Anda di halaman 1dari 5

Nama : Nenden Nur Aeni Nim : 1005248

Pendidikan Teknik Elektro

Rokok bagai Buah Simalakama Perkembangan dan kemajuan teknologi yang semakin pesat menggiring pada sebuah kemajuan peradaban manusia yang berpengaruh pada berbagai aspek, diantaranya adalah gaya hidup. Gaya hidup ini mendorong terciptanya berbagai tren di kalangan masyarakat, termasuk di kalangan pelajar. Salah satu tren yang ada di kalangan pelajar adalah merokok. Bukan hanya merasuki para pelajar SMA dan SMP saja, tetapi kini pelajar SD sudah mulai kecanduan, seperti marak di beritakan berbagai stasiun TV tentang anak kecil yang bisa menghabiskan 2 bungkus rokok setiap hari. Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah(wikipedia.com). Variasi dari rokok sangat banyak sekali yang bisa dibedakan berdasarkan bahan baku, proses pembuatan,dan kertas pembungkus. Para pelajar biasanya membeli rokok yang mengandung jenis tar dan nikotin yang rendah seperti : A Mild, Clas Mild, Star Mild, U Mild, L.A. Lights. Rokok dapat kita temui dan dapatkan dengan mudah. Rokok dijual per bungkus atau satuan. Harga dari rokok tersebut bervariasi tergantung dari jenisnya. Kemudahan untuk mendapatkan rokok ini lah yang dapat mendorong tren merokok di kalangan pelajar semakin berkembang. Tidak ada peraturan yang jelas tentang batasan umur yang diperbolehkan untuk membeli rokok. Bayangkan saja, jika orang tua meminta tolong anaknya yang masih kecil pergi ke warung untuk membeli rokok, tanpa pikir panjang pemilik warung tersebut memberikan rokok yang diminta. Hal ini membuat asumsi seakan- akan mangsa pasar dari rokok itu adalah semua kalangan, tidak peduli apakah pelajar atau bukan dan berapa pun usia pembeli. Bahaya merokok sebenarnya telah tertulis jelas pada bungkus rokok itu sendiri dan ditempatkan pada tempat yang dengan mudah dapat dilihat mata. Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin begitulah tulisan peringatan tentang bahaya merokok. Para perokok pasti sudah mengetahui akibatnya, namum tidak mereka hiraukan. Berikut adalah bahaya dari rokok berdasarkan zatzat yang terkandung di dalam nya : CO, Tar, dan Nikotin tersebut berpengaruh terhadap syaraf yang menyebabkan :

- Gelisah, tangan gemetar (tremor) - Cita rasa / selera makan berkurang - Ibu-ibu hamil yang suka merokok mempunyai kemungkinan keguguran kandungannya Tar dan Asap Rokok Tar dan asap rokok merangsang jalan napas, dan tar tersebut tertimbun disaluran itu yang menyebabkan : - Batuk-batuk atau sesak napas - Tar yang menempel di jalan napas dapat menyebabkan kanker jalan napas,lidah atau bibir Nikotin Nikotin merangsang bangkitnya adrenalin hormon dari anak ginjal yang menyebabkan : - Jantung berdebar-debar - Meningkatkan tekanan darah serta kadar kolesterol dalam darah, yang erat dengan terjadinya serangan jantung

Gas CO (Karbon Mono Oksida) Gas CO juga berpengaruh negatif terhadap jalan napas dari pembuluh darah. Karbon mono oksida lebih mudah terikat pada hemoglobin daripada oksigen Oleh sebab itu, darah orang yang kemasukan CO banyak, akan berkurang daya angkutnya bagi oksigen dan orang dapat meninggal dunia karena keracunan karbon mono oksida. Pada seorang perokok tidak akan sampai terjadi keracunan CO, namun pengaruh CO yang dihirup oleh perokok dengan sedikit demi sedikit, dengan lambat namun pasti akan berpengaruh negatif pada jalan napas dan pada pembuluh darah. (nusaindah.tripoid.com)

Para pelajar yang terjerumus pada kebiasaan ini mempunyai segudang alasan. Berdasarkan hasil survey salah satu alasan klasik yaitu karena rokok dapat mengurangi rasa penat ketika sedang stress. Alasan lainnya adalah karena ingin coba- coba,desakan teman, agar diakui dalam pergaulan,sebagai lambang kedewasaan, pelarian broken home, bahkan alasan pelajar putri yang merokok adalah karena ingin langsing. Dalam lingkungan mahasiswa, rokok

pun menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan. Kebanyakan mahasiswa perokok itu adalah mahasiswa teknik dengan dalih bahwa kuliah di teknik itu berat dan untuk mengusir rasa jenuh maka mereka menenangkan diri dengan merokok. Semua alasan yang melatarbelakangi mereka untuk merokok itu tidak bisa dibenarkan. Karena rokok bukan lah jalan keluar dalam penyekesaian masalah mereka tersebut. Biasanya para pelajar mencuri- curi waktu pada saat istirahat dan saat jam kosong mata pelajaran untuk merokok di kantin. Seharusnya dalam lingkungan sekolah tidak boleh ada kantin yang menjual rokok, namum pada kenyataan nya justru terdapat kantin yang menjual rokok di lingkungan sekolah secara sembunyi sembunyi dan juga memfasilitasi dengan menyediakan tempat persembunyian untuk merokok. Selain di kantin, para pelajar biasanya merokok di dalam wc. Jika tidak dilakukan ketika jam pelajaran atau jam istirahat, biasanya para pelajar merokok ketika pulang sekolah. Terdapat tempat yang dijadikan sebagai tongkrongan yang disebut warjenk. Tempat umum lain adalah seperti di mall, terminal, dan warnet.Di tempat itu para pelajar lebih leluasa untuk merokok karena merasa sudah bebas dari jam sekolah, walaupun mereka masih mengenakan seragam.Sementara di kalangan mahasiswa, mereka lebih leluasa untuk merokok di dalam lingkungan kampus, baik itu di dalam kelas atau di sekitar kampus. Dampak psikologis dari rokok adalah kecanduan, sehingga rela untuk menghabiskan uangnya membeli rokok. lebih baik tidak makan daripada tidak merokok begitulah un gkapan dari seorang perokok yang sudah kecanduan. Apabila dia tidak mempunyai uang yang cukup untuk membeli rokok, maka mencuri pun menjadi salah satu pilihan. Efek lainnya adalah berdampak pada prestasi akademik, dimana seorang perokok tidak serius untuk belajar, karena saat dia tidak bisa mengerjakan tugas maka yang dia lakukan bukan berusaha untuk mengatasi kesulitan tersebut dengan belajar lebih giat, melainkan mereka atasi dengan rokok dan menyelesaikan tugas dengan mencontek. Selain itu, rokok berdampak pada rasa tanggung jawab dan sosialisai. Karena perokok menganggap bahwa dapat menghilangkan penat, maka saat ada menemui masalah yang dilakukan adalah lari dari masalah tersebut bukan menyelesaikan. Tidak semua orang bisa kuat menghisap asap rokok, kadang perilaku perokok itu tidak memperhatikan tempat ia merokok, itulah yang berdampak pada sosialisasi. Untuk menanggulangi masalah rokok di kalangan pelajar, sudah banyak hal yang dilakukan antra lain dengan melakukan penyuluhan tentang bahaya merokok di sekolah, menindak tegas pelajar yang tertangkap basah sedang merokok, melakukan inspeksi di dalam sekolah dan di sekitar sekolah. Di tempat umum pun sudah mulai terdapat larangan tentang merokok di tempat umum. Namun semua itu belum bisa menekan jumlah perokok di kalangan pelajar.

Peraturan tentang larangan merokok hendaknya tidak hanya berlaku untuk pelajar saja, melainkan juga untuk guru. Apabila murid ditindak tegas, tetapi guru dibiarkan ini akan menimbulkan rasa ketidak adilan dan bisa memicu pemberontakan dalam diri pelajar, sehingga bukan mengikuti peraturan melainkan melanggar peraturan. Hal seperti ini bukan hanya terjadi di sekolah, di rumah pun demikian. Setiap orang tua pasti tidak ingin anaknya menjadi seorang perokok apalagi jika anaknya tersebut masih duduk di bangku sekolah, tetapi para orang tua tidak memberikan contoh yang nyata. ini tentu bagai buah simalakama, saat para pendidik dan orang tua memberikan arahan dan larangan untuk tidak merokok, tetapi mereka sendiri tidak bisa memberikan contoh yang nyata untuk menghilangkan kebiasaan merokok. Bahaya merokok sudah jelas terpangpang dalam bungkus rokok dan setiap perokok pasti sudah mengetahui , tetapi tidak menghentikan mereka untuk merokok. Pemerintah mengetahui dengan jelas akibat negatif merokok di kalangan pelajar yang bisa menjadi awal dari gerbang narkoba, tetapi saat ini tidak ada undang undang yang menjelaskan mengenai konsumen rokok. Peraturan yang ada baru mengatur mengenai tempat yang tidak boleh merokok. Pabrik rokok menyumbang devisa yang besar untuk Negara dan menyerap banyak tenaga kerja. Jika pabrik rokok tersebut ditutup maka akan timbul permasalahan baru. Rokok jelas bukan suatu hal yang mendidik, tetapi di lingkungan kampus terdapat beasiswa yang disponsori oleh rokok. Saat lingkungan kampus diharapkan bersih dari asap rokok dengan adanya larangan untuk merokok di lingkungan kampus tetapi di sisi lain rokok sering menjadi donator untuk penyelenggaraan event pendidikan. Maka untuk dapat mengatasi rokok di kalngan pelajar, bukan hanya menekankan pada satu sisi saja, tetapi harus terdapat sinkronisasi. Usia pelajar adalah usia labil, dimana mereka akan mencontoh apa yang mereka lihat dan apabila terdapat sesuatu yang tidak sesuai dengan nalar, maka mereka akan melakukan pemberontakan. Untuk itu, jika ingin benar benar dunia pendidikan bebas dari rokok dan menyelamatkan generasi muda maka lakukankah dengan serius dan berani untuk memilih prioritas.

Refensi :
http://www.wikipedia.com http://www.nusaindah.tripoid.com

Anda mungkin juga menyukai