Anda di halaman 1dari 26

WAWASAN NUSANTARA

Pokok Bahasan :
Pengertian Wawasan Nusantara Gagasan Awal Wawasan Nusantara Hakikat, Unsur Dasar, dan Asas Wawasan Nusantara Kedudukan,yu Fungsi, Tujuan, dan Arah Pandang Implementasi Wawasan Nusantara

Urgensi Wawasan Nusantara :


Setiap Pemerintah dan rakyat selalu memerlukan konsepsi berupa wawasan nasional untuk menyelenggarakan kehidupannya guna menjamin kelangsungan hidup, keutuhan wilayah, serta jati diri bangsa. Wawasan Nasional harus mampu memberikan aspirasi pada suatu bangsa dalam menghadapi berbagai hambatan dan tantangan yang ditimbulkan oleh lingkungan strategis dan dalam mengejar kejayaan. 3 Faktor yang perlu diperhatikan : 1. Bumi atau ruang sebagai tempat mereka hidup; 2. Jiwa, tekad, dan semangan manusianya; 3. Lingkungan sekitarnya

WAWASAN NUSANTARA
(WAWASAN NASIONAL = WAWASAN INDONESIA)
Wawasan scr harfiah berarti cara penglihatan atau

cara tinjau atau cara pandang

Cara pandang bgs. Indonesia ttg diri dan lingkungannya berdasarkan ide nasionalnya yg dilandasi Pancasila & UUD 1945 sbg aspirasi yg merdeka, berdaulat, dan bermartabat, serta menjiwai tata hidup dan tindakan kebijaksanaannya dlm mencapai tujuan perjuangan nas.

AWAL GAGASAN Pemikiran ttg. penting & mendesaknya konsep Ketahanan Nasional Sblmnya tlh lahir konsep TANAS parsial berupa Doktrin TNI, yaitu : Tri Ubaya Cakti AD Eka Sasana Jaya AL Swabuana Pakca AU

PANGKAL TOLAK

GAGASAN WAWASAN NUSANTARA

Archipelago Princip (Prinsip Negara Kepulauan). Prinsip WASNUS lahir : 13 Des. 1957 dengan keluarnyaPengumuman Pemerintah ttg Wilayah Perairan RI (DELARASI JUANDA

Sbg pengembangan paham negara kepulauan yg berisi : Penetapan bahwa batas laut teritorial yg diwarisi dari Pemerintah Belanda sbgmn termakstub dlm TZMK sdh tidak sesuai lagi. Sejak ORBA diintegrasikan menjadi ABRI dg Doktrin CATUR DHARMA EKA KARMA

W A D A H (Contour), yaitu organisasi kenegaraan sbg wadah berbagai kegiatan dlm wujud suprastruktur politik, dan wadah kehidupan bermasyarakat yg berwujud infrastruktur politik. I S I (Content) Adalah aspirasi bgs yg berkembang di masy. & cita serta tujuan nasional yg tertuang dlm Pembukaan UUD 1945. Isi menyangkut 2 hal esensial, yaitu : 1. Realisasi aspirasi bgs sbg kesepakatan bersama, serta pencapaian cita & tuj. Nas. 2. Persatuan & kesatuan dlm kebinekaan. TATA LAKU (Conduct) Merupakan hasil interaksi antara wadah & isi, terdiri atas tata laku batiniyah (jiwa, semangat & mentalitas), dan tata laku lahiriyah (tindakan).

UNSUR DASAR KONSEPSI WAWASAN NUSANTARA

Wawasan nusantara,
adalah keutuhan nusantara, dalam pengertian cara pandang yang selalu utuh menyeluruh dalam lingkup nusantara demi kepentingan nasional.

HAKIKAT WAWASAN

Konsekuensinya :

Setiap warga bangsa dan aparatur negara harus berfikir, bersikap, dan NUSANTARA bertindak scr utuh menyeluruh demi kepentingan bangsa & negara Indonesia. Produk yang dihasilkan lembaga negara juga hrs dlm lingkup & demi kepentingan bangsa & negara Indonesia, tanpa menghilangkan kepentingan lainnya.

Kesetiaan terhadap kesepakatan untuk menjadi bangsa dan mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kepentingan yg sama; yaitu tercapainya kesejahteraan dan rasa aman yang lebih baik.

Keadilan; kesesuaian pembagian hasil dg andil, jerih payah usaha dan kergiatan baik, perorangan, golongan, kelompok, /pun daerah.
Kejujuran; yakni

ASAS WAWASAN NUSANTARA


Solideritas, yaitu diperlukannya rasa setia kawan, mau memberi dan berkorban bg orang lain tanpa meninggalkan ciri karakter bdy msg.

Kerja sama, yaitu adanya koordinasi, saling pengertian yg didasarkan atas kesetaraan, shg lebih sinergis.

keberanian berfikir, berkata & bertindak sesuai realita, serta ketentuan yg benar, meskipun realita atau ketentuan itu

KE DALAM
Dalam arti bahwa bgs Indonesia hrs peka & berusaha utk mencegah & mengatasi sedini mungkin faktor penyebab timbulnya disintegrasi bgs & hrs mengupayakan tetap terbina & terpeliharanya persatuan dan kesatuan dlm kebhinekaan.

ARAH PANDANG

KE LUAR Artinya, bahwa dalam kehidupan internasional bangsa Indonesia hrs berusaha mengamankan kepentingan nasionalnya dlm semua aspek kehidupan, baik politik, ekonomi, sosial budaya maupun pertahanan keamanan demi tercapainya tujuan nasional sesuai Pembukaan UUD 1945.

K E D U D U K A N, Dalam paradigma nasional, stratifikisi wawasan nusantara sbg visi nasional berkedudukan sebagai landasan visional Negara Republik Indonesia. F U N G S I, Sebagai pedoman, motivasi serta rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan dan perbuatan bagi penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat dlm kehidupan bermasy., berbangsa & bernegara T U J U A N, Mewujudkan nasionalisme yg tinggi di sgl aspek kehid. rakyat yg lbih mengutamakan kepentingan nasional di atas kepentingan individu, kel., gol., suku, bgs,/ daerah.

Pemberdayaan masyarakat; Negara hrs memberikan peranan dlm bentuk aktivitas & partisipasi masy. utk mencapai tujuan nasional dg program berdasarkan Buttom up Planning.

TANTANGAN IMPLEMENTASI

WAWASAN
NUSANTARA

Globalisasi (Dunia Tanpa Batas); Perkembangan IPTEKS & masyarakat global dpt mempengaruhi pola pikir, pola sikap, & pola tindak masyarakat dlm bermasy., berbangsa & berneg. Era Baru Kapitalisme; Strategi baru dlm mengembangkan kapiltasme di era global dilakukan dg menekan neg. berkembang dg isu global, demokrasi, HAM & LH.

Kesadaran Warga Negara

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAWASAN NUSANTARA 1. GEOGRAFI (WILAYAH)


a. Asas Kepulauan (Archipelagic Principle), berarti sbg. wil. lautan dg pulau didlmnya yg merup. satu kesatuan utuh di mana unsur perairan/lautan antara pulau berfungsi sbg unsur penghubung, bukan pemisah. b. Kepulauan Indonesia (Gususan Pulau Ind.); adalah wil. Neg. Ind. yg dulu dikuasai Belanda & disebut Nederlandsch Oost Indische Archipelago. Sebutan Indonesia diciptakan oleh J.R. Logan (1850); digunakan pula oleh Sir W.E. Maxwell dlm buku Penuntun Mempelajari Rumpun Bhs Melayu (1882), dan dipopulerkan oleh Adolf Bastian (1884 1889).

Istilah Indonesia digunakan oleh Bangsa Ind. sejak Kebangkitan Nasional (dimulai sejak Perhimpunan Indonesia & Sumpah Pemuda 1928). Resmi menjadi nama bangsa dan negara Ind. sejak Proklamasi Kemerdekaan 17-8-1945.

c. Konsep Wilayah Laut


Hk. Laut Internasional menentukan bahwa konsep kepemilikan & penggunaan wilayah laut adalah : 1) Res Nullius; laut tdk ada yg memiliki; 2) Re Cimmunis; laut adlh milik masy. dunia, shg tdk. dpt . dimili ki oleh msg- negara; 3) Mare Liberum, wil. Laut bebas utk semua bangsa; 4) Mere Clausum (the Right and Domminion of the sea), hanya laut sepanjang pantai saja yg dpt dimiliki suatu negara ( 3 mil dari darat); dan 5) Archipelagic State Principles (Asas Negara Kepulauan)

Secara geografis Negara RI termasuk Archipelagic State Principles (asas Negara Kepulauan); yaitu suatu negara yg seluruhnya terdiri dari satu atau lebih kepulauan dan dapat mencakup pulau- lain. Sesuai Hk. Laut Internasional (Konvensi PBB ttg. Hukum Laut = United Nation Convention on the Law of the Sea UNCLOS), scr grs bsr kepulauan Indonesia terdiri atas :
1) Laut Territorial; wil. Laut dgn lebar max. 12 mil laut, diukur dr grs pangkal, yaitu grs air surut terendah sepanjang pantai. Dasar hukum : -Territoriale Zee en Maritieme Kringen Ordonnantie 1939; - Deklarasi Djuanda, 13 Desember 1957; - PP No. 8 Tahun 1962 ttg. Lalin Damai Perairan Pedalaman. 2) Perairan Pedalaman/Laut Nusantara, yaitu wil air sebelah dalam daratan atau sebelah dalam dari garis pangkal.

3) Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE), wilayah laut dgn lebar maks. 200 mil laut dr garis pangkal. Negara berdaulat berhak melakukan eksplorasi, eksploitasi, konservasi & pengelolaan SDA hayati dr perairan ZEE; 4) Landas Kontinen, suatu negara berpantai yang meliputi dasar laut & tanah dibawahnya yang terletak di luar laut territorial sepanjang merup kelanjutan alamiah dr wil daratannya. Jaraknya : 200 350 mil diukur dr luas pangkal & tdkblh melebihi 100 mil dari batas kedlaman dasar laut sedalam 2500 m. Dasar Hukum : UU No. 1/1973 ttg. Landas Kontinen Indonesia, UU No. 5/1983 ttg ZEE, UU No. 17/1083 ttg Tatifikasi UNCLOS, UU No. 6/1999, Tap MPR No. V/1999.

d) Landas Kontinen; suatu negara berpantai yg meliputi dasar laut & tanah dibawahnyayg terletak di luar laut territorialnya sepanjang merup. kelanjutan alamiah dr wilayah daratannya. Jaraknya 200 -350 mil laut diukur dr grs pangkal, & tdk boleh melebihi 100 mil dr batas kedalaman dasar laut sedalam 2500 m.

Dasar Hukum : - UU No. 1 Tahun 1973 Ttg. Landas Kontinen Indonesia; - UNCLOS, 10 Des. 1982; mengakui asas negara kepulauan; - UU No. 5 Tahun 1983 Ttg. ZEE; - UU No. 17 Tahun 1983 Ttg. Ratifikasi UNCLOS - UU No. 6 Tahun 1999;

d. KarakteristiK Wilayah Nusantara Nusantara artinya kepulauan Indonesia yang terletak diantara Benua Asia dan Benua Australia, dan diantara Samudra Pasifik dan Samudra Indonesia yang terdiri atas : 17.506 pulau besar & kecil.
Jarak Utara Selatan : 1.888 Km Jarak Barat Timur : 5.110 Km. Luas Wilayah : 5. 193.250 km, terdiri atas : - Daratan = 2.027.087 km (35 %), - Perairan = 3.166.163 km ( 65 %) WILAYAH DARATAN INDONESIA URUTAN 14 DUNIA

POSISI DAN LETAK GEOGRAFIS NEGARA

Negara merupakan wadah bangsa dengan batas nasional tertentu yang membedakannya dengan negara lain, shg memungkinkan berlangsunya peri kehidupan nasional yang sangat dipengaruhi oleh lokasi dan posisi geografis negara yang bersangkutan

Menurut lokasinya bentuk negara ada 3, yaitu : 1. Negara yang berada di daratan; 2. Negara yang berada dilautan; dan 3. Negara berada dilingkung. daratan dan lautan.

KETAHANAN NASIONAL (National Resilience)


A. Pengertian
Ketahanan Nasional adalah kondisi dinamis suatu bangsa, berisi keuletan dan ketangguhan yg mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional, dalam menghadapi dan mengatasi sgl tantangan, ancaman, hambatan, serta gangguan baik yang datang dari luar dan dalam yang secara langsung atau tidak langsung membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mencapai tujuan nasionalnya.

Pengertian Unsur-unsur Ketahanan Nasional :

1. Ketangguhan, adalah kekuatan yang


menyebabkan seseorang atau sesuatu dapat bertahan, kuat menderita, atau dapat menanggulangi beban yang dipikulnya.

2. Keuletan, usaha secara giat dengan kemampuan


yang keras dalam menggunakan kemampuan tersebut untuk mencapai tujuan.

3. Identitas, yaitu ciri khas suatu bangsa atau


negara dilihat secara keseluruhan (holistik)

4. Integritas, yaitu kesatuan menyeluruh dalam


kehidupan nasional suatu bangsa baik unsur sosial maupun alamiah, baik bersifat potensial maupun fungsional.

5. Ancaman, adalah hal atau usaha yang bersifat


mengubah atau merombak kebijaksanaan dan usaha ini dilakukan secara konseptual, kriminal, dan politis.

6. Tantangan, yaitu hal atau usaha yang bersifat


menggugah kemampuan; biasanya tertjadi karena sesuatu kondisi yang memaksa sehingga menyebabkan seseorang atau kelompok orang merasa harus berbuat sesuatu untuk menghadapi keadaan yang dikarenakannya.

7. Hambatan, adalah hal atau usaha dari diri sendiri yang


bersifat dan bertujuan melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional. 8. Gangguan, adalah hal atau usaha yang berasal dari luar, bersifat dan bertujuan melemahkan dan atau

3 Landasan Ketahanan Nasional :


1. Pancasila sebagai landasan ideal
Dalam kedudukannya sebagai Pandangan Hidup Bangsa, Pancasila berfungsi sebagai kerangka acuan baik untuk kehidupan diri pribadi maupun dalam interaksi antar manusia dalam masyarakat serta alam sekitarnya.
Dalam kapasitasnya sebagai ideologi, Pancasila merupakan cita-cita bangsa, merupakan asas kerohanian yang akan membawa bangsa dalam suasana merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam suasana

Dalam kapasitasnya sebagai Dasar Negara,

Pancasila merupakan asas kerohanian tertib hukum Indonesia, yakni sebagai acuan dalam mewujudkan cita-cita hukum dasar negara baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Pancasila juga menjadi sumber semangat penyelenggara negara.

2. UUD 1945 sebagai landasan konstitusional


UUD 1945 adalah keputusan politik seluruh bangsa Indonesia yang harus dijabarkan lebih lanjut dalam norma-norma konstitusional (perundangan) untuk menentukan sistem negara dengan pemerintahan

3. Wawasan Nusantara sebagai Landasan Visional.


Perkembangan lingkungan lokal, nasional, regional, dan internasional yang selalu berubah dan selalu mempengaruhi kehidupan kenegaraan menuntut bangsa Indonesia selalu berpegang pada konsep cara pandang terhadap bangsa dengan segenap lingkungan strategisnya (Wawsan Nusantara). Pokok Pikiran yang mendasario Konsepsi

Ketahanan Nasional :
1. Manusia sebagai makhluk yang berbudaya; 2. Tujuan Nasional, Falsafat, dan Ideologi Negara

Asas-asas Ketahanan Nasional :


1. Asas kesejahteraan dan keamanan Dalam kehidupan nasional berbangsa dan bernegara, unsur kesejahteraan dan keamanan biasanya menjadi tolok ukur bagi mantap atau tidaknya Ketahanan Nasional. 2. Asas komprehensif integral (menyeluruh terpadu) Ketahanan Nasional mencakup seluruh aspek kehidupan yang saling berkait dalam bentuk persatuan dan perpaduan secara selaras, serasi dan seimbang. 3. Asas Kekeluargaan, berisi sikap hidup yang diliputi keadilan, kesamaan, gotong royong,

Sifat Ketahanan Nasional :


1. Mandiri, artinya percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri dan tidak mudah menyerah.

2. Dinamis, artinya tidak tetap, naik turun, tergantung situasi dan kondisi bangsa dan negara serta lingkungan strategisnya yang selalu diorientasikan ke masa depan dan diarahkan pd kondisi lebih baik.
3. Wibawa, Keberhasilan pembinaan Ketahanan Nasional yang berkesinambungan akan meningkatkan kewibawaan negara dan pemerintah. 4. Konsultasi dan Kerjasama, harus ada saling menghargai dengan mengandalkan pada kekuatan

Fungsi Konsepsi Ketahanan Nasional :


1. Sebagai Doktrin Dasar Nasional, yakni untuk menjamin tetap terjadinya pola pikir, pola sikap, pola tindak, dan pola kerja dalam menyatukan langkah bangsa baik yang bersifat inter-regional (wilayah), inter-sektoral maupun multi disiplin. 2. Sebagai Pola Dasar Pembangunan Nasional, yakni merupakan arah dan pedoman dalam pelaksanaan pembangunan nasional di segala bidang dan sektor pembangunansecara terpadu. 3. Sebagai Metode Pembinaan Kehidupan Nasional, merupakan metode integral yang mencakup seluruh aspek kehidupan negara (ASTAGATRA), yang terdiri dari : aspek alamiah (geografi,

Anda mungkin juga menyukai

  • Spo Depresi
    Spo Depresi
    Dokumen2 halaman
    Spo Depresi
    Radian Ashar Pambudi
    Belum ada peringkat
  • Yang Bertanda Tangan Di Bawah Ini
    Yang Bertanda Tangan Di Bawah Ini
    Dokumen1 halaman
    Yang Bertanda Tangan Di Bawah Ini
    Radian Ashar Pambudi
    Belum ada peringkat
  • SPO DEPRESId
    SPO DEPRESId
    Dokumen2 halaman
    SPO DEPRESId
    Radian Ashar Pambudi
    Belum ada peringkat
  • Spo Depresid
    Spo Depresid
    Dokumen2 halaman
    Spo Depresid
    Radian Ashar Pambudi
    Belum ada peringkat
  • Mini ProjectRT03
    Mini ProjectRT03
    Dokumen27 halaman
    Mini ProjectRT03
    Radian Ashar Pambudi
    Belum ada peringkat
  • Yang Bertanda Tangan Di Bawah Ini
    Yang Bertanda Tangan Di Bawah Ini
    Dokumen1 halaman
    Yang Bertanda Tangan Di Bawah Ini
    Radian Ashar Pambudi
    Belum ada peringkat
  • Aplasdqd
    Aplasdqd
    Dokumen8 halaman
    Aplasdqd
    Radian Ashar Pambudi
    Belum ada peringkat
  • Daftar Tamu Vip
    Daftar Tamu Vip
    Dokumen15 halaman
    Daftar Tamu Vip
    Radian Ashar Pambudi
    Belum ada peringkat
  • Referat Sinusitis
    Referat Sinusitis
    Dokumen31 halaman
    Referat Sinusitis
    Prasetya Setya
    100% (4)
  • Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
    Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
    Dokumen10 halaman
    Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
    Radian Ashar Pambudi
    Belum ada peringkat
  • Daftar Tamu Vip
    Daftar Tamu Vip
    Dokumen15 halaman
    Daftar Tamu Vip
    Radian Ashar Pambudi
    Belum ada peringkat
  • Exaax
    Exaax
    Dokumen3 halaman
    Exaax
    Radian Ashar Pambudi
    Belum ada peringkat
  • SEserahan
    SEserahan
    Dokumen1 halaman
    SEserahan
    Radian Ashar Pambudi
    Belum ada peringkat
  • Aplasdqd
    Aplasdqd
    Dokumen8 halaman
    Aplasdqd
    Radian Ashar Pambudi
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii Pembahasan
    Bab Iii Pembahasan
    Dokumen3 halaman
    Bab Iii Pembahasan
    Radian Ashar Pambudi
    Belum ada peringkat
  • Aplasdqd
    Aplasdqd
    Dokumen8 halaman
    Aplasdqd
    Radian Ashar Pambudi
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii Pembahasan
    Bab Iii Pembahasan
    Dokumen3 halaman
    Bab Iii Pembahasan
    Radian Ashar Pambudi
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii Pembahasan
    Bab Iii Pembahasan
    Dokumen3 halaman
    Bab Iii Pembahasan
    Radian Ashar Pambudi
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii Pembahasan
    Bab Iii Pembahasan
    Dokumen3 halaman
    Bab Iii Pembahasan
    Radian Ashar Pambudi
    Belum ada peringkat
  • Exaax
    Exaax
    Dokumen3 halaman
    Exaax
    Radian Ashar Pambudi
    Belum ada peringkat
  • Exaax
    Exaax
    Dokumen3 halaman
    Exaax
    Radian Ashar Pambudi
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii Pembahasan
    Bab Iii Pembahasan
    Dokumen3 halaman
    Bab Iii Pembahasan
    Radian Ashar Pambudi
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN KASUS Colesistisis
    LAPORAN KASUS Colesistisis
    Dokumen19 halaman
    LAPORAN KASUS Colesistisis
    Poornima Gopal
    100% (2)
  • Exaax
    Exaax
    Dokumen3 halaman
    Exaax
    Radian Ashar Pambudi
    Belum ada peringkat
  • Exaax
    Exaax
    Dokumen3 halaman
    Exaax
    Radian Ashar Pambudi
    Belum ada peringkat
  • STATUSIPD
    STATUSIPD
    Dokumen6 halaman
    STATUSIPD
    Radian Ashar Pambudi
    Belum ada peringkat
  • STATUSIPD
    STATUSIPD
    Dokumen6 halaman
    STATUSIPD
    Radian Ashar Pambudi
    Belum ada peringkat