Anda di halaman 1dari 2

Pembahasan Bapak joko berumur 34 tahun mengalami mata merah disertai visus turun.

Mata pada umunya adalah berwarna putih.Mata merah adalah suatu mekanisme dimana terjadi pecahnya pembuluh darah sklera atau juga bisa karena vasodiltasi pembuluh darah sklera , sehingga sklera akan terlihat berwarna merah. Penyebabnya bisa bermacam-macam yakni trauma , infeksi seperti keratitis,konjungtivitis atau iridosiklitis.Pecahnya pembuluh darah mata misalnya akibat trauma maka akan menyebabkan mata menjadi merah, dan darah akan tertimbun dibawah jaringan konjungtiva(perdarahan subkonjungtiva). Penatalaksanaan dari perdarahan subkonjungtiva adalah akut diberikan kompres dengan air dingin, untuk yang kronis diberikan kompres dengan air hangat. Patofisiologi dari perjalanan penyakit , terjadinya dilatasi pembuluh darah yang akan menyebabkan gejala hiperemia silier Peningkatan permeabilitas silier akan menyebabkan eksudasi ke dalam aquos humor, sehingga terjadi peningkatan konsentrasi protein dan juga fibrin. Terjadinya peningkatan permeabilitas pembuluh darah akan menyebabkan iris edema. Selain itu juga mempengaruhi pada refleks pupil menurun, sehingga terjadinya miosis pada pupil. Miosis terus menerus pada pupil menyebabkan refleks silau. Sel-sel radang , fibrin dapat menyebabkan iris melekat pada lensa sehingga terjadi sinektia anterior. Timbunan dari fibrin menyebabkan fibroblas menutup pupil terjadilah seklusio pupil/oklusio pupil. Cairan pada Camera Oculi posterior tidak mengalir sehingga terjadi pembesaran iris atau bisa disebut iris bomb. Tidak mengalirnya cairan dengan baik akan menyebabkan peningkatan pada tekanan intraokuler sehingga terjadilah glaukoma sekunder.Peningkatan tekanan intraokuler akan menimbulkan rasa cekot-cekot yang berdenyut. Pandangan kabur yang dialami oleh pasien disebabkan karena kornea tidak jernih. Pada pemeriksaan VOS 5/60 menunujukkan terjadi penurunan visus dimana visus mata normal adalah 6/6 atau 5/5. Disertai juga pinhole tidak maju , uji pinhole tidak maju menunjukkan kalau mata pasien tidak terjadi kelainan refraksi pada mata. Sehingga penurunan visusnya disebabkan oleh hal lain , bisa kelainan di kornea atau kelainan di retina. . Penurunan visus yang mendadak , yakni satu hari yang lalu merupakan salah satu komplikasi dari glaukoma akut. Perjalanan penyakit infeksi lain akan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menimbulkan komplikasi penurunan visus . Sifat-sifat injeksi konjungtival antara lain; - Mudah digerakkan dari dasarnya disebabkan arteri conjungtiva posterior melekat secara longgar pada conjungtiva bulbi yang mudah dilepas dari dasarnya sclera - Pada konjungtivitis pembuluh darah ini terutama didapatkan di daerah forniks - Ukuran pembuluh darah makin besar ke bagian perifer, karena asalnya dari bagian perifer atau arteri ciliaris anterior - Pembuluh darah berwarna merah segar - Pembuluh darah akan lenyap bila ditetesi adrenalin 1:1000 - Gatal - Tidak ada fotofobia Pupil ukuran normal dengan reaksi normal

Spasme adalah keadaan dimana terjadi kontraksi orbikularis okuli, yaitu otot-otot di sekitar mata tanpa disadari. Infeksi mengenai pada konjungtiva bulbi kemudian menjalar ke superir ke fornix menuju ke ke kelopak mata. Sehingga kelopak mata bengkak , bengkak merupakan tanda dari inflamasi. Infeksi juga mengenai salah satu nervus yang mempersarafi dari wajah yakni nervus facialis, sehingga akan terjadi mekanisme kontraksi dari musculus orbicularis oculi yang tanpa disadari. Injeksi konjungtival merupakan pelebaran pembuluh darah arteri conjungtiva posterior dapat terjadi akibat pengaruh mekanis, alergi, ataupun infeksi pada jaringan konjungtiva Kornea mata tidak jernih menunjukkan suatu kelainan yang dapat timbul , Sebab pada umumnya warna dari kornea jernih . Penyebabnya anatara lain adalah 1. Neovaskularisasi . pada keadaan normal , pembuluh darah conjungtiva tidak akan melalui limbus.Setiap pembuluh darah yang melalui limbus harus dianggap neovaskularisasi dari cornea. Bila neovaskulariasi ringan , tidak akan timbul banyak peruahan , tetapi bila neovaskularisasi tebal , akan menganggu kejernihan dari cornea. 2. Cairan yang meningkat (udem cornea) Tertimbunya cairan di dalam cornea akan menyebabkan udem dari cornea. Keratitis akan terbentuk invasi sel-sel, terbentuk infiltrat/ radang cornea. Apabila invasi sel-sel radang ini disertai dari peningkatan cairan maka akan tampak kornea tidak jernih. 3. Perubahan susunan jaringan 4. Adanya sel-sel radang ( keratitis) 5. Menempelnya benda asing

Dr aji memberikan terapi pendahuluan kepada pasien yang diderita, terapi pendahuluan yang biasa diberikan adalah berupa terapi tetes mata kortikosteroid, dan juga obat tetes mata yang bersifat miotikum. Golongan parasimpatomimetik misalnya adalah fisostigmin yang berfungsi untuk miosis sehingga kanalis schelmnyua terbuka. Terapi ini bersifat mengurangi derajat dari glaukoma akut. Pasien dirujuk ke spesialis mata karena untuk pemeriksaan lebih lanjut karena di poli mata memiliki alat yang lebih lengkap misal tonometer scfhiotz yang dapat digunakan untuk mengetahui derajat takanan intraokuler.

Anda mungkin juga menyukai