Anda di halaman 1dari 5

TINJAUAN PUSTAKA 1. LIMBAH Limbah adalah bahan sisa produksi pabrik atau industri.

Limbah dapat berupa bahan yang masih dapat dimanfaatkan atau bahan yang merugikan lingkungan. Sifat-sifat limbah bahan kimia adalah ekplosif, mudah terbakar, racun korosif dan iritasi, sehingga dalam penanganan limbah bahan kimia diperlukan sifat kewaspadaan dan kehati-hatian. Limbah berdasarkan jenisnya dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu limbah gas, limbah padat dan limbah cair. 1.1 Limbah Gas Limbah gas adalah limbah yang berwujud gas, umumnya adalah dari gas kendaraan bermotor maupun kegiatan pabrik. Limbah gas kendaraan bermotor ini berasal dari perubahan/ pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor. Ada beberapa gas sebagai hasil pembakaran bahan bakar yaitu CO2, NO2, dan NO. Karena kendaraan bermotor kebanyakan berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya maka dikatanan sebagai sumber limbah gas yang bergerak. Senyawa- senyawa yang sering terdapat dalam limbah gas adalah CO, SO2, NO2, NH3, N2O, N2O5, Cl2, HCl, dan HF. Limbah gas umumnya adalah dalam bentuk partikel atau partikulat. 1.2 Limbah Padat Limbah padat adalah limbah yang berwujud padat, yang dapat berupa sampah. Sampah merupakan campuran dari berbagai bahan, baik yang tidak berbahaya seperti sampah dapur (organik), maupun bahan-bahan berbahaya yang banyak dibuang oleh pabrik rumah tangga. Berdasarkan hal tersebut, samaph dapat dibagi menjadi beberapa jenis : 1.2.1 Sampah Rumah Tangga a. Sampah basah atau sampah yang terdiri dari bahan-bahan organik yang mudah membusuk. Sebagianj besar sampah ini adalah sisa makanan, sayuran dan lain-lain. b. Sampah kering yaitu sampah yang terdiri dari logam, besi tua, kursi, kayu dan lain-lain. 1.2.2 Sampah Komersial : sampah yang berasal dari kegiatan komersial seperti pasar, pertokoan rumah makan dan lain-lain. 1.2.3 Sampah Bangunan : sampah yang berasal dari kegiatan bangunan termasuk pemugaran dan pembongkaran bangunan seperti semen, batu bata. 1.2.4 Sampah Fasilitas Umum : sampah yang berasal dari pembersihan dan penyapuan jalan, trotoar, taman, lapangan. 1.3 Limbah Cair Limbah cair adalah limbah yang berwujud cair. Limbah cair yang sering menjadi masalah untuk tingkat rumah tangga adalah sabun dan deterjen. Sabun adalah senyawa garam dari asam-asam lemak tinggi seperti natrium stearat, C17H35COO- Na+. Unsur penting dari deterjen adalah bahan surfaktan yang umumnya digunakan adalah ABS (Alkil Benzen

Sulfonat). ABS sangat tidak menguntungkan karena sangat lambat terurai oleh bakteri pengurai. Hal itu disebabkan adanya rantai bercabang pada strukturnya. Dengan tidak teruurainya secara biologis deterjen ABS akan dipenuhi oleh busa. Efek lainnya adalah menurunnya permukaan air, pemecahan kembali dari gumpalan (flock) koliod, pengemulsian gemuk dan minyak serta pemusnahan bakteri yang berguna. ABS kemudian digantikan oleh sulfaktan yang dapat dibiodegradasi yaitu LAS (Linier Alkil Sulfonat), dimana lingkar benzen dapat dilihat pada setiap atom dari rantai alkilnya. LAS mempunyai sifat yang lebih baik dari ABS karena rantai alkilnya tidak bercabang dan tidak mempunyai atom karbon tersier yang sangat mengganggu kemampuannya untuk terurai secara biologis. Unsur-unsur yang sering terdapat dalam limbah cair adalah : Unsur Kadnium Arsen Berilium Boron Khrom Flour (ion fluorida) Seng Tembaga Yodium (ion iodida) Besi Mangan Merkuri Molibder Selenium Perak Sumber Buangan industri, limbah pertambangan, pengelasan logam, pipa-pipa air. Hasil samping pertambangan, buangan kimia. Batubara, tenaga nuklir, dan industri ruang angkasa. Batubara, deterjen, limbah industri. Penggelasan logam Penggelasan logam, limbah industri dan domestik, penambangan pencucian mineral. Sumber-sumber geologi alami, limbah industri, zat aditif pada air. Limbah industri, air laut, industri air laut. Karat logam, limbah industri, saluran tambang air atom. Penambangan, limbah industri, saluran tambang atom, kerja mikroba terhadap mineral mangan pada PE rendah. Limbah industri, industri pestisida, batubara. Limbah industri, sumber alam. Sumber geologi alami, belerang, batubara. Sumber geologi alami, penambangan, las listrik, buangan hasil proses film. Limbah industri, las logam,patri.

Limbah cair dibagi menjadi dua, yaitu : limbah donistif dan limbah kimia. Secara umum tingkat proses penanganan limbah cair adalah sebagai berikut : a. Pengolahan awal Limbah cair ditampung pada suatu bak besar dan dibiarkan beberapa waktu sehingga kotoran akan mengendap. Bila sudah diperoleh cairan yang bersih maka cairan tersebut dapat dibuang ke lingkungan dengan persyaratan cairan tersebut sudah sesuai baku mutu limbah cair yang telah ditentukan. Apabila bahan buangan belum bersih maka proses pengolahannya perlu dilanjutkan ke tingkat berikutnya. b. Pengolahan lanjutan Limbah buangan dari proses pertama yang belum bersih dimasukan ke proses pengolahan lanjutan dimana dilakukan penambahan mikroorganisme untuk mendegradasi bahan buangan. Agar BOD untuk mikroorganisme dapat dipenuhi

dengan baik pada alat proses kedua ini dialirkan udara untuk mencukupi kebutuhan oksigen. Oksigen yang cukup akan membantu kecepatan degradasi oleh mikroorganisme. c. Pengolahan akhir Pada proses ini diharapkan bahwa setelah melalui tahap akhir, limbah sudah menjadi bersih sehingga dapat dibuang ke lingkungan.

2. LIMBAH RUMAH SAKIT 2.1 Pengertian Limbah Rumah Sakit Limbah rumah Sakit adalah semua limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya. Limbah rumah Sakit bisa mengandung bermacam-macam mikroorganisme bergantung pada jenis rumah sakit, tingkat pengolahan yang dilakukan sebelum dibuang. Limbah rumah sakit terdiri atas limbah cair dan limbah padat. Limbah cair rumah sakit dapat mengandung bahan organik dan anorganik yang umumnya diukur dan parameter BOD, COD, TSS, dan lain-lain. Sedangkan limbah padat rumah sakit terdiri atas sampah mudah membusuk, sampah mudah terbakar, dan lain-lain. Limbah- limbah tersebut kemungkinan besar mengandung mikroorganisme patogen atau bahan kimia beracun berbahaya yang menyebabkan penyakit infeksi dan dapat tersebar ke lingkungan rumah sakit yang disebabkan oleh teknik pelayanan kesehatan yang kurang memadai, kesalahan penanganan bahan-bahan terkontaminasi dan peralatan, serta penyediaan dan pemeliharaan sarana sanitasi yang masih buruk. 2.2 Jenis-Jenis Limbah Rumah Sakit Adapun jenis-jenis limbah rumah sakit adalah sebagai berikut: a. Limbah Benda Tajam Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi, ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit seperti jarum hipodermik, perlengkapan intravena, pipet pasteur, pecahan gelas, pisau bedah. Semua benda tajam ini memiliki potensi bahaya dan dapat menyebabkan cedera melalui sobekan atau tusukan. Benda-benda tajam yang terbuang mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi, bahan beracun atau radio aktif. Limbah benda tajam mempunyai potensi bahaya tambahan yang dapat menyebabkan infeksi atau cidera karena mengandung bahan kimia beracun atau radio aktif. Potensi untuk menularkan penyakit akan sangat besar bila benda tajam tadi digunakan untuk pengobatan pasien infeksi atau penyakit infeksi. b. Limbah infeksius

Limbah infeksius mencakup pengertian sebagai berikut:


1. Limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit menular

(perawatan intensif).
2. Limbah laboratorium yang berkaitan dengan mikrobiologi dari rumah sakit atau ruang

perawatan/isolasi penyakit menular. Namun beberapa institusi memasukkan juga bangkai hewan percobaan yang terkontaminasi atau yang diduga terkontaminasi oleh organisme pathogen ke dalam kelompok limbah infeksius. c. Limbah laboratorium Limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik dan ruang perawatan/isolasi penyakit menular. d. Limbah jaringan tubuh Limbah jaringan tubuh meliputi organ, anggota badan, darah dan cairan tubuh, biasanya dihasilkan pada saat pembedahan atau otopsi. e. Limbah sitotoksik Limbah sitotoksis adalah bahan yang terkontaminasi atau mungkin terkontaminasi dengan obat sitotoksik selama peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi sitotoksik dan harus dimusnahkan melalui Incenerator pada suhu lebih dari 1.000C. Tempat pengumpul sampah sitotoksik setelah dikosongkan lalu dibersihkan dan didesinfeksi. f. Limbah farmasi Limbah farmasi ini dapat berasal dari obat-obat kadaluwarsa, obat-obat yang terbuang karena batch yang tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang terkontaminasi, obat- obat yang dibuang oleh pasien atau dibuang oleh masyarakat, obat-obat yang tidak lagi diperlukan oleh institusi bersangkutan dan limbah yang dihasilkan selama produksi obat- obatan. g. Limbah kimia Limbah kimia adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia dalam tindakan medis, veterinari, laboratorium, proses sterilisasi, dan riset. Pembuangan limbah

kimia kedalam saluran air kotor dapat menimbulkan korosi pada saluran, sementara bahan kimia lainnya dapat menimbulkan ledakan. Limbah kimia yang tidak berbahaya dapat dibuang bersama-sama dengan limbah umum. h. Limbah radioaktif Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset radio nukleida. Limbah ini dapat berasal dari antara lain:
1. Tindakan kedokteran nuklir, radioimmunoassay dan bacterilogis dapat berbentuk cair,

padat atau gas.


2. Penanganan, penyimpanan dan pembuangan bahan radioaktif harus memenuhi

peraturan yang berlaku. Daftar pustaka Tim PPPG Kejuruan Sawongan. 2005. Penanganan Limbah. Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta Anonim. http://jefrihutagalung.wordpress.com/2009/06/12/limbah-medis/ diakses 27 Juni 2013
Anonim. http://www.psychologymania.com/2013/01/jenis-jenis-limbah-rumah-sakit.html diakses 27 Juni 2013

Anda mungkin juga menyukai