Personal Data Name : Drg. Devya Linda Sy. SPBM,FISID Place & Date of Birth : Payakumbuh, 16-12-1969 Phone : 0816-1322460 / (021) 5863514 Email : devyalinda@yahoo.com Work Experience : Staff Oral Surgery Univ Moestopo
Education 1999 2006 Univ Indonesia FKG Specialist Dental Surgery (Oral & Maxillofacial Surgery) 1989 1994 Univ Moestopo Beragama Jakarta
Kapan sebaiknya gigi Impaksi dilakukan pengangkatan ? 1. Setelah ada keluhan. 2. Sebelum ada keluhan
Dengan mengetahui waktu ideal Untuk pengangkatan M 3 RB : Kita dapat mencegah terjadinya Kerusakan pada jaringan sekitar Gigi impaksi , operasi & Penyembuhan cepat serta Domplikasi dapat dihindari
Waktu Ideal untuk Pengangkatan Molar 3 RB Impaksi Guna Mencegah Komplikasi dan Mempercepat Prosedur Operasi dan Penyembuhan Pasta Odontektomi
Drg Devya Linda.SpBM.FISID Staf Bedah Mulut Mustopo
Pendahuluan
Gigi Impaksi
Gigi gagal erupsi ke dlm lengkung Rahang waktunya erupsi. Menurut Carles : gigi tidak dapat erupsi seluruhnya atau sebagian karena tertutup oleh tulang, jaringan lunak atau keduanya.
Gigi Impaksi
Etiologi
Gigi impaksi M 3 berkaitan dengan perbedaan rasial, sehubungan : disharmoni antara gigi & ukuran rahang yg diturunkan.
a. Terhalang gigi disebelahnya. b. Kepadatan tulang dan jaringan lunak yang menutupi c. Abnormalitas genetik yang dapat mencegah erupsi gigi.
d. Kurangnya ruangan tempat erupsi 1. Arah pertumbuhan kondile 2. Pertumbuhan Panjang Mandibula 3. Erupsi gigi M3 ke arah posterior. 4. Lebar Mesiodistal gigi M3.
Gigi M 3 RB
Paling
sering impaksi
Karna merupakan gigi terakhir erupsi sehingga kemungkinan kurangnya ruangan tempat erupsi semakin besar, dengan frekuensi 20%-30%, rata-rata wanita laki-laki.
Klasifikasi M 3 RB
Tujuan
Menentukan tingkat kesulitan dlm pengangkatan M 3 impaksi.
Diperiksa kondisi klinis dan radiografi (Panoramik) pasien sebelum melakukan pengangkatan gigi impaksi.
Klasifikasi M 3 RB
Angulasi : Hubungan sumbu Panjang M 3 impaksi dengan sumbu panjang gigi M 2. 1. Mesioanggular 5. Bukoversi 2.Vertikal 6. Linguoversi 3.Distoanggular 7. Inverted 4.Horizontal
Klasifikasi M 3 RB
1. Anggulasi
Klasifikasi M 3 RB
Hubungan M 3 impaksi dng anterior Ramus mandibula : Jarak distal M 2 Ke Ramus Mandibula.
Klas I : jarak distal M 2 RB ke ramus lebih besar atau sama besar Dg jarak mesiodistal M 3 Klas II : jarak distal M2 RB ke ramus lebih kecil dari ukuran Mesiodistal M 3
Klas III : tidak ada jarak antara ramus dan distal M 2 atau M 3 berada di dalam ramus
Klas I
Klas II
Kelas I
Kelas II
Kelas III
Klas III
Klasifikasi M 3 RB
Kedalaman posisi M 3 dibandingkan Ketinggian oclusal gigi M 2
Posisi A : jika bagian Tertinggi M 3 RB sama Tinggi atau sedikit Di atas permukaan oklusal M 2 RB Posisi B : bagian tertinggi M 3 terletak Antara CEJ dan permukaan oklusal M 2 RB
Posisi A
Posisi B
Kelas A
Kelas B
Kelas C
Posisi C
Gigi impaksi harus diangkat sesegera mungkin, setelah memastikan gigi Impaksi & Tidak ada kontra indikasi Molar 3 memenuhi kriteria berikut: Pembentukan akar sempurna. Impaksi hanya pada jaringan lunak. Posisi vertikal. Posisi permukaan oklusal M 3 dalam hubungannya dengan servikal M 2. Ruang memadai antara ramus & M 2
Erupsi M 3 RB
12 th 14 th
17 th
25 th
Mencegah Masalah
1. Penyakit periodontal 2. Karies gigi M 3 dan M 2 3. Perikoronitis 4. Resopsi akar. 5. Kista 6. Tumor odontogenik 7. Nyeri yang tidak diketahui asal 8. Nyeri Kepala Pulpa
INFLAMSI GINGIVA Sisa makanan Karies
Kista
2. Pencegahan Karies
Karies gigi M 2 dan M 3, lebih kurang 13%, Karena sulit dibersihkan : sehingga memberi jalan bakteri untuk berkembang biak. Pengangkatan M 3 dini : karies dapat dicegah
Prodes terjadinya karies akibat gigi impaksi yang tidak segera diangkat
3. Pencegahan Perikoronitis
Definisi Perikoroniti : Infeksi jaringan lunak sekitar mahkota gigi impaksi parsial Etiologi : - Karena flora normal mulut - Turunnya sistem pertahanan host - Trauma minor M 3 RA - Terjebaknya makanan di bawah operculum akibatnya bakteri seperti streptococci & bakteri anaerob membentuk koloni
3. Perikoronitis
Perikoronitis Berat gejalanya : Pembengkakan wajah Disertai rasa sakit Demam Trismus akibat inflamasi ke otot Penatalaksanaanya adalah Antibiotik Kuretase & debrideman : hidrogen peroksida, klorheksidin / iodoform dan salin sebagai larutan irigasi Pencabutan M 3 RA dan M 3 RB
3. Perikoronitis
Gigi dengan Perikoronitis aktif tidak boleh dicabut : Meningkatnya insidensi komplikasi pasca perawatan : Dray soket Infeksi pasca operatif Perdarahan lebih banyak Penyembuhan lebih lama
Pengangkatan gigi molar tiga usia muda, mencegah terjadinya resobsi akar ini.
5. Pencegahan Kista
Gigi impaksi di biarkan dlm jangka waktu lama : kantung folikuler pada sebagian pasien bisa berdegenerasi jadi kista seperti : kista dentigerous atau keratocyst. Diagnosis kista dentigerus ditegakkan bila folikuler lebih besar dari 3 mm
HISTOPATOLOGIS
Kista dentigerous : sebagian besar mengelilingi Mahkota Gigi impaksi di cemento enamel juction.
6. Pencegahan Tumor
Kantung folikuler bisa berdegenerasi jadi tumor Odontogenik : ameloblastoma. Meskipun insidensi kista dan tumor odontogenik tidak tinggi. Sangat direkomendasikan untuk mengangkat gigi impaksi sedini mungkin.
Klinis Pasien
7. Pencegahan Nyeri
Saraf - saraf kranial yang berhubungan dengan rasa nyeri di daerah gigi dan wajah muka : 1. n. V (trigeminus) 2. n. VII (facialis) 3. n. IX (glossopharyngeus)
Keadaan steril : tidak terdapatnya A mikroorganisme hidup. - Steril absolut : alat, benda mati - Steril relatif : benda hidup
7. Pencegahan Nyeri
Gigi M 3 RB impaksi : Nyeri 1. Nyeri kepala 2. Nyeri pada wajah & gigi RA 3. Nyeri pada telingga 4. Nyeri pada leher 5. Nyeri pada gigi bawah
10. Pencegahan Fraktur Rahang Pengangkatan M3 Impaksi Mengurangi insidensi untuk terjadi fraktur
Gigi M 3 impaksi RB menempati ruang yang biasanya terisi jaringan tulang. Melemahkan mandibula sehingga rahang lebih rentan terjadinya fraktur
- Fraktur akar berkisar 5-10%. - Arah gaya tang & elevator yang tidak sesuai dengan bentuk akar - Fraktur akar dipengaruhi oleh peningkatan usia. - Bentuk akar yang bengkok.
Pencegahan
Fraktur Akur :
1. Pemilihan alat yang tepat. 2. Tergantung Posisi gigi impaksi 3. Bentuk akar yang abnormal : Akar gigi yang divergen, Akar bengkok Akar yang besar Hipersementosis Gigi rapuh karena karies
- Gerakan waktu mengeluarkan gigi dari soket mengikuti posisi dan arah akar gigi.
- Tergantung bagian yang fraktur - Hubungan dng kanalis mandibularis. - Arah tempat keluarnya gigi yang fraktur dibuat dng bur : membuang bagian yang menutupi soket, kemudian diungkit dengan elevator.
Penatalaksanaan
Fraktur Akur :
- Tekanan waktu pengungkitan gigi / akar gigi terlalu besar. - Posisi akar gigi dekat kanalis mandibularis
Bone Wax
4. Fraktur Rahang
Karena elevator digunakan dng gaya atau tekanan berlebihan antara gigi Molar 2 dan molar 3 pada pasien lebih tua.
Perawtan : gigi impaksi di ambil dan Fiksasi intermaksilaris dan osteosintesis
5. Perdarahan
- Perdarahan
0,5-1% antara 8 jam pertama setelah operasi - Beberapa hari (perdarahan sekunder) - Perdarahan idiopatik dan kegagalan koagulasi kira-kira 7%. - Sumber perdarahan harus diketahui : 1. Perdarahan gingiva 2. Perdarahan alveolar
Perdarahan
- Penekanan di bagian bukal & lingual gingiva. - Menutup soket dng hemostatik resorbable spt : Spon gelatin (gelfoam / spongostan)
Alveolar
- Elevasi flap dan identifikasi perdarahan - Kauterisasi - Penjahitan - Perdahan dinding tulang lateral : buang dg burniser - Kanalis : bone wax
Ginggiva
6. Kerusakan Nervus
- Rasa baal : bisa sementara atau permanen : neorobion dan metil kobal - Perforasi kanalis : bone wax
7. Emfisema subkutan
- Akibat Penggunaan handpiece air-driven - Elevasi flap : akses ke regio bukal, infratemporal dan submandibular. - Udara dari turbin membuka akses dengan cepat ke regio diatas : emfisema. - Pembengkakan lokal karena inflasi udara, dan meningkatkan pneumomediastinum. - Palpasi pada regio ini menghasilkan crackling atau krepitus.
Emfisema Sub-kutan
Segera Setelah operasi 3 hari pasca operasi
Emfisema Sub-kutan
- Enfisema mediastinal gejala : dypsnea suara kasar, sakit punggung dan dada, sekuel jarang : infeksi - Pengobatan absorbsi natural 7-10 hari - Eksternal Heat ( fisioterapi dan infra red ) - Antibiotik segera setelah emfisema
Infeksi Pasca-Operasi
- Dry soket - Abses - Periostitis - Osteomielitis - Aktinomikosis - Rasa sakit dan inflamasi selama 3 hari inflamasi normal
Alveolitis Simpel
Tanda Penyebab
- Meningkat - Benda asing minggu pertama kalkulus, tambalan - Kemerahan gigi dan tulang - Peningkatan jar - Tulang tajam granulasi di dlm - Robeknya gingiva & sekitar alveolus
Terapi : Ro foto, kuretase, irigasi salin & H2O2 1,5%
Abses
Penyebab
Infeksi Pasca-Operasi
Tanda Infeksi akut 1. Sakit palpasi 2. Pembengkakan keras 3. Trismus 4. Kesulitan menelan 5. Meningkatnya suhu tubuh 6. Limphadenopati
Infeksi Pasca-Operasi
Terapi Infeksi Insisi
Tanda Infeksi kronis 1. Rasa sakit tidak jelas Drainase 2. Jaringan indurasi 3. Trismus Lebih efektif Dari pada cuma 4. Fistula pemberian 5. Sequeatrasi tulang
antibiotik
Infeksi Pasca-Operasi
Terapi Infeksi
Tujuan
Insisi
1. Mengeringkan pus Drainase 2. Mengekspos flora anaerb dr abses Lebih efektif ke oksigen bebas Dr pada pemberian
Penicilin, eritromisin, Clindamisin, metronidazol
antibiotik saja
Periostitis Pasca-Operasi
- Terjadi beberapa Serpihan tulang atau hari / beberapa Gigi yg tertinggal minggu setelah di antara tulang & buka jahitan Flap periostal - Pus Ozing dg pembengkakan di Terapi bukal M 1 & distal M 2
Buka flap, keluarkan debris, irigasi salin Penyebab
Osteomielitis
Penyebab - Komplikasi jarang - Gejala : 1. Rasa sakit Posisi impaksi yg dalam, perikoronitis 2. Tulang lunak yang lama,usia > 50 th, 3. Trismus 4. Demam 5. Malaise umum Sistemik : DM, Pasca - Radiograf jarang radiasi, sistem imun memperlihatkan turun. gbr yang jelas
Osteomielitis
Terapi Antibiotok dosis tinggi sampai gejala berkurang Clindamisin, Phenomethylpenicilin MetronidazolD
- Dekortikasi (pengambilan tul nekrotik ) - Perawatan oksigen hyperbarik - Reseksi bagian mandibula dengan rekonstruksi setelahnya.
Aktinomikosis
- Infeksi bakteri disebabkan organisme anaerobik - Meningkat beberapa bulan setelah operasi - Gejala : pembengkakan keras, merah, fistula dg pus serta granul yg kasar - Dapat berupa infeksi tulang maupun jaringan lunak
Aktinomikosis
- Bukan jamur tapi infeksi - Organisme memiliki akses ke jaringan : saat pembedahan & menetap. - Karna kondisi tubuh menurun
Kesimpulan
- Pengangkatan molar tiga pada usia 17-20 th : mencecah karies, penyakit periodontal, periodontitis, kista, tumor, fraktur rahang, menbantu perawatan orto, mencegah nyeri wajah dan sakit kepala.
Kesimpulan
- Indikasi pengankatan molar 3 impaksi yang penting adalah : - Memepertahankan kesehatan jaringan periodontal M2 pasca Odontektomi
- Pengangkatan M 3 sebelum usia 25 th penyembuhan lebih baik dan kontuinitas regenerasi jangka panjang pada jaringan periodontal juga lebih baik
Kesimpulan
- Pengangkatan molar 3 pada usia 17-20 tahun mengalami ke tidak nyamanan dan pembengkakan 1-2 hari sedangkan pada usia lebig dari 50 th, hal tersebut 4-5 hari.
- Pengangkatan M 3 setelah usia 25 th terbentuknya poket periodontal yang dalam dan kehilangan tul alveolar yang lebih besar
Terimakasih
Terimakasih
Fractur
Bruxism pain
Pulpa atau peri Lokalisasi nyeri tdk jelas, meliputi apikal inflamasi gigi maksila dan mandibula, bilat rongga mulut, nyeri tumpul, klinis : tooth faceting Idem Lokalisasi jelas, intermiten, dipukul barodontalgia/nyeri waktu terbang kontak metal gigi nyeri galvanic
Jatrogenic pain
rangs non noxiuos Jarang, biasa pd sering ant face, daerah nyeri remote.
Tidak
Tidak
Jarang
Jarang
Tekanan vaskuler pd saraf di ruang sub-arachnoid, med spin > 50 thn 60% wanita
Tumor, infeksi, trauma, mekanik, sering tdk ketemu 30 tahun 75% wanita
Tidak tahu
Onset Gender
Elements
www.animationfactory.com