Hj Mutiara D.P.R
DD dan DBD
Tahun 2009, 35 kota dan kabupaten di Jawa Tengah tidak ada yang bebas Demam Berdarah
Pada makalah ini diajukan satu kasus anak dengan Demam Berdarah Dengue grade I yang dirawat di bangsal C1L2 RSUP DR. Karyadi Semarang.
TUJUAN
Untuk mempelajari lebih dalam tentang cara mendiagnosis, mengelola,dan prognosis penderita Demam Berdarah Dengue.
MANFAAT
Membantu mahasiswa kedokteran ntuk belajar menegakkan diagnosis, melakukan pengelolaan, dan mengetahui prognosis penderita Demam Berdarah Dengue.
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
An. D.S
14 tahun Perempuan Ayah Islam Tn. S C418553 43 tahun SMP
Buruh bengkel
Masuk RS Keluar RS
Auto dan alloanamnesis Dengan anak & Ibu anak Tanggal 8 Mei 2013 di C1L2 pukul 21.00 WIB
Keluhan Utama
Demam
RPS
Sejak 4 hari SMRS anak demam, demam mendadak tinggi ,demam terus menerus, demam turun bila diberi paracetamol, namun tidak pernah sampai suhu normal kemudian naik kembali. Anak mengeluhkan nyeri Kepala (+), nyeri sendi (+) dan nyeri otot (+), anak tampak lemah (+), menggigil (-), kejang (-). Selain Demam pasien tidak mengalami mata merah (-), Batuk (-), pilek (-), mual (-), muntah (-), keluar cairan Dari telinga (-), mimisan (-), gusi mudah berdarah (-),
Muncul ruam-ruam merah pada muka (-), tampak pucat (-), Keluar bintik-bintik merah seperti digigit nyamuk (-), Sesak nafas (-), nyeri perut (-), nafsu makan menurun (-), BAK nyeri (-), BAK merah/keruh (-), BAB berwarna hitam (-), Riw. Tetangga, teman & saudara dirawat di RS karena Sakit demam berdarah (-)
RPS
4 jam SMRS anak masih demam tinggi, nyeri kepala (+), Anak tampak lemah (+), nyeri sendi (+), & nyeri otot (+), Mual (-), muntah (-), mimisan (-), gusi mudah berdarah (-), Muncul ruam2 merah pada muka (-), tampak pucat (-), keluar bintik2 merah seperti digigit nyamuk (-), & kemudian dibawa Keklinik dr umum. Krn tidak ada laboratorium pasien dirujuk Ke UGD RSDK Karyadi. Di UGD RSDK anak dilakukan uji Bendung dgn hasil 30 ptekie di daerah lengan kanan anak & Dikatakan curiga DB, kemudian anak diberikan Paracetamol & inf. RL 3cc/kgbb/jam. Dari hsl pemeriksaan lab darah di Dapatkan hasil Hb 13,5gr/%, Ht 39,3%, leukosit 4rb/mmk, Trombosit 79rb. Kemudian anak dirawat dibangsal anak C1L2
RPS
Saat ini anak dirawat di C1L2 hari perawatan ke-1, anak masih demam, nyeri kepala (+), tampak lemah (+), mual (-), muntah (-), mimisan (-), tidak ada gusi berdarah, muntah hitam (-). Anak masih mengeluhkan nyeri kepala (+), nyeri sendi (+), & nyeri otot (+). BAB seperti petis (-), BAK > 6x, jumlah cukup Banyak, dan tidak tampak sesak
RPS
Saat ini anak dirawat di C1L2 hari perawatan ke-1, anak masih demam, nyeri kepala (+), tampak lemah (+), mual (-), muntah (-), mimisan (-), tidak ada gusi berdarah, muntah hitam (-). Anak masih mengeluhkan nyeri kepala (+), nyeri sendi (+), & nyeri otot (+). BAB seperti petis (-), BAK > 6x, jumlah cukup banyak, dan tidak tampak sesak
RPD
Anak belum pernah sakit seperti ini sebelumnya. Penyakit lain yang pernah diderita anak, yaitu batuk dan pilek, berobat ke dokter, tetapi tidak sampai dirawat di rumah sakit.
RPK
Tidak ada anggota keluarga, tetangga, dan teman yang sakit seperti ini
Riwayat Sosek
Ayah bekerja sebagai buruh tekstil Ibu pasien tidak pekerja Penghasilan keluarga perbulan rata-rata Rp.1.000.000,00. Menanggung 2 orang anak yang belum mandiri. Biaya pengobatan ditanggung JAMKESMAS
Prenatal
ANC di RS > 4x, ANB (-), TT 1 kali Penyakit selama hamil disangkal Vitamin dan tablet tambah darah
Postnatal
Periksa diPuskesmas Keadaan anak sehat
BCG : 1 kali, umur 1 bulan (scar +) DPT : 3 kali, umur 2, 4, 6 bulan Polio : 4 kali, umur 0, 4, 6 , 8 bulan Hepatitis B : 4 kali, umur 0, 2, 4, 6 bulan Campak : 1 kali, umur 9 bulan Imunisasi Ulangan DT : Kelas 2 SD Campak : Kelas 3 SD TT : Kelas 4 SD
IMUNISASI
Kesan : Imunisasi dasar lengkap sesuai usia Imunisasi ulangan sesuai usia
Riwayat Gizi
0-4 bulan : ASI 4 bulan- 6 bulan : susu SGM I, 8-10x sehari @100cc dgn pengenceran 3 sendok takar untuk 100cc air, habis 6 bulan-12 bulan : susu SGM II, 8-10x sehari @100cc dgn pengenceran 3 sendok takar, habis 12 bulan-sekarang : diberi nasi dengan lauk telur tahu, tempe, hati, ikan, Sayur bayam atau sop 3x sehari, 1 piring habis. Buah yg diberikan pisang atau pepaya, jeruk, semangka, diberikan jika ada (tidak rutin), susu sapi 100cc 1x sehari habis
Riwayat KB
Ibu melakukan sterilisasi setelah melahirkan pasien
PEMERIKSAAN FISIK
KEADAAN UMUM Sadar, kurang aktif, tampak lemah, tampak sakit, nafas sesak (-), tampak gizi baik
TANDA VITAL Nadi : regular, isi dan tegangan cukup Pernapasan : 24x/menit Suhu : 39,1C (axilla)
Kulit
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
Tenggorok Cerebral
Leher
Inspeksi Palpasi
COR
Perkusi
Auskultasi
: ictus cordis tidak tampak. : ictus cordis teraba di sela iga IV 2 cm medial LMCS, tidak kuat angkat, tidak melebar. : batas atas : sela iga II, linea parasternal sinistra. batas kiri : sela iga IV 2 cm medial LMCS. batas kanan : sela iga II linea parasternalis dekstra. : bunyi jantung I-II Normal, bising (-), gallop (-), M1 > M2, A2 < A1, P2 < P1, A2 > P2 .
PULMO
: simetris statis dinamis : stem fremitus kanan = kiri : sonor seluruh lapangan paru : suara dasar vesikuler, suara tambahan (-/-)
ki Sonor SD vesikuler ST (-) ka Sonor SD vesikuler ST (-)
Belakang
Depan
ABDOMEN
: datar, lemas : bising usus (+) normal : timpani, pekak sisi (+) normal, pekak alih (-) : Supel, tidak teraba massa, nyeri tekan epigastrium dan hipokondriacha dextra (+), Hepar: membesar 2cm di bawah arcus costa dextra tepi tajam, konsistensi kenyal, permukaan rata. Lien: So superior -/-/-/<2 +N/+N -/(+) inferior -/+/-/<2 +N/+N -/-
EKSTREMITAS
GENITAL ANUS
Iritasi (-)
PEMERIKSAAN ANTROPOMETRI
WAZ
NA
HAZ
- 1,41 SD
BMI
- 0,36 SD
KEBUTUHAN 24 JAM
Kebutuhan 24 Jam
Cairan 1940 cc
Protein 42 mg
Infus 2A1/2 NS
3 x 200 cc susu 3 x nasi Total % AKG
480
600 300 1380 71 %
81,60
1712
62,5
1793,6 107 %
62,5 148 %
PEMERIKSAAN PENUNJANG
No 1 2 3
4
5 6 7
29,5 pg
85,8 fl 34,3 g/dl 4 ribu/mmk
79 ribu/mmk
DAFTAR MASALAH
No 1. Masalah aktif Febris 4 hari 10 Nyeri kepala 10 Nyeri otot 10 Nyeri Sendi 10 Lemah 10 Nafsu makan menurun 10 Tanggal 8-5-2013 No 1. Masalah Pasif Sosial kurang 2. 3. 4. 5. 6. 8-5-2013 8-5-2013 8-5-2013 8-5-2013 8-5-2013 Tanggal
ekonomi 8-5-2013
7.
8-5-2013
8. 9. 10.
DIAGNOSIS Tersangka infeksi virus Dengue DD/ 1. Demam Dengue 2. DHF Grade I DIAGNOSIS SEMENTARA Diagnosis Utama : Diagnosis Komorbid : Diagnosis Komplikasi : Diagnosis Pertumbuhan:
Tersangka Infeksi virus Dengue Gizi baik, perawakan normal, mesosefal, lose of growth Diagnosis Gizi : Gizi baik Diagnosis Perkembangan : Perkembangan sesuai usia Diagnosis Imunisasi : Imunisasi dasar sesuai usia, imunisasi ulangan sesuai usia Diagnosis Sosial Ekonomi: Sosial ekonomi kurang
Assesment:
Dx :
Tersangka infeksi virus dengue DD/ Demam Dengue DHF grade I Darah rutin serial tiap 6 jam, gambatan darah tepi, Dengue Blot, X-foto thorax posisi RLD.
Rx : Inf. D5 NS 480/20/5 tpm Paracetamol 4-6 x 500 mg (bila t380C) Diet 3x nasi 3x susu 200 cc Mx : Evaluasi : KU, kesadaran Tanda vital = HR, RR, suhu Tanda-tanda perdarahan spontan (mimisan, gusi berdarah, muntah darah, BAB warna hitam) Tanda-tanda syok (akral dingin, nadi lemah) Tanda-tanda gagal ginjal (BAK sedikit atau (-) ) diuresis tiap jam Tanda-tanda repulling cairan ( HR menurun) Tanda-tanda leakage (efusi, edema palpebra, hepatomegali, asites).
Ex : Menjelaskan bahwa anak curiga tersangka infeksi virus dengue Menjelaskan tentang pemeriksaan yang akan dilakukan berulang untuk memantau kadar trombosit. Menjelaskan mengenai perjalanan penyakit Menjelaskan tentang tanda-tanda bahaya (letargi, nyeri perut) Menghindari makanan yang berwarna merah atau coklat. Menjelaskan bahwa fase kritis pada anak ini pada hari ke-4-7 tanda-tanda bahaya DHF Letargi, sakit perut berlebihan, perdarahan hebat.
Tanggal
8-5- 2013
Pemeriksaan Fisik
Terapi/Program Terapi: Kel: Demam 5 hari, bintik-bintik merah seperti digigit nyamuk (-), Inf. D5 NS 480/20/5 tpm nyeri kepala (+), nyeri sendi (+), nyeri otot (+), nafsu makan menurun PO. Paracetamol 4-6x 500 mg tab (jika t 38 C) (+). lemah (+), mual (-), muntah (-) Diet: PF: 3 x nasi TTV: HR: 94x/menit, Nadi: reg i/t cukup, RR: 24x/menit, Taxiler: 38,4 3 x 200 cc susu C RL: (+) Program:
Pemeriksaan Penunjang: Hasil lab pukul: 06.00 WIB Hb: 13,20 gr% (12-15) Ht: 33,2 % (35-47) Leu: 4,20 rb/mmk (4-11) Trombosit: 80,0 rb/mmk (150-400rb) Hasil serologi dengue pukul 10.00 WIB IgM (-), IgG (+) Diagnosa: Tersangka infeksi virus dengue DD/: - Demam dengue - DHF gr I
Evaluasi KU, TV Diff. count, preparat darah hapus, darah rutin serial/12 jam
9-5- 2013
Inf. RL 3cc/kgBB/jam 15 tpm selama 6 jam nyamuk (-), nyeri kepala (+), nyeri sendi (+), nyeri otot (+), PO. Paracetamol 4-6x 500 mg nafsu makan kurang (+), mual (+), muntah (+) 2x isi seperti tab (jika t 38 C) Diet: yang dimakan, lemah (+) 3 x nasi TTV: 3 x 200 cc susu Program: HR: 96x/menit, Nadi: reg i/t cukup, RR: 22x/menit, Taxiler: Evaluasi KU, TV, tanda-tanda 37,0 C syok, tanda-tanda perdarahan Pemeriksaan penunjang: Darah rutin serial/6jam
Kel : Demam 6 hari, bintik-bintik merah seperti digigit
Hasil lab pkl: 01.05 WIB Hb: 13,00 gr% (12-15) Ht: 39,9 % (35-47) Leu: 6,80 rb/mmk (4-11) Trombosit: 82,0 rb/mmk (150-400rb) Hasil lab pkl: 10.30 WIB Hb: 12,80 gr% (12-15) Ht: 39,9 % (35-47) Leu: 6,80 rb/mmk (4-11) Trombosit: 81,0 rb/mmk Hasil lab pukul 21.53 WIB Hb: 13,10 gr%, Ht: 43,6 % Leu: 9,70 rb/mmk Trombosit: 80,0 rb/mmk (150-400rb)
X foto thorax (10/5/2013) Kesan : Cor tak membesar Infiltrat perihiller dan pericard kanan Efusi pleura kanan (PEI: 4) Diagnosa: demam berdarah dengue grade I
Inf.RL 3 cc/kgBB/jam 15 tpm seperti digigit nyamuk (-), nyeri kepala selama 6 jam PO. Paracetamol 4-6x (+), nyeri sendi (+), nyeri otot (-), 500 mg tab (jika t 38 nafsu makan membaik (+), mual (-), C) Diet: muntah (-) 3 x nasi TTV: 3 x 200 cc susu Program: HR: 96x/menit, Nadi: reg i/t cukup, Evaluasi KU, TV, RR: 22x/menit, Taxiler: 36,5 C tanda-tanda syok, tanda-tanda perdarahan Pemeriksaan Penunjang: Darah rutin Hasil lab pkl: 10.22 WIB serial/12jam Hb: 12,70 gr% (12-15) Ht: 33,4% (35-47) Leu: 8,20 rb/mmk (4-11) Trombosit: 77,0 rb/mmk (150-400rb) Diagnosa: demam berdarah dengue grade I
11-5- 2013
Inf. 2 N 480/20/5 tpm PO. Paracetamol 4-6x 500 digigit nyamuk (-), nyeri kepala (-), nyeri sendi (- mg tab (jika t 38 C) ), nyeri otot (-), nafsu makan membaik (+), mual Diet: 3 x nasi (-), muntah (-) 3 x 200 cc susu Program: TTV: Kel :Demam (-), bintik-bintik merah seperti
Status rumah Ukuran Halaman rumah Teras rumah Dinding rumah Lantai rumah Ruang tamu Kamar tidur Ventilasi Sumber air
: : : : : : : : : :
milik orang tua 8mx6m ada ada batu bata semen ada ada, berjumlah 2 buah, ada, berjumlah 1 buah sumur
Kamar mandi
: 1, bak mandi berupa gentong terbuka, dibersihkan satu minggu 4x . Jamban tidak ada. Tempat sampah : Ada Kesan : Rumah kurang bersih, rumah sempit, ventilasi dan pencahayaan rumah kurang, sumber air bersih mencukupi. Kebiasaan sehari-hari: Anak tinggal dengan kedua orang tuanya, makan 2-3 x sehari 1 piring sedang dengan nasi, sayur sop/bayam, krupuk dan sambal kecap, tanpa lauk, habis. Mandi di rumah sendiri, 2 x sehari dengan sabun, baju selalu dicuci, buang air besar di kamar mandi milik orang tua . Lingkungan : Rumah penderita terletak di Gunung Pati, Semarang. Lingkungan rumah berpenduduk padat, keadaan sekitar rumah bersih. Jalan di depan rumah penderita cukup lebar . )
PEMERIKSAAN FISIK
TANDA VITAL Tekanan darah: 110/80 mmHg Nadi : 88x/menit, regular, isi dan tegangan cukup Pernapasan : 20x/menit Suhu : 36,8C (axiller)
Kepala
: mesosefal
Kulit
Mata
: konjungtiva palpebra anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), airmata (+/+), pupil isokhor 2 mm/2 mm, reflek cahaya (+) N/(+) N
: discharge (-/-) : napas cuping (-), discharge (-/-) epitaksis (-/-) : bibir kering (-), mukosa kering (-), sianosis (-), gusi berdarah (-) : T1-1, faring hiperemis (-)
Telinga Hidung
Mulut
Tenggorok
Leher
Inspeksi Palpasi
COR
Perkusi
Auskultasi
: ictus cordis tidak tampak. : ictus cordis teraba di sela iga V 2 cm medial LMCS, tidak kuat angkat, tidak melebar. : batas atas : sela iga II, linea parasternal sinistra. batas kiri : sela iga V 2 cm medial LMCS. batas kanan : sela iga II linea parasternalis dekstra. : bunyi jantung I-II Normal, bising (-), gallop (-), M1 > M2, A2 < A1, P2 < P1, A2 > P2 .
PULMO
: simetris statis dinamis : stem fremitus kanan = kiri : sonor seluruh lapangan paru : suara dasar vesikuler, suara tambahan (-/-)
ki Sonor SD vesikuler ST (-) ka Sonor SD vesikuler ST (-)
Belakang
Depan
ABDOMEN
: datar, lemas : bising usus (+) normal : timpani, pekak sisi (+) normal, pekak alih (-) : lemas, turgor kembali cepat, nyeri teka epigastrium (-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba
EKSTREMITAS
: : : : : :
GENITAL ANUS
Iritasi (-)
Bagan Permasalahan
Lingkungan Agent Nyamuk Aedes Aegypti
Sosial ekonomi kurang Higiene sanitasi kurang Pendidikan ortu tentang kesehatan kurang Pelayanan kesehatan: informasi tentang DBD
Penderita DBD Derajat I Gizi baik perawakan normal Vaskulopati Trombositopati Koagulopati Daya tahan turun
Aspek Keperawatan
Pengawasan keadaan umum penderita, tanda vital (tekanan darah, nadi, laju pernapasan, dan suhu), tanda-tanda perdarahan seperti melena, epistaksis, nyeri epigastrial, dan tanda-tanda syok. Dilakukan pemantauan kadar hematokrit dan hemoglobin untuk memantau hasil pengobatan. Hematokrit, hemoglobin, dan trombosit diperiksa tiap 12 jam sampai keadaan klinis pasien stabil.
Aspek Medikamentosa
Pada fase demam, pasien demam dengue dianjurkan: Tirah baring, selama masih demam. Obat antipiretik atau kompres hangat diberikan apabila diperlukan. Untuk menurunkan suhu menjadi < 38C, dianjurkan pemberian parasetamol. Monitor suhu, jumlah trombosit, dan hematokrit sampai fase konvalesens. Pada pasien ini menggunakan cairan infus RL 7cc/kgBB/jam. Kemudian diberikan penurun panas Paracetamol 100 mg yang diberikan bila suhu tubuh lebih dari 38C.
Aspek Dietetik
Pada prinsipnya dietetik peroral pada penderita DBD bukan merupakan kontra indikasi bahkan sangat dianjurkan terutama untuk mengembalikan keseimbangan cairan tubuh. Pada hari ke-1 sampai 4 penderita ini diberikan diet 3 x nasi, 3 x 200 cc susu, dan menghindari makan makanan yang berwarna merah atau coklat. Pada hari pertama perawatan asupan cairan diberikan lebih banyak untuk mencegah terjadinya syok akibat hipovolemik (mempercepat pengembalian keseimbangan cairan). Pada hari perawatan selanjutnya kebutuhan cairan lewat infus dikurangi dan akhirnya dihentikan. Kemudian asupan cairan sepenuhnya berasal dari asupan makanan peroral. Demikian pula dengan kebutuhan kalori dan proteinnya
Aspek Edukatif
Kedua orang tua dijelaskan tentang penyakit Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue serta cara-cara yang dapat dilakukan dalam rangka pemberantasan dan pencegahan penyakit tersebut. Penjelasan tentang penyakit Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue meliputi: Penyebab dari penyakit ini adalah virus dengue yang ditularkan dengan perantaraan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk tersebut memiliki ciri hitam berbintik-bintik putih di seluruh tubuh dan kaki, berkeliaran pada waktu siang sampai sore hari, yaitu kurang lebih pukul 10.00 sampai pukul 17.00 dan lebih suka pada tempat genangan air yang bersih. Dijelaskan pula bahwa penyakit tersebut berbahaya karena dapat menyebabkan kematian.
Aspek Edukatif
Perlindungan perorangan untuk mencegah gigitan nyamuk dengan cara: Pemasangan kasa nyamuk, sehingga nyamuk tidak akan masuk ke rumah. Menggunakan obat nyamuk, dapat berupa obat nyamuk spray atau bakar.
Pemberantasan vektor jangka panjang atau pemberantasan sarang nyamuk (PSN): Menutup tempat-tempat penyimpanan air. Mengubur barang-barang bekas seperti kaleng, botol, atau ban bekas serta semua barang bekas yang memungkinkan nyamuk bersarang. Menguras bak mandi atau tempat penampungan air. Menggunakan bahan kimia (abate pada tempat penyimpanan air, fogging dengan malathion). Melakukan beberapa gerakan plus, seperti memelihara ikan pemakan jentik, menabur larvasida, dan memeriksa jentik berkala sesuai dengan kondisi setempat.
DBD
Prognosis pada pasien ini untuk kehidupan (quo ad vitam) adalah baik (ad bonam) oleh karena tidak ada komplikasi yang berat dan tidak ada penyulit lain, dan segera mendapatkan pengelolaan yang tepat dan adekuat, meskipun demikian anak tetap dapat terserang DBD, bahkan mungkin DBD yang lebih berat.
PROGNOSIS
Prognosis untuk kesembuhan (quo ad sanam) adalah baik (ad bonam) yang nampak dari keadaan umum, tanda vital, pemeriksaan berkala dari Hb, Ht, dan trombosit menunjukkan perbaikan dan kestabilan.
KESIMPULAN
Pada tulisan ini telah dilaporkan kasus seorang anak dengan Demam Berdarah Dengue Derajat I dengan pembahasan diagnosis, pengelolaan dan prognosisnya. Telah dilaporkan seorang anak perempuan 14 tahun, berat badan 42 kg, tinggi badan 150 cm, pada anamnesis diperoleh bahwa anak panas tinggi, mendadak, terus-menerus tanpa sebab yang jelas. Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu 39,10C, ada hepatomegali (2 cm BAC). pemeriksaan laboratorium didapatkan trombositopeni Diagnosis DBD Derajat I ditegakkan berdasarkan kriteria WHO dan DepKes RI.
Pengelolaan penderita ini telah dilakukan sesuai dengan program ruangan. Penderita tidak mengalami komplikasi seperti syok dan manifestasi perdarahan lain. Keadaan umum penderita sudah baik, tidak ada gangguan hemodinamik, sudah tidak panas > 24 jam tanpa antipiretik, sudah mau makan, dan tidak ada komplikasi, maka penderita diperbolehkan pulang.
Edukasi yang diberikan kepada orang tua penderita berupa pencegahan dan pemberantasan penyakit untuk mencegah penularan penyakit Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue dengan 3M, yaitu menutup tempat penampungan air, membersihkan atau menguras bak mandi, mengubur barang-barang bekas. Sosial ekonomi dan pendidikan orang tua kurang, jika lingkungan rumah dan sekitar rumah memiliki kebersihan yang kurang baik, maka akan memungkinkan bagi penderita untuk mengalami infeksi ulangan yang mungkin lebih berat daripada sekarang.
Lampiran