Anda di halaman 1dari 14

Praktikum XI Pemeriksaan Anti HIV Hari/Tanggal Praktikum Tempat I.

. Tujuan Untuk dapat mendeteksi antibodi spesifik terhadap virus HIV-1 termasuk subtipe -0 dan HIV -2 dalam serum manusia, plasma atau whole blood pasien secara kualitatif II. Metode Metode yang digunakan pada pemeriksaan ini adalah immunokromatografi rapid test. III. Prinsip Ketika sejumlah sampel mengandung antibodi HIV diteteskan pada lubang sampel , antibodi HIV akan bereaksi dengan rekombinan antigen HIV 1 / 2 (gp41, p24 dan gp36) yang telah dilapisi dengan koloidal emas membentuk kompleks antigen antibodi. Kemudian, dengan bantuan diluents assay, kompleks antigen antibodi ini akan bermigrasi secara kromatografi menuju daerah uji ( T ) yang telah dilapisi oleh rekombinan HIV-1 capture antigen (gp41, p24) pada wilayah tes 1 dan rekombinan HIV-2 capture antigen (gp36) pada wilayah tes 2, membentuk kompleks antigen antibodi antigen captured yang akan menimbulkan reaksi warna. IV. Dasar Teori 4.1 Definisi HIV Human immunodeficiency virus (HIV) adalah penyebab acquired immunodeficiency syndrome (AIDS). Virus HIV diklasifikasikan ke dalam golongan lentivirus atau retroviridae. Genom virus ini adalah RNA, yang : : Sabtu, 8 Juni 2013. Patologi Klinik, Poltekkes Laboratorium Denpasar.

mereplikasi dengan menggunakan enzim reverse transcriptase untuk menginfeksi sel mamalia (Anonim, 2012). Virus ini akan membunuh limfosit T helper (CD4), yang menyebabkan hilangnya imunitas yang diperantarai sel. Selain limfosit T helper, sel-sel lain yang mempunyai protein CD4 pada permukaannya seperti makrofag dan monosit juga dapat diinfeksi oleh virus ini. Maka berkurangnya nilai CD4 dalam tubuh manusia yang mengindikasikan berkurangnya sel-sel darah putih yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh manusia, sehingga ini meningkatkan probabilitas seseorang untuk mendapat infeksi oportunistik (Anonim, 2012). 4.2 Jenis Virus HIV Terdapat 2 jenis virus HIV penyebab AIDS, yaitu HIV-1 dan HIV-2. Kedua tipe HIV ini bisa menyebabkan AIDS, tetapi HIV-1 yang paling banyak ditemukan di seluruh dunia, dan HIV-2 banyak ditemukan di Afrika Barat (Anonim, 2012). Berdasarkan susuanan genetiknya, HIV-1 dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu M, N, dan O. Kelompok HIV-1 M terdiri dari 16 subtipe yang berbeda. Sementara pada kelompok N dan O belum diketahui secara jelas jumlah subtipe virus yang tergabung di dalamnya. Namun, kedua kelompok tersebut memiliki kekerabatan dengan SIV dari simpanse. HIV-2 memiliki 8 jenis subtipe yang diduga berasal dari Sooty mangabey yang berbeda-beda (Anonim, 2012). 4.3 Patogenesis HIV Sel T yang telah diinfeksi oleh HIV akan berada di kelenjar getah bening sehingga mencapai ambang replikasi yang akan dicapai dalam 2-6 minggu. Seterusnya berlaku pengeluaran plasma viremia. Proses ini dikatakan infeksi HIV primer. Virus akan mula menyebar ke seluruh tubuh. Puncak viremia akan menurun secara spontan selepas 2-4 minggu disebabkan respon imun primer terhadap HIV. Walaupun plasma viremia ditekan setelah serokonversi, virus HIV
2

masih terdapat dalam tubuh dan genom HIV dapat ditemukan dalam sel T. Setelah puncak viremia berkurang, sel CD4 akan kembali ke tingkat dasar, tetapi tetap lebih rendah dari yang terlihat pada saat pre-infeksi ini tahap dikatakan infeksi HIV kronik asimptomatik. Masa laten infeksi ini berlaku selama 10 tahun (Anonim, 2012). Penurunan CD4 pada tahap kronik asimptomatik, membuktikan bahwa virus HIV membunuh sel CD4 melalui cara lisis. Kematian sel yang telah diinfeksi oleh HIV juga disebabkan oleh limfosit CD8 sitotoksik. Efektivitas sel T sitotoksik ini terbatas karena protein virus yaitu tat dan nef akan menggurangkan sintesa protein MHC kelas I. Hipotesa lain yang menerangkan tentang kematian sel T helper adalah HIV berfungsi sebagai superantigen. Ini akan mengaktivasikan sel T helper lain dan sehingga sel yang diinfeksi oleh HIV mati. Infeksi sel limfosit dan produksi HIV berlaku secara berterusan. Maka, apabila sel CD4 kurang dari 200 x 109/l, ini menyebabkan imunosupresi yang menyebabkan terjadinya infeksi oportunistik (Anonim, 2012). 4.4 Cara Penularan HIV dapat ditemukan di darah dan cairan tubuh manusia seperti semen dan cairan vagina. Virus ini tidak dapat hidup lama di luar tubuh, maka untuk transmisi HIV perlu ada penukaran cairan tubuh dari orang yang telah terinfeksi HIV. Cara menular virus ini paling banyak adalah melalui kontak seksual, jarum suntik, dan dari ibu ke anak (Anonim, 2012). 1. Hubungan seksual Secara global, penularan virus HIV paling banyak berlaku melalui heteroseksual. 2. Pengguna narkoba jarum suntik Pengguna narkoba jarum suntik adalah kelompok risiko tinggi untuk mendapat HIV. Berkongsi penggunaan jarum suntik secara bergantian adalah cara yang efisien untuk transmisi virus yang menular melalui darah seperti HIV dan
3

Hepatitis C. Cara ini akan meningkatkan risiko tiga kali lebih besar daripada transmisi HIB melalui hubungan seksual. 3. Penularan dari ibu ke anak Wanita hamil yang mempunyai HIV boleh mentransmisi virus ini saat hamil, partus dan saat menyusui. 4. Melalui transfusi darah atau produk darah yang sudah tercemar dengan virus HIV. 5. Infeksi di tempat kesehatan Hospital dan klinik harus berhati-hati dalam pencegahan penyebaran infeksi melalui darah (Fan, Conner dan Villarreal, 2011). Terdapat beberapa cara dimana HIV tidak dapat ditularkan antara lain (Anonim, 2012) : 1. Bekerja atau berada di sekeliling penderita HIV/AIDS. 2. Dari keringat, ludah, air mata, pakaian, telepon, kursi toilet atau melalui halhal sehari-hari seperti berbagi makanan. 3. Digigit nyamuk maupun serangga dan binatang lainnya. 4.5 Pemeriksaan HIV Umumnya, ada tiga tipe deteksi HIV, yaitu (Anonim, 2012) : 1. Tes PCR Tes reaksi berantai polimerase (PCR) merupakan teknik deteksi berbasis asam nukleat (DNA dan RNA) yang dapat mendeteksi keberadaan materi genetik HIV di dalam tubuh manusia. Tes ini sering pula dikenal sebagai tes beban virus atau tes amplifikasi asam nukleat (HIV NAAT). PCR DNA biasa merupakan metode kualitatif yang hanya bisa mendeteksi ada atau tidaknya DNA virus. Sedangkan, untuk deteksi RNA virus dapat dilakukan dengan metode real-time PCR yang merupakan metode kuantitatif. Deteksi
4

asam nukleat ini dapat mendeteksi keberadaan HIV pada 11-16 hari sejak awal infeksi terjadi. Tes ini biasanya digunakan untuk mendeteksi HIV pada bayi yang baru lahir, namun jarang digunakan pada individu dewasa karena biaya tes PCR yang mahal dan tingkat kesulitan mengelola dan menafsirkan hasil tes ini lebih tinggi bila dibandingkan tes lainnya. 2. Tes antibodi HIV Untuk mendeteksi HIV pada orang dewasa, lebih sering digunakan tes antibodi HIV yang murah dan akurat. Seseorang yang terinfeksi HIV akan menghasilkan antibodi untuk melawan infeksi tersebut. Tes antibodi HIV akan mendeteksi antibodi yang terbentuk di darah, saliva (liur), dan urin. Sejak tahun 2002, telah dikembangkan suatu penguji cepat ( rapid test) untuk mendeteksi antibodi HIV dari tetesan darah ataupun sampel liur (saliva) manusia. Sampel dari tubuh pasien tersebut akan dicampur dengan larutan tertentu. Kemudian, kepingan alat uji (test strip) dimasukkan dan apabila menunjukkan hasil positif maka akan muncul dua pita berwarna ungu kemerahan. Tingkat akurasi dari alat uji ini mencapai 99.6%, namun semua hasil positif harus dikonfirmasi kembali dengan ELISA. Selain ELISA, tes antibodi HIV lain yang dapat digunakan untuk pemeriksaan lanjut adalah Western blot. Kelebihan dari rapid test antibodi HIV ini yaitu : Hasil dapat diketahui dengan cepat Proses pengerjaan sederhana dan mudah Kelemahan dari rapid test antibodi HIV ini yaitu : Biayanya cukup mahal Meskipun hasil positif dapat mengindikasikan infeksi HIV-1 atau 2 HIV-virus, diagnosis AIDS hanya dapat dilakukan atas dasar
5

klinis, untuk sampel berulang kali diuji sebagai positif, tes tambahan yang lebih spesifik harus dilakukan. Pengujian immunochromatographic saja tidak dapat digunakan untuk mendiagnosa AIDS bahkan jika antibodi HIV-1 dan / atau HIV-2 terdapat dalam spesimen pasien. Sebuah hasil negatif tidak menghilangkan kemungkinan HIV-1 dan / atau infeksi HIV-2 Spesimen mungkin mengandung antibodi HIV-1 dan / atau HIV-2.tapi jumlahnya atau kadarnya rendah 3. Tes antigen HIV Tes antigen dapat mendeteksi antigen (protein P24) pada HIV yang memicu respon antibodi. Pada tahap awal infeksi HIV, P24 diproduksi dalam jumlah tinggi dan dapat ditemukan dalam serum darah. Tes antibodi dan tes antigen digunakan secara berkesinambungan untuk memberikan hasil deteksi yang lebih akurat dan lebih awal. Tes ini jarang digunakan sendiri karena sensitivitasnya yang rendah dan hanya bisa bekerja sebelum antibodi terhadap HIV terbentuk.

V. Alat dan Bahan 5.1 Alat Mikropipet 10 L dan 20 L Stopwatch Blood lancet Pipet kapiler Yellow tip atau white tip 5.2 Bahan

Sampel (wholeblood, darah kapiler, plasma atau serum) SD Bioline HIV-1/2 3.0 Rapid Test Expired Date Terdiri dari : Cassete Test ( SD Bioline HIV-1/2 3.0 Rapid Test ) Dilluent assay Kapas kering Alcohol swab VI. Prosedur Kerja 6.1 Pemeriksaan Menggunakan Sampel Darah Vena, Plasma atau Serum 1. Alat dan bahan disiapkan 2. Semua komponen pemeriksaan dikondisikan dari suhu ruang dan diletakkan pada meja yang datar. 3. Prosedur kerja dari test kit dibaca dengan hati hati dan diperhatikan tanggal kadaluwarsa test kit yang tertera pada kemasan. 4. Cassette test dikeluarkan dari kemasan dan diperhatikan kelengkapan dari test kit yang akan digunakan dalam pemeriksaan. 5. Cassette test diletakkan pada meja yang datar, bersih dan kering 6. Untuk sampel plasma atau serum ditambahkan sebanyak 10 L saampel ke dalam sumur uji, sedangkan untuk sampel darah vena ditambahkan sebanyak 20 L sampel. 7. 4 tetes diluents assay ditambahkan ke dalam sumur sampel. 8. Test akan mulai bekerja dengan adanya pergerakan warna ungu sepanjang membrane uji cassette test. 9. Hasil test dibaca dalam selang waktu 5 20 menit. Pembacaan hasil setelah 20 menit dianggap invalid.
7

: 25 Februari 2013

Suhu Penyimpanan : 1 - 30o C

6.2 Pemeriksaan Menggunakan Sampel Darah Kapiler 1. Alat dan bahan disiapkan 2. Semua komponen pemeriksaan dikondisikan dari suhu ruang dan diletakkan pada meja yang datar. 3. Prosedur kerja dari test kit dibaca dengan hati hati dan diperhatikan tanggal kadaluwarsa test kit yang tertera pada kemasan. 4. Cassette test dikeluarkan dari kemasan dan diperhatikan kelengkapan dari test kit yang akan digunakan dalam pemeriksaan. 5. Cassette test diletakkan pada meja yang datar, bersih dan kering 6. Ujung jari yang akan diambil darahnya dibersihkan dengan alcohol swab dan ditunggu beberapa saat sampai kering. 7. Ujung jari ditusuk menggunakan lancet, tetesan darah pertama dibersihkan dengan kapas kering. Tetesan berikutnya diambil menggunakan pipet kapiler. 8. Sebanyak 20 L darah diteteskan ke dalam sumur uji menggunakan pipet kapiler. 9. 4 tetes diluents assay ditambahkan ke dalam sumur sampel. 10. Test akan mulai bekerja dengan adanya pergerakan warna ungu sepanjang membrane uji cassette test. 11. Hasil test dibaca dalam selang waktu 5 20 menit. Pembacaan hasil setelah 20 menit dianggap invalid.

VII. Interpretasi Hasil

NEGATIF Hanya muncul 1 garis warna pada garis Conrol C dalam jendela hasil

POSITIF HIV 1 Muncul 2 garis warna pada garis Control C dan garis uji T1 dalam jendela hasil

Positif kuat

Positif sedang (medium)

Positif lemah

Muncul 3 garis warna pada garis Control C, garis uji T1 dan garis warna lemah pada garis uji T2

POSITIF HIV 2 Muncul 2 garis warna pada garis Control C dan garis uji T2 dalam jendela hasil

Positif kuat

Positif sedang (medium)

Positif lemah

10

Muncul 3 garis warna pada garis control C, garis uji T2 dan garis warna lemah pada garis uji T1

Catatan : (HIV 1 dan 2 Positif) Jika ketebalan pita antara garis uji 1 dan garis uji 2 sangat mirip satu sama lain, ia dapat menjadi positif HIV-1 dan HIV-2 . Dalam hal ini, untuk mengetahui jenis virus yang tepat dianjurkan untuk mengkonfirmasinya dengan menggunakan western blot. INVALID Tidak ada garis warna yang muncul pada daerah C ( control ).

11

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (Diakses tanggal 1 Juni 2013) Anonim. 1 Juni 2013) Anonim. 2012. HIV. http://id.wikipedia.org/2012/HIV.html (Diakses tanggal 1 Juni 2013) 2012. Infeksi HIV. http://medicastore.com/2012/penyakit/33/Infeksi_HIV.html (Diakses tanggal 2012. HIV.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31678/4/Chapter%20II.pdf

12

MAKALAH IMMUNOSEROLOGI Pemeriksaan Anti - HIV

Kelompok 3 1. Made Anggi Edita Pardini 2. Putu Yulia Anggreni 3. I Ketut Widiarta 4. Kadek Susi Wiandari 5. Ni Putu Mayasari P07134011022 P07134011024 P07134011026 P07134011028 P07134011030

KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN DIII ANALIS KESEHATAN 2013

13

14

Anda mungkin juga menyukai