannya, karena setiap amalan tergantung kerja hati dan niat yang mengkaver setiap kinerja tubuh yang dioptimalkan untuk ibadah kepada Allah Azza Wa Jalla.(Anonim, tanpa tahun ) Dalam bahasa agama, ikhlas artinya melakukan sesuatu semata untuk memperoleh ridha Allah SWT dan terbebas dari keinginan untuk memperoleh pengakuan atau pujian dari manusia. Ikhlas itu sebuah rahasia yang amat dalam dan yang mengetahuinya hanya hati nurani dan Allah SWT. (Anonim, tersedia di http://www.scribd.com/doc/106499380/ikhlas-dan-rida ) Norma etis : QS. Al-Araaf [7]:29 ~ =O O).4O OO^) W W-O1g~4 7E-ON_N ELgN ] lO4` +ONNu1-4 --)U^C` N. 4g].- _ EE 7E4 4p1ON> ^g_ Katakanlah: "Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan". dan (katakanlah): "Luruskanlah muka (diri)mu di Setiap sembahyang dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya. sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah kamu akan kembali kepadaNya)". ( QS. Al-Araaf [7]:29)
QS. Al- Bayyinah [98]:5 4`4 W-+Oq ) W-+:u4Og -.- 4-)U^C` N. 4g].- 47.E4LNO W-OONC4 E_OUO- W-O>uNC4 E_OEEO- _ ElgO4 }Cg1 gOEj1^- ^) Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus[1595], dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus. (QS. Al- Bayyinah [98]:5)
QS. an-Nisa [4]: 146 ) -g~-.- W-O+> W-OU;4 W-O=4-;N-4 *.) W-OOUu=4 _E4Cg1 *. Cj^q E74` --gLg`u^- W 4;OEc4 guNC +.- 4-gLg`u^- -O;_ V1g4N ^jg Kecuali orang-orang yang taubat dan Mengadakan perbaikan[369] dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar. (QS. an-Nisa [4]: 146)
Norma Teknis : a. Mencari ilmu tentang keutamaan ikhlas sehingga kita menjadi termotivasi untuk memurnikan ibadah hanya mengharap Ridho Allah b. Selalu merasa diawasi oleh Allah SWT dalam setiap aktifitas yang mengakibatkan kita tetap fokus dalam niat semata ingin mendapat pahala dari Allah bukan untuk mendapat pujian makhluk c. Ada atau tidak ada orang selalu membaguskan ibadahnya dan tidak terpengaruh oleh orang yang ada di sekitarnya. d. Mengucapkan kalimah Basmallah agar segala aktivitas kita dibimbing oleh Allah SWT.
TAWAKAL Kata tawakal memiliki asal makna itimad atau bersandar. Sehingga apabila dikatakan : Tawakkaltu alallaahi tawakkulan artinya itamadtu alaihi (aku bersandar kepadanya). Hakikat tawakal adalah apabila seorang hamba menyandarkan diri kepada Allah subhanahu wa taala dengan sepenuh hati dalam berbagai kemaslahatan agama dan dunianya dengan disertai melakukan sebab-sebab yang mengantarkan kepada tujuan selama cara itu diperbolehkan oleh syariat. Dengan demikian tawakal itu meliputi keyakinan hati, penyandaran diri serta melakukan amal perbuatan. (Anonim, tersedia di http://www.scribd.com/doc/72327036/TAWAKAL ) Tawakal adalah tahapan ketika seorang hamba telah melalui fase ikhtiar. Sebuah fase yang menuntut untuk berusaha dan bekerja dengan bersungguh-sungguh dan sempurna. Baru setelah itu menyerahkan hasil dan buah amal kerja hanya kepada Allah Azza wa Jalla, Dzat yang menjadi wakil atas segala urusan dan keperluan. Seorang hamba yang memahami makna tawakal akan meyakini bahwa tidak ada yang sia-sia atas segala amal yang telah dilakukan. Meskipun cita-cita dan harapan dari amal kerjanya belum tercapai sempurna. Sebab dalam pemahaman mereka, beramal sebaik-baiknya adalah kewajiban sebagai hamba, sedangkan urusan hasil adalah hak sepenuhnya dari Yang Mahakuasa. (Anonim, tersedia di http://www.scribd.com/doc/73240501/makalah-tawakal)
Norma Etis :
QS. An- Nisa [4]:81 ]O7O4C4 O4NC -O) W-Ne4O4 ;}g` Eg4gN =eE14 OEj*.C gu+g)` 4OOEN Og~-.- NO> W +.-4 CU+-'4C 4` 4pO+-j14NC W jO;N gu+4N -4O>4 O>4N *.- _ _O>E4 *.) EOg4 ^g Dan mereka (orang-orang munafik) mengatakan: "(Kewajiban Kami hanyalah) taat". tetapi apabila mereka telah pergi dari sisimu, sebahagian dari mereka mengatur siasat di malam hari (mengambil keputusan) lain dari yang telah mereka katakan tadi. Allah menulis siasat yang mereka atur di malam hari itu, Maka berpalinglah kamu dari mereka dan tawakallah kepada Allah. cukuplah Allah menjadi Pelindung. ( QS. An- Nisa [4]:81) QS. Ali Imron [3]:159
E): lOE;O4O =}g)` *.- =eLg _ W O4 =e47 E^O)UEN UU^- W-OO_E^+ ;}g` ElgOEO W -;N gu+4N Og^4-c-4 +O -OjE-4 O) jO- W -O) =e^`=G4N -4O4- O>4N *.- _ Ep) -.- OUg47 4-)-g4O4-^- ^)_ Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (QS. Ali Imron [3]:159)
QS. Al- Maidah [5]:23 4~ pEN_4O =}g` 4g~-.- ]OC =Eu^ +.- EjgOU4N W-OU7=u1- NjgOU4N 4:^- -O) +O+-UE=E1 7^^) 4pO+l)UEN _ O>4N4 *.- W-EOU-4O4- p) +-47 4-gLg`uG` ^g@ Berkatalah dua orang diantara orang-orang yang takut (kepada Allah) yang Allah telah memberi nikmat atas keduanya: "Serbulah mereka dengan melalui pintu gerbang (kota) itu, Maka bila kamu memasukinya niscaya kamu akan menang. dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakkal, jika kamu benar-benar orang yang beriman". (QS. Al- Maidah [5]:23
Norma Teknis : a. Berikhtiar dengan maksimal selanjutnya berdoa kepada Allah dan menyerahkan segala hasil akhir kepada-Nya. b. Berserah diri dihadapan Allah dan meyakini bahwa segala perbuatan kita tidak berdampak terhadap hasil akhir, karena itu semua adalah kuasa Allah untuk membuat kita berhasil. c. Memaksimalkan seluruh potensi untuk berikhiar dan tidak kecewa ketika kenyataannya belum berhasil
SYUKUR Kata syukur diambil dari kata syakara, syukuran, wa syukuran,dan wa syukuran yang berarti berterima kasih kepada-Nya 1 . Syukur berasal dari kata syukuran yang berarti mengingat akan segala nikmat-Nya. Menurut bahasa adalah suatu sifat yang penuh kebaikan dan rasa menghormati serta mengagungkan atas segala nikmat-Nya, baik diekspresikan dengan lisan, dimantapkan dengan hati maupun dilaksanakan melalui perbuatan. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa syukur menurut istilah adalah bersykur dan berterima kasih kepada Allah, lega, senang dan menyebut nikmat yang diberikan kepadanya dimana rasa senang, lega itu terwujud pada lisan, hati maupun perbuatan. (Fany, 2009 ) Kata "syukur" adalah kata yang berasal dari bahasa Arab. Kata ini dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai: (1) rasa terima kasih kepada Allah, dan (2) untunglah (menyatakan lega, senang, dan sebagainya). Pengertian kebahasaan ini tidak sepenuhnya sama dengan pengertiannya menurut asal kata itu (etimologi) maupun menurut penggunaan Al-Quran atau istilah keagamaan. Dalam Al-Quran kata "syukur" dengan berbagai bentuknya ditemukan sebanyak enam puluh empat kali. Ahmad Ibnu Faris dalam bukunya Maqayis Al- Lughah menyebutkan empat arti dasar dari kata tersebut yaitu, 1. Pujian karena adanya kebaikan yang diperoleh. Hakikatnya adalah merasa ridha atau puas dengan sedikit sekalipun, karena itu bahasa menggunakan kata ini (syukur) untuk kuda yang gemuk namun hanya membutuhkan sedikit rumput. Peribahasa juga memperkenalkan ungkapan Asykar min barwaqah (Lebih bersyukur dari tumbuhan barwaqah). Barwaqah adalah sejenis tumbuhan yang tumbuh subur, walau dengan awan mendung tanpa hujan. 2. Kepenuhan dan kelebatan. Pohon yang tumbuh subur dilukiskan dengan kalimat syakarat asy-syajarat. 3. Sesuatu yang tumbuh di tangkai pohon (parasit).
1 Ahmad Warson al-Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab Indonesia, (Surabaya: Pustaka Progesif, 1984), h. 785-786.
4. Pernikahan, atau alat kelamin. (Fany, 2009 )
Norma Etis : (QS.Al- Baqoroh [2] : 152 ) EO)+NO7^O 7O7^O W-NO:;--4 Oj 4 pNO'> ^)g Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu,, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.(QS.Al- Baqoroh [2] : 152 )
QS.Al- Baqoroh [2] : 172 E_GC^4C -g~-.- W-ONL4`-47 W-OU }g` ge4:j1C 4` 7E4^~Ee4O W-NO7;--4 *. p) +L ++C) ]+lu> ^_g Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah. (QS.Al- Baqoroh [2] : 172 )
QS. Az- Zumar [39]: 66 4 -.- ;+l;N }74 ;g)` 4@OO=- ^gg Karena itu, Maka hendaklah Allah saja kamu sembah dan hendaklah kamu Termasuk orang-orang yang bersyukur". (QS. Az- Zumar [39]: 66)
Norma Teknis : a. Mengucapkan Alhamdulillah ketika mendapatkan nikmat b. Sujud syukur ketika terkabulnya sebuah keinginan c. Memaksimalkan potensi yang telah diberikan oleh Allah SWT dengan semaksimal mungkin d. Memberi sebagian harta kepada orang yang membutuhkan e. senantiasa memberi bantuan atau pertolongan kepada yang membutuhkan sebagai tanda syukur kepada Allah karena kita diberi kesulitan serupa
MALU atau HAYYA Malu secara bahasa adalah berubah dan pecah yang menjadikan manusia terlepas dari ketakutan akan celaan. Adapun menurut syari adalah Akhlak yang menumbuhkan kepada menjahui kejelekan dan melarang dari mengurangi hak terhadap yang mempunyai hak. Malu adalah akhlak yang mulia dan paling kuat didalam menumbuhkan perbuatan kebaikan dan menjauhkan dari perbuatan yang jahat. Maka wajib bagi kita berpegang teguh terhadap apa yang diberikan Allah kepada kita dari sifat malu ini, dan seharusnya bagi kita untuk selalu berhias dan berahlak dengannya. Pada dasarnya malu adalah menahan kemudian merasa tertekan. Menahan adalah konsekuensi atau bukti dari sifat malu. (Anonim, tersedia di http://www.scribd.com/doc/47394549/Akhlak-Malu) Norma Etis : Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari pada Hadits Arbain, hadits ke 20 Dari Ibnu Masud Uqbah bin Amr al- Anshary Al Badry RA dia berkata: Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya ungkapan yang telah dikenal orang- orang dari ucapan nab- nabi terdahulu adalah : Jika engkau tidak malu, perbuatlah apa yang engkau suka ( H.R. Bukhari )
(QS. Al- Ahzab [33]:53) Og^4C -g~-.- W-ONL4`-47 W-OU7=;> =ONO+ +]/EL- ) ] ]OuNC 7 _O) `EC 4OOEN 4@Og4^ +O4^) ;}4 -O) u7+1gN1 W-OU7=u1 -O) +;gC W-+O4^ 4 4-Og[^*4-ON` `+CgO4) _ Ep) 7gO 4p~ OgOuNC O/EL- +/u^4O41 :Lg` W +.-4 +/u^4OEC =}g` --E^- _ -O)4 O}-O+-^Ec 444` ;-OU4*O }g` g7.-4O4 O_E _ :gO NOE_;C 7)OUg O})_)OU~4 _ 4`4 ]~E : p W-Ou> [Oc4O *.- 4 p W-EOL> +OE_4^e }g` jgu4 -4 _ Ep) 7gO 4p~ ELgN *.- 1g4N ^)@ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah- rumah Nabi kecuali bila kamu diizinkan untuk Makan dengan tidak menunggu-nunggu waktu masak (makanannya) [1228] , tetapi jika kamu diundang Maka masuklah dan bila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa asyik memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu akan mengganggu Nabi lalu Nabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri- isteri Nabi), Maka mintalah dari belakang tabir. cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak (pula) mengawini isteri- isterinya selama-lamanya sesudah ia wafat. Sesungguhnya perbuatan itu adalah Amat besar (dosanya) di sisi Allah. (QS. Al- Ahzab [33]:53)
[1228] Maksudnya, pada masa Rasulullah s.a.w pernah terjadi orang-orang yang menunggu-nunggu waktu Makan Rasulullah s.a.w. lalu turun ayat ini melarang masuk rumah Rasulullah untuk Makan sambil menunggu-nunggu waktu makannya Rasulullah.
Norma Teknis : a. Merasa malu apabila melakukan hal yang bertentangan dengan syariat Islam. b. Ketika melakukan hal yang tidak terpuji maka langsung beristigfar kepada Allah karena malu kepada-Nya. c. Menahan diri dari perkara yang bisa menjelekan diri dan orang lain.
Referensi Jawaban
Abdurrahman. 2009. Tugas Agama : Akhlak. Sekolah Tinggi Teknologi Garut. Ahmad,M.A.2008. Ilmu Akhlak dan Tasawuf.IAIN Sunan Gunung Djati Fakultas Syariah (online) (http://www.scribd.com/doc/101905675/Antara-Ilmu-Akhlaak-Dan- Tasawuf-1, diakses 28 Oktober 2012 ) Anonim. _____.Akhlak (online) (http://id.scribd.com/doc/52830914/akhlak-lg, diakses 26 Oktober 2012 ) Anonim.____. Pengertian Akhlak (online ) (http://www.scribd.com/doc/68464925/PENGERTIAN-AKHLAK, diakses 26 Oktober 2012 ) Anonim._____. Akhlak Tasawuf (online ) (http://id.scribd.com/doc/36279928/Akhlak- Tasawuf, diakses 26 Oktober 2012 ) Anonim._____. Akhlak Tasawuf (online ) (http://id.scribd.com/doc/46159932/Akhlak- Tasawuf-Book, diakses 26 Oktober 2012 Anonim.______. Chapter 3 (online) (http://repository.upi.edu/operator/upload/s_pai_0700582_chapter2.pdf , diakses 28 Oktober 2012 ) Anonim.______. Has-An (online) (http://www.scribd.com/doc/57419201/Has-An, diakses 28 Oktober 2012) Anshari, Hafidz,dkk.1993.Ensiklopedi Islam.Jakarta : PT. Ikhtiar Baru Van Hoeve. Chundori,Tutur,dkk.2011.Pendidikan Agama Islam.Purwokerto: UPT. Percetakan dan Penerbitan Erawati,Wiwik, dkk. 2010. Makalah ilmu akhlaq : Ruang Lingkup dan ugensi Ilmu Akhlaq.Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pekalongan : Jurusan Tarbiyah ( Pendidikan Agama Islam) Fany.2009.Syukur (online) (http://makalah85.blogspot.com/2009/01/syukur.html, diakses 28 Oktober 2012) Fitri, Marrisa,dkk. 2010. Tugas Agama : Etika, Moral dan Akhlak. Institut Teknologi Bandung : Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Prodi Teknik Lingkungan. Hidayat, Amin,dkk._____. Panduan Lembar kerja Siswa : Aqidah Akhlak. Sragen : CV. Akik Pusaka Husaeri, Abdulloh.2008.Nilai- nilai pendidikan Akhlak dalam Al- Quran.UIN Syarif Hidayatullah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, jurusan Pendidikan Agama Islam. Mubarak, Z.M.dkk.2008. Buku Ajar II : Manusia, Akhlak, Budi Pekerti, dan Masyarakat.Universitas Indonesia Muslim, A.Q. 2010. Skripsi : Konsep Pendidikan Akhlak ( Studi Komparasi pada Pemikiran Ibn Miskawaih dan Ki Hadjar Dewantara ). UIN Maulana Malik Ibrahim : Fakultas Tarbiyah Prodi Pendidikan Agama Islam. R.,Aditya Bayu,dkk.2009. Tugas Makalah : Etika, Moral, dan Akhlak. Institut Teknologi Sepuluh November. Wardana,Yanu,dkk.2011.Makalah Agama Islam : Akhlak. Universitas Baiturrahmah : Fakultas Kedokteran.