Anda di halaman 1dari 27

PEMBUATAN TABLET ORAL TEOFILIN DENGAN METODE GRANULASI KERING

I.

TUJUAN 1. Membuat sediaan tablet dengan metode Granulasi Kering 2. Mengevaluasi sediaan tablet dari pembuatan dengan metode granulasi kering

II. PRINSIP 1. Metode Granulasi Kering Merupakan proses pembentukan granul sama sekali tidak menggunakan cairan. Granul dengan ukuran tertentu diperoleh dari pengayakan dan penggilingan pada tablet ukuran besar, bongkahan kompak, atau lempengan yang disebut slug hasil kempa menggunakan mesin kempa atau roller compactor. 2. LOD (Loss On Drying) Kadar air yang ditentukan dengan menimbang granul dalam keadaan basah dan setelah dikeringkan. Kadar air dinyatakan sebagai LOD (Lost On Drying)/ susut pengeringan Loss on Drying = W.awal W.akhir x 100% / W.awal 3. Tap Density & Kompresibilitas Kerapatan Nyata Beberapa bagian massa cetak ditimbang , kemudian dimasukkan ke dalam gelas ukur seratus mililiter Kerapatan nyata = Berat granul (g/mL) / Volume awal granul Kerapatan Mampat Beberapa bagian massa cetak ditimbang, kemudian dimasukkan ke dalam gelas ukur seratus mililiter. Mengetuk-ketukan gelas ukur dengan menggunakan alat uji kompresibilitas hingga volume granul konstan Kerapatan mampat = Berat granul (g/mL) / Volume granul konstan Kompresibilitas

Kompresibilitas dapat dilihat dari kerapatan nyata dan kerapatan mampat dari granul yaitu dengan cara kerapatan mampat dikurangi kerapatan nyata, lalu dibagi dengan kerapatan mampat, yang dinyatakan dalam persen. Kompresibilitas = Kerapatan mampat - Kerapatan nyata x 100% / Kerapatan mampat 4. Laju Alir & Sudut Istirahat Massa cetak yang keluar dari alat uji kecepatan alir dan dihitung kecepatan alirannya dengan menghitung waktu yang diperlukan oleh sejumlah serbuk untuk turun melalui corong alat penguji. Timbunan granul dapat digunakan untuk menghitung sudut istirahat dengan menghitung diameter rata-rata timbunan granul dan tinggi puncak timbunan granul. Sudut Istirahat () : Arc Tangen = Tinggi puncak granul / Jari-jari lingkaran 5. Pembuatan Tablet Komponenkomponen tablet dikompakan dengan mesin cetak tablet lalu ditekan ke dalam die dan dikompakan dengan punch sehingga diperoleh massa yang disebut slug, proses ini disebut slugging. 6. Keseragaman Bobot Menimbang dua puluh tablet, dihitung berat rata-rata tiap tablet, kemudian tablet- tablet tersebut ditimbang satu persatu. Tidak boleh lebih dari dua tablet yang masing-masing beratnya menyimpang dari berat rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan. 7. Keseragaman Ukuran Mengukur diameter dan tebal masing-masing tablet dengan menggunakan alat pengukur ketebalan dan diameter atau yang biasa disebut mikrometer. Kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari empat per tiga tebal tablet 8. Uji Friabilitas Menimbang sejumlah tablet, kemudian dimasukkan kedalam alat penguji keregasan tablet. Alat dijalankan selama empat menit dengan kecepatan putaran dua puluh lima putaran per menit. Tablet yang masih utuh ditimbang,

kemudian dihitung kehilangan bobotnya. Kehilangan bobot yang masih diperbolehkan tidak lebih dari 0,8% Friabilitas tablet = W1 - W2 x 100% / W1 Keterangan : W1 = Berat awal W2 = Berat akhir 9. Uji Kekerasan Menghitung kekerasan tablet satu per satu (pada pengujian kali ini dilakukan terhadap dua puluh tablet) dengan menggunakan alat penguji kekerasan (Hardness Tester), kemudian dihitung rataratanya. 10. Waktu Hancur Semua tablet harus hancur tidak lebih dari 15 menit (untuk tablet tidak bersalut) dan tidak lebih dari dari 60 menit untuk tablet salut gula atau tablet salut selaput. III. TEORI DASAR Tablet adalah sediaan padat, dibuat sceara kempa cetak berbentuk rata atau cembung rangkap, umumnya bular, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pembasah. Tablet digunakan baik untuk tujuan pengobatan lokal atau sistemik. Untuk pembuatan tablet diperlukan zat tambahan berupa : 1. Zat pengisi dimasukkan untuk memperbesar volume tablet. Biasanya digunakan Sacharum Lactis, Amylum Manihot, Calcii Phoshas, Calcii Carbonas dan zat lain yang cocok. 2. Zat pengikat dimaksudkan agar tablet tidak pecah atau retak, dapat merekat. Biasanys yang digunakan adalah mucilago gummi arabici 10-20 % (panas), solutio Methylcellulosum 5 %. 3. Zat penghancur, dimaksudkan agar tablet dapat hancur dalam perut. Biasanya yang digunakan adalah Amylum Manihot kering, Gelatinum, Agar-agar, Natrium Alginat.

4.Zat pelicin, dimaksudkan agar tablet tidak lekat pada cetakan. Biasanya digunakan Talcum 5 %, Magnesii Stearas, Acidum Stearinicum (Anief, 2007). Pemilihan metode pembuatan sediaan tablet biasanya disesuaikan dengan karakteristik zat aktif; kestabilannya terhadap panas, cahaya, dan kelembapan; sifat aliran, kompaktilitas, dan kompresibilitas yang dimiliki; serta besar kecilnya dosis zat aktif yang digunakan (Anief, 2007). Granulasi kering adalah proses pembentukan granul dengan cara menekan massa serbuk pada tekanan tinggi sehingga menjadi tablet besar, bongkahan kompak, atau lempengan yang tidak berbentuk baik, kemudian digiling dan diayak hingga diperoleh granul dengan ukuran partikel yang diinginkan (Anief, 2007). Prinsip dari metode ini adalah membuat granul yang dihasilkan secara mekanis, tanpa penambahan pelarut pengikat ke dalam massa serbuk, di mana ikatan partikel terbentuk melalui gaya adhesi dan kohesi partikel padat. Metode granulasi kering diterapkan pada pembuatan tablet dengan zat aktif yang memiliki dosis efektif terlalu tinggi untuk dikempa langsung, serta memiliki sifat aliran yang sukar mengalir, kompresibilitas kurang, tidak tahan lembab dan panas (Ansel, 1989). Proses pembentukan granul dapat diperoleh dengan metode slugging maupun penggunaan mesin roller compactor/chilsonator. Pada proses ini komponenkomponen tablet dikompakan dengan mesin cetak tablet lalu ditekan ke dalam die dan dikompakan dengan punch sehingga diperoleh massa yang disebut slug, prosesnya disebut slugging, pada proses selanjutnya slug kemudian diayak dan diaduk untuk mendapatkan granul yang daya mengalirnya lebih baik dari campuran awal bila slug yang didapat belum memuaskan maka proses diatas dapat diulang. Dalam jumlah besar granulasi kering dapat juga dilakukan pada mesin khusus yang disebut roller compactor yang memiliki kemampuan memuat bahan sekitar 500 kg, roller compactor memakai dua penggiling yang putarannya saling berlawanan satu dengan yang lainnya, dan dengan bantuan tehnik hidrolik pada salah satu penggiling mesin ini mampu

menghasilkan tekanan tertentu pada bahan serbuk yang mengalir dintara penggiling (Andayana, 2009). Roller compactor/chilsonator merupakan mesin pembentuk granul yang prinsipnya menggunakan dua penggiling/roda yang putarannya saling berlawanan antara yang satu dengan yang lainnya, dengan bantuan teknik hidrolik pada salah satu penggiling mesin sehingga dihasilkan tekanan tertentu pada bahan serbuk yang mengalir di antara penggiling (Cartensen, 1977). Granula adalah gumpalan-gumpalan dari partikel-partikel yang lebih kecil. Umumnya terbentuk tidak merata dan menjadi seperti partikel tunggal yang lebih besar. Ukuran biasanya berkisar antara ayakan no.4-12, walaupun demikian granula dari macam-macam ukuran lubang ayakan mungkin dapat dibuat bergantung pada tujuan pemakaiannya (Ansel, 1989). Metode ini digunakan dalam kondisi-kondisi sebagai berikut : 1. 2. 3. Kandungan zat aktif dalam tablet tinggi Zat aktif susah mengalir Zat aktif sensitif terhadap panas dan lembab (Andayana, 2009).

Keuntungan dan kerugian dari metode granulasi kering di antaranya :

(Andayana, 2009). Monografi Bahan Aktif Teofilin Teofilin mengandung satu molekul air hidrat atau anhidrat. Mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari 102,0% C 7H8N4O2, dihitung terhadap zat yang dikeringkan. Pemeriannya berupa serbuk hablur, putih; tidak berbau, rasa pahit; stabil di udara. Sukar larut dalam air, tetapi lebih mudah larut dalam air panas; mudah larut dalam larutan alkali hidroksida dan dalam ammonium hidroksida; agak sukar larut dalam etanol, dalam kloroform dan dalam eter. Struktur Teofilin :

(Depkes RI, 1995).

IV.

Alat dan Bahan

a.

Alat

1. Disintegration 2. Hardness Tester

3. Friability Tester 4. Jangka Sorong

5. Mikrometer 6. Moisture Balance 7. Powder Flow Tester 8. Punch & Die 9. Rotary Tablet Press 10. Tap Density Tester 11. Timbangan

b. Bahan 1. Asam Stearat 2. Asetosal 3. Emcompress 4. Na-Starch Glycolat 5. Talcum 2 gram 50 gram 42 gram 4 gram 2 gram

c. Gambar Alat

Disintegrator Time

Hardness Tester

Friability Tester

Jangka Sorong

Mikrometer

Moisture Balance

Powder Flow Tester

Punch & Die

Rotary Tablet Press

Tap Density

Timbangan Digital

V. PROSEDUR 1. Pembuatan Tablet Granulasi Kering Ditimbang semua bahan tablet : teofilin 50 gram, laktosa 100 gram, amprotab 132,5 gram, avicel pH 101 25 gram, talcum 2 gram dan Mg stearat 0,5 gram. Semua bahan tersebut dicampurkan didalam baskom dengan ukuran diameter 30 cm, diaduk hingga homogen. Kemudian xampuran bahan tersebut dicetak menjadi tablet dengan ukuran diameter tablet 18mm. Setelah semua bahan terbentuk menjadi tablet, tablet tersebut dilakukan proses granulasi dengan menggunakan ayakan dengan mesh no.14, kemudian hasil granulasi ditimbang. Diambil sebanyak 50 gram granulasi untukdilakukan uji granul. Sisa granulasi kemudian di kempa untuk dijadikan tablet dengan diameter 13 mm.

2.

Evaluasi granul : Untuk pengujian kadar kelembaban (LOD), pertama ditimbang sebanyak

10 gram granul. Tombol tare pada mesin ditekan, kemudian bahan dimasukkan dan massa bahan dicatat. Ssetelah itu tutup penutup mesin LOD dan tombol start ditekan, lalu ditunggu hingga 10 menit. Tombol stop ditekan, bahan ditimbang kembali kemudian dicatat hasilnya dan dihitung kadar kelembabannnya. Pengujian laju alir dilakukan dengan cara, sebanyak 20 gram granul ditimbang dan dimasukkan ke dalam corong yang lubangnya ditutup. Kemudian tutup bagian bawah corong dibuka dan diamati waktu yang diperlukan sampai semua serbuk mengalir semuanya (kecepatan alir). Diameter timbunan serbuk diukur (diambil harga rata-rata) dan diukur tinggi puncak timbunan serbuk. Dicatat hasil yang diperoleh dan dihitung sudut istirahatnya. Uji kompresibilitas dilakukan dengan cara, sebanyak 20 gram granul dimasukkan ke dalam gelas ukur. Batas atas dan batas bawah awal dicatat. Alat dinyalakan, ketika alat berhenti secara otomatis kemudian catat batas atas dan bawah akhir. Dihitung kerapatan nyata dan kerapatan mampat untuk menghitung kompresibilitas. 3. Evaluasi Tablet Uji keseragaman bobot dilakukan dengan cara, sebanyak 20 tablet diambil dari hasil pencetakkan tablet, kemudian ditimbang bobot masing-masing tablet dengan timbangan digital. Setelah itu dicatat hasilnya dan dilakukan perhitungan berat rata-rata tablet. Uji keseragaman dilakukan dengan cara, sebanyak 20 tablet diambil dari hasil pencetakkan tablet, kemudian diukur diameter dan ketebalan masing-masing tablet dengan jangka sorong. Setelah itu dicatat hasilnya dan dilakukan perhitungan diameter rata-rata dan tebal rata-rata tablet. Uji friabilitas dilakukan dengan cara, sebanyak 10 tablet ditimbang berat awalnya dengan timbangan digital. Kemudian dimasukkan ke dalam alat friabilator selama 5 menit dengan kecepatan putaran 25 rpm. Setelah itu berat akhir ditimbang dan dicatat hasilnya. Kemudian dihitung persen friabilitasnya.

Uji waktu hancur dilakukan dengan cara, sebanyak 500 ml air dalam beaker glass dipanaskan sampai suhu 370C. Setelah itu beaker glass dimasukkan ke dalam disintegration tester. Sebanyak 6 tablet dimasukkan ke dalam tabung dan cakram dimasukkan. Kemudian dimasukkan ke disintegration tester lalu tekan tombol start. Lalu hitung waktu hancurnya dan catat hasilnya. Setelah dilakukan pengujian-pengujian dan didapat hasil dari masing masing uji tersebut, tablet tablet tersebut dikemas. VI. PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN a. Pengamatan Perlakuan Penimbangan Bahan Hasil 1. Teofilin 2. Laktosa 50 gram 100 gram Syarat -

3. Amprotab 132,5 gram 4. Avicel pH 5. Talcum 6. Mg stearat - Seluruh bahan dicampurkan dalam baskom ukuran diameter 30 cm - Aduk hingga homogen - Campuran Bahan dimasukkan kedalam alat cetak 25 gram 2 gram 0,5 gram

- Bahan tercampur homogen - Ukuran slug : 18 mm - die : 13 mm

tablet ukuran besar 18 mm - dilakukan proses granulasi dengan menggunakan ayakan dengan mesh no.14 - Hasil granulasi di timbang - Berat granul : 297,8 gram - Campuran semua bahan teoritis teadalah 310 gram

Uji LOD

1. Massa awal = 10,02 gram 2. Massa akhir = 9,551 gram 3. Suhu 4. Waktu menit 5. Persentase % = 4,59 = 700C = 10 persyaratan susut pengeringan granul tablet yang baik adalah 2-5%

Uji Tap Density

1. Tinggi awal ml 2. Tinngi akhir ml 3. Waktu menit 4. Kerapatan = 0,67gr/ml =

= 39 Persyaratan kompresibilitas = 30 granul tablet yang baik adalah 17-22,5 % 10

mampat

5. Kerapatan nyata 0,513 gr/ml 6. Kompresibilitas 23,433% Laju Alir 1. Tinggi cm 2. Diameter 3. Jari-jari cm 4. Waktu detik 5. Tan 31,880 6. Kecepatan

= 2,8

Persyaratan Laju alir granul tablet yang baik adalah 21-31 g/detik

= 9 cm = 4,5

= 26,2

alir

serbuk = 0, 766 gr/s Pengujian tablet

Pengujian tablet : 1. Keseragaman Ukuran

1. Diameter (mm) 13,11 13,10 13,09 13,12 12,92 13,13 13,14 13,13 13,13 13,18 13,11 13.13 13,13 13,07 13,14 13,12 13,09 13,13 13,10 13,11

Persyaratan

diameter

tablet yang baik adalah tidak lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari satu sepertiga kali tebal tablet

Rata-rata:

2. Tebal (mm) 3,94 4,22 3,97 3,92 3,92 3,85

4,37 4,13 3,85 4,03 3,99 4,07 4,05

4,20 4,42 4,22 3,76 3,85 4,00 3,92

Rata-rata :

Keseragaman Bobot

Berat (mg) 620 690 640 630 540 630 650 580 670 630 640 630 620 630

- Tablet dengan berat > 300 mg, 2 tablet tidak boleh < 5% dan tidak boleh > 10 % - 2 tablet tidak boleh < 589 mg dan 1 tablet tidak boleh > 682 mg

610 670 620

610 600 620

Rata-rata

Uji Kekerasan

Hasil (Newton) 27,5 27,5 22,5 35 42,5 32,5 40 42,5 47,5 37,5 32 37,5 32,5 42,5 27,5 24,5 27,5 27,5 32,5 42,5

Persyaratan kekerasan tablet yang baik adalah > 70 Newton

Rata-rata

Uji Friabilitas

- Berat awal = 3,40 gram - Berat akhir = 3,02 gram - % Friabilitas = 11,18 % - Waktu = 5 menit

Tablet

disebut

baik

jika

keregasan kurang dari 1 %

Uji Waktu Hancur

Tablet hancur pada waktu 15 detik

Tidak boleh lebih dari > 15 menit

b. Perhitungan 1. Uji LOD Massa awal Massa akhir Suhu Waktu Persentase = 10,012 gram = 9,551 gram = 700C = 10 menit = 4,59 %

( baik ) 2. Pengujian Tap Density Tinggi awal Tinngi akhir Waktu Kerapatan mampat Kerapatan nyata Kompresibilitas = 39 ml = 30 ml = 10 menit = 0,67gr/ml = 0,513 gr/ml = 23,433%

manpat

= 0,67 gr/ml

nyata

= 0,513 gr/ml

= 23,433 % ( Tidak Baik )

3. Pengujian Laju Alir Tinggi Diameter Jari-jari Waktu = 2,8 cm = 9 cm = 4,5 cm = 26,2 detik

Tan

= 31,88 0C

Kecepatan alir serbuk :

= 0,766 gr/detik ( Tidak Baik )

4. Keseragaman Ukuran Tablet c. Diameter (mm) 13,11 13,09 13,11 13,13 13,10 13,12 13.13 13,07

12,92 13,14 13,13

13,14 13,09 13,10

13,13 13,13 13,18

13,12 13,13 13,11

Rata-rata :

( Tidak Baik )

d. Tebal (mm) 3,94 3,97 4,13 4,03 4,07 3,92 3,85 4,42 3,76 4,00 4,22 4,37 3,85 3,99 4,05 3,92 4,20 4,22 3,85 3,92

Rata-rata :

5. Uji Keseragaman Bobot Tablet Berat (mg) 620 640 540 650 670 580 630 630 630 600 690 630 630 610 620 670 640 620 610 620

Rata-rata :

( Baik )

6. Uji Kekerasan Tablet Hasil (Newton) 27,5 22,5 42,5 40 47,5 32 32,5 27,5 27,5 32,5 27,5 35 32,5 42,5 37,5 37,5 42,5 24,5 27,5 42,5

Rata-rata :

( Baik )

7. Uji Friabilitas Berat awal Berat akhir Waktu = 3,40 gram = 3,02 gram = 5 menit

( Tidak Baik ) VII.PEMBAHASAN

Praktikum mengenai pembuatan tablet teofilin, dilakukan dengan metode granulasi kering dan dilakukan juga evaluasi terhadap sediaan tablet teofilin tersebut. Prinsip dari pembuatan tablet teofilin dengan metode granulasi kering dan evaluasi serbuk dan tablet yaitu loss on drying (LOD), tap density tester dan kompresibilitas, sieve tester dan distribusi partikel, laju alir dan sudut istirahat, uji kekerasan tablet, keseragaman bobot, keseragaman ukuran, uji waktu hancur, serta uji friabilitas. Granulasi kering yaitu proses pembentukan granul dengan cara menekan massa serbuk pada tekanan tinggi sehingga terbentuk tablet berukuran besar, bongkahan kompak, atau lempengan yang tidak berbentuk dengan baik, kemudian digiling dan diayak hingga diperoleh granul dengan ukuran partikel yang diinginkan. Pada metode ini, pembuatan granul dilakukan secara mekanis, tanpa penambahan pelarut pengikat ke dalam massa serbuk, di mana ikatan partikel terbentuk dari gaya adhesi dan kohesi partikel padat.. Metode granulasi kering diterapkan pada pembuatan tablet dengan zat aktif yang memiliki dosis efektif terlalu tinggi untuk dikempa langsung, serta memiliki sifat aliran yang sukar mengalir, kompresibilitas kurang, tidak tahan lembab dan panas. Bahanbahan yang digunakan untuk pembuatan tablet metode granulasi kering harus memiliki daya ikat yang baik. Tablet teofilin yang dibuat sebanyak 500 tablet dengan masing-masing tablet mengandung 100 mg teofilin. Tablet teofilin berkhasiat sebagai obat asma melalui kerja agonis adrenoreseptor alfa adrenergiknya yang mendilatasi saluran bronkus. Tablet ini dibuat dengan metode granulasi kering karena dosis atau volume zatnya yang cukup besar (voluminous). Teofilin ditimbang sebanyak 50 gr, laktosa ditimbang sebanyak 100 gr, amprotab ditimbang sebanyak 132,5 gr, talkum ditimbang sebagai 2 gr, Mg stearat ditimbang sebanyak 0,5 gr. Teofilin merupakan zat aktif yang berkhasiat dalam medikasi asma, laktosa digunakan sebagai diluent (pengisi) untuk membuat tablet dengan ukuran yang sesuai. Selain itu untuk memperbaiki daya kohesi sehingga

dapat dicetak atau untuk memperbaiki aliran. Amprotab digunakan sebagai bahan penghancur. Talkum digunakan sebagai antiadheren untuk mencegah melengketnya punch dan die. Sifat talkum mudah melekat, dan melapisi granul. Talkum akan menutupi partikel yang tidak beraturan, tidak lengket sehingga tablet mudah dicetak. Mg stearat digunakan sebagai lubrikan atau pelincir yaitu untuk memudahkan pengeluaran tablet agar tidak melekat pada punch dan die. Bobot teofilin dalam satu tablet yaitu 100 mg. Sedangkan bobot teoritis seluruh serbuk yaitu 0,62 g atau 620 mg. Bobot ini didapatkan dari perhitungan jumlah semua bahan dibagi banyaknya tablet yang akan dibuat. Bobot teoritis serbuk = jumlah berat seluruh bahan = 310 = 0,62 g = 620 mg Banyaknya tablet yg dibuat 500

Jadi, berat nyata yang didapatkan harus sekitar 2% dari berat teoritis tersebut yaitu 607,6 mg sampai 632,4 mg. Setelah itu, semua bahan dicampurkan dalam kantung plastik dan diaduk hingga homogen. Selanjutnya dilakukan proses slugging yaitu penekanan campuran serbuk ke dalam cetakan yang besar dan dicetak dengan punch yang permukaannya datar berukuran 18 mm. Alat yang digunakan yaitu mesin pencetak tablet single punch. Massa yang diperoleh disebut slug. Proses slugging ini bertujuan untuk meningkatkan kompresibilitas. Selanjutnya dilakukan pengayakan yang bertujuan untuk mengubah slug menjadi granul. Ayakan yang digunakan yaitu ayakan nomor 14. Ayakan yang digunakan lebih baik tidak terlalu kecil agar ukuran partikel yang dihasilkan cukup besar dan daya alirnya semakin baik. Persyaratan untuk granul yang dibuat sebaiknya tidak > 10% mengandung komponen berbentuk serbuk, dan memiliki daya alir yang baik. Pembuatan granul dapat menambah kelarutan sediaan sehingga akan lebih mudah di absorpsi oleh tubuh.

Kemudian talkum dan Mg stearat dicampurkan ke dalam granul, himgga homogen. Kedua zat berfungsi sebagai pelincir. Talkum dan Mg stearat sebaiknya tidak ditambahkan saat awal pencampuran karena bahan akan menjadi hidrofob dan sulit hancur. Kemudian seluruh serbuk ditimbang. Didapatkan berat serbuk nyata sebesar 247,8 gram, yang didapat dari berat granul berat uji, yaitu 297,8 gr 50 gr. Setelah dilakukan penimbangan dan pencampuran zat, dilakukan serangkaian uji evaluasi yang betujuan untuk mengetahui kualitas bahan sampai kualitas sediaan tablet itu sendiri. Evaluasi pertama yang dilakukan adalah evaluasi serbuk yang meliputi loss on drying , laju alir serbuk, uji partikel serbuk dengan sieve tester dan tap density test. Pada evaluasi loss on drying diketahui batas maksimal besarnya senyawa yang hilang pada saat proses pengeringan. Sebanyak 10,02 gram serbuk diletakkan diatas piringan (granul dish) yang suhunya telah di atur 70 C. Kemudian alat dinyalakan dan waktu diatur selama 10 menit. Setelah 10 menit bobot granul ditimbang kembali. berat akhir sebesar 9,551 gram. Kemudian dari hasil perhitungan susut pengeringan didapatkan bahwa susut pengeringan dari serbuk sebesar 4,59 %. Hasil ini cukup baik karena proses hilangnya senyawa kecil sehingga tidak terlalu signifikan mempengaruhi bobot. Setelah itu dilakukan uji laju alir serbuk yang bertujuan untuk mengetahui sifat alir serbuk. Sebanyak 20,08 gram campuran bahan ditimbang untuk dilakukan pengujian. Alat Powder Flow disiapkan. Corong ini disimpan pada ketinggian 10 cm. Pastikan bagian bawahnya telah tertutup rapat dan diberi alas berupa kertas pada bagian bawah alat tersebut untuk membuat plot diameter yang terbentuk. Kemudian campuran bahan yang telah ditimbang dimasukkan ke dalam alat. Segera setelah bagian penutup bawah dibuka, segera catat waktu yang dibutuhkan oleh serbuk untuk mengalir. Dari hasil pengamatan laju alir bahan, disimpulkan hasil yang kurang baik karena serbuk tetap tertahan pada corong, dimana hal ini mempengaruhi proses pencetakan tablet dan serbuk-serbuk akan tertahan pada hopper sehingga harus dilakukan pendorongan secara manual,

selain itu juga dapat menyebabkan ketidakseragaman bobot tablet pada saat pencetakan. Besarnya laju alir dapat disebabkan kurangnya penambahan zat lubrikan dan distribusi granul yang kurang baik serta ukuran partikel yang sangat kecil. Diameter gunungan serbuk sebesar 9 cm dengan jari-jari sebesar 4,5 cm dan tinggi puncak serbuk adalah 2,8 cm. Sudut istirahat dihitung dengan rumus Tan

didapati hasil bahwa Tan adalah 0,627 maka sudut adalah

31,88 . Data yang didapat tidak valid dikarenakan adanya usaha luar berupa dorongan paksa serbuk- serbuk pada alat uji alir. Daya alir yang tidak baik dapat disebabkan ukuran partikel serbuk yang sangat kecil dan formula yang digunakan tidak tepat. Selanjutnya dilakukan pengujian kerapatan curah dan kerapatan mampat, pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan serbuk untuk dikempa. Ditimbang serbuk sampel sebanyak 20 gr, kemudian dimasukan kedalam gelas ukur pada alat tap density tester. Tercatat volume awal sebesar 39 mL. Dipasang timer selama 5 menit, dan nyalakan tap density tester. Setelah 5 menit, dimatikan powernya dan baca volume akhirnya, volume akhir tercatat sebesar 30 mL. Dari data Rasio Housner dan Kompresibilitas granul, diperoleh persentase kompresibilitas granul zat tersebut adalah 23,433%.. Semakin kecil indeks pengetapan (dalam %), semakin baik sifat alirnya. Granul dengan indeks pengetapan kurang dari 20%, memiliki sifat alir yang semakin baik . Dari data yang diperoleh, kompresibilitas granul di atas 20%, sehingga dapat disimpulkan bahwa granul memiliki sifat alir yang kurang baik. Hal ini dapat disebabkan karena zat pengikat yang terdapat pada granul teofilin, cukup banyak dan mempengaruhi daya kompresibilitas zat tersebut. Setelah dilakukan evaluasi serbuk, kemudian dilakukan proses

pencetakan tablet. Tablet yang didapatkan yaitu sebanyak 398 tablet. Tablet yang dihasilkan kemudian dievaluasi. Evaluasi tablet meliputi uji friabilitas, waktu hancur (disolusi), uji keseragaman bobot dan hardness test. Pada uji friabilitas

bertujuan untuk mengetahui ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan dan pengiriman. Kerapuhan diukur dengan menggunakan alat friabilator. Prinsipnya adalah menetapkan bobot yang hilang dari sejumlah tablet selama diputar dalam friabilator selama waktu tertentu. Pada uji kerapuhan dilakukan dengan cara memasukan sebanyak 10 tablet yang telah ditimbang sebelumnya sebanyak kurang lebih 3,40 gram dan dimasukkan ke dalam alat uji kerapuhan (friabilator) kemudian alat diputar dengan kecepatan konstan (25 rpm) selama 4 menit. Kemudian ditimbang kembali tablet-tablet yang masih utuh. Didapatkan berat tablet yang masih utuh sebesar 3,02 gram dan didapatkan nilai friabilitas sebesar 37,14%. Nilai ini menunjukkan bahwa tablet agak rapuh sehingga beresiko pada saat proses penyimpanan dan distribusi. Selanjutnya adalah pengujian waktu hancur yang bertujuansebagai simulasi lamanya hancur atau disolusi tablet di dalam tubuh manusia. Menurut Farmakope Indonesia jilid III: kecuali dinyatakan lain semua tablet harus hancur tidak lebih dari 15 menit (untuk tablet tidak bersalut) dan tidak lebih dari dari 60 menit untuk tablet salut gula atau tablet salut selaput. Dari hasil pengamatan didapatkan waktu hancur tablet adalah 3 menit 10 detik. Hasil ini memenuhi persyaratan pada farmakope. Setelah itu dilakukan uji keseragaman bobot dan uji kekerasan. Disiapkan 20 tablet untuk diuji bobot, diameter dan tebal masing-masing tablet. Didapatkan rata-rata dari massa tablet sebesar 0,63 gram. Dari hasil data bobot teoritis seharusnya bobot tablet sebsesar 0,62 gram, tetapi dari hasil nyata bobot tablet tidak sama dan tidak seragam hal ini disebabkan pengaruh dari sifat laju alir granul yang kurang baik . Metode evaluasi tablet selanjutnya yaitu uji keseragaman ukuran yang bertujuan mengetahui keseragaman ukuran. Sebanyak 20 tablet diukur diameter dan tebalnya dengan menggunakan micrometer. Setelah dilakukan pengukuran didapatkan rata-rata tebal 4,034 mm dan rata-rata diameter 13,25 mm. Berdasarkan FI III Kecuali dinyatakan lain diameter tablet tidak boleh lebih dari 3x dan tidak kurang dari 11/3 tebal tablet. Dari hasil pengukuran diameter melebihi 3x tebal tablet. Hal ini disebabkan daya alir granul yang kurang

baik sehingga pada proses pencetakan menghasilkan bentuk tablet yang tidak seragam. Selanjutnya uji kekerasan tablet. Pengujian dilakukan terhadap 20 tablet, dengan cara sebuah tablet diletakkan di antara ruang penjepit kemudian dijepit dengan memutar alat penekan, sehingga tablet kokoh ditempatnya dan petunjuk berada pada skala 0, melalui putaran pada sebuah sekrup, tablet akan pecah dan dibaca penunjukan skala pada alat tersebut. Dari hasil didapatkan bahwa rata- rata ketahanan tablet pada tekanan hanya sebesar 34,076 N. Nilai ini kecil sehingga menunjukkan bahwa tablet sangat mudah rapuh, kerapuhan tablet dapat disebabkan kurangnya zat pengikat pada formulasi.

VIII. SIMPULAN Dari hasil evaluasi-evaluasi yang didapatkan menunjukkan bahwa tablet yang dibuat tidak cukup baik secara keseluruhan karena tablet yang rapuh. Hal yang dapat menyebabkan kurang baiknya hasil sediaan tablet yang dibuat adalah dari kualitas bahan-bahan yang digunakan dan juga teknik formulasi yang diaplikasikan.

DAFTAR PUSTAKA Ansel, Howard C. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, edisi keempat. 1989. Jakarta : UI-Press. Anief, Moh. Ilmu Meracik Obat . 2004. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Andayana, N. 2009. Pembuatan Tablet. http://andayan-pembuatan-tablet.com [Diakses pada tanggal 16 April 2013] Cartensen, J.T. 1977. Pharmaceutics of Solids and Solids Dosage Forms . New York: John Wiley and Sons. A Wiley Interscience Publication. Depkes, RI. 1995. Farmakope Indonesia, ed. 4. Jakarta : Depkes RI.

Anda mungkin juga menyukai