FK UISU
2012
1.PENDAHULUAN Gagal jantung menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama pada beberapa negara industri maju dan negara berkembang seperti Indonesia. Sindroma gagal jantung ini merupakan masalah yang penting pada usia lanjut, dikarenakan prevalensi yang tinggi dengan prognosis yang buruk. Gagal jantung adalah sindrom klinik dengan abnormalitas dari struktur atau fungsi jantung sehingga mengakibatkan ketidakmampuan jantung untuk memompa darah ke jaringan dalam memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh. Ciri penting dari definisi ini adalah gagal didefinisikan relatif terhadap kebutuhan metabolik tubuh dan penekanan arti kata gagal ditujukan pada fungsi pompa jantung secara keseluruhan. Diagnosis dini dan identifikasi etiologi dari pasien gagal jantung kongestif sangat diperlukan karena banyak kondisi yang menyerupai sindroma gagal jantung ini pada usia dewasa maupun usia lanjut. 2. ANATOMI
2012
Basis : menghubungkan dua titik diantara, costae ke-3 kanan (2 cm dari tepi sternum) dan costae ke-2 kiri (1 cm dari tepi sternum)
Apex : ruang antar costae 5 kiri (4 cm dari garis medial) Dengan menarik garis antara 2 tanda itu (basis dan apex) kedudukan jantung dapat ditunjukkan
BENTUK JANTUNG
Bentuk : kerucut berongga, dengan basis diatas, apex dibawah Ukuran : sebesar kepalan tangan kita Letak : didalam rongga dada diantara kedua paru dibelakang sternum
LAPISAN JANTUNG
Perikardium: lapisan pembungkus jantung, ada dua macam 1. Perikardium Viseralis: pembungkus jantung yang melekat pada jaringan
perikardium parietalis.
Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan: 1. Epikardium: lapissan jantung paling luar
Kepanitraan Klinik Senior Interna RS.Dr.Kumpulan Pane Tebing Tinggi 2
2012
2. 3.
Miokardium: lapisan jantung bagian tengah, yang terdiri dari otot jantung Endokardium: lapisan sebelah dalam, yang melapisi rongga jantung
RUANG JANTUNG
Jantung dibagi menjadi 4 ruangan: Atrium dextra: serambi kanan Atrium sinistra: serambi kiri Septum intratrial: jaringan pemisah antara atrium dextra dan atrium sinistra Ventrikel dextra: bilik kanan Ventrikel sinistra; bilik kiri Septum interventrikular jaringan pemisah antara ventrikel dextra dan ventrikel sinistra
Kepanitraan Klinik Senior Interna RS.Dr.Kumpulan Pane Tebing Tinggi 3
2012
Aorta: pembuluh darah yang keluar dari ventrikel sinistra, membawa darah bersih ke seluruh tubuh
Arteri pulmonalis: pembuluh darah yang keluar dari ventrikel dextra, membawa darah kotor ke paru-paru
Vena cava superior: pembuluh darah yang membawa darah dari bagian atas jantung menuju atrium kanan
Vena cava inferior pembuluh darah yang membawa darah dari bagian bawah jantung menuju atrium dextra
Vena pulmonalis: pembuluh darah yang membawa darah dari paru-paru menuju atrium sinistra
Arteri coronaria dextra: arteri yang keluar dari aorta, mensuplay darah untuk jantung kanan
Arteri coronaria sinistra: arteri yang keluar dari aorta, mensuplay darah untuk jantung kiri
KATUB JANTUNG
Valvula trikuspid: katub tiga lembar, yang memisahkan antara atrium kanan dan ventrikel kanaan
Valvula bikuspid (mitral): katub dua lembar, yang memisahkan aantara atrium kiri dan ventrikel kiri
Valvula aorta: katub yang memisahkan antara ventrikel kiri dan aorta Katup pulmunal: katub yang memisahkan antara ventrikel kanan dan arteri pulmonalis
Kepanitraan Klinik Senior Interna RS.Dr.Kumpulan Pane Tebing Tinggi 4
2012
Chorda tendinae: jeringan (ligamen) yang melekat pada lembar katub jantung yang berbentuk seperti jari
SIRKULASI PULMONAR
Truncus pulmonar: arteri yang keluar dari ventrikel kanan, kemudian bercabang jadi dua
Arteri pulmonalis dextra: cabang dari truncus pulmonar yang menuju paru sebelah kanan
Arteri pulmonalis sinistra: cabang dari truncus pulmonar yang menuju paru sebelah kiri
Vena pulmonalis dextra: vena dari paru kanan menuju ke atrium kiri Vena pulmonalis sinistra: vena dari paru kiri menuju ke atrium kiri
AORTA
Aorta ascenden: aorta yang berjalan lupus keatas (dari ventrikel kiri). A. Coronaria sinistra: cabang dari aorta ascenden, mengairi darah ke jantung kiri. A. Coronaria dextra: cabang dari aorta ascenden, mengairi darah ke jantung kanan. Arcus Aorta: bagian dari aorta yang melengkung (diatas aorta ascenden), keluar tiga cabang: 1. 2. 3. A. Brakiosefalika A. Karotis comunis sinistra A. Subklavia sinistra
2012
4. DEFINISI Gagal jantung adalah keadaan patofisiologis ketika jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolism jaringan. Gagal jantung kongestif adalah keadaan saat terjadi bendungan sirkulasi akibat gagal jantung dan mekanisme kompensatoriknya.
5. ETIOLOGI Penyebab keseluruhan kegagalan pompa jantung A. Kelainan mekanik 1. Peningkatan beban tekanan a. Sentral (stenosis aorta) b. Perifer (hipertensi sistemik) 2. Peningkatan beban volume (regurgitasi katup, peningkatan beban awal, dll) 3. Obstruksi terhadap pengisian ventrikel (stenosis mitral atau tricuspid) 4. Pembatasan miokardium atau endokardium 5. Aneurisme ventrikel 6. Dissinergi ventrikel
B. Kelainan miokardium 1. Primer a. Kardiomiopati b. Miokarditis c. Kelainan metabolic d. Toksisitas (alcohol, kobalt) e. Presbikardia 2. Kelainan disdinamik sekunder (kelainan mekanik) a. Deprifasi oksigen (penyakit jantung koroner)
Kepanitraan Klinik Senior Interna RS.Dr.Kumpulan Pane Tebing Tinggi 6
2012
C. Perubahan irama jantung atau urutan hantaran 1. Tenang 2. Fibrilasi 3. Takikardi atau bradikardi ekstrem 4. Asinkronitas listrik, gangguan konduksi
5. PATOFISIOLOGI Jantung yang normal dapat berespon terhadap peningkatan kebutuhan metabolisme dengan menggunakan mekanisme kompensasi yang bervariasi untuk mempertahankan kardiak output, yaitu meliputi :
a. Respon system saraf simpatis terhadap barroreseptor atau kemoreseptor b. Pengencangan dan pelebaran otot jantung untuk menyesuaikan terhadap peningkatan c. Vaskontriksi arteri renal dan aktivasi system rennin volume angiotensin
d. Respon terhadap serum sodium dan regulasi Anti Diuretik Hormon (ADH) dan reabsorbsi terhadap cairan
Kegagalan mekanisme kompensasi dapat dipercepat oleh adanya volume darah sirkulasi yang dipompakan untuk melawan peningkatan resistensi vaskuler oleh pengencangan jantung. Kecepatan jantung memperpendek waktu pengisian ventrikel dari arteri coronaria. Menurunnya COP dan menyebabkan oksigenasi yang tidak adekuat ke
Kepanitraan Klinik Senior Interna RS.Dr.Kumpulan Pane Tebing Tinggi 7
2012
miokardium. Peningkatan dinding akibat dilatasi menyebabkan peningkatan tuntutan oksigen dan pembesaran jantung (hipertropi) terutama pada jantung iskemik atau kerusakan yang menyebabkan kegagalan mekanisme pemompaan.
Gagal jantung kiri : di sebabkan oleh penyakit jantung koroner, penyakit katup aorta, mitral serta hipertensi. Gagal jantung kiri berdampak pada : Paru Ginjal Otak
Gagal Jantung Kanan : Penyebab gagal jantung kanan harus juga termasuk semua yang dapat menyebabkan gagal jantung kiri, seharusnya stenosis mitral, yang
Gagal jantung kanan dapat berdampak pada : - Hati - Ginjal - Jaringan subkutis - Otak - Sistem Aliran aorta
2012
6. MANIFESTASI KLINIS Tanda dominan gagal jantung adalah meningkatnya volume intravaskuler, kongestif jaringan akibat tekanan arteri dan vena meningkat akibat penurunan curah jantung. Manifestasi kongesti berbeda tergantung pada kegagalan ventrikel mana yang terjadi.
Gagal Jantung Kiri : Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri karena ventrikel kiri tak mampu memompa darah yang datang dari paru. Manifestasi klinis yang terjadi yaitu : a. Dispnea, b. Batuk c. Mudah lelah, d. Kegelisahan atau kecemasan
Gagal jantung Kanan : a. Kongestif jaringan perifer dan visceral b. Oedema ekstremitas bawah (oedema dependen), biasanya oedema pitting, penambahan BB c. Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen d. Anoreksia dan mual e. Nokturia f. kelemahan
Menurut Brunner & Suddath 2002, New York Heart Association (NYHA), membuat klasifikasi fungsional klien gagal jantung ke dalam 4 kelas yaitu : a. Kelas 1 : Bila klien dapat melakukan aktifitas berat tanpa keluhan b. Kelas 2 : Bila klien tidak dapat melakukan aktifitas lebih berat dari aktifitas seharihari
Kepanitraan Klinik Senior Interna RS.Dr.Kumpulan Pane Tebing Tinggi 9
2012
c. Kelas 3 : Bila klien tidak dapat melakukan aktifitas sehari-hari tanpa keluhan d. Kelas 4 : Bila klien sama sekali tidak dapat melakukan aktifitas apapun dan harus tirah baring.
7. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK a. Rontgen Foto a. EKG b. Sonogram (ekokardiogram, ekokardiogram doople) c. Scan jantung
8.. DIAGNOSIS BANDING a. Sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS) b. Trauma Akut c. Altitude sickness d. Asma e. Syok kardiogenik f. Chronic obstructive pulmonary disease (COPD) g. Overdosis Obatan h. Infark miokard i. Pneumonia j. Fibrosis Pulmonal k. Respiratory failure l. Sepsis
2012
9.KOMPLIKASI a. Efusi pleura: di hasilkan dari peningkatan tekanan kapiler. Transudasi cairan terjadi dari kapiler masuk ke dalam ruang pleura. Efusi pleura biasanya terjadi pada lobus bawah darah.
b. Aritmia: pasien dengan gagal jntung kongestif mempunyai risiko untuk mengalami aritmia, biasanya disebabkan karena tachiaritmias ventrikuler yang akhirnya
c. Trombus ventrikuler kiri: pada gagal jntung kongestif akut dan kronik, pembesaran ventrikel kiri dan penurunan kardiac output beradaptasi terhadap adanya pembentukan thrombus pada ventrikel kiri. Ketika thrombus terbentuk, maka mengurangi kontraktilitas dari ventrikel kiri, penurunan suplai oksigen dan lebih jauh gangguan perfusi. Pembentukan emboli dari thrombus dapat terjadi dan dapat disebabkan dari Cerebrivaskular accident (CVA)
d. Hepatomegali: karena lobus hati mengalami kongestif dengan darah vena sehingga menyebabkan perubahan fungsi hati. Kematian sel hati, terjadi fibrosis dan akhirnya sirosis.
10. PENATALAKSANAAN a. Tentukan penyebab b. Diet jantung c. Pembatasan cairan d. Penatalaksanaan edema : tirah baring, diuretic, diet rendah garam.
2012
Terapi Farmakologis : a. Glikosida jantung Digitalis, meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung dan memperlambat frekuensi jantung. Efek yang dihasillkan : peningkatan curah jantung, penurunan tekanan vena dan volume darah dan peningkatan diurisi dan mengurangi oedema.
b. Terapi diuretic diberikan untuk memacu ekskresi natrium dan air melalui ginjal. Penggunaan harus hati-hati karena efek samping hiponatremia dan hipokalemia
c. Terapi vasodilator, obat-obat fasoaktif digunakan untuk mengurangi impadasi tekanan terhadap penyemburan darah oleh ventrikel. Obat ini memperbaiki pengosongan ventrikel dan peningkatan kapasitas vena sehingga tekanan pengisian ventrikel kiri dapat diturunkan.
2012
Anamnesa Penyakit Keluhan Utama Telaah : Sesak Nafas : OS datang dengan keluhan sesak nafas. Sesak dirasakan pada saat OS tidur dalam posisi terlentang. Nyeri dada sebelah kiri juga dirasakan OS. Nyeri dada timbul saat OS istirahat atau bekerja keras. Keluhan sudah dirasakan kurang lebih 3 tahun. Nyeri dada sebelah kiri timbul di sertai keringat dingin, nyeri dirasakan tembus hingga ke belakang. Nyeri dapat hilang sendiri dengan istirahat.
2012
Keluhan Tambahan : Bengkak pada kedua kaki OS RPT RPO : Hipertensi : Tidak jelas
Temp : 36,5 oC Keadaan Penyakit Anemi Ikterus Sianose Dispnoe Oedem Eritema : (-) : (+) : (-) : (+) : (+) : (-) - Turgor - Gerakan Aktif : (-) : (-)
2012
KU/KP/KG : Jelek/Berat/Normal
PEMERIKSAAN FISIK Kepala dan Leher Kepala dan leher TVJ Trakea Pembesaran KGB Struma Mata Conjuctiva palp. inf. Pucat Conjuctiva palp. Sup ikterik Pupil Oedem palpebra superior : (-) : (+) : isokor ka=ki, : (-) : simetris : R +0,5 cmH2O : medial : (-) : (-)
2012
Telinga/ Hidung/ Rongga Mulut Dalam Batas Normal Thorax Depan Inspeksi bernafas (-) Palpasi Perkusi Batas paru hati : SF ka = ki, kesan normal : Sonor pada seluruh lapangan kedua paru : a. Relatif : ICS 5 b. Absolut : ICS 6 Auskultasi : SP : Vesikuler ST : Ronkhi basah basal pada kedua lapangan paru : Simetris fusiformis, ictus cordis tidak tampak, ketinggalan
Jantung Inspeksi : kardiak bulging (-) Iktus : tidak terlihat Palpasi : Iktus kordis : (+) pada 4-5 cm lateral linea midklavicula kiri Fremissement
Perkusi :
: (-)
: ICS 3 LMC Sinistra : Linea parasternalis dex : 3 jari kearah Lateral LMC
2012
Auskultasi
Suara katup : M1 > M2 P1 < P2 Suara tambahan : desah : (-) Gallop : (+)
Thorax Belakang Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi : Simetris fusiformis : SF ka = ki, kesan normal : Sonor pada seluruh kedua lapangan paru : SP : Vesikuler ST : Ronkhi basah basal pada kedua lapangan paru Abdomen Inspeksi Palpasi Perkusi Aukultasi Pinggang Nyeri ketok sudut costo-vertebra : (-) Genitalia Dalam batas normal
Kepanitraan Klinik Senior Interna RS.Dr.Kumpulan Pane Tebing Tinggi 17
: Simetris : Soepel, Nyeri tekan ulu hati (-), Hepar teraba membesar.
2012
Bawah
Diagnosis Banding 1. CHF ec HHD 2. CHF ec PJK 3. CHF ec PJA (penyakit jantung anemi) 4. CHF ec kelainan katup 5. Sindrom Nefrotik
2012
p/o : -
Pemeriksaan Anjuran Darah/urine rutin EKG Foto Thorax LFT KGD N/2 PP Ureum creatinin Asam urat Lipid profile
FOLLOW UP
Tanggal Vital Sign Keluhan Terapi
22 Juni 2012
- Batuk Th/ : - Diet Jantung III & DM - Nyeri dada sudah 1700 kal. berkurang - IVFD Dextrose 5% 10 gtt/i (mikro) KGD Adr : - Inj. Furosemid 1amp/8jam 112 mg/dl Foto Toraks : Kardiomegali (CTR > 50%) p/o : - KSR 1x1 - Spironolacton - ISDN - Aspilet 1x1 3x1 1x1
2012
aff Captopril 12,5mg + Glucophage 2x1 + Acepress 25mg 3x1 Sens : CM TD : 170/100 mmHg Pols : 100 x/i RR : 22 x/i Temp : 36,5 OC - Nyeri dada - Sesak nafas - BAB (-) EKG : - SR - VR : 80x/i - Q III, aVF - ST Deprens : V5 , V6
23 Juni 2012
Lanjutkan terapi
24 Juni 2012
- Batuk kering - Sesak nafas berkurang - Nyeri dada saat mengubah posisi (+) - BAB (+)
Lanjutkan terapi
25 Juni 2012
- Batuk kering
Lanjutkan terapi
2012
DISKUSI
Dasar Kelainan kelainan fungsi jantung, dimana jantung gagal memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan metabolism jaringan. CHF = DC kiri + DC kanan.
I.
PENEGAKAN DIAGNOSA Berdasarkan Kriteria Framingham Kriteria Major Paroksimal nokturnal dispnea. Distensi vena leher. Kriteria Minor Edema ekstremitas Batuk malam hari Dispnea deffort. Hepatomegali.
2012
Ronki paru. Kardiomegali. Edema paru akut. Gallop S3 Peninggian tekanan vena jugularis Refluks hepato jugular
Diagnosis gagal jantung di tegakkan minimal ada 1 kriteria major dan 2 kriteria minor. Pada pasien didapati keluhan : Kriteria Major : Paroksimal nokturnal dispnea Kardiomegali Peningkatan vena jugularis Ronki paru Kriteria Minor : Edema ekstermitas Hepatomegali Efusi pleura Dispnea deffort.
II. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Darah rutin 2. Urine rutin 3. Glukosa darah puasa dan 2 jam sesudah makan 4. Lipid profile 5. LFT 6. RFT 7. Foto Rontgen 8. ECG
2012
Pada pasien dilakukan : 1. Darah rutin 2. Urine rutin : Hb 10,7 g/dL : Urobilinogen 66 Mmol/b
3. KGD N / 2 jam pp : Nuchter 80mg/dl ; 2 jam PP 249mg/dl 4. Lipid profile 5. LFT : Tidak ditemukan kelainan : Bilirubin Total 1,84mg/dl ; Biliribin Direck 0,88mg/dl ;
SGOT 81 U/I ; SGPT 117 U/I ; Alkali Phospatase 332 U/I 6. RFT 7. Foto Rontgen : Ureum 33mg/dl ; Creatinin 1,7mg/dl ; Uric Acid 9,3mg/dl
8. EKG
Interpretasi : Probably MI (inferior) Suspect Left Ventrikel Hypertropi Prolong QT Probably abnormal ECG
III. PENATALAKSANAAN 1. Aktifitas 2. Diet : Bed rest : Diet Jantung III, DM (1700 kalori)