1.1 Pendahuluan
Demam dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus famili Flaviviridae dan dan disebabkan oleh nyamuk aedes aegypty. Secara klinis Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD). Di Indonesia DBD pertama kali dicurigai di Surabaya pada tahun 1968. Di Jakarta, kasus pertama dilaporkan pertama dilaporkan pada tahun 1969. Pada tahun 1994 DBD telah menyebar keseluruh propinsi didaerah pedesaan. Pada awal terjadinya wabah disuatu negara, distribusi umur diperkirakan 50 sampai 100 juta kasus DBD pertahunnya dan 90% nya menyerang anak-anak berusia dibawah 15 tahun. Namun pada wabah-wabah selanjutnya. Jumlah penderita yang digolongkan dalam golongan usia dewasa dan muda juga meningkat. Saat DBD dapat menyerang semua golongan usia. Rata-rata agka kematian pada kasus DBD mencapai 5%.
1.2 Etiologi
Virus dengue adalah anggota virus genus Flavivirus dan famili flaviviridae. Virus ini berukuran kecil dan memiliki single stranded RNA. Ada empat serotipe virus Dengue yangg disebut serotipe 1, 2, 3 dan 4 (DEN1, DEN2, DEN3, DEN4). Dari survei virologi penderita DBD yang telah dilakukan di beberapa rumah sakit di Indonesia sejak tahun 1972 sampai dengan tahun 1995, keempat serotipe berhasil diisolasi baik penderita DBD derajat ringan maupun berat. Selama 17 tahun, serotipe yang mendominasi ialah serotipe 2 dan 3. Serotipe 3 dikaitkan dengan kasus DBD berat.
Infeksi Virus Dengue dapat terjadi tanpa gejala (Asimptomatis) dan dengan gejala (Simptomatis). Pada infeksi Virus Dengue yang simptomatis dapat bermanifestasi klinis rigan yaitu demam tanpa penyebab yang jelas (undifferentiated febrile illness), demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue termasuk Sindrom Syok Dengue (SSD). Infeksi dari satu serotipe Dengue dapat memberikan kekebalan seumur hidup terhadap serotip yang bersangkutan, namun tetap tidak terbukti adanya proteksi silang terhadap serotipe lainnya. Hal ini dapat menjelaskan adanya peningkatan wabah dengan siklus 5 tahunan.
1.3.1 Tanda dan Gejala Klinik DBD 1. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 - 40 derajat Celsius). 2. Pada pemeriksaan uji torniquet, tampak adanya jentik (puspura) perdarahan. 3. Adanya bentuk perdarahan dikelopak mata bagian dalam (konjungtiva), Mimisan (Epitaksis), Buang air besar dengan kotoran (Peaces) berupa lendir bercampur 4. 5. Terjadi Tekanan darah darah (Melena), pembesaran menurun hati sehingga dan lain-lainnya. (Hepatomegali). menyebabkan syok.
6. Pada pemeriksaan laboratorium (darah) hari ke 3 - 7 terjadi penurunan trombosit dibawah 100.000 /mm3 (Trombositopeni), terjadi peningkatan nilai Hematokrit diatas 20% dari nilai normal (Hemokonsentrasi). 7. Timbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual, muntah, penurunan nafsu makan (anoreksia), sakit perut, diare, menggigil, kejang dan 8. Mengalami perdarahan sakit pada hidung (mimisan) dan kepala. gusi.
9. Demam yang dirasakan penderita menyebabkan keluhan pegal/sakit pada persendian. 10.Munculnya bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.
Pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan hematologi, hemotasis dan imunoserologi. Pemeriksaan hematologi yang penting adalah hitung trombosit (trombositopenia = 100.000/ uL) dan hematokrit (meningkat sampai 20%), disamping itu juga hitung leukosit (leukopenia). Pada sediaan darah tepi sering dapat dijumpai peningkatan limfosit plasma biru, yang walaupun tidak spesifik untuk Virus Dengue tetapi bila jumlahnya meningkat mendukung diagnosis. Penyebab trombositopenia pada DBD masih kontroversial. Sebagian peneliti mengatakan kemungkinan penyebabnya ialah trombopoiesis yang menurun dan destruksi trombosit dalam darah yang meningkat. Peneliti lain menemukan adanya gangguan fungsi trombosit mekanisme yang menyebabkan peningkatan destruksi dan gangguan fungsi trombosit belum diketahui dengan jelas.
Uji laboratorium yang sangat penting dilakukan untuk memastikan diagnosis etiologi infeksi Virus Dengue meliputi pemeriksaan-pemeriksaan dibawah ini: 1. Isolasi Virus Dengue 2. Uji serologi : Adanya kenaikan titer serum antibodi Dengue spesifik, Adanya antigen virus spesifik atau RNA dalam jaringan atau serum. Isolasi virus merupakan pendekatan yang paling menentukan, namun teknik yang ada saat ini membutuhkan tinkat keahlian teknis dan perlengkapan yang relatif tinggi. Uji serologi cukup mudah dan lebih cepat dilakukan, namun reaksi silang antara antibodi Dengue dan Flavivirus lainnya dapat menimbulkan hasil hasil positif palsu. Selain itu, identifikasi
akurat terhadap serotipe infeksi virus dengue belum dimungkinkan dengan metode serologi pada umumnya. Teknologi baru yang ada untuk melakukan uji laboratorium terhadap infeksi dengue meliputi imunohistokimia pada jaringan otopsi dan Polymerase Chain reaction (PCR) untuk mendeteksi RNA virus dalam jaringan atau serum. Dari suatu penelitian yang membandingkan antara pemeriksaan serologi ( Denggue Blot) dengan PCR didapatkan hasil sama baiknya.
1.5 Pencegahan Demam Berdarah Dengue Virus dengue ditularkan pada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Cara mencegah demam berdarah dengue yang efektif adalah pengendalian vektor penyakit yaitu nyamuk Aedes agypti dengan jalan : 1. fogging, atau pengasapan insektisida. Cara ini memiliki kekurangan karena hanya dapat memberantas nyamuk dewasa, bukan larva; hanya memiliki jangkauan 100-200 m dari pusat pengasapan serta adanya kecenderungan nyamuk mengalami kekebalan terhadap insektisida. 2. pencegahan gigitan nyamuk dengan menggunakan selambu, atau obat-obat yang dioleskan ke kulit. Beberapa tanaman seperti zodia, geranium dan lavender ternyata disebutkan dapat mencegah gigitan nyamuk. 3. pemberian obat-obatan penampungan air pembasmi larva,seperti abate, pada tempat
4. pemberantasan sarang nyamuk, seperti yang telah dicanangkan oleh pemerintah melalui program 3 M : menguras bak air, menutup tempat yang mungkin menjadi sarang berkembang biak nyamuk, mengubur barang-barang bekas yang bisa menampung air. Cara ini menurut beberapa penelitian adalah cara yang paling efektif, namun paling sulit untuk dilakukan karena membutuhkan peran serta seluruh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA 1. http://dinkes.malangkota.go.id/index.php/artikel-kesehatan/109-dbd 2. http://www.infopenyakit.com/2008/03/penyakit-demam-berdarahdengue-dbd.html 3. DBD/DEMAM BERDARAH DENGUE _ Laboratorium Amerind Bio-Clinic.htm