1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Derajat kesehatan merupakan salah satu factor yang sangat berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang sehat akan lebih produktif dan meningkatkan daya saing manusia. Menurut H.L. Blum (1974) derajat kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan medis dan keturunan. Yang sangat besar pengaruhnya adalah keadaan lingkungan yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan dan perilaku masyarakat yang merugikan kesehatan, baik masyarakat di pedesaan maupun perkotaan. Lingkungan yang diharapkan dalam Visi Indonesia sehat 2014 adalah lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat, yaitu lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan, pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang bewawasan kesehatan, serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong dalam memelihara nilai-nilai budaya bangsa. Saat ini penyakit berbasis lingkungan merupakan factor yang paling dominan di Indonesia dan masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia. ISPA dan diare yang merupakan penyakit berbasis lingkungan selalu masuk dalam 10 besar penyakit di hampir seluruh Puskesmas di Indonesia, selain Filariasis, Malaria, TB, Kusta, Penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi, Penyakit berpotensi wabah (Demam Berdarah Dengue), eradikasi polio. Hal ini antara lain karena sanitasi lingkungan yang buruk. Masalah kesehatan berbasis lingkungan disebabkan oleh kondisi lingkungan yang tidak memadai, baik kualitas maupun kuantitasnya serta
1
perilaku hidup sehat masyarakat yang masih rendah, mengakibatkan penyakit-penyakit seperti diare, ISPA, TB Paru, malaria, dll, yang merupakan 10 besar penyakit di puskesmas dan merupakan pola utama penyakit di Indonesia. Dalam rangka meningkatkan status kesehatan masyarakat, puskesmas merupakan ujung tombak yang paling depan di wilayah kerjanya. Salah satu fungsi puskesmas yang penting adalah mengembangkan dan membina kemandirian masyarakat di wilayah kerjanya. Hal ini berarti mengembangkan kemampuan dan kemauan masyarakat mengenal masalah kesehatan dan potensi yang ada di masyarakat, baik berupa pemikiran maupun kemampuan yang berupa sumber daya. Salah satu upaya terobosan untuk mengetahui masalah kesehatan berbasis lingkungan adalah dengan adanya klinik sanitasi yang merupakan salah satu program dari kesehatan lingkungan. Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, penulis dalam makalah ini mengangkat mengenai program-program kesehatan lingkungan dan penyakitpenyakit berbasis lingkungan yang ada di puskesmas khususnya di puskesmas Andalas.
1.2 Batasan Penulisan Makalah ini membahas tentang Program Kesehatan Lingkungan dan Penyakit Berbasis Lingkungan di Puskesmas Andalas.
1.3 Tujuan Penulisan a. Tujuan Umum Mengetahui tentang program kesehatan lingkungan dan penyakit berbasis lingkungan di Puskesmas secara umum. b. Tujuan khusus
2
Mengetahui program kesehatan lingkungan dan penyakit berbasis lingkungan di Puskesmas Andalas.
Sebagai salah satu syarat menjalankan kepaniteraan klinik di bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
1.4 Metode Penulisan Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan pustaka yang merujuk dari berbagai literatur, Laporan Tahunan Puskesmas Andalas tahun 2012, Laporan Tahunan Kesehatan Lingkungan Puskesmas Andalas tahun 2012, diskusi dengan Pimpinan Puskesmas Andalas dan Pemegang Program Kesehatan Lingkungan Puskesmas Andalas.
BAB II ANALISIS SITUASI 2.1. Sejarah Puskesmas Puskesmas dipimpin Andalas didirikan pada tahun 1975. Pertama kali oleh Dr. Tamrin dengan 6 orang pegawai yang terdiri dari 1 orang
bidan, 1 orang perawat, 1 orang tenaga sanitasi, 1 orang pembantu bidan, 1 orang pembantu perawat dan 1 orang tenaga tata usaha dengan 11 program pokok. Wilayah kerja Puskesmas Andalas setelah pemekaran kota Padang menjadi 11 kecamatan, Alai masuk ke Padang Utara dan 3 buah Pustu di bawah Puskesmas
4
Alai menjadi milik Puskesmas Andalas, sehingga pegawai Puskesmas Andalas juga bertambah menjadi 15 orang. 2.2. Keadaan Geografis Puskesmas Andalas terletak di kelurahan Andalas dengan luas 8.150 km2 dengan batas-batas sebagai berikut: - sebelah utara - sebelah selatan - sebelah barat - sebelah timur : Kecamatan Padang Utara, Kuranji : Kecamatan Padang Selatan : Kecamatan Padang Barat : Kecamatan Lubuk Begalung, Pauh
Puskesmas Andalas meliputi 10 kelurahan sebagai wilayah kerjanya. Kesepuluh kelurahan tersebut adalah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Kelurahan Sawahan Kelurahan Jati Baru Kelurahan Jati Kelurahan Sawahan Timur Kelurahan Simpang Haru Kelurahan Andalas Kelurahan Kubu Marapalam Kelurahan Kubu Dalam Parak Karakah Kelurahan Parak Gadang Timur
Gambar 1. Peta wilayah kerja Puskesmas Andalas 2.3. Keadaan Demografis Data kependudukan Kecamatan Padang Timur sebagai wilayah kerja Puskesmas Andalas adalah: Tabel 1. Distribusi Penduduk menurut Kelurahan Tahun 20127 NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 KELURAHAN Kelurahan Sawahan Kelurahan Jati Baru Kelurahan Jati Kelurahan Sawahan Timur Kelurahan Simpang Haru Kelurahan Andalas Kelurahan Kubu Marapalam Kelurahan Kubu Dalam Parak Karakah Kelurahan Parak Gadang Timur Kelurahan Ganting Parak Gadang Jumlah
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Andalas tahun 2012
JUMLAH 6387 6707 10134 5360 5835 8980 6309 10134 7594 10132 77.572
Kelurahan Sawahan Jati Baru Jati Sawahan Timur Kubu Marapalam Andalas Kubu Dalam Pr. Karakah Parak Gadang Timur Simpang Haru Ganting Parak Gadang Jumlah
Bayi 153 161 250 128 152 221 250 188 141 251 1895
Balita Bumil 749 786 1223 629 741 1081 1226 922 689 1229 9275 168 177 275 142 167 243 275 207 155 276 2085
Bulin Buteki 160 169 262 135 160 232 263 198 148 263 1990 306 322 500 256 304 442 500 376 282 502 3790
WUS 1571 1650 2567 1321 1560 2268 2572 1934 1446 2579 19468
PUS 1076 1130 1758 904 1069 1554 1762 1325 991 1766 13335
Lansia 531 558 868 446 527 766 869 653 489 871 6578
2.4. Sarana dan Prasarana 2.4.1. Sarana dan Prasarana Kesehatan Wilayah kerja Puskesmas Andalas sangat luas, oleh karena itu untuk melayani masyarakat, Puskesmas Andalas memiliki 1 buah Puskesmas induk, dan 8 buah Puskesmas pembantu dan 1 buah Poskeskel yang tersebar di wilayah kerja Puskesmas Andalas, yaitu: 1. Puskesmas Pembantu Andalas Barat 2. Puskesmas Pembantu Parak Karakah 3. Puskesmas Pembantu Tarandam 4. Puskesmas Pembantu Ganting Selatan 5. Puskesmas Pembantu Jati Gaung 6. Puskesmas Pembantu Sarang Gagak 7. Puskesmas Pembantu Kubu Dalam 8. Puskesmas Pembantu Kampung Durian 9. Poskeskel Kubu Marapalam
Untuk kelancaran tugas pelayanan terhadap masyarakat, Puskesmas Andalas mempunyai: 1 buah kendaraan roda empat (Puskel) 5 buah kendaraan roda dua Sarana kesehatan lain yang ada di wilayah kerja Puskesmas Andalas yaitu: Rumah Sakit Pemerintah Rumah Sakit Swasta Klinik Swasta Dokter Praktek Umum Dokter Praktek Spesialis Bidan Praktek Swasta Dukun Terlatih Kader aktif Pos KB Posyandu Balita Posyandu Lansia 2.4.2. Sarana dan Prasarana Umum Sarana dan prasarana umum di wilayah kerja Puskesmas Andalas: Taman kanak-kanak (TK) SD Negeri SD Swasta SMP/MTsN SMA/ SMK Perguruan tinggi Tempat ibadah Salon/ pangkas rambut Pasar : 34 buah : 35 buah : 13 buah : 11 buah : 15 buah : 4 buah : 112 buah : 34 buah : 2 buah : 3 buah : 6 buah : 6 buah : 51 orang : 15 orang : 30 orang : 2 orang : 352 orang : 12 pos : 89 buah : 8 buah
2.5. Kondisi Sosial, Budaya dan Ekonomi Sebagian besar penduduk wilayah kerja Puskesmas Andalas beragama Islam yaitu sekitar 96%, beragama Kristen 2%, Hindu 1% dan Budha 1 %. Keadaan ekonomi penduduk sebagian besar menengah ke bawah. 2.6. Tenaga Kesehatan dan Struktur Organisasi Puskesmas Andalas mempunyai tenaga kesehatan yang bertugas di dalam gedung induk dan Puskesmas Pembantu. dengan rincian : 51 orang PNS, 7 orang tenaga PTT, 5 orang tenaga volunteer/honor. Tabel 3. Komposisi Ketenagaan yang ada di Puskesmas Andalas NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. JENIS KETENAGAAN Dokter Umum Dokter Gigi SKM Akademi Perawat Akademi Bidan Pengatur Gizi / AKZI Perawat Bidan Perawat Gigi Sanitarian Asisten Apoteker Analis SMU Jumlah PNS 4 3 4 5 6 1 6 7 1 2 3 3 6 51 PTT HONOR JML 4 3 5 6 13 2 6 8 1 2 3 4 8 65
1 1 7 1 1
1 2 5
3 .1
a. Menurut WHO Kesehatan menurut WHO adalah keadaan yang meliputi kesehatan fisik, mental, dan social yang tidak hanya berarti suatu keadaan yang bebas dari suatu kecacatan. b. Menurut UU Kesehatan No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan : Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis. 3.1.2 Pengertian Lingkungan Menurut A.L Slamet Riyadi (1960), Lingkungan adalah tempat pemukiman dengan segala sesuatunya dimana organismenya hidup beserta segala keadaan dan kondisi yang secara langsung maupun tidak dapat diduga ikut mempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan dari organisme itu. 3.1.3 Pengertian Kesehatan Lingkungan World Health Organisation (WHO) menggambarkan kesehatan lingkungan sebagai Suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) Suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia. Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo dalam bukunya mendefinisikan Kesehatan Lingkungan sebagai suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula.
10
Apabila disimpulkan Pengertian Kesehatan Lingkungan adalah Upaya perlindungan, pengelolaan, dan modifikasi lingkungan yang diarahkan menuju keseimbangan ekologi pada tingkat kesejahteraan manusia yang semakin meningkat. 3.2 Ruang Lingkup dan Sasaran Kesehatan Lingkungan Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya masalah kesehatan masyarakat. Ruang lingkup Kesehatan Lingkungan antara lain : A. Menurut WHO : 1. 2. 3. 4. 5. Penyediaan air minum Pengelolaan air buangan dan pengendalian pencemaran Pembuangan sampah padat Pengendalian vektor Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia 6. 7. 8. 9. Higiene makanan, termasuk higiene susu Pengendalian pencemaran udara Pengendalian radiasi Kesehatan kerja
11
11. Perumahan dan pemukiman 12. Aspek kesling dan transportasi udara 13. Perencanaan daerah dan perkotaan 14. Pencegahan kecelakaan 15. Rekreasi umum dan pariwisata 16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk. 17. Tindakan pencegahan lingkungan. B. Menurut UU No 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan (Pasal 22 ayat 3) : 1. Penyehatan air dan udara 2. Pengamanan limbah padat/sampah 3. Pengamanan limbah cair 4. Pengamanan radiasi 5. Pengamanan kebisingan 6. Pengamanan vektor penyakit Yang menjadi sasaran Kesehatan Lingkungan berdasarkan Pasal 22 ayat (2) UU No 23/1992 adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang sejenis Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama/yang sejenis Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri/yang sejenis.
12
4.
Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk umum.
5.
Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan yang bersifat khusus. berada dlm keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara besar2an, reaktor/tempat yang
3.3 Masalah Masalah Lingkungan di Indonesia a. Air Bersih Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai berikut : Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna. Syarat Kimia : Zat kimia yang terdapat dalam air yang ideal yaitu :
Tabel 1 : Kadar zat kimia yang dibenarkan yang terdapat dalam air yang ideal Jenis Bahan Fluor (F) Chlor (Cl) Arsen (As) Tembaga (Cu) Besi (Fe) Zat Organik Ph Kadar yang dibenarkan (mg/liter) 1-1,5 250 0,05 10 0,3 10 6,5-9,0
13
CO2 0 Syarat Mikrobiologis : Air harus bebas dari segala bakteri terutama bakteri patogen. Lakukan pemeriksaan sampel, jika dari 100cc terdapat kurang dari 4 bakteri E.coli, maka air memenuhi syarat kesehatan.
b. Pembuangan Kotoran/Tinja Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat sebagai berikut : Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi. Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air atau sumur. Tidak boleh terkontaminasi air permukaan. Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain. Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar atau bila memang benarbenar diperlukan, harus dibatasi seminimal mungkin. Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang. Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal. c. Kesehatan Pemukiman Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
14
Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu. Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privasi yang cukup, komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah
Memenuhi
persyaratan
pencegahan
penularan
penyakit
antarpenghuni rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.
d.
Pembuangan Sampah
Teknik pengelolaan sampah yang baik harus memperhatikan faktor-faktor/unsur : Penimbunan sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah penduduk dan kepadatanya, tingkat aktivitas, pola kehidupan/tk sosial ekonomi, letak geografis, iklim, musim, dan kemajuan teknologi. Penyimpanan sampah. Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali. Pengangkutan Pembuangan
15
Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat mengetahui hubungan dan urgensinya masing-masing unsur tersebut agar kita dapat memecahkan masalah-masalah ini secara efisien. e. Serangga dan Binatang Pengganggu Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian disebut sebagai vektor misalnya : pinjal tikus untuk penyakit pes/sampar, Nyamuk Anopheles sp untuk penyakit Malaria, Nyamuk Aedes sp untuk Demam Berdarah Dengue (DBD), Nyamuk Culex sp untuk Penyakit Kaki Gajah/Filariasis. Penanggulangan/pencegahan dari penyakit tersebut diantaranya dengan merancang rumah/tempat pengelolaan makanan dengan rat proff (rapat tikus), Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk Anopheles sp, Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat penampungan air untuk mencegah penyakit DBD, Penggunaan kasa pada lubang angin di rumah atau dengan pestisida untuk mencegah penyakit kaki gajah dan usaha-usaha sanitasi. Binatang pengganggu yang dapat menularkan penyakit misalnya anjing dapat menularkan penyakit rabies/anjing gila. Kecoa dan lalat dapat menjadi perantara perpindahan bibit penyakit ke makanan sehingga menimbulakan diare. Tikus dapat menyebabkan Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab. f. Makanan dan Minuman Sasaran higene sanitasi makanan dan minuman adalah restoran, rumah makan, jasa boga dan makanan jajanan (diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa boga, rumah makan/restoran, dan hotel).
16
Persyaratan hygiene sanitasi makanan dan minuman tempat pengelolaan makanan meliputi : Persyaratan lokasi dan bangunan; Persyaratan fasilitas sanitasi; Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan; Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi; Persyaratan pengolahan makanan; Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi; Persyaratan peralatan yang digunakan.
g. Pencemaran Lingkungan Pencemaran lingkungan diantaranya pencemaran air, pencemaran tanah, pencemaran udara. Pencemaran udara dapat dibagi lagi menjadi indoor air pollution dan out door air pollution. Indoor air pollution merupakan problem perumahan/pemukiman serta gedung umum, bis kereta api, dan lain-lain. Masalah ini lebih berpotensi menjadi masalah kesehatan yang sesungguhnya, mengingat manusia cenderung berada di dalam ruangan daripada berada di jalanan. Diduga akibat pembakaran kayu bakar, bahan bakar rumah tangga lainnya merupakan salah satu faktor resiko timbulnya infeksi saluran pernafasan bagi anak balita. Mengenai masalah out door pollution atau pencemaran udara di luar rumah, berbagai analisis data menunjukkan bahwa ada kecenderungan peningkatan. Beberapa penelitian menunjukkan adanya perbedaan resiko dampak pencemaran pada beberapa kelompok resiko tinggi penduduk kota dibanding pedesaan. Besar resiko relatif tersebut adalah 12,5 kali lebih besar. Keadaan ini, bagi jenis pencemar yang akumulatif, tentu akan lebih buruk di masa
17
mendatang. Pembakaran hutan untuk dibuat lahan pertanian atau sekedar diambil kayunya ternyata membawa dampak serius, misalnya infeksi saluran pernafasan akut, iritasi pada mata, terganggunya jadual penerbangan, terganggunya ekologi hutan. 3.4 Upaya Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Bertitik tolak dari masalah Kesehatan Lingkungan yang terjadi di Indonesia, ada 5 upaya dasar kesehatan lingkungan yang sering dan penting dilakukan di Puskesmas di Indonesia, yakni sebagai berikut : a. Penyehatan Air Secara umum Program Penyehatan Air bertujuan untuk meningkatkan kualitas air untuk kebutuhan dan kehidupan manusia untuk seluruh penduduk baik yang berada di pedesaan maupun di perkotaan dan meningkatkan kesadaran, kemauan dam kemampuan masyarakat dalam memakai air. Secara khusus program penyehatan air bertujuan meningkatkan cakupan air bersih pada masyarakat dan meningkatkan kualitas air yang aman untuk konsumsi masyarakat. Kegiatan upaya penyehatan air meliputi : Surveilans kualitas air, Inspeksi Sanitasi Sarana Air Bersih, Pemeriksaan kualitas air, Pembinaan kelompok pemakai air. Kegiatan dilaksanakan dengan strategi pengawasan, perbaikan dan pembinaan pemakai air. Target Program Penyehatan Air yang ingin dicapai yaitu : Cakupan air bersih perkotaan 100 % dan pedesaan 85 % dan Memenuhi syarat kimia dan bakteriologis 70 %. Kegiatan surveilans kualitas air terdiri dari observasi sarana air bersih dan observasi penduduk yang menggunakan sarana air bersih dan bukan sarana air bersih. Kegiatan pengawasan kualitas air secara umum bertujuan mengetahui gambaran keadaan sanitasi sarana dan kualitas air sebagai data dasar dan penyediaan informasi pengamanan kualitas air
18
sehingga tersedia rekomendasi tindak lanjut dalam upaya perlindungan pencemaran dan perbaikan kualitas air. Pengawasan kualitas air dilakukan dengan upaya inspeksi sanitasi sarana air bersih. b. Penyehatan Lingkungan Pemukiman Penyelenggaraan upaya penyehatan lingkungan pemukiman untuk hidup serasi dengan lingkungan dan dapat mewujudkan kualitas lingkungan pemukiman yang bebas dari resiko yang membahayakan kesehatan pada berbagai substansi dan komponen lingkungan, yaitu meliputi jamban keluarga, saluran pembuangan air limbah (SPAL) dan pengelolaan sampah. c. Penyehatan Tempat Tempat Umum (TTU) Program penyehatan tempat tempat umum bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan tempat tempat umum dan sarana kemasyarakatan lainnya yang memenuhi persyaratan kesehatan sehingga dapat melindungi masyarakat dari penularan penyakit, keracunan, kecelakaan, pencemaran lingkungan serta gangguan kesehatan lainnya. Penyehatan tempat tempat umum meliputi hotel dan tempat penginapan lain, pasar, kolam renang dan pemandian umum lain, sarana ibadah, sarana angkutan umum, salon kecantikan, bar dan tempat hiburan lainnya. Selain itu juga dilakukan upaya pembinaan institusi yang meliputi rumah sakit dan sarana kesehatan lain, sarana pendidikan dan perkantoran. Target program penyehatan tempat tempat umum yaitu memenuhi syarat kesehatan 70 %. d. Penyehatan Tempat Pengelola Makanan (TPM)
19
Secara umum penyehatan TPM bertujuan untuk melakukan pembinaan teknis dan pengawasan terhadap tempat pengelola makanan dan minuman, kesiapsiagaan dan penanggulangan KLB keracunan, kewaspadaan dini serta penyakit bawaan makanan. Target program TPM memenuhi syarat sehat sebesar 55% dengan upaya kegiatan antara lain melaksanakan pengawasan hygiene dan sanitasi TPM pada restoran, rumah makan, jasa boga, industry rumah tangga dan depot air minum isi ulang. e. Pemeriksaan Jentik Nyamuk Bersama kader juru pengamatan jentik (jumantik), petugas sanitasi puskesmas, melakukan pemeriksaan terhadap tempat-tempat yang mungkin menjadi perindukan nyamuk dan tumbuhnya jentik. Kemudian dihitung, berapa rumah penduduk yang mengalami bebas jentik.
3.5
Pengertian Penyakit Berbasis Lingkungan Penyakit adalah suatu kondisi patologis berupa kelainan fungsi dan /atau morfologi suatu organ dan/atau jar tubuh. (Achmadi05) Lingkungan adalah segala sesuatu yg ada disekitarnya (benda hidup, mati, nyata, abstrak) serta suasana yg terbentuk karena terjadi interaksi antara elemen-elemen di alam tersebut. (Sumirat96) Penyakit Berbasis Lingkungan adalah suatu kondisi patologis berupa kelainan fungsi atau morfologi suatu organ tubuh yang disebabkan oleh interaksi manusia dengan segala sesuatu disekitarnya yang memiliki potensi penyakit.
3.6
20
Penyakit berbasis lingkungan masih menjadi permasalahan hingga saat ini. ISPA dan diare yang merupakan penyakit berbasis lingkungan selalu masuk dalam 10 besar penyakit di hampir seluruh Puskesmas di Indonesia. Menurut Profil Ditjen PP&PL thn 2006, 22,30% kematian bayi di Indonesia akibat pneumonia. Sedangkan morbiditas penyakit diare dari tahun ke tahun kian meningkat dimana pada tahun 1996 sebesar 280 per 1000 penduduk, lalu meningkat menjadi 301 per 1000 penduduk pada tahun 2000 dan 347 per 1000 penduduk pada tahun 2003. Pada tahun 2006 angka tersebut kembali meningkat menjadi 423 per 1000 penduduk. 3.7 Contoh Penyakit Berbasis Lingkungan Diare Cacingan ISPA Malaria DBD TB Paru Penyakit Infeksi Kulit Keracunan makanan/minuman/pestisida Keluhan akibat lingkungan yang buruk/akibat kerja
21
22
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Program Kesehatan Lingkungan Puskesmas Andalas A. Dalam Gedung Puskesmas Andalas Klinik sanitasi Pedoman merujuk pasien penyakit berbasis lingkungan ke Klinik Sanitasi : Pengunjung mendaftar di loket Petugas loket mengisi kartu status Pasien menuju ke poliklinik Petugas poliklinik (perawat, dokter atau bidan ) memeriksa pasien Apabila dari diagnosa menderita penyakit berbasis lingkungan maka pasien akan dirujuk ke klinik sanitasi dengan keterangan berupa kartu rujukan oleh pemeriksa Pasien menuju klinik sanitasi Alur Wawancara Petugas Klinik Sanitasi dengan pasien : Petugas klinik sanitasi mempelajari kartu pasien untuk mengetahui penyakit penderita Lakukan wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan sesuai penyakit yang diderita pasien
23
Simpulkan hasul wawancara apakah penyakit yang diderita pasien ada indikasi berhubungan dengan faktor lingkungan
Berikan saran pemecahan yang sederhana, mudah dilaksanakan dan murah sesuai dengan masalahnya
B. Luar Gedung Puskesmas Andalas Inspeksi Sanitasi, meliputi : Perumahan dan lingkungan perumahan masyarakat / SPL Tempat- Tempat Umum / TTU (perkantoran, lembaga pendidikan, dll) Tempat Penjualan Minuman / TPM Tempat Pembuangan Sampah / TPS Tempat Penjualan Pestisida / TP2 Depot air minum
4.2 Pencapaian program Kesehatan Lingkungan Puskesmas Andalas 2012 Pencapaian program kesehatan lingkungan tahun 2012
No Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 Pengawasan TTU Pemeriksaan TP2M Survey Perumahan Penyuluhan Monitoring TPS Pemeriksaan K5 Kinik Sanitasi Depot Air isi ulang
Target (%) 100 100 100 100 100 100 100 100
24
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa untuk program kesehatan lingkungan Puskesmas Andalas tahun 2012, 3 kegiatan suadah mencapai target yaitu Pemeriksaan TP2M, Monitoring TPS, dan peninjauan Depot Air isi ulang.
4.2.1 Data sarana perumahan tahun 2012 Data sarana perumahan tahun 2012 No. Nama Kelurahan 1. 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sawahan Jati Baru Jati Sawahan Timur Simpang Haru Kb. Marapalam Andalas Kb.D. Parak K Prk. Gd. Timur Gtg. Prk. Gadang Jumlah Permanen Semi Permanen 547 855 1.135 760 733 803 1.459 1.687 1.450 1.297 10.725 119 224 327 168 183 126 292 170 122 350 2.081 Kayu 173 72 143 63 62 74 153 146 80 381 1.347
25
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar rumah di wilayah kerja Puskesmas Andalas sudah dibangun dengan bentuk bangunan permanen, hanya sedikit yang dibangun masih menggunakan papan kayu. 4.2.2 Data Sarana Pembuangan Limbah tahun 2012 Puskesmas Andalas Sarana Pembuangan Limbah Puskesmas Andalas Tahun 2012 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kelurahan Sawahan Jati Baru Jati Sawahan Timur Simpang Haru Kb. Marapalam Andalas Kb.D. Parak K Prk. Gd. Timur Gtg. Prk. Gadang Jumlah Tertutup 666 1.079 1.362 928 854 928 1.751 1.857 1.572 `.647 12.644 Terbuka 173 72 243 63 124 74 153 146 80 381 1.509 Jumlah 839 1.151 1.605 991 978 1.002 1.904 2.003 1.652 2.028 14.153
Pembuangan limbah yang berada di masing-masing kelurahan ada yang saluran terbuka dan tertutup. Dari data tabel diatas dapat dilihat kelurahan paling banyak sarana pembuangan limbah terbuka. Tindakan yang diberikan kepada kelurahan dengan saluran pembuangan limbah terbuka dan tidak dialirkan sehingga akan tersumbat dan menjadi tempat sumber penyakit yaitu dengan pemberitahuan pada tokoh masyarakat disana dan melakukan gotong royong juga penyuluhan. 4.2.3. Data Jamban Keluarga (JK) 2012 Puskesmas Andalas Data jamban keluarga tahun 2012 No. Kelurahan Rumah yang punya JK Tempat Jamban Septic tank 1 2 Sawahan Jati Baru 841 1.151 668 1,079 cemplung 173 72
26
3 4 5 6 7 8 9 10
Jati Sawahan Timur Simpang Haru Kb. Marapalam Andalas Kb.D. Parak K Prk. Gd. Timur Gtg. Gadang Jumlah Prk.
14.432
12.317
1.115
Dari tabel diatas, terlihat angka Jamban Keluarga yang ada di setiap rumah seluruh kelurahan adalah dengan septic tank dan sudah mulai tidak ada lagi penyediaan jamban cemplung. 4.2.4. Data Air bersih Puskesmas Andalas Data air bersih Puskesmas Andalas 2012 No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kelurahan Sawahan Jati Baru Jati Sawahan Timur Simpang Haru Kb. Marapalam Andalas Kb.D. Parak K Prk. Gd. Timur Gtg. Prk. Gadang Target 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 Pencapaian 77 86 81 98 77 70 90 86 64 99
27
Berdasarkan tabel diatas maka sumber air bersih yang ada pada wilayah kerja Puskesmas sudah hampir memenuhi target pada beberapa kelurahan. Sumber air bersih yang biasanya digunakan adalah PDAM, sumur gali, kran umum dan lain-lain. 4.2.5 Data TTU/PPM Puskesmas Andalas 2012 Data TTU/PPM tahun 2012 No Nama TTU/PPM Alamat Nama Juml. Sarana Sanitasi SAB Sampa h 1. Hotel Padang Jl. Bagindo Wirako aziz chan Angriawa n 2. Hotel Asoka Jl. Farmim 3. Hotel benyamin Aur m.yamin 8 orang PDAM DKP Riol ada 29 orang PDAM DKP Lim Jamb bah an
pengusaha Karyawan
Riol ada
Duri Indah Jl. Mangunsar koro H. Ramona 10 orang PDAM DKP Riol ada
4.
Hotel Sawahan
12 orang
PDAM DKP
Riol Ada
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa hotel yang ada di wilayah kerja Puskesmas Andalas sudah hampir memenuhi syarat. Dari pegawai yang berseragam, sumber air bersih yang berasal dari PDAM, limbah keselokan dan pembuangan sampah melalui DKP (Dinas Kebersihan Padang).
28
BAB V PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN DI PUSKESMAS ANDALAS Penyakit berbasis lingkungan pada wilayah kerja Puskesmas Andalas adalah : DBD TB Paru Diare Filariasis Kulit Cacingan Malaria Cikunguya ISPA
5.1 Demam Berdarah Dengue (DBD) Insiden penyakit DBD berdasarkan masing-masing kelurahan pada wilayah kerja Puskesmas Andalas tahun 2012 dapat dilihat dari grafik berikut ; Insiden DBD puskesmas Andalas 2012
140
120
100
e l t T s i x A
80
60
40
20
sawah an
jati baru
jati
sawah an timur
simpa ng haru 3
andala s
kb marap alam
puskes mas
jumlah
20
12
22
126
Dari data di atas didapatkan kasus DBD masih ditemukan diwilayah kerja Puskesmas Andalas dengan jumlah kasus sebanyak 126 kasus. Kasus tertinggi terdapat di kelurahan Kubu Dalam Parak Karakah. Kegiatan promotif dan preventif yang dilakukan untuk menekan angka kejadian DBD adalah: Meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan melakukan penyuluhan kesehatan yang berhubungan dengan penyakit DBD. Pemantauan secara berkala fasilitas umum yang dapat meningkatkan angka kejadian demam berdarah, misalnya pasar, sarana ibadah, sekolahsekolah. Pembagian bubuk abate gratis kepada masyarakat Pelaksanaan fogging sebelum bulan angkan kejadian tertinggi.
Pelaksanaan kuratif Pelaksanaan dan penanggulangan segera dibalai pengobatan Persiapan rujukan ke Rumah Sakit yang memiliki fasilitas yang lebih memadai 5.2 Diare Insiden penyakit diare berdasarkan kelurahan pada wilayah kerja Puskesmas Andalas tahun 2012 dapat dilihat dari grafik berikut ini.
73 40 10 15 5 44 5 16 14 19 11
30
Kegiatan promotif dan preventif yang dilakukan untuk menekan angka kejadian diare adalah: Meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan melakukan penyuluhan kesehatan yang berhubungan dengan penyakit diare Pembagian leaflet yang berhubungan dengan kasus Diare Pemantauan sanitasi lingkungan secara berkala
Pelaksanaan kuratif Pelaksanaan dan penanggulangan segera dibalai pengobatan Persiapan rujukan ke Rumah Sakit yang memiliki fasilitas yang lebih memadai
5.3 TB Paru
NO
TRIWULAN
TB EKSTRA PARU 3 0 0 1
TB ANAK
1 2 3 4
I II III IV
12 17 18 24
0 1 3 7
Total
71
21
11
Penemuan kasus TB Paru dilakukan melalui penjaringan penderita yang dicurigai/suspek TB Paru yang datang berobat ke Puskesmas.
31
5.4 Filariasis (Kaki Gajah) Suatu penyakit menular yang disebabkan oleh sejenis cacing, ditularkan melalui gigitan nyamuk yang menyumbat saluran getah bening yang dapat menimbulkan cacat seumur hidup. Cara Penularan : Seseorang dapat tertular atau terinfeksi Kaki Gajah/Filariasis apabila orang tersebut di gigit nyamuk yang infeksi yaitu nyamuk yang mengandung Larva Filariasis. Cara Pencegahan : 1. Hindari dari gigitan nyamuk : Gunakan kelambu sewaktu tidur, tutup ventilasi rumah dengan kawat kasa nyamuk, gunakan obat nyamuk semprot/baker, dll. 2. Memberantas nyamuk : Bersihkan tanaman air pada rawa-rawa, menimbun, mengeringkan/mengalirkan genangan air, bersihkan semak-semak di sekitar rumah. 3. Minum obat serentak pada masyarakat untuk menghilangkan cacing yang hidup di saluran getah bening dan darah 1 kali setahun selama 5 tahun berturut-turut. Pada wilayah kerja Puskesmas Andalas terdapat 7 kasus pasien yang menderita penyakit Filariasis. Walaupun hanya 7 kasus yang ada, tetapi masyarakat wajib minum obat untuk mencegah penyakit Filariasis, karena sudah merupakan Program Pemerintah.
32
JML SASARAN 5113 5368 8100 4295 4674 5051 7181 8101 6075 8100 62058
HASIL 4324 4572 7158 3810 4037 4389 6288 6980 5323 7345 54226
% 84,6 85,2 88,4 88,7 86,4 86,9 87,6 86,2 87,6 90,7 87,4
PUSKESMAS
Tabel Penobatan Massal Filariasis Puskesmas Andalas tahun 2012 Kendala-kendala yang dihadapi Puskesmas Andalas Untuk Program Kesehatan Lingkungan 1. Kurangnya SDM 2. Kurangnya pelatihan kader di tiap wilayah untuk menggerakkan masyarakat dalam penyuksesan program kesehatan lingkungan serta untuk mendorong masyarakat agar berperilaku sehat 3. Kurangnya kerjasama lintas sektoral untuk menunjang program Kesehatan Lingkungan.
33
BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan Pengendalian keadaan lingkungan sangat berpengaruh dengan insiden penyakit berbasis lingkungan. Diperlukan kerjasama lintas program dan lintas sektor terkait dalam penyuksesan program kesehatan lingkungan. Masih diperlukan banyak perbaikan dalam perilaku masyarakat untuk menekan kejadian penyakit berbasis lingkungan. 6.2 Saran Sebaiknya disediakan sumber daya yang cukup dalam penyuksesan program kesehatan lingkungan baik manusianya ataupun fasilitasnya. Lakukan pelatihan kader di tiap wilayah untuk menggerakkan masyarakat dalam penyuksesan program kesehatan lingkungan serta untuk mendorong masyarakat agar berperilaku sehat. Pembina wilayah lebih proaktif dalam penanggulangan masalah kesehatan lingkungan di wilayah binaannya. Mengadakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral untuk menunjang program Kesehatan Lingkungan.
34
DAFTAR PUSTAKA
1. 2. 3. 4.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. Puskesmas Andalas. Laporan Puskesmas Andalas Tahun 2012. 2012. Padang: Puskesmas Andalas. Puskesmas Andalas. Laporan Kesehatan Lingkungan Tahun 2012. 2012. Padang:Puskesmas Andalas. Notoatmodjo, Soekidjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat; Prinsip-prinsip Dasar. 2003. Jakarta:Rineka Cipta
35