Anda di halaman 1dari 48

PRINSIP MANAJEMEN GIGI IMPAKSI

Chair Side Teaching


MODUL 4 KBK 15
Dibuat oleh : Johanes Budiman Khuana
(041051810075)
Pembimbing : drg. Anggraeny Putri Sekar Palupi, Sp.BM
IMPAKSI
 Pengertian : Gigi impaksi adalah gigi yang mengalami hambatan erupsi secara sempurna
pada lengkung gigi

 Mengapa ? Beberapa faktor penyebabnya yaitu :

- Orientasi gigi abnormal

- Kekurangan ruang pada lengkung rahang Penyebab terbanyak

- Konsistensi tulang alveolar yang terlalu padat

- Jaringan lunak yang tebal

- Genetik

 Gigi apa saja ? 3rd Molars, canine (RA), dan Premolars (RB)
 Usia erupsi ? 20 – 25 tahun

 Apakah harus segera ditangani ? Ya, karena jika ditunda sampai umur > 25 tahun maka
pembedahan bisa menjadi lebih rumit karena beberapa faktor seperti :

- komplikasi penyakit sistemik

- Lambatnya proses penyembuhan

- Lebih padatnya tulang (dekalsifikasi + fleksibilitas ↓)

- Akar gigi yang sudah terbentuk sempurna


Penyakit Periodontal

 Gigi yang berdekatan dengan gigi impaksi (M2) cenderung mengalami masalah pada jaringan
periodontal. Ex : Gingivitis, poket yang dalam

 Merupakan salah satu alasan utama perlunya dilakukan pencabutan pada impaksi gigi M3

 Maksila mempunyai masalah yang lebih serius, karena melibatkan furkasi dari sisi distal gigi M2
Penyakit Periodontal

 2 Faktor utama yang mempengaruhi kesembuhan jaringan periodontal paska operasi :

1. Kedalaman poket infraboni sebelum dilakukan ekstraksi

2. Umur pasien dan lamanya OD

 2 Parameter utama untuk menilai tingkat kesembuhan jaringan periodontal paska operasi :

1. Ketinggian tulang alveolar

2. Perlekatan periodontal pada sisi distal molar ke-2


Karies Gigi

Impaksi gigi M3 (Partially impacted)

Sisa makanan gampang terselip pada bagian distal gigi M2

Gampang terjadi karies pada gigi M2 dan M3


Perikorontis

Perikoronitis merupakan tanda/gejala infeksi pada jaringan lunak sekitar mahkota gigi impaksi
(impaksi parsial gigi M3) yang diakibatkan oleh bakteri streptococcus

 Ditandai dengan gejala :

- adanya inflamasi dan trauma gingiva pada bagian axial atau oklusal gigi M3

- adanya keluhan rasa sakit maupun iritasi

- dapat menyebabkan demam dan trismus


Perikorontis

 Penyebab terjadinya pericoronitis

1. Terselipnya sisa makanan (debris) pada operculum

2. Trauma yang disebabkan akibat oklusi dari permukaan oklusal gigi M3 maksila

3. OH yang buruk

4. Imunitas tubuh menurun


Perikorontis

 Perikoronitis dapat diobati dengan cara mengirigasi pada bagian operculum atau poket
dimana terdapat debris dengan menggunakan larutan hydrogen peroxide / clorhexidine /
iodophors / air saline

 Hydrogen peroxide bekerja dengan cara menghilangkan bakteri tersebut dengan foaming
action dan juga melepaskan O2 ke bakteri tsb. dimana bakteri penyebab perikoronitis
adalah bakteri anaerob
Perikorontis

 Infeksi ringan Irigasi lokal + Kuretase + edukasi

 Infeksi sedang Ekstraksi + irigasi lokal + edukasi

 Infeksi Berat antibiotic + irigasi local + eksraksi + edukasi

 Dapat menyebabkan infeksi serius karena letaknya yaitu pada bagian posterior, sehingga
dapat menyebar ke ramus mandibular dan pada bagian leher sisi lateral

 Suhu badan 101ºF, pembengkakan pd wajah, dan kesakitan

Segera dirujuk ke dokter gigi sp. BM


Resorpsi Pada Akar
Masalah Pada Pemakaian Protesa

 Pada pasien edentulous dengan gigi impaksi, perlu dilakukan pencabutan terlebih dahulu
sebelum dibuatkan protesa.

Ekstraksi alveolar ridge menurun Protesa tidak cekat


Kista Odontogenik & Tumor

 Follicular sac / dental follicle Kista dentigerous atau ameloblastoma

Follicular sac > 3mm pre-operatif

diagnosis kista dentigerous

 drg harus segera memberikan perhatian khusus apabila terdapat kista dentigerous, sebelum
mencapai ukuran yang lebih besar
Fraktur Pada Rahang

 Hal ini sering terjadi pada RB khususnya pada golongan elders atau manula

umur > 25 thn tulang alv. Dekalsifikasi + fleksibilitas ↓

mudah fraktur

 Jika sudah terjadi fraktur maka perlu dilakukan pengambilan gigi impaksinya terlebih
dahulu sebelum mengatasi keadaan frakturnya dan dilakukan fiksasi
Masalah Terhadap Perawatan Orthodonti

 Ketika adanya indikasi pencabutan gigi molar 1 & molar 2

Perlu dilakukan pencabutan gigi molar 3 Mengganggu perawatan


Kontraindikasi Dalam Perawatan Odontektomi
Usia yang Ekstrim

 umur > 25 thn tulang alv. Dekalsifikasi + fleksibilitas ↓

mudah fraktur

 Umur > 25 thn proses penyembuhannya lebih lambat dibandingkan dengan umur
< 25 thn

 Karena itu lebih baik prosedur dilakukan saat pasien masih berusia < 25 thn tetapi, dengan
syarat diagnosis oleh dokter gigi yang akurat. Jika pada diagnosis kasus tsb tidak
mengganggu kehidupan pasien maka tidak perlu dilakukan odontektomi.

 Dokter gigi perlu mengecek secara radiografi setiap 1 atau 2 tahun


Impaksi gigi M3 RA pada pasien usia 63 thn dengan tidak
adanya keluhan dari pasien
Status Rekam Medis Tidak Lengkap

 Status RM dan diagnosis yang tepat pada pasien sangat diperlukan oleh dokter gigi untuk
menentukan rencana perawatan dan prognosis dari perawatan tersebut

 Cth : Jika pasien memiliki masalah pada kardiovaskular, pernapasan, atau bahkan
koagulopati kongenital, maka dokter gigi perlu mempertimbangkan lagi tindakan
perawatan yang perlu dilakukan
Kerusakan yang Berlebihan pada Jaringan

 Jika posisi dari gigi impaksi beresiko terhadap kerusakan jaringan yang berlebihan, nervus,
dan restorasi, maka perlu dipertimbangkan untuk membiarkan gigi tetap pada tempatnya

 Ketika drg. Telah memutuskan tindakan perawatan untuk melakukan pencabutan /


odontektomi maka drg. Harus memiliki alasan yang kuat mengapa perlu dilakukan jika
dibandingkan dengan kemungkinan komplikasi kedepannya
Rencana Perawatan

 Drg. perlu melakukan pemeriksaan yang pasti terhadap pasien dimana perlu
mempertimbangkan faktor resiko komplikasi dan keuntungan dari perawatan tersebut

 Drg. Juga perlu memperhatikan beberapa faktor sebelum melakukan pencabutan /


odontektomi :

1. Melihat ketersediaan ruang untuk erupsi gigi

2. Memperhatikan status dan umur pasien

3. Keadaan dari gigi molar M2


Klasifikasi Gigi Impaksi RB

 Klasifikasi pada gigi impaksi diperlukan untuk mengetahui tingkat kesulitan dalam
pembedahan yang dapat dilihat dengan menggunakan panoramic dan CBCT (jika adanya
superimpose)

Mesioangular
Paling mudah
(43%)
Horizontal (3%)
A. Angulasi 4 klasifikasi
Vertikal (38%)

Distoangular Paling sulit


(6%)
Klasifikasi Gigi Impaksi

Bisa dengan CBCT


Klasifikasi Gigi Impaksi RB

B. Hubungan dengan batas anterior dari ramus mandibular


(klasifikasi Pell and Gregory)

mudah
Kelas 1

3 Klasifikasi Kelas 2

Kelas 3

sulit
Klasifikasi Gigi Impaksi RB
C. Berdasarkan perbandingan ketinggian bidang oklusal antara gigi M3 dgn
M2 (Pell and Gregory)

mudah

Kelas A

3 klasifikasi Kelas B

Kelas C

sulit
Morfologi Akar

 Morfologi dari tiap akar gigi berperan besar dalam menentukan tingkat kesulitan dalam
pencabutan

 Faktor” dari morfologi akar yg menentukan tingkat kesulitan :

1. Panjangnya akar

Jika tidak melakukan pencabutan sebelum akar gigi terbentuk

sempurna maka ada kemungkinan bisa menyebabkan fraktur pada

akar.

Namun, pencabutan pada akar gigi yang masih sangat minimal

proses terbentuknya juga sulit untuk dilakukan


Morfologi Akar

2. Bentuk pada akar

 Gigi impaksi dengan akar yang menyatu lebih mudah untuk dilakukan pencabutan bila
dibandingkan dengan jumlah akar yang >1 atau divergen (terutama jika jarak mesio-distal
akar >)

 Lengkungan pada akar juga sangat mempengaruhi tingkat kesulitan dalam pencabutan
(khususnya pada area apikal) mudah fraktur

 Semakin sulit tindakan pencabutan gigi impaksi makin > jaringan tulang yang perlu
dihilangkan atau perlu dilakukannya pembelahan pada gigi pada perawatan odontektomi
Morfologi Akar

3. Ruang ligament periodontal

 Semakin besar ruang ligamen periodontal semakin mudah dalam tindakan pencabutan

 Usia > 40 tahun semakin sempit ruang ligament periodontal

Kesusahan dalam tindakan pencabutan


Ukuran Follicular Sac

 Semakin besar ruang pada follicular sac semakin < jaringan tulang yang harus
diambil semakin mudah dalam tindakan pencabutan
Kepadatan Jaringan Tulang Sekitar

 Pasien dengan usia ≤ 25 thn memiliki kepadatan tulang yang lebih menguntungkan untuk
dilakukannya pencabutan, krn :

- tidak sepadat pada umur > 25 tahun

- lebih fleksibel (struktur lebih lembut dan dapat expand)

 Pasien pria memiliki kepadatan tulang yang lebih daripada pasien wanita
Posisi Pada Gigi M2

 Posisi distoangular pada gigi impaksi adanya kontak dengan M2


menyulitkan dalam melakukan pencabutan harus berhati – hati
dalam penggunaan elevator dan dalam proses pembelahan gigi
Hubungan dengan Nervus Alveolaris Inferior

 Impaksi pada gigi M3 RB sering terjadinya superimpose dengan kanal alveolaris inferior
pada pemeriksaan radiografis dapat menyebabkan kerusakan pada nervus

 Kerusakan pada nervus :

parastesia pada bibir bawah dan pada dagu


Keadaan Jaringan Pendukung

Soft tissue

3 kategori Partial bony Makin sulit

Full bony
Klasifikasi Gigi Impaksi RA
Distoangular
(25%)
A. Angulasi 3 klasifikasi
Vertikal (63%) Makin sulit
Mesioangular
(12%)
Klasifikasi Gigi Impaksi RA

 Pada impaksi gigi molar RA ada 2 faktor tambahan yang mempengaruhi tingkat kesulitan
dalam pencabutan :

1. Akar gigi molar impaksi berkontak dengan akar gigi sebelahnya dan membentuk dinding dari
sinus posterior postoperative complications (sinusitis + fistula oroantral)

2. Kemungkinan fraktur pada tuberositas maksila, terutama pada pasien ≥ 45 thn


Odontektomi
5 tahap utama :
1. Merefleksikan flaps untuk aksesibilitas

2. Menilai dan menentukan seberapa banyak pengangkatan jaringan tulang yang diperlukan
untuk mengekspos gigi impaksi

3. Dapat dilakukan pembelahan pada gigi jika perlu untuk menghindari fraktur dan
pengangkatan tulang yang berlebihan

4. Menggunakan elevator untuk mengangkat gigi impaksi dari jar. Sekitar

5. Area bekas pengangkatan Tulang alv. Dirapikan dengan bone file, dan
mengirigasi pada area bekas operasi, lalu dilakukan penjahitan
Odontektomi

 Step 1: Merefleksikan flaps untuk aksesibilitas

Harus mendapatkan akses yang cukup pada tulang dan cukup untuk meletakkan dan
mendapatkan stabilitas yang baik pada refraktor (Austin & Minnesota)

teknik flap yang paling banyak digunakan adalah envelope/sulcular flap, dimana
proses penyembuhannya lebih cepat dibandingkan Three-corner flap
Odontektomi

A & B. Envelope/Sulcular flap


insisi secara langsung ke posterior harus
dihindari karena dapat mengakibatkan
cedera pada nervus lingualis
B & C. Three-corner flap
Jika ingin mendapatkan akses lebih ke
apical

Flap pada RB
Odontektomi

A & B. Envelope/Sulcular flap


insisi secara langsung ke posterior harus
dihindari karena dapat mengakibatkan
cedera pada nervus lingualis
B & C. Three-corner flap
Jika ingin mendapatkan akses lebih ke
apical

Flap pada RA
Odontektomi
 Step 2: Pengangkatan jaringan tulang

A. Setelah dilakukan bedah flap, tulang yang menutupi permukaan oklusal


diangkat dengan menggunakan fissure bur
B. Tulang pada aspek bucodistal dari gigi yang mengalami impaksi kemudian
diangkat dengan menggunakan fissure bur
No. 703

Berbeda pada tulang pada area lingual / palatal tidak boleh dilakukan proses
pembedahan karena tidak dibutuhkan dan dapat melukai nervus lingualis
atau nervus di foramina palatina
Odontektomi
 Step 3 & 4: Pembelahan gigi dan pengangkatan gigi dengan elevator

A. Pada pencabutan impaksi mesioangular, tulang


buccodistal diangkat untuk mengekspos mahkota
gigi ke garis serviks.
B. Memotong gigi dari sisi distal atau jika perlu dapat
memotong menjadi ½ bagian
C. Setelah memotong dari sisi distal, dapat digunakan
elevator dari arah mesial untuk melakukan
pegangkatan pada gigi

Impaksi Mesioangular
Odontektomi

A. Dilakukan pengangkatan tulang pada sisi distal dan


sisi bukal
B. Dilakukan pembelahan pada bagian servikal mahkota
dalam soket
C. Kemudian sisa akar dari gigi tsb dapat diangkat
dengan menggunakan cryer dengan gerakan rotasi
pada purchase point yang telah dibuat menggunakan
bur

Impaksi Horizontal
Odontektomi
A. Dilakukan pengangkatan tulang pada sisi bukal,
oklusal & distal, dan melakukan pembelahan
menjadi ½ bagian distal dan ½ bagian mesial dari
mahkota dan akar
B. Dilakukan Pengangkatan pada ½ mahkota dan akar
bagian distal terlebih dahulu dengan menggunakan
crier pada purchase point dgn gerakan rotasi
C. Kemudian sisa akar dari gigi tsb dapat diangkat
dengan menggunakan elevator yang diungkit dengan
gerakan rotasi pada sisi mesial dari gigi
Impaksi Vertikal
Odontektomi

 Step 5: Penutupan area luka (Suturing)

• Bone file untuk penghalusan tepi sisa tulang agar tidak tajam

• Drg. Harus memastikan terangkatnya seluruh sisa tulang dan debris pada soket yang dapat
dilakukan dengan mengirigasi steril saline

• Hemostat dapat digunakan untuk membersihkan jika terdapat sisa-sisa dental folikel.
Dental folikel ini dibersihkan dengan cara dienggam lalu diangkat secara perlahan-lahan
dengan posisi yg stabil

• Kemudian dapat diirigasi sekali lagi sebelum dilakukan penjahitan


Odontektomi

 Step 5: Penutupan area luka (Suturing)

• Drg. harus memperhatikan juga apakah keadaan perdarahannya, apabila setelah dilakukan
penjahitan masih terdapat perdarahan maka dapat di fiksasi dengan kain kasa

• Penjahitan yang perlu dilakukan cukup 2 atau 3 kali penjahitan

• Teknik penjahitan yang biasa digunakan adalah teknik primary closure

• Apabila perlu drg. dapat memberikan antibiotik untuk mempercepat proses penyembuhan
Perioperative perawatan Odontektomi

1. Drg. dapat memberikan obat analgesic kepada pasien untuk mengurangi rasa sakit paska
pembedahan (cth : aspirin dan acetaminophen)

2. Drg. dapat juga memberikan kortikosteroid kepada pasien untuk mengurangi


pembengkakan sebelum pembedahan. Dapat diberikan secara intravena (glukokortikoid
steroid) maupun secara intraoral (dexametason)

3. Perlu memberikan edukasi dan instruksi kepada pasien :

- Pembengkakan dapat bertahan 3-4 hari dan kemungkinan dapat

kembali secara total setelah 5-7 hari paska pembedahan

- Pasien akan kesulitan dalam membuka mulut


Perioperative perawatan Odontektomi

 Pasien perlu menghindari makanan yang panas dan yang pedas dan jika

perlu dapat menggunakan icepack pada pipi area pencabutan

5. Drg. dapat memberikan antibiotic seperti minosiklin apabila saat anamnesis diketahui
pasien disertai perikoronitis atau periapikal abses

Anda mungkin juga menyukai