Anda di halaman 1dari 3

REFLEKSI KASUS ILMU KESEHATAN ANAK IDENTITAS : PUGUH DANU S (20070310145)

Pengalaman : Pasien anak perempuan berusia 10 bulan dengan keluhan mencret sejak 1 hari SMRS. BAB cair sebanyak 8x dalam sehari, terdapat ampas, berwarna kekuningan, lendir (+), darah (-), berbau langu, mengejan (-), lecet di sekitar anus (-), dan banyaknya 1/4 gelas belimbing. Pasien juga mengalami muntah 3x/hari, terjadi sejak 2 hari yang lalu SMRS. Muntah berisi makanan atau terkadang hanya berupa air, lendir (-), darah (-), dan banyaknya 1/4 gelas belimbing. Terdapat keluhan demam pada pasien yang sejak 1 hari SMRS, demam tidak tinggi, tidak naik turun dan tidak disertai mengigil, serta kejang (-). Terdapat batuk berdahak dan pilek sejak 3hari SMRS, dahak berwarna putih, tidak berbau, darah (-). Pasien lebih rewel dan lemas dari biasanya serta nafsu makan berkurang tetapi masih dapat meminum susu walaupun sedikit. BAK normal. Pada pemeriksaan fisik ditemukan, keadaan umum: tampak sakit sedang, sil rewel, compos mentis, tanda vital: nadi dan respiratori dalam batas normal, suhu 38,1oC. Pada kepala, didapatkan mata terlihat cekung, air mata +/+, dan mulut lembab. Pemeriksaan thoraks dalam batas normal, pemeriksaan abdomen: pada palpasi didapatkan turgor kulit kembali lambat. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan hasil laboratorium : Leukosit: 13000/mm3(), Hb 11.29 gr/dl (), Ht 35%(), trombosit 493rb/mm3( ), LED 35 mg/dl (), eosinofil 0%(), dan batang 10%(). Masalah yang dikaji : Penatalaksanaan Diare Akut dengan Dehidrasi Ringan pada Anak Perempuan Usia 10 Bulan Pembahasan : By perempuan usia 10 bulan, didiagnosis diare akut dehidrasi ringan. Diagnosis pada pasien ini ditegakan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dari anamnesis didapatkan pasien BAB cair sebanyak 8x sehari, berlendir, warna kekuningan, berbau langu, tidak berdarah, dan banyaknya 1/4 gelas belimbing. Anamnesis ini sesuai dengan definisi dari diare akut yaitu buang air besar lebih dari 3 kali perhari, disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair, dengan atau tanpa lendir dan darah, yang terjadi kurang dari 7 hari.1 Dari hasil anamnesis didapatkan informasi tentang sifat tinja pada pasein yang dapat mengarahkan etiologi dari diare akibat infeksi rotavirus, antara lain : BAB cair, berwarna kekuningan, berbau langu, dan tidak terdapat darah.

Anamnesis lainnya yang menunjang etiologi antara lain : terdapat tanda prodromal pada infeksi virus (demam tinggi, batuk dan pilek), mual-muntah, nafsu makan menurun.1,2 Untuk membantu menegakan etiologi dari diare, disarankan untuk dilakukan pemeriksaan tinja sehingga penatalaksanaan diare pada pasien lebih spesifik. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan tanda vital dalam batas normal kecuali suhu pada pasien 38.1oC yang dikategorikan sebagai febris, mata cekung, mukosa mulut kering, turgor kulit kembali lambat. Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik pada pasien didapatkan juga tanda-tanda dehidrasi ringan-sedang yang dapat ditentukan derajatnya berdasarkan kriteria dari WHO yaitu : anamnesis ; diare, muntah, nafsu makan menurun, aktifitas menurun (lemas). Pemeriksaan fisik ; keadaan umum :pasien rewel dan gelisah, mata cekung, mulut kering, turgor kembali lambat.1,3 Pada kasus diare akut biasanya perubahan yang terjjadi tidak terlalu bermakna dan umumnya tidak diperlukan. Pada pasien dilakukan pemeriksaan darah dan didapatkan tandatanda terjadi infeksi yaitu leukosit yang meningkat 13000/mm3. Kadar Hb dan Ht pada pasien menurun, tetapi penurunannya kurang bermakna. Prinsip penatalaksanaan diare terdiri dari 5 pilar, yaitu: rehidrasi dengan oralit baru, pemberian zinc selama 10 hari, Asi dan makanan tetap diberikan, antibiotik selektif jika dibutuhkan, dan edukasi kepada orang tua.1 Tetapi penatalaksanaan ini harus disesuaikan dengan kriteria diare berdasarkan derajat dehidrasi dari WHO. Pada pasien, termasuk dalam kriteria diare akut dehidrasi ringan-sedang, sehingga penatalaksanaannya sebagai berikut: Pemberian Cairan Rehidrasi Oral (CRO) berupa cairan oralit baru selama 3 jam pertama, dihitung berdasarkan berat badan x 75ml = 600 ml. Tetapi dikarenakan intake pasien kurang, sehingga rehidrasi yang terbaik melalui infus IVFD RL 8tpm, dikoreksi selama 3 jam untuk menevaluasi status dehidrasinya. Pemberian zinc pada pasien ditunjukan untuk membantu mengurangi lama dan beratnya diare, membantu proses perbaikan epitel saluran cerna selama diare, sehingga memperbaiki absorbsi air dan elektrolit oleh usus halus, sehingga menurunkan resiko terjadinya dehidrasi pada anak. Dosis untuk pasien 20mg (1tablet) perhari, selama 10-14 hari. Pemberian prebiotik (lacto b) berfungsi untuk memperbaiki kerja saluran pencernaan dan mempersingkat lama diare pada anak dengan cara meningkatkan kolonisasi bakteri prebiotik didalam lumen saluran pencernaan. Pada pasien juga diberikan antimual, paracetamol, bromhexin sebagai pengobatan simptomatis. Pemberian antibiotik pada pasien dikarenakan dari hasil lab didapatkan peningkatkan kadar leukosit yang khas terjadipada infeksi bakteri. Kesimpulan Minum dan makan secara normal untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang;pasien diare tidak boleh dipuasakan, makanan diberikan sedikit-sedikit tetapi sering, prinsipnya: berikan makanan yang mudah dicerna yang tidak membebani usus dan mengiritasi usus, seperti: rendah serat, banyak kuah, hindari santan dan hindari bumbubumbu menyengat, berikan buah-buahan terutama pisang dan apel, karena kedua buah tersebut mengandung kaolin, pektin, dan kalium yang dapat mengurangi diare. Untuk bayi dan balita, teruskan minum ASI (Air Susu Ibu); Cairan Rumah Tangga (CRO) dan oralit. Oralit merupakan salah satu cairan pilihan untuk mencegah dan mengatasi dehidrasi.

Cairan yang biasa disebut sebagai cairan rumah tangga ini harus segera diberikan pada saat mulai diare. Jika terjadi muntah, pemberian cairan dapat dihentikan selama kurang lebih 10 menit, selanjutnya cairan diberikan perlahan-lahan (misalnya 1 sendok setiap 2-3 menit).Oralit sudah dilengkapi dengan elektrolit, sehingga dapat mengganti elektrolit yang ikut hilang bersama cairan. Oralit dapat mengurangi BAB sebesar 20% dan mengurangi muntah 30%, dan dapat mengurangi kebutuhan cairan infus sebesar 33%. Cairan rumah tangga bisa meliputi air mineral, kuah sup, air teh encer, jus buah segar, sebaliknya, larutan-larutan yang kandungan gulanya tinggi tidak boleh diberikan, contohnya adalah teh yang sangat manis, soft drink dan minuman buah komersial yang manis. Suplementasi seng (zinc), dapat mempercepat penyembuhan serta mengurangi angka kekambuhan diare. Seng membantu pemulihan vili-vili usus yang rusak akibat diare. Antimikroba yang sesuai dengan diagnosis diare. Diare karena infeksi virus, tidak rasional bila diberikan antimikroba, cukup dengan pengobatan penunjang saja. .Bila diare sangat frekuen dapat diberikan obat-obat yang berfungsi untuk mengurangi pergerakan usus, tetapi dengan pengawasan dokter. Bisa diberikan juga obat-obat yang bersifat absorben, seperti arang aktif, dan kaolin pectin, yang dijual bebas. Referensi 1. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Buku Ajar Gastroenterologi-hepatologi, jilid 1, edisi ke-2. 2011. 2. Titis Widowati, Nenny S Mulyani, Hera Nirwati, Yati Soenarto. Diare Rotavirus pada Anak Usia Balita. Sari Pediatri, Vol. 13, No. 5, Februari 2012 3. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Modul Diare. Edisi 1. 2009

Anda mungkin juga menyukai